54
tersebut dengan
menggunakan bahasa
isyarat kemudian
menulisnya. Siswa kurang menyukai pembelajaran hitungan walaupun siswa akan mampu menyelesaikan suatu masalah
hitungan apabila dijelaskan berulang kali, walaupun siswa akan lupa kembali setelah beberapa waktu. Perhatian siswa yang mudah
teralihkan sering mengganggu kegiatan pembelajaran di kelas karena siswa akan mempengaruhi siswa lain untuk memperhatikan
hal lain yang sedang di perhatikannya. AVP termasuk siswa yang lebih menunjukkan minat pada kegiatan fisik seperti pada kegiatan
menggambar, olah raga dan kegiatan pengembangan diri lain diluar pembelajaran teks di kelas, hal tersebut terbukti dengan
perolehan juara pada lomba melukis .
c. Subjek 3 1 Identitas subjek
Nama subjek : YNM
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 12 tahun
Agama : Islam
Alamat : Kota Gede
2 Karakteristik subjek YNM diketahui memiliki sisa pendengaran yang terlihat
dari siswa akan menoleh apabila dipanggil dengan suara keras, namun YNM merupakan siswa yang paling jarang berkomunikasi
55
dengan siswa lain maupun dengan guru, terutama dengan orang lain yang baru siswa temui. Siswa jarang merespon apabila
ditanya ataupun diminta mengucapkan sesuatu, siswa lebih memilih diam dan memalingkan wajah. Ketika berbicara,
pengucapan siswa termasuk jelas namun suara siswa terlalu kecil dan gerakan bibir yang kurang jelas sehingga siswa lain sulit
memahami ucapan YNM. Dalam hal akademik, siswa termasuk cepat dalam
menyalin tulisan dari papan tulis, tulisan siswa juga rapi dan mudah dibaca namun siswa akan mengalami kesulitan untuk
menulisan kata yang di dektekan. Hal ini bukan disebabkan karena siswa tidak memahami ucapan siswa lain, namun karena siswa
kurang memperhatikan orang lain ketika berbicara sehingga siswa kurang mampu menangkap ucapan orang lain. Kemampuan siswa
pada pembelajaran yang berhubungan dengan hitungan, siswa sulit memahami cara kerja suatu masalah karena siswa kurang
memperhatikan. Siswa juga kurang konsisten dalam mengerjakan tugas di sekolah, namun selalu menyelesaikan tugas yang di
berikan sebagai Pekerjaan Rumah. d. Subjek 4
1 Identitas subjek Nama subjek
: WH Jenis kelamin
: Laki-Laki
56
Usia : 17 tahun
Agama : Islam
Alamat : Mantrijeron
2 Karakteristik subjek WH merupakan siswa tertua dengan tubuh paling besar
yang ada dikelas IV sehingga siswa bersikap paling dewasa dengan mengingatkan teman-temannya untuk memperhatikan
guru, membantu guru atau orang lain dengan menjelaskan ucapan guru kepada temannya yang kurang paham. Siswa memiliki
pengucapan yang kadang mudah dipahami namun terkadang sulit karena suara siswa yang kurang keras dan oral yang masih kurang
jelas. WH memiliki penguasaan kosakata yang paling banyak dibandingkan teman yang lainnya, hal itu terlihat dari kemampuan
siswa untuk memahami ucapan orang lain dengan cepat. Siswa juga aktif memberikan respon pada ucapan, pertanyaan dan
perintah orang lain terutama guru. WH dikatakan tidak pernah menempuh sekolah umum
sebelumnya namun memiliki kemampuan akademik yang baik. Siswa selalu menjadi siswa yang paling cepat menyelesaikan tugas
menyalin tulisan, menyusun kalimat maupun mendeskripsikan suatu hal.
57
3. Deskripsi Kemampuan Awal Keterampilan Sosial
Sebelum dilaksanakannya
perlakuan untuk
meningkatkan keterampilan sosial siswa-siswi kelas IV, terlebih dulu dilaksanakan
pengukuruan keterampilan sosial siswa dengan melakukan tes. Data dari tes tersebut berupa angka yang di peroleh melalui penilaian guru atau
peneliti. Instrument tes tersebut disusun berdasarkan indikator yang ingin di teliti berupa keterampilan berkomunikasi dan keterampilan bekerjasama
siswa yang terdiri dari 15 item keterampilan yang di nilai. Berikut ini ialah hasil pengamatan kemampuan awal keterampilan sosial dari siswa-siswi
kelas IV SD di SLB Negeri 2 Bantul: a. Subjek 1 ACR
Siswa memiliki kemampuan yang baik dalam berbicara dan berbahasa yang termasuk salah satu bagian dari komunikasi, namun
pada kemampuan bekerjasama dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran, siswa memiliki keterampilan yang masih kurang. Di
luar kegiatan pembelajaran, terlihat saat jam istirahat siswa bermain dengan siswi-siswi dari kelas lain yang sebagian besar lebih tua dari
ACR, namun siswa juga lebih sering bermain dengan Handphone miliknya begitu pula dengan teman-teman lainnya. ACR juga sangat
jarang terlihat bermain dengan YNM yang merupakan satu-satunya rekan perempuan siswa di kelas.
Hasil tes keterampilan sosial siswa juga menunjukkan nilai yang masih dibawah standar. ACR banyak mendapat nilai rendah pada
58
indikator keterampilan berkomunikasi seperti pada keterampilan memberikan pendapat tentang suatu masalah, mendengarkan ketika
siswa lain sedang berbicara serta member masukan terhadap pendapat teman, sedangkan pada keterampilan bekerja sama siswa mendapat
nilai yang rendah pada item membantu teman yang mengalami kesulitan menyelesaikan tugasnya. Dari hasil tersebut menunjukkan
sikap ACR yang kurang perhatian pada lingkungan sekitarnya. Total skor yang di peroleh siswa ialah 16 dari total skor 30
yang dapat diperoleh dengan nilai pre test yaitu 53,3. Nilai tersebut masih lebih rendah dari KKM Kriteria Ketuntasan Minimum yang
ditentukan yaitu nilai 60. b. Subjek 2 VAP
AVP merupakan siswa yang juga masih kurang dalam keterampilan sosial dengan siswa lain di kelas. Siswa selalu kurang
percaya diri pada kemampuan yang dimilikinya, ia selalu berkata sulit dan tidak bisa setiap kali guru memberika tugas kepadanya walaupun
sesungguhnya siswa mampu. Ketika VAP diminta guru atau peneliti membantu teman yang lain, ia akan langsung mengambil tugas
temannya dan menyelesaikan tugas tersebut sendiri tanpa berkata apapun untuk membantu atau ketika siswa mengambil tugas tersebut.
