Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian

54 tersebut dengan menggunakan bahasa isyarat kemudian menulisnya. Siswa kurang menyukai pembelajaran hitungan walaupun siswa akan mampu menyelesaikan suatu masalah hitungan apabila dijelaskan berulang kali, walaupun siswa akan lupa kembali setelah beberapa waktu. Perhatian siswa yang mudah teralihkan sering mengganggu kegiatan pembelajaran di kelas karena siswa akan mempengaruhi siswa lain untuk memperhatikan hal lain yang sedang di perhatikannya. AVP termasuk siswa yang lebih menunjukkan minat pada kegiatan fisik seperti pada kegiatan menggambar, olah raga dan kegiatan pengembangan diri lain diluar pembelajaran teks di kelas, hal tersebut terbukti dengan perolehan juara pada lomba melukis . c. Subjek 3 1 Identitas subjek Nama subjek : YNM Jenis kelamin : Perempuan Usia : 12 tahun Agama : Islam Alamat : Kota Gede 2 Karakteristik subjek YNM diketahui memiliki sisa pendengaran yang terlihat dari siswa akan menoleh apabila dipanggil dengan suara keras, namun YNM merupakan siswa yang paling jarang berkomunikasi 55 dengan siswa lain maupun dengan guru, terutama dengan orang lain yang baru siswa temui. Siswa jarang merespon apabila ditanya ataupun diminta mengucapkan sesuatu, siswa lebih memilih diam dan memalingkan wajah. Ketika berbicara, pengucapan siswa termasuk jelas namun suara siswa terlalu kecil dan gerakan bibir yang kurang jelas sehingga siswa lain sulit memahami ucapan YNM. Dalam hal akademik, siswa termasuk cepat dalam menyalin tulisan dari papan tulis, tulisan siswa juga rapi dan mudah dibaca namun siswa akan mengalami kesulitan untuk menulisan kata yang di dektekan. Hal ini bukan disebabkan karena siswa tidak memahami ucapan siswa lain, namun karena siswa kurang memperhatikan orang lain ketika berbicara sehingga siswa kurang mampu menangkap ucapan orang lain. Kemampuan siswa pada pembelajaran yang berhubungan dengan hitungan, siswa sulit memahami cara kerja suatu masalah karena siswa kurang memperhatikan. Siswa juga kurang konsisten dalam mengerjakan tugas di sekolah, namun selalu menyelesaikan tugas yang di berikan sebagai Pekerjaan Rumah. d. Subjek 4 1 Identitas subjek Nama subjek : WH Jenis kelamin : Laki-Laki 56 Usia : 17 tahun Agama : Islam Alamat : Mantrijeron 2 Karakteristik subjek WH merupakan siswa tertua dengan tubuh paling besar yang ada dikelas IV sehingga siswa bersikap paling dewasa dengan mengingatkan teman-temannya untuk memperhatikan guru, membantu guru atau orang lain dengan menjelaskan ucapan guru kepada temannya yang kurang paham. Siswa memiliki pengucapan yang kadang mudah dipahami namun terkadang sulit karena suara siswa yang kurang keras dan oral yang masih kurang jelas. WH memiliki penguasaan kosakata yang paling banyak dibandingkan teman yang lainnya, hal itu terlihat dari kemampuan siswa untuk memahami ucapan orang lain dengan cepat. Siswa juga aktif memberikan respon pada ucapan, pertanyaan dan perintah orang lain terutama guru. WH dikatakan tidak pernah menempuh sekolah umum sebelumnya namun memiliki kemampuan akademik yang baik. Siswa selalu menjadi siswa yang paling cepat menyelesaikan tugas menyalin tulisan, menyusun kalimat maupun mendeskripsikan suatu hal. 57

3. Deskripsi Kemampuan Awal Keterampilan Sosial

Sebelum dilaksanakannya perlakuan untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa-siswi kelas IV, terlebih dulu dilaksanakan pengukuruan keterampilan sosial siswa dengan melakukan tes. Data dari tes tersebut berupa angka yang di peroleh melalui penilaian guru atau peneliti. Instrument tes tersebut disusun berdasarkan indikator yang ingin di teliti berupa keterampilan berkomunikasi dan keterampilan bekerjasama siswa yang terdiri dari 15 item keterampilan yang di nilai. Berikut ini ialah hasil pengamatan kemampuan awal keterampilan sosial dari siswa-siswi kelas IV SD di SLB Negeri 2 Bantul: a. Subjek 1 ACR Siswa memiliki kemampuan yang baik dalam berbicara dan berbahasa yang termasuk salah satu bagian dari komunikasi, namun pada kemampuan bekerjasama dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran, siswa memiliki keterampilan yang masih kurang. Di luar kegiatan pembelajaran, terlihat saat jam istirahat siswa bermain dengan siswi-siswi dari kelas lain yang sebagian besar lebih tua dari ACR, namun siswa juga lebih sering bermain dengan Handphone miliknya begitu pula dengan teman-teman lainnya. ACR juga sangat jarang terlihat bermain dengan YNM yang merupakan satu-satunya rekan perempuan siswa di kelas. Hasil tes keterampilan sosial siswa juga menunjukkan nilai yang masih dibawah standar. ACR