26
1. Tingkat yang paling dasar adalah manfaat inti. Pemasar harus mendefinisikan inti, manfaat penyelesaian masalah atau jasa yng dicari
konsumen. 2. Pada tingkat kedua, pemasar produk harus mengubah manfaat inti menjadi
produk aktual. Mereka harus mengembangkan fitur produk dan jasa, desain, tingkat kualitas, nama merek, dan kemasan.
3. Pada tingkat akhir, perencana produk harus membangun produk tambahan
di sekitar manfaat inti dan produk aktual dengan menawarkan pelayanan dan manfaat konsumen tambahan.
2.4 Kualitas Produk
Kualitas suatu produk menjadi salah satu aspek penting yang mempengaruhi konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian. Kualitas
produk adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau
diimplikasikan, kualitas merupakan sarana positioning utama pemasar Kotler Armstrong 2008:272. American Society for Quality Control dalam Griffin dan
Ebert 2003:504 mendefinisikan kualitas sebagai suatu totalitas ciri dan karakteristik suatu produk atau jasa yang mendukung kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dijanjikan atau disimpulkan. Setiap konsumen memiliki harapan akan kualitas produk yang dibelinya. Konsumen akan merasa
puas bila kualitas produk tersebut sesuai dengan harapan atau melampaui harapan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
27
Kotler dan Armstrong 2008:273 menyatakan bahwa kualitas produk mempunyai dua dimensi, yaitu tingkat dan konsistensi. Dalam mengemmbangkan
sebuah produk, pada awalnya pemasar harus memilih tingkat kualitas yang akan mendukung positioning produk mereka. Dalam hal ini, kualitas produk berarti
kualitas kinerja, yaitu bagaimana kemampuan produk tersebut untuk menjalankan fungsi seharusnya. Selain tingkat kualitas, kualitas tinggi juga bisa berati tingkat
konsistensi kualitas yang tinggi. Dalam hal ini, kualitas produk berarti pemastian kualitas yang dapat didefinisikan sebagai bebas dari kerusakan dan konsisten
dalam menghantarkan tingkat kinerja yang ditargetkan.
2.5 Desain Produk
Kotler dan Keller 2009 menyatakan bahwa desain merupakan totalitas produk yang mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan
kebutuhan pelanggan. Desain produk merupakan unsur produk yang paling bisa diamati secara langsung oleh konsumen. Desain atau bentuk produk merupakan
atribut yang sangat penting untuk dapat mempengaruhi konsumen agar mereka tertarik dan kemudian membelinya Gitusudarmo 2002:85. Secara langsung
desain dapat membuat konsumen tertarik dengan produk tersebut. KotlerArmstrong 2008:273 mengatakan bahwa desain lebih dari sekedar ‘kulit
luar’, desain adalah jantung produk. Desain yang baik tidak hanya mempunyai andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya. Hadjadinata
dalam Pramono, 2012 menyatakan bahwa desain produk berhubungan dengan bentuk dan fungsi, desain mengenai bentuk berhubungan dengan perencanaan dan
Universitas Sumatera Utara
28
penampilan dari produk tersebut, sedangkan desain mengenai fungsi berhubungan dengan bagaimana produk tersebut dapat digunakan.
Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa desain bukan saja memegang peran dalam hal bentuk suatu produk, tetapi juga dalam hal fungsinya. Setiap
desain yang dirancang oleh perusahaan haruslah mempunyai tujuan untuk mendukung manfaat atau fungsi produk tersebut. Bagi perusahaan, produk yang
didesain dengan baik adalah produk yang mudah diproduksi dan didistribusikan. Sedangkan bagi pelanggan, produk yang didesain dengan baik adalah produk
yang menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibuka, dipasang digunakan, diperbaiki serta dibuang Kotler dan Keller, 2009:10. Ketika persaingan semakin
ketat, desain menawarkan satu cara potensial untuk mendiferensiasikan serta memposisikan produk atau jasa perusahaan, ditambah lagi ditengah situasi pasar
yang semakin cepat, harga dan teknologi tidaklah cukup Kotler dan Keller, 2009:10.
2.6 Fitur Produk