Siswa termasuk siswa yang aktif berbicara dan merespon di kelas, namun respon siswa biasanya tidak sesuai dengan bahasan dan mulai
mengalihkan bahasan.
59
Hasil pre test menunjukkan pada keterampilan bekerja sama, siswa selalu membutuhkan bantuanperintahdiingatkan oleh guru
untuk melaksanakan setiap item keterampilan bekerja sama. Pada keterampilan berkomunikasi, siswa memperoleh nilai yang kurang
baik pada item mendengarkan ketika siswa lain sedang berbicara dan memberi masukan terhadap pendapat teman, hal tersebut dikarenakan
perhatian siswa yang mudah teralihkan oleh hal lain yang menyebabkan siswa sulit fokus pada penjelasan guru dan pembahasan
yang sedang di bahas dalam kelas. c. Subjek 3 YNM
YNM merupakan siswa paling pendiam dan paling jarang berinteraksi dengan siswa lain, ia sebagian besar menghabiskan
waktunya dengan berdiam diri. Siswa jarang pertanyaan yang memang di tujukan kepadanya, dan siswa sama sekali tidak akan
bereaksi pada penjelasan guru yang di tujukan pada semua siswa. Siswa sering kali hanya melaksanakan tugas yang berhubungan
dengan kegiatan harian pembelajaran di kelas seperti kegiatan menulis dan menyelesaikan tugas seperti contoh, setelah itu siswa akan diam
kembali dan hanya melihat sekitar tanpa ikut bermain dengan teman lainnya.
Hasil pre test keterampilan sosial siswa menunjukkan nilai yang masih kurang pada hampir semua item tes. Pada keterampilan
bekerja sama, siswa memperoleh nilai baik pada penerimaan
60
pembagian tugas oleh guru, namun siswa selalu memperoleh bantuan dari guru dalam hal pembagian tugas dan penyelesaian tugas,
kemudian mendapat nilai buruk pada item membantu teman yang mengalami kesulitan menyelesaikan tugasnya. Pada keterampilan
berkomunikasi, siswa tidak pernah member pendapat tentang suatu masalah, member masukan dan menerima masukan siswa lain karena
siswa hanya diam, untuk mendengarkan pendapat siswa lain juga siswa harus diingatkan guru.
d. Subjek 4 WH Siswa memiliki keterampilan yang baik dalam berbagai
indikator dalam item keterampilan sosial yang ada, WH akan dengan kesadaran sendiri menjelaskan pembagian tugas pada teman yang lain,
menyelesaikan tugasnya dan membantu teman menyelesaikan tugasnya. Siswa juga merupakan pendengar yang baik dimana siswa
selalu mendengarkan ketika siswa lain maupun guru yang sedang berbicara serta memberi masukan terhadap pendapat teman. Siswa
hanya mendapat bantuan guru pada item member pendapat tentang suatu masalah dan menerima masukan siswa lain karena siswa hanya
diam ketika di komentari oleh guru ataupun siswa lain. Hal tersebut tampak dari nilai pre test siswa yang telah melebihi nilai KKM yaitu
memperoleh nilai 70.
61
Secara keseluruhan, data keterampilan sosial awal dari siswa-siswi kelas IV sekolah dasar dari hasil tes kemampuan awal yang dilaksanakan
yaitu: Tabel 4.1. Nilai Pre test keterampilan sosial Anak tunarungu
No Subjek
Skor Nilai
Predikat
1. ACR
16 53,3
Kurang sekali 2.
VAP 16
53,3 Kurang Sekali
3. YNM
10 33,3
Kurang sekali 4.
WH 21
70 Cukup
Dari data hasil tes tersebut diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki keterampilan sosial yang masih rendah bahkan termasuk pada
predikat “Kurang Sekali”. Oleh karena itu diperlukan adanya usaha untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa-siswi tersebut, salah satunya ialah
dengan menggunakan pembelajaran kolaboratif.
4. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian a. Siklus I
1 Pelaksanaan tindakan siklus I
Siklus I tindakan penelitian yang di laksanakan di SLB Negeri 2 Bantul dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dalam
kegiatan pembelajaran. Dikarenakan kurikulum yang digunakan di sekolah adalah kurikulum 2013, maka setiap pertemuan
62
dilaksanakan selama sehari di luar mata pelajaran pengembangan. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan buku teks siswa dengan
tema air, bumi dan matahari pada subtema 4 yaitu alam sekitar dengan materi yang berbeda setiap pertemuan. Selain itu, dalam
satu siklus juga dilaksanakan 1 kali pertemuan untuk melaksanakan kegiatan tes setelah pemberian tindakan atau post test. Berikut ini
adalah deskripsi pelaksanaan tindakan pada siklus I. a Pertemuan I
Pada pertemuan I, pembelajaran dilaksanakan berdasarkan pertemuan 1 pada buku teks siswa dengan materi mencoba
melestarikan lingkungan dengan menanam bunga dalam pot. Waktu pembelajaran dilaksanakan selama 4 x 35 menit.
1 Kegiatan awal a Siswa bersama dengan guru berdoa sebelum
dilaksanakannya kegiatan pembelajaran. b Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan. c Guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan di
gunakan. 2 Kegiatan inti
a Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang alat dan bahan yang akan di gunakan dalam praktik
pembelajaran tersebut.
