Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dunia ini manusia tidak mungkin bisa hidup tanpa bantuan orang lain atau yang sering disebut manusia ialah makhluk sosial. Dalam berkehidupan sosial, manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi untuk menyampaikan informasi, gagasan, ide, ataupun perasaan. Oleh karena itu manusia menggunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi. Bahasa menjadi entitas yang penting dalam berkehidupan sosial karena bahasa, masyarakat dan budaya merupakan 3 entitas yang erat berpadu. Tagliante 1994: 6-7 berpendapat bahwa berdasarkan penuturnya bahasa terbagi menjadi 3 yaitu bahasa ibu langue maternelle, bahasa kedua langue second, dan bahasa asing langue étranger. Bahasa ibu atau bahasa pertama ialah bahasa yang digunakan penutur sesuai tempat ia dilahirkan. Bahasa kedua ialah bahasa lain yang digunakan dan dipelajari oleh penutur di tempat atau lingkungan pengguna bahasa yang ia pelajari. Bahasa asing ialah bahasa lain yang penutur pelajari di lingkungannya sendiri atau tempat ia menggunakan bahasa ibu. Bahasa asing sebagai alat berkomunikasi dapat digunakan dalam bidang pariwisata, teknologi maupun pendidikan. Salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia ialah bahasa Prancis. Pada bidang pendidikan, pemerintah memasukkan bahasa Prancis ke dalam mata pelajaran bahasa asing pilihan pada tingkat Sekolah Menengah Atas SMA maupun Sekolah Menengah Kejuruan SMK khususnya pariwisata. Salah satu SMA yang memperlajari bahasa Prancis adalah SMA Negeri 2 Sleman yang berada di kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pada pembelajaran bahasa Prancis, siswa belajar 4 keterampilan berbahasa yaitu menyimak compréhension orale, berbicara expression orale, membaca compréhension écrite, dan menulis expression écrite. Proses mendengarkan dan membaca merupakan keterampilan dalam menerima informasi sedangkan proses berbicara dan menulis merupakan keterampilan dalam memproduksi informasi dengan kata-kata. Siswa diharapkan dapat menguasai 4 keterampilan ini, akan tetapi dalam kenyataannya keterampilan berbicara masih belum mencapai kompetensi yang diharapkan. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan saat Pengalaman Praktek Lapangan PPL di SMA N 2 Sleman, terdapat permasalahan pembelajaran bahasa Prancis pada siswa, guru, dan sekolah. Pada saat awal pembelajaran siswa memperhatikan dan tanggap dengan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Hal itu menunjukkan bahwa siswa memiliki antusias dan minat belajar bahasa Prancis. Akan tetapi setelah pertengahan hingga akhir pembelajaran siswa terlihat bosan dan situasinya tidak kondusif. Misalnya ketika guru sedang menjelaskan suatu materi pembelajaran, ada siswa yang melamun, kurang berkonsentrasi, mengobrol, dan ada pula yang bermain handphone. Siswa mengalami kendala atau kesulitan dalam mengungkapkan kata-kata bahasa Prancis, misalnya siswa yang membutuhkan waktu lama sebelum memulai berbicara, pandangan masih kosong, dan menoleh kanan kiri bertanya kepada temannya tentang hal yang sebaiknya ia utarakan. Ketika guru bertanya pada siswa, siswa kadang tidak menjawab dan apabila ia menjawab ia menggunakan kalimat yang tidak lengkap. Kendala pada keterampilan berbicara juga terjadi karena kurangnya latihan berbicara expression oral. Guru kurang memberikan kesempatan berbicara kepada siswa sehingga pembelajaran masih terpusat pada guru. Guru masih menggunakan metode konvensional yang kurang menggunakan media. Sekolah memiliki sarana seperti laboratorium komputer, laboratorium bahasa, dan ruang kelas yang sebagian terdapat LCD serta “speaker” akan tetapi jarang digunakan untuk mendukung pembelajaran bahasa Prancis. Berdasarkan paparan pada paragraf-paragraf sebelumnya, maka peneliti berminat untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Prancis dengan menggunakan Media Visual Allez Parler pada siswa kelas X SMA N 2 Sleman ”.

B. Identifikasi Masalah