banyak mendapat nilai rendah pada 58 indikator keterampilan berkomunikasi seperti pada keterampilan memberikan pendapat tentang suatu masalah, mendengarkan ketika siswa lain sedang berbicara serta member masukan terhadap pendapat teman, sedangkan pada keterampilan bekerja sama siswa mendapat nilai yang rendah pada item membantu teman yang mengalami kesulitan menyelesaikan tugasnya. Dari hasil tersebut menunjukkan sikap ACR yang kurang perhatian pada lingkungan sekitarnya. Total skor yang di peroleh siswa ialah 16 dari total skor 30 yang dapat diperoleh dengan nilai pre test yaitu 53,3. Nilai tersebut masih lebih rendah dari KKM Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditentukan yaitu nilai 60. b. Subjek 2 VAP AVP merupakan siswa yang juga masih kurang dalam keterampilan sosial dengan siswa lain di kelas. Siswa selalu kurang percaya diri pada kemampuan yang dimilikinya, ia selalu berkata sulit dan tidak bisa setiap kali guru memberika tugas kepadanya walaupun sesungguhnya siswa mampu. Ketika VAP diminta guru atau peneliti membantu teman yang lain, ia akan langsung mengambil tugas temannya dan menyelesaikan tugas tersebut sendiri tanpa berkata apapun untuk membantu atau ketika siswa mengambil tugas tersebut. Siswa termasuk siswa yang aktif berbicara dan merespon di kelas, namun respon siswa biasanya tidak sesuai dengan bahasan dan mulai mengalihkan bahasan. 59 Hasil pre test menunjukkan pada keterampilan bekerja sama, siswa selalu membutuhkan bantuanperintahdiingatkan oleh guru untuk melaksanakan setiap item keterampilan bekerja sama. Pada keterampilan berkomunikasi, siswa memperoleh nilai yang kurang baik pada item mendengarkan ketika siswa lain sedang berbicara dan memberi masukan terhadap pendapat teman, hal tersebut dikarenakan perhatian siswa yang mudah teralihkan oleh hal lain yang menyebabkan siswa sulit fokus pada penjelasan guru dan pembahasan yang sedang di bahas dalam kelas. c. Subjek 3 YNM YNM merupakan siswa paling pendiam dan paling jarang berinteraksi dengan siswa lain, ia sebagian besar menghabiskan waktunya dengan berdiam diri. Siswa jarang pertanyaan yang memang di tujukan kepadanya, dan siswa sama sekali tidak akan bereaksi pada penjelasan guru yang di tujukan pada semua siswa. Siswa sering kali hanya melaksanakan tugas yang berhubungan dengan kegiatan harian pembelajaran di kelas seperti kegiatan menulis dan menyelesaikan tugas seperti contoh, setelah itu siswa akan diam kembali dan hanya melihat sekitar tanpa ikut bermain dengan teman lainnya. Hasil pre test keterampilan sosial siswa menunjukkan nilai yang masih kurang pada hampir semua item tes. Pada keterampilan bekerja sama, siswa memperoleh nilai baik pada penerimaan 60 pembagian tugas oleh guru, namun siswa selalu memperoleh bantuan dari guru dalam hal pembagian tugas dan penyelesaian tugas, kemudian mendapat nilai buruk pada item membantu teman yang mengalami kesulitan menyelesaikan tugasnya. Pada keterampilan berkomunikasi, siswa tidak pernah member pendapat tentang suatu masalah, member masukan dan menerima masukan siswa lain karena siswa hanya diam, untuk mendengarkan pendapat siswa lain juga siswa harus diingatkan guru. d. Subjek 4 WH Siswa memiliki keterampilan yang baik dalam berbagai indikator dalam item keterampilan sosial yang ada, WH akan dengan kesadaran sendiri menjelaskan pembagian tugas pada teman yang lain, menyelesaikan tugasnya dan membantu teman menyelesaikan tugasnya. Siswa juga merupakan pendengar yang baik dimana siswa selalu mendengarkan ketika siswa lain maupun guru yang sedang berbicara serta memberi masukan terhadap pendapat teman. Siswa hanya mendapat bantuan guru pada item member pendapat tentang suatu masalah dan menerima masukan siswa lain karena siswa hanya diam ketika di komentari oleh guru ataupun siswa lain. Hal tersebut tampak dari nilai pre test siswa yang telah melebihi nilai KKM yaitu memperoleh nilai 70. 61 Secara keseluruhan, data keterampilan sosial awal dari siswa-siswi kelas IV sekolah dasar dari hasil tes kemampuan awal yang dilaksanakan yaitu: Tabel 4.1. Nilai Pre test keterampilan sosial Anak tunarungu No Subjek Skor Nilai Predikat 1. ACR 16 53,3 Kurang sekali 2. VAP 16 53,3 Kurang Sekali 3. YNM 10 33,3 Kurang sekali 4. WH 21 70 Cukup Dari data hasil tes tersebut diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki keterampilan sosial yang masih rendah bahkan termasuk pada predikat “Kurang Sekali”. Oleh karena itu diperlukan adanya usaha untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa-siswi tersebut, salah satunya ialah dengan menggunakan pembelajaran kolaboratif.

4. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian a. Siklus I

1 Pelaksanaan tindakan siklus I Siklus I tindakan penelitian yang di laksanakan di SLB Negeri 2 Bantul dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dalam kegiatan pembelajaran. Dikarenakan kurikulum yang digunakan di sekolah adalah kurikulum 2013, maka setiap pertemuan 62 dilaksanakan selama sehari di luar mata pelajaran pengembangan. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan buku teks siswa dengan tema air, bumi dan matahari pada subtema 4 yaitu alam sekitar dengan materi yang berbeda setiap pertemuan. Selain itu, dalam satu siklus juga dilaksanakan 1 kali pertemuan untuk melaksanakan kegiatan tes setelah pemberian tindakan atau post test. Berikut ini adalah deskripsi pelaksanaan tindakan pada siklus I. a Pertemuan I Pada pertemuan I, pembelajaran dilaksanakan berdasarkan pertemuan 1 pada buku teks siswa dengan materi mencoba melestarikan lingkungan dengan menanam bunga dalam pot. Waktu pembelajaran dilaksanakan selama 4 x 35 menit. 1 Kegiatan awal a Siswa bersama dengan guru berdoa sebelum dilaksanakannya kegiatan pembelajaran. b Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. c Guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan. 2 Kegiatan inti a Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang alat dan bahan yang akan di gunakan dalam praktik pembelajaran tersebut. 63 b Siswa memperhatikan peragaan tentang aktivitas yang akan dilaksanakan oleh guru. c Gurupeneliti menjelaskan pembagian tugas siswa selama pelaksanakan kegiatan. d Siswa memperoleh tugas masing-masing. e Siswa mulai menanam tumbuhan ke dalam pot yang telah di sediakan. f Siswa meletakkan tumbuhan tersebut pada tempat yang di inginkan. g Siswa bersama dengan guru membersihkan tempat pelaksanaan kegiatan dengan membuang sampah- sampah dan tanah yang berserakan. h Siswa mencuci tangan kemudian kembali ke dalam kelas. i Siswa menjawab pertanyaan guru tentang pelaksanaan kegiatan kemudian menuliskannya di papan tulis. j Siswa mengekspresikan perasaannya tentang pelaksanaan kegiatan bersama dengan teman secara lisan. k Siswa menyusun jadwal untuk merawat tanaman dengan menyiram dan membersihkan tanaman tersebut secara bergantian. 3 Kegiatan penutup 64 a Siswa bersama guru melaksanakan refleksi dengan tanya jawab tentang kegiatan menanam bunga yang telah dilaksanakan serta praktek serupa yang dapat dilakukan siswa di lingkungan rumah. b Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa. b Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pembelajaran dengan materi membandingkan berat benda dengan waktu pelaksanaan 4 x 35 menit. 1 Kegiatan awal a Siswa bersama dengan guru berdoa sebelum dilaksanakannya kegiatan pembelajaran. b Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. c Guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan. 2 Kegiatan inti 1 Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang alat dan bahan yang akan di gunakan dalam praktik pembelajaran tersebut. 2 Siswa memperhatikan gambaran guru tentang aktivitas yang akan dilaksanakan serta penjelasan fungsi setiap bahan. 65 3 Gurupeneliti menjelaskan pembagian tugas siswa selama pelaksanakan kegiatan. 4 Siswa mendapatkan tugas masing-masing. 5 Siswa membuat timbangan sederhana dari bahan- bahan yang telah di sediakan sesuai dengan tahapan yang telah di jelaskan dengan pengawasan dari guru. 6 Siswa bersama dengan guru membersihkan tempat pelaksanaan kegiatan dengan membersihkan sisa-sisa bahan belajar yang berserakan setelah timbangan selesai di buat. 7 Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang fungsi dari timbangan yang telah di buat. 8 Siswa menggunakan timbangan untuk melakukan percobaan membandingkan berat benda-benda yang terdapat di sekitar siswa. 9 Siswa secara bergantian menuliskan hasil pengamatanpercobaan tersebut di papan tulis. 10 Guru menjelaskan kembali hasil percobaanpengamatan yang telah dilaksanakan. 11 Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai contoh kegiatan serupa yang dilaksanakan di sekitar lingkungan rumah. 66 12 Siswa mengekspresikan perasaannya tentang pelaksanaan kegiatan bersama dengan teman secara lisan. 13 Siswa menyalin tulisan di papan tulis ke dalam buku tulis masing-masing. 14 Siswa menyelesaikan tugas dari buku teks siswa. 3 Kegiatan penutup 1 Siswa bersama guru melaksanakan refleksi dengan memberikan pendapat tentang kegiatan yang telah dilaksanakan. 2 Guru memberikan komentar tentang penyelesaian tugas oleh masing-masing siswa. 3 Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa. c Pertemuan III Pertemuan III diisi dengan materi mengamati gambar pemandangan alam yaitu pemandangan alam pegunungan indonesia dengan waktu pelaksanaan 3 x 35 menit. 1 Kegiatan awal a Siswa bersama dengan guru berdoa sebelum dilaksanakannya kegiatan pembelajaran. b Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. 2 Kegiatan inti 67 a siswa memperhatikan penjelasan guru tentang mediagambar bentang alam Indonesia yang di gunakan. b Siswa mendapatkan tugas masing-masing selama pelaksanaan kegiatan. c Siswa melaksanakan diskusi tentang gambar tersebut. d Siswa dengan bimbingan guru menjelaskan hasil pengamatannya secara lisan. e Siswa yang bertugas sebagai notulen mencatat hasil pengamatan seluruh siswa dalam selembar kertas. f Siswa yang bertugas sebagai presentator menyampaikan hasil diskusi di hadapan kelas. g Siswa menyalin hasil pengamatan di buku tulis masing-masing. h Guru menjelaskan kembali tentang keberagaman alam indonesia. i Siswa di tugaskan Pekerjaan Rumah untuk menulis kegiatan siswa di alam sekitar rumah siswa masing- masing. 