63
b Siswa memperhatikan peragaan tentang aktivitas yang akan dilaksanakan oleh guru.
c Gurupeneliti menjelaskan pembagian tugas siswa selama pelaksanakan kegiatan.
d Siswa memperoleh tugas masing-masing. e Siswa mulai menanam tumbuhan ke dalam pot yang
telah di sediakan. f Siswa meletakkan tumbuhan tersebut pada tempat
yang di inginkan. g Siswa bersama dengan guru membersihkan tempat
pelaksanaan kegiatan dengan membuang sampah- sampah dan tanah yang berserakan.
h Siswa mencuci tangan kemudian kembali ke dalam kelas.
i Siswa menjawab pertanyaan guru tentang pelaksanaan kegiatan kemudian menuliskannya di papan tulis.
j Siswa mengekspresikan
perasaannya tentang
pelaksanaan kegiatan bersama dengan teman secara lisan.
k Siswa menyusun jadwal untuk merawat tanaman dengan menyiram dan membersihkan tanaman tersebut
secara bergantian. 3
Kegiatan penutup
64
a Siswa bersama guru melaksanakan refleksi dengan tanya jawab tentang kegiatan menanam bunga yang
telah dilaksanakan serta praktek serupa yang dapat dilakukan siswa di lingkungan rumah.
b Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa. b Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pembelajaran dengan materi membandingkan berat benda dengan waktu pelaksanaan 4 x 35
menit. 1 Kegiatan awal
a Siswa bersama dengan guru berdoa sebelum dilaksanakannya kegiatan pembelajaran.
b Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan.
c Guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
2 Kegiatan inti 1 Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang alat dan
bahan yang akan di gunakan dalam praktik pembelajaran tersebut.
2 Siswa memperhatikan gambaran guru tentang aktivitas yang akan dilaksanakan serta penjelasan fungsi setiap
bahan.
65
3 Gurupeneliti menjelaskan pembagian tugas siswa selama pelaksanakan kegiatan.
4 Siswa mendapatkan tugas masing-masing. 5 Siswa membuat timbangan sederhana dari bahan-
bahan yang telah di sediakan sesuai dengan tahapan yang telah di jelaskan dengan pengawasan dari guru.
6 Siswa bersama dengan guru membersihkan tempat pelaksanaan kegiatan dengan membersihkan sisa-sisa
bahan belajar yang berserakan setelah timbangan selesai di buat.
7 Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang fungsi dari timbangan yang telah di buat.
8 Siswa menggunakan timbangan untuk melakukan percobaan membandingkan berat benda-benda yang
terdapat di sekitar siswa. 9 Siswa
secara bergantian
menuliskan hasil
pengamatanpercobaan tersebut di papan tulis. 10 Guru
menjelaskan kembali
hasil percobaanpengamatan yang telah dilaksanakan.
11 Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai contoh kegiatan serupa yang dilaksanakan di sekitar
lingkungan rumah.
66
12 Siswa mengekspresikan
perasaannya tentang
pelaksanaan kegiatan bersama dengan teman secara lisan.
13 Siswa menyalin tulisan di papan tulis ke dalam buku tulis masing-masing.
14 Siswa menyelesaikan tugas dari buku teks siswa. 3 Kegiatan penutup
1 Siswa bersama guru melaksanakan refleksi dengan memberikan pendapat tentang kegiatan yang telah
dilaksanakan. 2 Guru memberikan komentar tentang penyelesaian
tugas oleh masing-masing siswa. 3 Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa.
c Pertemuan III Pertemuan III diisi dengan materi mengamati gambar
pemandangan alam yaitu pemandangan alam pegunungan indonesia dengan waktu pelaksanaan 3 x 35 menit.
1 Kegiatan awal a Siswa bersama dengan guru berdoa sebelum
dilaksanakannya kegiatan pembelajaran. b Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan. 2 Kegiatan inti
67
a siswa memperhatikan penjelasan guru tentang mediagambar bentang alam Indonesia yang di
gunakan. b Siswa mendapatkan tugas masing-masing selama
pelaksanaan kegiatan. c Siswa melaksanakan diskusi tentang gambar tersebut.
d Siswa dengan bimbingan guru menjelaskan hasil pengamatannya secara lisan.
e Siswa yang bertugas sebagai notulen mencatat hasil pengamatan seluruh siswa dalam selembar kertas.
f Siswa yang
bertugas sebagai
presentator menyampaikan hasil diskusi di hadapan kelas.
g Siswa menyalin hasil pengamatan di buku tulis masing-masing.
h Guru menjelaskan kembali tentang keberagaman alam indonesia.
i Siswa di tugaskan Pekerjaan Rumah untuk menulis kegiatan siswa di alam sekitar rumah siswa masing-
masing. 3 Kegiatan penutup
a Siswa bersama guru melaksanakan refleksi dengan guru memberi komentar tentang pelaksanaan tugas
oleh masing-masing siswa
68
b Siswa bersama guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa.
d Post test siklus I Post test dilaksanakan dengan peneliti mengamati prilaku siswa
selama proses pembelajaran yang di laksanakan bersama guru dengan instrumen tes keterampilan sosial yang telah disusun
dengan kriteria skor yang ada.
2 Data hasil pelaksanaan siklus I
a Deskripsi Hasil Observasi Dalam kegiatan observasi, hal-hal yang menjadi
perhatian adalah sikap siswa selama proses pembelajaran maupun sikap dan prilaku siswa di luar kegiatan pembelajaran
yaitu sikap siswa dengan teman sekelas ketika waktu istirahat. Pelaksanaan tindakan diberikan mulai pada jam pelajaran ke 4
yaitu pukul 09.30 WIB sampai pukul 11.35 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan ialah menanam bungan dalam
pot yang digunakan untuk mengetahui sikap siswa dalam melaksanakan kegiatan bersama dengan semua siswa di dalam
kelas. Sebelum dilaksanakannya kegiatan, peneliti menjelaskan pembagian tugas dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
WH sebagai siswa tertua selalu memulai kegiatan lebih dulu dan membantu siswa lain untuk mengerjakan suatu hal
yang di kerjakan temannya, namun siswa seringkali
69
menyelesaikan tugasnya dan tugas siswa lain yang tidak di kerjakan oleh temannya tanpa mengajak siswa tersebut bekerja
menyelesaikan tugasnya. Siswa masih jarang berbicara meminta siswa lain mengerjakan suatu hal melainkan memberi
instruksi dengan gerakan dan menyelesaikan apa yang di kerjakannya sendiri. Di luar kegiatan pembelajaran, siswa
bermain bersama teman kelas lain yang rata-rata seusia dengan WH namun dari kelas diatas kelas IV, WH juga termasuk siswa
yang lebih sering bermain dengan HP ketika sedang istirahat, hanya sesekali berbincang-bincang dengan yang lain, sekedar
merespon apabila di tanya mengenai suatu hal. ACR juga merupakan siswa yang aktif dalam kegiatan
yang dilaksanakan, menyelesaikan tugasnya dan membantu siswa lain meyelesaikan tugasnya setelah diminta guru
membantu teman yang lain. Siswa tampak kurang perduli dengan keberadaan YNM yang memang jarang bermain
dengannya. ACR juga termasuk kurang memperhatikan temannya ketika berbicara karena terlalu fokus dengan HP
miliknya, namun ia akan merespon dengan baik apabila sedang membicarakan hal yang menarik dengan temannya.
