terjadi pada calon agen
asuransi.
namun melihat prestasinya mereka akhirnya mau
bergabung. Beberapa agen sudah bergabung tapi ada yang
memutuskan berhenti untuk sementara waktu.
4. Sutrisno
Untuk mengetahui strategi
komunikasi persuasif agen asuransi
Allianz cabang kota Medan dalam melakukan
perekrutan.
Menjalin hubungan baik tidak hanya kepada semua nasabahnya
tetapi kepada semua orang yang pernah dijumpainya dan
menjelaskan kelebihan sistem bisnis asuransi di Allianz.
Untuk mengetahui tahapan-tahapan
komunikasi persuasif agen asuransi Allianz
cabang kota Medan dalam merekrut calon
agen asuransi.
Menawarkan produk asuransi kepada calon nasabah, setelah
memahami konsep asuransi ia hanya akan merekrut orang yang
tertarik dengan bisnis asuransi kemudian dijelaskan sistem
bisnis asuransi di Allianz, mengikuti ujian keagenan, kelas
pelatihan keagenan.
Untuk mengetahui perubahan perilaku yang
terjadi pada calon agen
asuransi.
Ada yang menolak pada awalnya, namun akhirnya
menerima untuk menjadi agen asuransi. Ada yang sudah
menjadi agen tapi memutuskan untuk berhenti.
4.2 Pembahasan
Dari analisis hasil dan pengamatan peneliti, maka peneliti membuat pembahasan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi persuasif merupakan salah satu teknik dari komunikasi interpersonal yang tujuannya adalah mengubah sikap, kepercayaan, dan perilaku
dari komunikan sesuai yang diinginkan oleh komunikator. Saat ini penggunaan komunikasi persuasif telah meluas ke berbagai aspek kehidupan manusia salah
satunya adalah bisnis asuransi. Kemampuan komunikasi persuasif seorang agen asuransi sangat dibutuhkan dalam memasarkan produk asuransi kepada calon
nasabah serta merekrut calon agen asuransi. Sistem bisnis asuransi yang bersifat distribusi jaringan, membuat perekrutan sangat penting untuk dilakukan oleh agen
asuransi untuk mempertahankan bisnis asuransinya. Dari keempat informan tersebut, peneliti melakukan pembahasan yang
dikaitkan dengan tujuan peneliti dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui strategi komunikasi persuasif, untuk mengetahui tahapan-tahapan perekrutan,
untuk mengetahui perubahan perilaku yang terjadi oleh calon agen asuransi yang telah direkrut oleh agen asuransi Allianz cabang kota Medan.
Berdasarkan hasil analisis, peneliti mengetahui bahwa strategi yang dilakukan oleh agen asuransi adalah selain menunjukkan kelebihan sistem bisnis
asuransi yang dimiliki oleh perusahaan, juga menggunakan pendekatan personal. Peneliti juga melihat bahwa pendapatan yang diperoleh agen asuransi yang sangat
besar, waktu kerja yang sangat dinamis, serta tidak ditentukannya tingkat pendidikan untuk menjadi seorang agen asuransi juga bisa menjadi suatu strategi
yang digunakan oleh agen asuransi ketika melakukan perekrutan. Penggunaan komunikasi persuasif dalam melakukan strategi perekrutan,
bisa dilakukan secara rasional dan secara emosional. Dalam buku karangan Herdlyan dan Gumgum, komunikasi persuasif yang dilakukan dengan cara
rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi dapat berupa ide ataupun konsep. Sedangkan cara emosional,
biasanya menyentuh hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati seseorang dapat digugah.
Dari keempat informan, Pak Andi Sugiyono dan Pak Darwan lebih dominan menggunakan strategi komunikasi persuasif secara emosional. Strategi
perekrutan yang dilakukan oleh Pak Andi adalah dengan mencari tahu kebutuhan yang belum terpenuhi dari calon rekrutannya kemudian meyakinkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
kebutuhannya akan lebih cepat terpenuhi jika bergabung ke dalam timnya di Allianz. Sama halnya dengan Pak Darwan, dimulai dari menjelaskan sistem bisnis
asuransi kepada calon rekrutannya kemudian ia akan melakukan penekanan personal diakhir pembicaraannya. Mengetahui impian calon rekrutannya yang
belum terpenuhi, Pak Darwan meyakinkan jika menerima ajakannya menjadi agen asuransi di Allianz, impian calon rekrutannya dapat dicapai.