3 Kegiatan penutup a Siswa bersama guru melaksanakan refleksi dengan guru memberi komentar tentang pelaksanaan tugas oleh masing-masing siswa 68 b Siswa bersama guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa. d Post test siklus I Post test dilaksanakan dengan peneliti mengamati prilaku siswa selama proses pembelajaran yang di laksanakan bersama guru dengan instrumen tes keterampilan sosial yang telah disusun dengan kriteria skor yang ada. 2 Data hasil pelaksanaan siklus I a Deskripsi Hasil Observasi Dalam kegiatan observasi, hal-hal yang menjadi perhatian adalah sikap siswa selama proses pembelajaran maupun sikap dan prilaku siswa di luar kegiatan pembelajaran yaitu sikap siswa dengan teman sekelas ketika waktu istirahat. Pelaksanaan tindakan diberikan mulai pada jam pelajaran ke 4 yaitu pukul 09.30 WIB sampai pukul 11.35 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan ialah menanam bungan dalam pot yang digunakan untuk mengetahui sikap siswa dalam melaksanakan kegiatan bersama dengan semua siswa di dalam kelas. Sebelum dilaksanakannya kegiatan, peneliti menjelaskan pembagian tugas dan kegiatan yang akan dilaksanakan. WH sebagai siswa tertua selalu memulai kegiatan lebih dulu dan membantu siswa lain untuk mengerjakan suatu hal yang di kerjakan temannya, namun siswa seringkali 69 menyelesaikan tugasnya dan tugas siswa lain yang tidak di kerjakan oleh temannya tanpa mengajak siswa tersebut bekerja menyelesaikan tugasnya. Siswa masih jarang berbicara meminta siswa lain mengerjakan suatu hal melainkan memberi instruksi dengan gerakan dan menyelesaikan apa yang di kerjakannya sendiri. Di luar kegiatan pembelajaran, siswa bermain bersama teman kelas lain yang rata-rata seusia dengan WH namun dari kelas diatas kelas IV, WH juga termasuk siswa yang lebih sering bermain dengan HP ketika sedang istirahat, hanya sesekali berbincang-bincang dengan yang lain, sekedar merespon apabila di tanya mengenai suatu hal. ACR juga merupakan siswa yang aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan, menyelesaikan tugasnya dan membantu siswa lain meyelesaikan tugasnya setelah diminta guru membantu teman yang lain. Siswa tampak kurang perduli dengan keberadaan YNM yang memang jarang bermain dengannya. ACR juga termasuk kurang memperhatikan temannya ketika berbicara karena terlalu fokus dengan HP miliknya, namun ia akan merespon dengan baik apabila sedang membicarakan hal yang menarik dengan temannya. YNM juga tetap menyendiri walaupun diluar kegiatan pembelajaran, ia akan duduk dekat kelas dan hanya memperhatikan orang lain yang sebagian besar merupakan 70 siswa TK atau kelas rendah. Ketika peneliti mengajak siswa untuk bergabung dengan teman-teman yang lain, YNM hanya mengikuti peneliti dan akhirnya tetap duduk diam di tempat duduk pojokan sendiri. YNM belum memiliki inisiatif untuk bergabung dengan siswa lain dan memulai percakapan atau sekedar untuk duduk bergabung dengan teman-teman lain yang seusia dengannya. VAP lebih aktif dalam berinteraksi dengan temannya di luar kegiatan pembelajaran karena siswa belum memiliki HP sendiri, pada waktu istirahat, siswa akan bermain, berbincang dengan teman lainnya, kebiasaan siswa-siswi kelas atas di SLB N 2 Bantul ketika istirahat ialah menonton TV bersama di ruang tunggu, siswa akan bergabung dengan siswa lainnya dan siswa memang merupakan siswa yang selalu tertarik untuk memulai percakapan dengan siswa lain, dan memperhatikan ketika siswa lain sedang berbicara mengenai suatu hal yang memang menurut siswa menarik. b Deskripsi tes kemampuan pasca tindakan I Setelah dilaksanakan tiga kali pertemuan sebagai pemberian tindakan siklus I, dilaksanakan satu kali pertemuan untuk pelaksanaan tes pasca tindakan dengan instrumen tes keterampilan sosial. Berikut ini adalah deskripsi mengenai 71 keterampilan sosial siswa siswi kelas IV SD berdasarkan hasil tes pasca tindakan I. 1 ACR Hasil tes keterampilan sosial pasca tindakan siklus I menunjukkan sedikit peningkatan dibandingkan dengan nilai siswa pada tes keterampilan sosial siswa sebelum pemberian tindakan. ACR banyak memperoleh skor baik pada keterampilan yang berhubungan dengan kemampuan akademik siswa. Ia lebih aktif pada kegiatan pembelajaran yang bersifat penugasan, kecepatan menyelesaikan tugas dan kepahaman terhadap instruksi guru. Pada keterampilan interpersonal, siswa memperoleh skor tinggi pada pelaksanaan kegiatan bersama namun memperoleh skor rendah pada inisiatif siswa untuk memulai kegiatan bersama teman, hal ini dikarenakan siswa yang selalu mengikuti instruksi gurupeneliti yang menugaskan siswa untuk bekerja secara bersama. ACR tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan pada keterampilan berkomunikasi dimana siswa menunjukkan perolehan skor rendah pada item tes yang mengharapkan inisiatif siswa untuk memulai perbincangan dan perhatian pada hal yang disampaikan oleh orang lain. Siswa menunjukkan skor baik pada kemampuan menyampaikan 72 pendapat atau hasil kerja dihadapan siswa lain serta penyampaian yang keras dan jelas. 2 VAP Siswa memiliki perolehan skor yang baik pada keterampilan berkomunikasi karena siswa selalu aktif dalam kegiatan diskusi dengan memperhatikan paparan gurupeneliti, memberi respon pada topik bahasan yang sedang disampaikan dan selalu aktif menceritakan hal-hal yang berhubungan dengan topik bahasan. Selain pada kemampuan siswa dalam merespon informasi dan ucapan orang lain, siswa mengalami kesulitan ketika harus menjadi penyampai utama suatu informasi. ACR sulit untuk diminta maju kedepan untuk membacakan hasil kerja, informasi maupun bacaan yang ada, siswa juga mengalami kesulitan untuk berbicara dengan pengucapan yang jelas. Skor rendah siswa sebagian besar terdapat pada variabel keterampilan yang berhubungan dengan akademik, siswa selalu memerlukan dorongan untuk menyelesaikan setiap kegiatan yang berhubungan dengan pembagian serta penyelesaian tugas. 