YNM juga tetap menyendiri walaupun diluar kegiatan pembelajaran, ia akan duduk dekat kelas dan hanya
memperhatikan orang lain yang sebagian besar merupakan
70
siswa TK atau kelas rendah. Ketika peneliti mengajak siswa untuk bergabung dengan teman-teman yang lain, YNM hanya
mengikuti peneliti dan akhirnya tetap duduk diam di tempat duduk pojokan sendiri. YNM belum memiliki inisiatif untuk
bergabung dengan siswa lain dan memulai percakapan atau sekedar untuk duduk bergabung dengan teman-teman lain yang
seusia dengannya. VAP lebih aktif dalam berinteraksi dengan temannya di
luar kegiatan pembelajaran karena siswa belum memiliki HP sendiri, pada waktu istirahat, siswa akan bermain, berbincang
dengan teman lainnya, kebiasaan siswa-siswi kelas atas di SLB N 2 Bantul ketika istirahat ialah menonton TV bersama di
ruang tunggu, siswa akan bergabung dengan siswa lainnya dan siswa memang merupakan siswa yang selalu tertarik untuk
memulai percakapan dengan siswa lain, dan memperhatikan ketika siswa lain sedang berbicara mengenai suatu hal yang
memang menurut siswa menarik. b Deskripsi tes kemampuan pasca tindakan I
Setelah dilaksanakan tiga kali pertemuan sebagai pemberian tindakan siklus I, dilaksanakan satu kali pertemuan
untuk pelaksanaan tes pasca tindakan dengan instrumen tes keterampilan sosial. Berikut ini adalah deskripsi mengenai
71
keterampilan sosial siswa siswi kelas IV SD berdasarkan hasil tes pasca tindakan I.
1 ACR Hasil tes keterampilan sosial pasca tindakan siklus I
menunjukkan sedikit peningkatan dibandingkan dengan nilai siswa pada tes keterampilan sosial siswa sebelum
pemberian tindakan. ACR banyak memperoleh skor baik pada keterampilan yang berhubungan dengan kemampuan
akademik siswa.
Ia lebih
aktif pada
kegiatan pembelajaran yang bersifat penugasan, kecepatan
menyelesaikan tugas dan kepahaman terhadap instruksi guru. Pada keterampilan interpersonal, siswa memperoleh
skor tinggi pada pelaksanaan kegiatan bersama namun memperoleh skor rendah pada inisiatif siswa untuk
memulai kegiatan bersama teman, hal ini dikarenakan siswa yang selalu mengikuti instruksi gurupeneliti yang
menugaskan siswa untuk bekerja secara bersama. ACR tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan pada
keterampilan berkomunikasi dimana siswa menunjukkan perolehan skor rendah pada item tes yang mengharapkan
inisiatif siswa untuk memulai perbincangan dan perhatian pada hal yang disampaikan oleh orang lain. Siswa
menunjukkan skor baik pada kemampuan menyampaikan
72
pendapat atau hasil kerja dihadapan siswa lain serta penyampaian yang keras dan jelas.
2 VAP Siswa memiliki perolehan skor yang baik pada
keterampilan berkomunikasi karena siswa selalu aktif dalam kegiatan diskusi dengan memperhatikan paparan
gurupeneliti, memberi respon pada topik bahasan yang sedang disampaikan dan selalu aktif menceritakan hal-hal
yang berhubungan dengan topik bahasan. Selain pada kemampuan siswa dalam merespon informasi dan ucapan
orang lain, siswa mengalami kesulitan ketika harus menjadi penyampai utama suatu informasi. ACR sulit
untuk diminta maju kedepan untuk membacakan hasil kerja, informasi maupun bacaan yang ada, siswa juga
mengalami kesulitan untuk berbicara dengan pengucapan yang jelas. Skor rendah siswa sebagian besar terdapat
pada variabel keterampilan yang berhubungan dengan akademik, siswa selalu memerlukan dorongan untuk
menyelesaikan setiap kegiatan yang berhubungan dengan pembagian serta penyelesaian tugas.
3 YNM Sikap siswa selama pelaksanaan tindakan tidak
menunjukkan banyak
perubahan hingga
akhir
73
pelaksanaan siklus I. YNM masih pasif pada berbagai kegiatan yang mengharapkan pasrtisipasi aktif siswa
untuk menyampaikan pendapat, menerima informasi, mendengarkan pendapat orang lain, atau berbagai
aktivitas lain yang mengaharapkan respon dan inisiatif siswa dalam kegiatan komunikasi dua arah. Siswa lebih
banyak diam dan melaksanakan tugas yang di berikan. Hal tersebut tampak pada perolehan skor rendah yang
hampir semua tidak dilaksanakan siswa pada item tes keterampilan berkomuniikasi. YNM memperoleh skor
tinggi pada keterampilan yang berhubungan dengan akademik terutama pada penerimaan siswa akan
pembagian tugas dan penyelesaian tugas yang diberikan gurupeneliti. Item-item tes yang memberikan skor baik
pada siswa sebagian besar merupakan item tes dimana gurupeneliti yang menyampaikan atau memberi arahan
dan siswa sebagai pelaksana tanpa siswa perlu memunculkan inisiatif untuk memulai suatu interaksi
dengan orang lain. 4 WH
Dibandingkan dengan siswa yang lain, WH memiliki skor keterampilan sosial tertinggi pada tes sebelum di
laksanakannya tindakan, begitu pula pada tes pasca
74
tindakan siklus I. Namun dilihat dari perbandingan nilai pre test dan nilai post test I WH, perubahan tidak
menunjukkan suatu perkembangan cepat dikarenakan selama pelaksanaan siklus I, siswa pernah tidak masuk
pada satu pertemuan. Peneliti juga kurang menonjolkan siswa untuk mengembangkan keterampilan sosialnya
sendiri karena siswa yang telah memiliki nilai yang baik pada pre test. Dari skor pasca tindakan siklus I, tampak
siswa memperoleh skor tinggi pada hampir semua item. Namun siswa memiliki nilai sedang pada item tes
penerimaan teman sebaya yang menunjukkan siswa memang kurang aktif untuk bertanya mengenai suatu hal
yang masih baru bagi siswa. WH kerap kali menjawab tahu ketika ditanya mengenai suatu hal namun ketika
ditanya ia
akan menjawab
lupa. Hal
tersebut menunjukkan kurangnya rasa ingin tahu WH yang
menyebabkan kurang terjadi interaksi saling tanya antara WH dengan siswa lain.
Berikut ini ialah data perolehan nilai seluruh siswa pada tes pasca tindakan siklus I yang disajikan dalam bentuk tabel:
75
Tabel 4.2. Nilai test pasca tindakan siklus I keterampilan sosial Anak tunarungu
No Subjek
Skor Nilai
Predikat
1. ACR
17 56,7
Kurang 2.
VAP 18
60,0 Cukup
3. YNM
13 43,3
Kurang sekali 4.
WH 23
76,7 Baik
Data perolehan nilai pasca dilaksanakannya tindakan pembelajaran kolaboratif pada kelas IV menunjukkan dua
orang siswa memiliki predikat yang melebihi KKM yang telah di tentukan yaitu predikat “Cukup” dan “Baik”. Dua siswa
lainnya masih memperoleh predikat dibawah KKM yaitu “Kurang” dan “ kurang sekali”.
3 Refleksi pelaksanaan siklus I
Dari hasil tes yang telah di laksanakan pada akhir pertemuan siklus satu tersebut, nilai yang muncul dapat di bandingkan dengan nilai
dari hasil test yang telah di laksanakan sebelum di berikan tindakan pembelajaran kolaboratif untuk mengetahui adanya perubahan.
Berikut ini adalah tabel perbandingan kedua hasil tes tersebut:
76
Tabel 4.3. perbandingan hasil pre test dan post test I keterampilan
sosial No
Subjek Nilai pre test
Nilai Siklus I Perubahan
1 ACR
53,3 56,7
+ 3,4 2
VAP 53,3
60,0 + 6,7
3 YNM
33,3 43,3
+ 10 4
WH 70
76,7 + 6,7
Dari data hasil tes keterampilan sosial tersebut diketahui bahwa terjadi peningkatan keterampilan sosial siswa siswi tunarungu kelas
IV ditandai dengan adanya perubahan positif dari nilai pre test dengan nilai pasca tindakan siklus I. perubahan tersebut memang
tidak menunjukkan perubahan dengan angka yang besar dikarenakan siswa baru memulai untuk belajar secara bersama-
sama dan bekerja sama dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Walaupun terjadi perubahan positif dari hasil pelaksanaan kegiatan,
namun sebagian siswa masih berada di bawah kriteria ketuntasan yaitu 60 dengan predikat “Cukup”. Dikarenakan masih adanya
siswa yang belum mencapai KKM, maka penelitian ini hendaknya dilaksanakan kembali pada siklus II kegiatan dengan perbaikan
seperti yang di peroleh dari pengamatan kegiatan dan saran dari guru kelas yaitu:
77
1 Kelompok belajar terdiri dari siswa dengan jumlah yang lebih sedikit.
2 Memperbanyak kegiatan kelompok yang melatih keterampilan berkomunikasi seperti dengan kegiatan diskusi.
b. Siklus II 1 Pelaksanaan tindakan siklus II
a Pertemuan I Pertemuan I diisi dengan materi mengamati gambar
pemandangan alam yaitu pemandangan alam pantai indonesia dengan waktu pelaksanaan 3 x 35 menit.
1 Kegiatan awal a Siswa bersama dengan guru berdoa sebelum
dilaksanakannya kegiatan pembelajaran. b Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan. 2 Kegiatan inti
a siswa memperhatikan penjelasan guru tentang mediagambar bentang alam Indonesia yang di
gunakan. b Siswa dibagi kedalam dua kelompok untuk membahas
gambar yang berbeda, masing-masing kelompok terdiri dari dua siswa dengan tugas sebagai notulen
dan penyampai hasil diskusi.
78
c Siswa melaksanakan diskusi tentang gambar tersebut. d Siswa dengan bimbingan guru menjelaskan hasil
pengamatannya secara lisan. e Siswa yang bertugas sebagai notulen mencatat hasil
pengamatan anggota kelompok dalam selembar kertas.
f Siswa mengumpulkan hasil diskusi kepada guru untuk disimpan hingga pada pertemuan selanjutnya
3 Kegiatan penutup a Siswa dengan bimbingan guru memberikan pendapat
tentang kegiatan diskusi. b Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
kegiatan lanjutan yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.
b Pertemuan II 1 Kegiatan awal
a Siswa bersama dengan guru berdoa sebelum dilaksanakannya kegiatan pembelajaran.
b Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan lanjutan yang akan dilaksanakan berdasarkan
kegiatan yang telah dilaksankan sebelumnya. 2 Kegiatan inti
79
a Siswa mempersiapkan buku tulis untuk mencatat hasil diskusi kelompok lain.
b Perwakilan dari
masing-masing kelompok
menyampaikan hasil diskusi yang telah di laksanakan pada pertemuan pertama.
c Siswa memperhatikan presentator kelompok lain dan menulis hasil diskusi kelompok lain di buku tulis
masing-masing. d Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
keberagaman alam indonesia. e Siswa menyebutkan contoh dari hewan yang tinggal
di laut. f Siswa ditugaskan untuk mencari hewan laut lain yang
belum di sebutkan di kelas sebagai pekerjaan rumah. 3 Kegiatan penutup
a Siswa bersama guru melaksanakan refleksi dengan guru memberi komentar tentang hasil diskusi dan
pelaksanaan tugas oleh masing-masing siswa. b Siswa bersama guru menutup kegiatan pembelajaran
dengan berdoa. c Pertemuan III
80
Pertemuan III diisi dengan materi mengamati gambar kegiatan yang dilaksankan di sungai dengan waktu pelaksanaan 4 x 35
menit. 1 Kegiatan awal
a guru dan siswa berdoa sebelum dilaksanakannya kegiatan pembelajaran.
b Gurupeneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.