3 YNM Sikap siswa selama pelaksanaan tindakan tidak menunjukkan banyak perubahan hingga akhir 73 pelaksanaan siklus I. YNM masih pasif pada berbagai kegiatan yang mengharapkan pasrtisipasi aktif siswa untuk menyampaikan pendapat, menerima informasi, mendengarkan pendapat orang lain, atau berbagai aktivitas lain yang mengaharapkan respon dan inisiatif siswa dalam kegiatan komunikasi dua arah. Siswa lebih banyak diam dan melaksanakan tugas yang di berikan. Hal tersebut tampak pada perolehan skor rendah yang hampir semua tidak dilaksanakan siswa pada item tes keterampilan berkomuniikasi. YNM memperoleh skor tinggi pada keterampilan yang berhubungan dengan akademik terutama pada penerimaan siswa akan pembagian tugas dan penyelesaian tugas yang diberikan gurupeneliti. Item-item tes yang memberikan skor baik pada siswa sebagian besar merupakan item tes dimana gurupeneliti yang menyampaikan atau memberi arahan dan siswa sebagai pelaksana tanpa siswa perlu memunculkan inisiatif untuk memulai suatu interaksi dengan orang lain. 4 WH Dibandingkan dengan siswa yang lain, WH memiliki skor keterampilan sosial tertinggi pada tes sebelum di laksanakannya tindakan, begitu pula pada tes pasca 74 tindakan siklus I. Namun dilihat dari perbandingan nilai pre test dan nilai post test I WH, perubahan tidak menunjukkan suatu perkembangan cepat dikarenakan selama pelaksanaan siklus I, siswa pernah tidak masuk pada satu pertemuan. Peneliti juga kurang menonjolkan siswa untuk mengembangkan keterampilan sosialnya sendiri karena siswa yang telah memiliki nilai yang baik pada pre test. Dari skor pasca tindakan siklus I, tampak siswa memperoleh skor tinggi pada hampir semua item. Namun siswa memiliki nilai sedang pada item tes penerimaan teman sebaya yang menunjukkan siswa memang kurang aktif untuk bertanya mengenai suatu hal yang masih baru bagi siswa. WH kerap kali menjawab tahu ketika ditanya mengenai suatu hal namun ketika ditanya ia akan menjawab lupa. Hal tersebut menunjukkan kurangnya rasa ingin tahu WH yang menyebabkan kurang terjadi interaksi saling tanya antara WH dengan siswa lain. Berikut ini ialah data perolehan nilai seluruh siswa pada tes pasca tindakan siklus I yang disajikan dalam bentuk tabel: 75 Tabel 4.2. Nilai test pasca tindakan siklus I keterampilan sosial Anak tunarungu No Subjek Skor Nilai Predikat 1. ACR 17 56,7 Kurang 2. VAP 18 60,0 Cukup 3. YNM 13 43,3 Kurang sekali 4. WH 23 76,7 Baik Data perolehan nilai pasca dilaksanakannya tindakan pembelajaran kolaboratif pada kelas IV menunjukkan dua orang siswa memiliki predikat yang melebihi KKM yang telah di tentukan yaitu predikat “Cukup” dan “Baik”. Dua siswa lainnya masih memperoleh predikat dibawah KKM yaitu “Kurang” dan “ kurang sekali”. 3 Refleksi pelaksanaan siklus I Dari hasil tes yang telah di laksanakan pada akhir pertemuan siklus satu tersebut, nilai yang muncul dapat di bandingkan dengan nilai dari hasil test yang telah di laksanakan sebelum di berikan tindakan pembelajaran kolaboratif untuk mengetahui adanya perubahan. Berikut ini adalah tabel perbandingan kedua hasil tes tersebut: 76 Tabel 4.3. perbandingan hasil pre test dan post test I keterampilan sosial No Subjek Nilai pre test Nilai Siklus I Perubahan 1 ACR 53,3 56,7 + 3,4 2 VAP 53,3 60,0 + 6,7 3 YNM 33,3 43,3 + 10 4 WH 70 76,7 + 6,7 Dari data hasil tes keterampilan sosial tersebut diketahui bahwa terjadi peningkatan keterampilan sosial siswa siswi tunarungu kelas IV ditandai dengan adanya perubahan positif dari nilai pre test dengan nilai pasca tindakan siklus I. perubahan tersebut memang tidak menunjukkan perubahan dengan angka yang besar dikarenakan siswa baru memulai untuk belajar secara bersama- sama dan bekerja sama dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Walaupun terjadi perubahan positif dari hasil pelaksanaan kegiatan, namun sebagian siswa masih berada di bawah kriteria ketuntasan yaitu 60 dengan predikat “Cukup”. Dikarenakan masih adanya siswa yang belum mencapai KKM, maka penelitian ini hendaknya dilaksanakan kembali pada siklus II kegiatan dengan perbaikan seperti yang di peroleh dari pengamatan kegiatan dan saran dari guru kelas yaitu: 77 1 Kelompok belajar terdiri dari siswa dengan jumlah yang lebih sedikit. 2 Memperbanyak kegiatan kelompok yang melatih keterampilan berkomunikasi seperti dengan kegiatan diskusi.

b. Siklus II 1 Pelaksanaan tindakan siklus II

a Pertemuan I Pertemuan I diisi dengan materi mengamati gambar pemandangan alam yaitu pemandangan alam pantai indonesia dengan waktu pelaksanaan 3 x 35 menit. 1 Kegiatan awal a Siswa bersama dengan guru berdoa sebelum dilaksanakannya kegiatan pembelajaran. b Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan. 2 Kegiatan inti a siswa memperhatikan penjelasan guru tentang mediagambar bentang alam Indonesia yang di gunakan. b Siswa dibagi kedalam dua kelompok untuk membahas gambar yang berbeda, masing-masing kelompok terdiri dari dua siswa dengan tugas sebagai notulen dan penyampai hasil diskusi. 78 c Siswa melaksanakan diskusi tentang gambar tersebut. d Siswa dengan bimbingan guru menjelaskan hasil pengamatannya secara lisan. e Siswa yang bertugas sebagai notulen mencatat hasil pengamatan anggota kelompok dalam selembar kertas. f Siswa mengumpulkan hasil diskusi kepada guru untuk disimpan hingga pada pertemuan selanjutnya 3 Kegiatan penutup a Siswa dengan bimbingan guru memberikan pendapat tentang kegiatan diskusi. b Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan lanjutan yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. b Pertemuan II 1 Kegiatan awal a Siswa bersama dengan guru berdoa sebelum dilaksanakannya kegiatan pembelajaran. b Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan lanjutan yang akan dilaksanakan berdasarkan kegiatan yang telah dilaksankan sebelumnya. 