2 Kegiatan inti a Guru peneliti menjelaskan mediagambar bentang
alam Indonesia yang di gunakan dalam kegiatan pembelajaran hari ini.
b Siswa dibagi kedalam dua kelompok untuk membahas gambar yang berbeda, masing-masing kelompok
terdiri dari dua siswa dengan tugas sebagai notulen dan penyampai hasil diskusi.
c Siswa diminta berdiskusi tentang gambar tersebut. d Guru membimbing siswa untuk menjelaskan hasil
pengamatannya dengan
menggunakan kalimat
sederhana. e Salah satu siswa yang bertugas sebagai notulen
mencatat hasil pengamatan tiap anggota dalam selembar kertas.
81
f Perwakilan dari masing-masing kelompok diminta menyampaikan hasil diskusi yang telah di laksanakan
pada pertemuan pertama. g Siswa diminta memperhatikan siswa di depan dan
menulis hasil diskusi kelompok lain tersebut di buku tulis masing-masing.
h Guru menjelaskan kembali tentang fungsi sungai secara singkat.
i Guru membahas tentang pengukuran berat pada setiap benda yang terdapat di lingkungan sekitar siswa.
j Menjelaskan tentang penggunaan satuan berat. k Siswa
diminta menyelesaikan
tugas tentang
pengukuran berat dari buku teks siswa. l Guru menilai hasil pekerjaan siswa.
3 Kegiatan penutup a Guru melaksanakan refleksi bersama siswa tentang
kegiatan diskusi dan pengerjaan tugas yang telah dilaksanakan.
b Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa. d Post test siklus II
Post test dilaksanakan dengan peneliti mengamati prilaku siswa selama proses pembelajaran yang di laksanakan bersama guru
82
dengan instrumen tes keterampilan sosial yang telah disusun dengan kriteria skor yang telah di sesuaikan.
2 Data hasil pelaksanaan siklus II
a Deskripsi Hasil Observasi Siklus II Perubahan prilaku siswa setelah pelaksanaan tindakan
siklus II juga menekannkan pada kemampuan siswa untuk berhubungan dengan siswa lain di luar kegiatan pembelajaran.
Sikap yang dimaksudkan seperti sikap siswa yang berhubungan dengan keterampilan berkomunikasi, keterampilan dalam
berhubungan dengan orang lain dan juga sikap diri siswa dalam lingkungannya.
ACR masih bersikap cuek kepada teman-temannya, namun ia mulai bersikap ramah kepada YNM dengan mengajak
YNM untuk ikut bermain bersama siswa siswi lain yang berada di ruang tunggu walaupun setelah itu ACR akan bermain
kembali dengan HP miliknya atau dengan teman ACR lainnya. Siswa juga mulai lebih sering berbicara dengan siswa lain,
tidak hanya berfokus pada HP miliknya yang tampak dari sikap siswa yang memulai percakapan akan suatu hal yang terkadang
berasal dari sesuatu yang siswa lihat di HP atau ketika siswa merespon perkataan teman lain.
VAP masih dengan sikap aktif dan banyak bicaranya yang selalu meramaikan acara kumpul semua siswa di ruang
83
tunggu. VAP merupakan siswa yang selalu mengajak siswa lain untuk bermain bersama dengan memanggil siswa lain ke kelas
mereka masing-masing. Ia juga terkadang mengajak YNM untuk berbicara, namun karena YNM jarang merespon dan
VAP merupakan siswa yang kurang bersabar hingga akhirnya VAP hanya mengajak YNM berbicara ketika ia ingin
menyampaikan pesan dari guru atau memberitahukan sesuatu kepada YNM.
YNM kini mulai memberanikan diri untuk bergabung dengan siswa lainnya, saat ACR mengajaknya bergabung, ia
akan mulai berjalan sendiri dan menghampiri kerumunan siswa siswi kelas atas walaupun ia hanya berdiam diri dan menonton
TV dengan tenang. Siswa juga mulai membuka interaksi atau percakapan dengan orang lain walaupun tidak berbicara secara
langsung melainkan dengan menunjukkan gambar atau sesuatu yang ia sukai dan hal-hal yang biasa ia lakukan. Siswa juga kini
mulai mendengarkan lawan bicaranya berbicara walaupun siswa hanya menjawab atau membalas percakapan tersebut
dengan gestur tanpa berbicara. Sikap yang ditunjukkan oleh WH masih lebih banyak
seperti sikap WH sebelumnya yaitu lebih sering asik sendiri dengan HP miliknya, hal tersebut menyebabkan siswa jarang
84
berbicara dengan siswa lain dalam kegiatan bersama yang dilaksankan.
b Deskripsi Tes Kemampuan Pasca Tindakan II Setelah dilaksanakan tiga kali pertemuan sebagai
pemberian tindakan siklus II, dilaksanakan satu kali pertemuan untuk pelaksanaan tes pasca tindakan dengan instrumen tes
keterampilan sosial. Berikut ini adalah deskripsi mengenai keterampilan sosial siswa siswi kelas IV SD berdasarkan hasil
tes pasca tindakan II. 1 ACR
Siswa mendapat
skor tinggi
pada keterampilan
berkomunikasi terutama pada item memberi pendapat terhadap masukan teman, berbicara dengan suara yang
keras dan jelas di hadapan teman lain. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan dimana siswa harus tampil
di hadapan siswa lain dengan membacakan hasil kerja kelompok ataupun dengan merespon pertanyaan peneliti
dari tempat duduk siswa. Siswa juga menunjukkan peningkatan pada keterampilan bertanya dimana ia mulai
berani untuk bertanya pada temannya tentang hal-hal yang masih kurang jelas, serta mulai berinisiatif untuk
mengajak temannya ikut dalam kegiatan bersama dibanding pada waktu sebelumnya. Namun ACR
85
terkadang masih lebih memperhatikan hal lain yang lebih menarik dibandingkan dengan memperhatikan ketika guru
atau teman lain sedang berbicara sehingga siswa terkadang masih diingatkan guru untuk fokus pada kegiatan yang
sedang di laksanakan. 2
VAP Siswa mengalami peningkatan skor yang paling besar
pada item keberanian untuk bertanya pada siswa lain mengenai hal yang belum di pahami siswa, dari ACR
yang tidak pernah bertanya pada pemberian tindakan siklus I hingga bertanya atas keinginan sendiri.
Peningkatan lain yang di alami siswa ialah pada item menerima masukan siswa lain, sebelumnya siswa selalu
bersikeras bahwa pendapatnya benar dan tidak terima dikritik teman lainnya. Selain itu peningkatan juga terjadi
pada item berbagi tugas dengan teman, sebelumnya VAP selalu mengeluh pada setiap tugas yang di berikan dengan
berkata “sulit” atau “tidak bisa”, kini kata tersebut jarang terdengar dan siswa akan mengerjakan tugasnya
kemudian bertanya pada hal-hal yang tidak dipahami atau sulit di kerjakan.
86
3 YNM
Peningkatan yang di alami siswa tampak pada keterampilan berhubungan dengan siswa lain yaitu pada
item mengajak siswa lain untuk melaksanakan kegiatan bersama, YNM memang tidak secara langsung berbicara
kepada siswa lain untuk melaksanakankegiatan bersama, namun siswa mulai bergerak lebih dulu ketika peneliti
telah menjelaskan kegiatan yang akan di laksanakan, siswa juga memberikan tugas yang harus di kerjakan
siswa lain. Hal tersebut berbeda dengan sikap siswa ketika sebelumnya di berikan tugas, ia hanya akan diam
dan tidak melaksanakan apapun hingga siswa lain mengingatkan untuk melaksanakan suatu hal.
4 WH
WH mengalami peningkatan pada dua item penilaian yaitu pada keterampilan penerimaan teman sebaya item
keberanian siswa dalam menanyakan suatu hal yang tidak dimengerti kepada temannya. Siswa sebelumnya hanya
diam dan berkata telah mengerti apabila ditanya mengenai suatu hal, namun kini siswa mulai untuk
bertanya tentang hal yang tidak di mengerti olehnya. Siswa jugs mengalami peningkatan pada keterampilan
berkomunikasi item menanggapi pertanyaan teman lain.
87
Dikarenakan sebelumnya siswa lain jarang bertanya sehingga siswa juga tidak mengembangkan kemampuan
menjawab pertanyaan, kini siswa lain mulai sering bertanya akan suatu hal sehingga WH belajar untuk
memahami dan merespon pertanyaan orang lain walaupun masih memmbutuhkan bimbingan guru atau
peneliti dalam menjawab pertanyaan dari orang lain. Berikut ini ialah data perolehan nilai seluruh siswa pada tes
pasca tindakan siklus II yang disajikan dalam bentuk tabel: Tabel 4.4. Nilai Test Pasca Tindakan Siklus II Keterampilan
Sosial Anak Tunarungu
No Subjek
Skor Nilai
Predikat
5. ACR
23 76,7
Baik 6.
VAP 22
73,3 Cukup
7. YNM
19 63,3
Cukup 8.
WH 25
83,3 Baik
Perolehan yang terdapat pada tabel menunjukkan seluruh siswa telah mencapai KKM dengan memperoleh nilai di atas 60 dan
Predikat “Cukup” dan “Baik”.
3 Refleksi pelaksanaan siklus II
Dari hasil tes yang telah di laksanakan pada akhir pertemuan siklus satu tersebut, nilai yang muncul dapat di bandingkan dengan nilai
88
dari hasil test yang telah di laksanakan sebelum di berikan tindakan pembelajaran kolaboratif untuk mengetahui adanya perubahan.
Berikut ini adalah tabel perbandingan kedua hasil tes tersebut: Tabel 4.5. Perbandingan Hasil Post Test I Dan Post Test II
Keterampilan Sosial
No Subjek
Nilai post test I
Nilai post test II
Perubahan
1 ACR
56,7 76,7
+ 20 2
VAP 60,0
73,3 + 13,3
3 YNM
43,3 63,3
+ 20 4
WH 76,7
83,3 + 6,6
Hasil tes tersebut menunjukkan terjadinya perubahan positif yang menandakan adanya peningkatan keterampilan yang dialami
siswa, perubahan paling besar terjadi pada ACR dan YNM dimana mengalami peningkatan nilai sebesar 20 dari hasil tes
sebelumnya. Setelah dilaksanakannya tindakan siklus II, seluruh siswa memperoleh nilai di atas KKM yaitu 60. Peningkatan yang
besar tersebut dapat di akibatkan oleh siswa yang mulai terbiasa dengan kegiatan yang dilaksanakan dan sudah memahami
pelaksanaan pembelajaran kolaboratif sehingga siswa mulai membiasakan diri untuk mennyampaikan pendapatnya, berbicara di
hadapan orang lain, mendengarkan orang lain dan memberi respon
89
terhadap ucapan orang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan
keterampilan sosial siswa tunarungu kelas IV sekolah dasar di SLB Negeri 2 Bantul.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Keterampilan sosial merupakan kemampuan seorang individu untuk memenuhi tugas perkembangan dalam bidang sosial tersebut yang terlihat
dari aktivitas individu dalam berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Shapiro 1997: 173 juga menjelaskan bahwa keterampilan sosial
adalah kemampuan seseorang untuk bergaul dengan orang lain agar dapat ikut serta secara efektif dalam dunia sosial serta anak belajar mengenali,
menafsirkan dan bereaksi secara tepat terhadap situasi-situasi sosial. Hambatan pendengaran yang di alami seseorang mempengaruhi berbagai
aspek dalam kehidupannya termasuk kemampuan siswa untuk mempelajari tentang proses interaksi di lingkungan sekitar yang menyebabkan kurangnya
keterampilan yang di miliki siswa dalam bidang sosialnya. Penelitian yang dilaksanakan ini mengambil sebagian kecil dari bentuk interaksi tersebut
dengan mengamati keterampilan sosial siswa yang tampak pada interaksi siswa di sekolah dengan siswa lainnya, khususnya pada interaksi di kelas. Hal
ini dikarenakan si dalam kelas terjadi proses interaksi siswa yang satu dengan siswa yang lain sekaligus melibatkan kegiatan pembelajaran. Peneliti juga
menggunakan metode pembelajaran kolaboratif yang mengharuskan siswa
90
untuk berinteraksi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, hal tersebut senada dengan pendapat yang di sampaikan oleh Gunawan dalam Hosnan,