2 Kegiatan inti 79 a Siswa mempersiapkan buku tulis untuk mencatat hasil diskusi kelompok lain. b Perwakilan dari masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi yang telah di laksanakan pada pertemuan pertama. c Siswa memperhatikan presentator kelompok lain dan menulis hasil diskusi kelompok lain di buku tulis masing-masing. d Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang keberagaman alam indonesia. e Siswa menyebutkan contoh dari hewan yang tinggal di laut. f Siswa ditugaskan untuk mencari hewan laut lain yang belum di sebutkan di kelas sebagai pekerjaan rumah. 3 Kegiatan penutup a Siswa bersama guru melaksanakan refleksi dengan guru memberi komentar tentang hasil diskusi dan pelaksanaan tugas oleh masing-masing siswa. b Siswa bersama guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa. c Pertemuan III 80 Pertemuan III diisi dengan materi mengamati gambar kegiatan yang dilaksankan di sungai dengan waktu pelaksanaan 4 x 35 menit. 1 Kegiatan awal a guru dan siswa berdoa sebelum dilaksanakannya kegiatan pembelajaran. b Gurupeneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan. 2 Kegiatan inti a Guru peneliti menjelaskan mediagambar bentang alam Indonesia yang di gunakan dalam kegiatan pembelajaran hari ini. b Siswa dibagi kedalam dua kelompok untuk membahas gambar yang berbeda, masing-masing kelompok terdiri dari dua siswa dengan tugas sebagai notulen dan penyampai hasil diskusi. c Siswa diminta berdiskusi tentang gambar tersebut. d Guru membimbing siswa untuk menjelaskan hasil pengamatannya dengan menggunakan kalimat sederhana. e Salah satu siswa yang bertugas sebagai notulen mencatat hasil pengamatan tiap anggota dalam selembar kertas. 81 f Perwakilan dari masing-masing kelompok diminta menyampaikan hasil diskusi yang telah di laksanakan pada pertemuan pertama. g Siswa diminta memperhatikan siswa di depan dan menulis hasil diskusi kelompok lain tersebut di buku tulis masing-masing. h Guru menjelaskan kembali tentang fungsi sungai secara singkat. i Guru membahas tentang pengukuran berat pada setiap benda yang terdapat di lingkungan sekitar siswa. j Menjelaskan tentang penggunaan satuan berat. k Siswa diminta menyelesaikan tugas tentang pengukuran berat dari buku teks siswa. l Guru menilai hasil pekerjaan siswa. 3 Kegiatan penutup a Guru melaksanakan refleksi bersama siswa tentang kegiatan diskusi dan pengerjaan tugas yang telah dilaksanakan. b Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa. d Post test siklus II Post test dilaksanakan dengan peneliti mengamati prilaku siswa selama proses pembelajaran yang di laksanakan bersama guru 82 dengan instrumen tes keterampilan sosial yang telah disusun dengan kriteria skor yang telah di sesuaikan. 2 Data hasil pelaksanaan siklus II a Deskripsi Hasil Observasi Siklus II Perubahan prilaku siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus II juga menekannkan pada kemampuan siswa untuk berhubungan dengan siswa lain di luar kegiatan pembelajaran. Sikap yang dimaksudkan seperti sikap siswa yang berhubungan dengan keterampilan berkomunikasi, keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan juga sikap diri siswa dalam lingkungannya. ACR masih bersikap cuek kepada teman-temannya, namun ia mulai bersikap ramah kepada YNM dengan mengajak YNM untuk ikut bermain bersama siswa siswi lain yang berada di ruang tunggu walaupun setelah itu ACR akan bermain kembali dengan HP miliknya atau dengan teman ACR lainnya. Siswa juga mulai lebih sering berbicara dengan siswa lain, tidak hanya berfokus pada HP miliknya yang tampak dari sikap siswa yang memulai percakapan akan suatu hal yang terkadang berasal dari sesuatu yang siswa lihat di HP atau ketika siswa merespon perkataan teman lain. VAP masih dengan sikap aktif dan banyak bicaranya yang selalu meramaikan acara kumpul semua siswa di ruang 83 tunggu. VAP merupakan siswa yang selalu mengajak siswa lain untuk bermain bersama dengan memanggil siswa lain ke kelas mereka masing-masing. Ia juga terkadang mengajak YNM untuk berbicara, namun karena YNM jarang merespon dan VAP merupakan siswa yang kurang bersabar hingga akhirnya VAP hanya mengajak YNM berbicara ketika ia ingin menyampaikan pesan dari guru atau memberitahukan sesuatu kepada YNM. YNM kini mulai memberanikan diri untuk bergabung dengan siswa lainnya, saat ACR mengajaknya bergabung, ia akan mulai berjalan sendiri dan menghampiri kerumunan siswa siswi kelas atas walaupun ia hanya berdiam diri dan menonton TV dengan tenang. Siswa juga mulai membuka interaksi atau percakapan dengan orang lain walaupun tidak berbicara secara langsung melainkan dengan menunjukkan gambar atau sesuatu yang ia sukai dan hal-hal yang biasa ia lakukan. Siswa juga kini mulai mendengarkan lawan bicaranya berbicara walaupun siswa hanya menjawab atau membalas percakapan tersebut dengan gestur tanpa berbicara. Sikap yang ditunjukkan oleh WH masih lebih banyak seperti sikap WH sebelumnya yaitu lebih sering asik sendiri dengan HP miliknya, hal tersebut menyebabkan siswa jarang 84 berbicara dengan siswa lain dalam kegiatan bersama yang dilaksankan. b Deskripsi Tes Kemampuan Pasca Tindakan II Setelah dilaksanakan tiga kali pertemuan sebagai pemberian tindakan siklus II, dilaksanakan satu kali pertemuan untuk pelaksanaan tes pasca tindakan dengan instrumen tes keterampilan sosial. Berikut ini adalah deskripsi mengenai keterampilan sosial siswa siswi kelas IV SD berdasarkan hasil tes pasca tindakan II. 1 ACR Siswa mendapat skor tinggi pada keterampilan berkomunikasi terutama pada item memberi pendapat terhadap masukan teman, berbicara dengan suara yang keras dan jelas di hadapan teman lain. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan dimana siswa harus tampil di hadapan siswa lain dengan membacakan hasil kerja kelompok ataupun dengan merespon pertanyaan peneliti dari tempat duduk siswa. Siswa juga menunjukkan peningkatan pada keterampilan bertanya dimana ia mulai berani untuk bertanya pada temannya tentang hal-hal yang masih kurang jelas, serta mulai berinisiatif untuk mengajak temannya ikut dalam kegiatan bersama dibanding pada waktu sebelumnya. Namun ACR 85 terkadang masih lebih memperhatikan hal lain yang lebih menarik dibandingkan dengan memperhatikan ketika guru atau teman lain sedang berbicara sehingga siswa terkadang masih diingatkan guru untuk fokus pada kegiatan yang sedang di laksanakan. 2 VAP Siswa mengalami peningkatan skor yang paling besar pada item keberanian untuk bertanya pada siswa lain mengenai hal yang belum di pahami siswa, dari ACR yang tidak pernah bertanya pada pemberian tindakan siklus I hingga bertanya atas keinginan sendiri. Peningkatan lain yang di alami siswa ialah pada item menerima masukan siswa lain, sebelumnya siswa selalu bersikeras bahwa pendapatnya benar dan tidak terima dikritik teman lainnya. Selain itu peningkatan juga terjadi pada item berbagi tugas dengan teman, sebelumnya VAP selalu mengeluh pada setiap tugas yang di berikan dengan berkata “sulit” atau “tidak bisa”, kini kata tersebut jarang terdengar dan siswa akan mengerjakan tugasnya kemudian bertanya pada hal-hal yang tidak dipahami atau sulit di kerjakan. 86 3 YNM Peningkatan yang di alami siswa tampak pada keterampilan berhubungan dengan siswa lain yaitu pada item mengajak siswa lain untuk melaksanakan kegiatan bersama, YNM memang tidak secara langsung berbicara kepada siswa lain untuk melaksanakankegiatan bersama, namun siswa mulai bergerak lebih dulu ketika peneliti telah menjelaskan kegiatan yang akan di laksanakan, siswa juga memberikan tugas yang harus di kerjakan siswa lain. Hal tersebut berbeda dengan sikap siswa ketika sebelumnya di berikan tugas, ia hanya akan diam dan tidak melaksanakan apapun hingga siswa lain mengingatkan untuk melaksanakan suatu hal. 4 WH WH mengalami peningkatan pada dua item penilaian yaitu pada keterampilan penerimaan teman sebaya item keberanian siswa dalam menanyakan suatu hal yang tidak dimengerti kepada temannya. Siswa sebelumnya hanya diam dan berkata telah mengerti apabila ditanya mengenai suatu hal, namun kini siswa mulai untuk bertanya tentang hal yang tidak di mengerti olehnya. Siswa jugs mengalami peningkatan pada keterampilan berkomunikasi item menanggapi pertanyaan teman lain. 87 Dikarenakan sebelumnya siswa lain jarang bertanya sehingga siswa juga tidak mengembangkan kemampuan menjawab pertanyaan, kini siswa lain mulai sering bertanya akan suatu hal sehingga WH belajar untuk memahami dan merespon pertanyaan orang lain walaupun masih memmbutuhkan bimbingan guru atau peneliti dalam menjawab pertanyaan dari orang lain. Berikut ini ialah data perolehan nilai seluruh siswa pada tes pasca tindakan siklus II yang disajikan dalam bentuk tabel: Tabel 4.4. Nilai Test Pasca Tindakan Siklus II Keterampilan Sosial Anak Tunarungu No Subjek Skor Nilai Predikat 5. ACR 23 76,7 Baik 6. VAP 22 73,3 Cukup 7. YNM 19 63,3 Cukup 8. WH 25 83,3 Baik Perolehan yang terdapat pada tabel menunjukkan seluruh siswa telah mencapai KKM dengan memperoleh nilai di atas 60 dan Predikat “Cukup” dan “Baik”. 3 Refleksi pelaksanaan siklus II Dari hasil tes yang telah di laksanakan pada akhir pertemuan siklus satu tersebut, nilai yang muncul dapat di bandingkan dengan nilai 88 dari hasil test yang telah di laksanakan sebelum di berikan tindakan pembelajaran kolaboratif untuk mengetahui adanya perubahan. Berikut ini adalah tabel perbandingan kedua hasil tes tersebut: Tabel 4.5. Perbandingan Hasil Post Test I Dan Post Test II Keterampilan Sosial No Subjek Nilai post test I Nilai post test II Perubahan 1 ACR 56,7 76,7 + 20 2 VAP 60,0 73,3 + 13,3 3 YNM 43,3 63,3 + 20 4 WH 76,7 83,3 + 6,6 Hasil tes tersebut menunjukkan terjadinya perubahan positif yang menandakan adanya peningkatan keterampilan yang dialami siswa, perubahan paling besar terjadi pada ACR dan YNM dimana mengalami peningkatan nilai sebesar 20 dari hasil tes sebelumnya. Setelah dilaksanakannya tindakan siklus II, seluruh siswa memperoleh nilai di atas KKM yaitu 60. Peningkatan yang besar tersebut dapat di akibatkan oleh siswa yang mulai terbiasa dengan kegiatan yang dilaksanakan dan sudah memahami pelaksanaan pembelajaran kolaboratif sehingga siswa mulai membiasakan diri untuk mennyampaikan pendapatnya, berbicara di hadapan orang lain, mendengarkan orang lain dan memberi respon 89 terhadap ucapan orang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa tunarungu kelas IV sekolah dasar di SLB Negeri 2 Bantul.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Keterampilan sosial merupakan kemampuan seorang individu untuk memenuhi tugas perkembangan dalam bidang sosial tersebut yang terlihat dari aktivitas individu dalam berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Shapiro 1997: 173 juga menjelaskan bahwa keterampilan sosial adalah kemampuan seseorang untuk bergaul dengan orang lain agar dapat ikut serta secara efektif dalam dunia sosial serta anak belajar mengenali, menafsirkan dan bereaksi secara tepat terhadap situasi-situasi sosial. Hambatan pendengaran yang di alami seseorang mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupannya termasuk kemampuan siswa untuk mempelajari tentang proses interaksi di lingkungan sekitar yang menyebabkan kurangnya keterampilan yang di miliki siswa dalam bidang sosialnya. Penelitian yang dilaksanakan ini mengambil sebagian kecil dari bentuk interaksi tersebut dengan mengamati keterampilan sosial siswa yang