2014: 310 yang menyatakan bahwa collaboratif learning bukan hanya sekedar bekerja sama dalam suatu kelompok, tetapi lebih kepada suatu proses
pembelajaran yang melibatkan proses komunikasi secara utuh dan adil di dalam kelas. Oleh karena itu peneliti melaksananakan penelitian untuk
meningkatkan keterampilan sosial anak tunarungu yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode
pembelajaran kolaboratif. Setelah dilaksanakannya kegiatan pengumpulan data mengenai
peningkatan keterampilan sosial siswa tunarungu dengan menggunakan metode pembelajaran kolaboratif tersebut, di peroleh skor-skor yang berasal
dari intrumen tes yang di laksanakan sebelum di berikannya tindakan pembelajaran kolaboratif dan setelah dilaksankannya pembelajaran
kolaboratif. Skor-skor tersebut kemudian di olah menjadi nilai yang berupa presentase pencapaian keterampilan sosial siswa yang menunjukkan besarnya
peningkatan keterampilan sosial yang di alami siswa. Berikut ini adalah data perolehan nilai siswa siswi kelas IV Sekolah Dasar di SLB Negeri 2 Bantul:
91
Tabel 4.6. Perolehan Nilai Keterampilan Sosial Sebelum Hingga Akhir Pemberian Tindakan
No Subjek
Nilai pre test
Nilai post test I
Nilai post test II
Perubahan post test II
- pre test
1 ACR
53,3 56,7
76,7 + 23,4
2 VAP
53,3 60,0
73,3 + 20
3 YNM
33,3 43,3
63,3 + 30
4 WH
70 76,7
83,3 + 13,3
Dari tabel tersebut terlihat perubahan nilai yang menunjukkan perubahan prilaku siswa dalam berhubungan dengan siswa lainnya. Pada hasil
test setelah dilaksanakannya tindakan siklus I, terlihat peningkatan yang keterampilan sosial siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran kolaboratif,
namun perubahan tersebut tidak terlalu besar dan nilai sebagian siswa yaitu ACR dan YNM belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang
telah di tentukan sebelumnya yaitu perolehan nilai 60 dari nilai maksimal tes keterampilan sosial tersebut. Rendahnya peningkatan yang di alami oleh
semua siswa dapat disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran secara bersama dimana siswa hanya dapat menyelesaikan
tugasnya apabila siswa lain juga menyelesaikan tugas bagiannya, selain itu dapat juga di sebabkan karena cara pengajaran peneliti yang masih canggung
sehingga sulit dipahami oleh siswa.
92
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus I tersebut, penelitian dilanjutkan pada pelaksanaan tindakan siklus II dengan memperbaiki
beberapa aspek dari pelaksanaan penelitian tersebut diantaranya penggunaan kelompok yang lebih kecil dan kegiatan yang lebih banyak pada kegiatan
komunikasi secara verbal. Setelah dilaksanakan perbaikan pada pelaksanaan pembelajan di kelas dan setelah dilaksanakannya pemberian tindakan siklus
II, peneliti mengadakan tes pasca tindakan siklus II yang menghasilkan angka nilai seperti pada tabel diatas. Perubahan yang tampak pada nilai tes pasca
pelaksanaan tindakan siklus II menunjukkan perubahan yang lebih besar dibandingkan dengan nilai tes pasca pelaksanaan tindakan siklus I dan nilai
keterampilan sosial seluruh siswa telah mencapai atau melebihi KKM. Peningkatan yang paling besar dari hasil Post test yang di bandingkan
dengan hasil pre test dialami oleh YNM, siswa paling banyak mengalami peningkatan pada aspek keterampilan berkomunikasi dimana siswa
memperoleh peningkatan skor pada item memberikan pendapat mengenai suatu masalah, memperhatikan ketika siswa lain sedang berbicara, memberi
masukan terhadap pendapat teman, berbicara dengan suara yang keras dan jelas di hadapan teman-temannya. Dilihat dari perolehan skor tes
keterampilan sosialpun siswa memperoleh skor akhir sebesar 63,3 dari skor 33,3 sebelum dilaksanakannya tindakan. Selama pelaksanaan tindakan,
siswa mendengarkan petunjuk peneliti dan melaksanakannya tanpa protes,
93
Siswa ACR yang mengalami peningkatan sebesar 23,4 merupakan siswa aktif namun terkadang membantah perkataan dan petunjuk peneliti,
namun prilaku siswa sangat baik selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa mengalami peningkatan pada aspek-aspek seperti pada aspek
keterampilan intrapersonal, innterpersonal pada item mengajak siswa lain untuk melaksanakan kegiatan bersama, aspek akademik pada keterampilan
menerima pembagian tugas yang di berikan serta pada aspek berkomunikasi item memberikan pendapat tentang suatu masalah, memberi masukan
terhadap pendapat teman, dan berbicara dengan pengucapan yang jelas. Siswa mengalami peningkatan pada dari 53,3 menjadi 76,7 setelah
dilaksanakannya tindakan. VAP merupakan siswa yang aktif dalam kegiatan yang bersifat fisik
seperti kegiatan pembelajaran di luar kelas, namun siswa termasuk lemah pada kegiatan pembelajaran yang bersifat akademik dengan pelaksanaan
menulis, diskusi dan berbicara di hadapan kelas. Siswa mengalami peningkatan pada aspek keterampilan intrapersonal, penerimaan teman
sebaya pada item keterampilan bertanya pada teman mengenai hal yang kurang dipahami. Siswa mengalami peningkatn dari 53,3 berdasarkan tes
keterampilan sosial sebelum dilaksanakannya tindakan menjadi 73,3 setelah dilaksanakannya tindakan.
Siswa yang mengalami peningkatan paling kecil adalah WH yaitu sebesar 13,3. Siswa telah memiliki keterampilan sosial yang baik sejak
awal pembelajaran dimana siswa selalu membantu peneliti menjelaskan suatu