tampak pada interaksi siswa di sekolah dengan siswa lainnya, khususnya pada interaksi di kelas. Hal ini dikarenakan si dalam kelas terjadi proses interaksi siswa yang satu dengan siswa yang lain sekaligus melibatkan kegiatan pembelajaran. Peneliti juga menggunakan metode pembelajaran kolaboratif yang mengharuskan siswa 90 untuk berinteraksi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, hal tersebut senada dengan pendapat yang di sampaikan oleh Gunawan dalam Hosnan, 2014: 310 yang menyatakan bahwa collaboratif learning bukan hanya sekedar bekerja sama dalam suatu kelompok, tetapi lebih kepada suatu proses pembelajaran yang melibatkan proses komunikasi secara utuh dan adil di dalam kelas. Oleh karena itu peneliti melaksananakan penelitian untuk meningkatkan keterampilan sosial anak tunarungu yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode pembelajaran kolaboratif. Setelah dilaksanakannya kegiatan pengumpulan data mengenai peningkatan keterampilan sosial siswa tunarungu dengan menggunakan metode pembelajaran kolaboratif tersebut, di peroleh skor-skor yang berasal dari intrumen tes yang di laksanakan sebelum di berikannya tindakan pembelajaran kolaboratif dan setelah dilaksankannya pembelajaran kolaboratif. Skor-skor tersebut kemudian di olah menjadi nilai yang berupa presentase pencapaian keterampilan sosial siswa yang menunjukkan besarnya peningkatan keterampilan sosial yang di alami siswa. Berikut ini adalah data perolehan nilai siswa siswi kelas IV Sekolah Dasar di SLB Negeri 2 Bantul: 91 Tabel 4.6. Perolehan Nilai Keterampilan Sosial Sebelum Hingga Akhir Pemberian Tindakan No Subjek Nilai pre test Nilai post test I Nilai post test II Perubahan post test II - pre test 1 ACR 53,3 56,7 76,7 + 23,4 2 VAP 53,3 60,0 73,3 + 20 3 YNM 33,3 43,3 63,3 + 30 4 WH 70 76,7 83,3 + 13,3 Dari tabel tersebut terlihat perubahan nilai yang menunjukkan perubahan prilaku siswa dalam berhubungan dengan siswa lainnya. Pada hasil test setelah dilaksanakannya tindakan siklus I, terlihat peningkatan yang keterampilan sosial siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran kolaboratif, namun perubahan tersebut tidak terlalu besar dan nilai sebagian siswa yaitu ACR dan YNM belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang telah di tentukan sebelumnya yaitu perolehan nilai 60 dari nilai maksimal tes keterampilan sosial tersebut. Rendahnya peningkatan yang di alami oleh semua siswa dapat disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran secara bersama dimana siswa hanya dapat menyelesaikan tugasnya apabila siswa lain juga menyelesaikan tugas bagiannya, selain itu dapat juga di sebabkan karena cara pengajaran peneliti yang masih canggung sehingga sulit dipahami oleh siswa. 92 Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus I tersebut, penelitian dilanjutkan pada pelaksanaan tindakan siklus II dengan memperbaiki beberapa aspek dari pelaksanaan penelitian tersebut diantaranya penggunaan kelompok yang lebih kecil dan kegiatan yang lebih banyak pada kegiatan komunikasi secara verbal. Setelah dilaksanakan perbaikan pada pelaksanaan pembelajan di kelas dan setelah dilaksanakannya pemberian tindakan siklus II, peneliti mengadakan tes pasca tindakan siklus II yang menghasilkan angka nilai seperti pada tabel diatas. Perubahan yang tampak pada nilai tes pasca pelaksanaan tindakan siklus II menunjukkan perubahan yang lebih besar dibandingkan dengan nilai tes pasca pelaksanaan tindakan siklus I dan nilai keterampilan sosial seluruh siswa telah mencapai atau melebihi KKM. Peningkatan yang paling besar dari hasil Post test yang di bandingkan dengan hasil pre test dialami oleh YNM, siswa paling banyak mengalami peningkatan pada aspek keterampilan berkomunikasi dimana siswa memperoleh peningkatan skor pada item memberikan pendapat mengenai suatu masalah, memperhatikan ketika siswa lain sedang berbicara, memberi masukan terhadap pendapat teman, berbicara dengan suara yang keras dan jelas di hadapan teman-temannya. Dilihat dari perolehan skor tes keterampilan sosialpun siswa memperoleh skor akhir sebesar 63,3 dari skor 33,3 sebelum dilaksanakannya tindakan. Selama pelaksanaan tindakan, siswa mendengarkan petunjuk peneliti dan melaksanakannya tanpa protes, 93 Siswa ACR yang mengalami peningkatan sebesar 23,4 merupakan siswa aktif namun terkadang membantah perkataan dan petunjuk peneliti, namun prilaku siswa sangat baik selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa mengalami peningkatan pada aspek-aspek seperti pada aspek keterampilan intrapersonal, innterpersonal pada item mengajak siswa lain untuk melaksanakan kegiatan bersama, aspek akademik pada keterampilan menerima pembagian tugas yang di berikan serta pada aspek berkomunikasi item memberikan pendapat tentang suatu masalah, memberi masukan terhadap pendapat teman, dan berbicara dengan pengucapan yang jelas. Siswa mengalami peningkatan pada dari 53,3 menjadi 76,7 setelah dilaksanakannya tindakan. VAP merupakan siswa yang aktif dalam kegiatan yang bersifat fisik seperti kegiatan pembelajaran di luar kelas, namun siswa termasuk lemah pada kegiatan pembelajaran yang bersifat akademik dengan pelaksanaan menulis, diskusi dan berbicara di hadapan kelas. Siswa mengalami peningkatan pada aspek keterampilan intrapersonal, penerimaan teman sebaya pada item keterampilan bertanya pada teman mengenai hal yang kurang dipahami. Siswa mengalami peningkatn dari 53,3 berdasarkan tes keterampilan sosial sebelum dilaksanakannya tindakan menjadi 73,3 setelah dilaksanakannya tindakan. Siswa yang mengalami peningkatan paling kecil adalah WH yaitu sebesar 13,3. Siswa telah memiliki keterampilan sosial yang baik sejak awal pembelajaran dimana siswa selalu membantu peneliti menjelaskan suatu