Startegi yang dilakukan oleh kedua informan sesuai dengan pendapat Joe Rubino dalam bukunya yang berjudul “7 Langkah Mencapai Keberhasilan
Finansial”. Ia menjelaskan bahwa dalam melakukan perekrutan, beberapa strategi yang bisa diterapkan oleh agen asuransi adalah menanyakan kepada calon
rekrutan mengenai keluarga family, pekerjaan occupation, dan hasrat atau hobi passion or hobby, menjalin hubungan pertemanan, serta mengenali hal-hal yang
penting bagi calon rekrutan atau hal-hal yang belum ada dalam kehidupannya. Berdasarkan strategi yang dilakukan oleh kedua informan, peneliti menilai
bahwa strategi berjalan dengan efektif. Terbukti dengan baru bergabungnya salah satu informan dalam penelitian ini yaitu Pak Andi sugiyono selama kurang lebih
satu tahun, sudah berhasil merekrut agen asuransi ke dalam timnya sebanyak puluhan orang dengan total agen di dalam timnya sebanyak 60 orang.
Sedangkan dua informan lainnya, yaitu Bu Tanti Julia dan Pak Sutrisno memakai strategi yang lebih rasional. Kedua informan akan menjelaskan kepada
calon rekrutannya keuntungan, prestasi serta pendapatan yang bisa diperoleh dari menjadi seorang agen asuransi. Untuk lebih meyakinkan calon rekrutannya,
mereka juga akan menjelaskan kelebihan sistem bisnis di Allianz yang berbeda dari perusahaan asuransi lainnya.
Agar strategi perekrutan calon agen dapat berjalan dengan efektif, sebaiknya setiap agen asuransi mengetahui terlebih dahulu motivasi yang ingin
dicapai oleh setiap calon rekrutan mereka masing-masing. Hal ini dikarenakan setiap manusia merupakan mahluk yang dapat berpikir dan merencanakan masa
depannya, menentukan tujuan bagi dirinya, dan merancang strategi untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti mendapati bahwa dari keempat informan memiliki motivasi yang berbeda ketika memutuskan untuk menjadi seorang agen
Universitas Sumatera Utara
asuransi. Motivasi Pak Andi Sugiyono awalnya hanyalah untuk mencari pendapatan agar bisa membiayai uang kuliahnya pada saat itu sedangkan Pak
Darwan ingin mencari pendapatan yang lebih besar. Sementara Ibu Tanti memutuskan untuk menjadi agen asuransi karena ingin mencari kesibukan lain
dan sudah merasa bosan menjadi karyawan. Informan terakhir yaitu Pak Sutrisno, awalnya menjadi agen asuransi karena harus mencari pekerjaan yang bisa
menerimanya setelah mengalami pemecatan di tempat kerjanya dulu. Ada dua Menurut teori motivasi, motivasi terbagi atas dua jenis yaitu intrinsik,
yakni suatu keinginan untuk melakukan suatu aktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan yang didapat dari
melakukan aktivitas tersebut, atau karena motivasi ekstrinsik, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal.
Dari keempat informan, tiga informan yaitu Pak Andi Sugiyono, Pak Darwan, dan Pak Sutrisno memiliki motivasi ekstrinsik saat memutuskan untuk menjadi
seorang agen asuransi sedangkan satu informan lainnya yaitu Ibu Tanti memiliki motivasi intrinsik. Dapat disimpulkan bahwa setiap informan memiliki motivasi
yang berbeda-beda ketika memutuskan untuk menjadi seorang agen asuransi dan sangatlah penting bagi setiap agen asuransi untuk mengetahui motivasi yang ingin
daicapai oleh setiap calon rekrutannya agar strategi perekrutan dapat berhasil dilakukan.
Untuk tahapan merekrut calon agen asuransi, keempat informan memiliki jawaban yang sama. Mereka akan menjadikan calon rekrutannya sebagai nasabah
mereka masing-masing. Menurut jawaban keempat informan, sebelum menjadi seorang agen asuransi yang bertugas memasarkan produk asuransi kepada
masyarakat luas, calon agen asuransi sudah membeli produk asuransi serta merasakan manfaat asuransi untuk dirinya sendiri. Setelah menjadi nasabah,
keempat informan akan merekrut calon agen asuransi sesuai dengan kriteria dan strategi mereka masing-masing dan mereka juga akan menjelaskan sistem bisnis
yang dimiliki Allianz serta keuntungan yang bisa diperoleh dari menjadi seorang agen asuransi.
Menurut teori AIDA, ketika agen asuransi merekrut calon agen asuransi maka akan melalui satu tahapan yang dimulai dari menarik perhatian calon agen
Universitas Sumatera Utara
asuransi melalui pesan yang disampaikan. Adapun tujuan pesannya adalah untuk membuat calon agen asuransi memiliki kesadaran akan pesan yang disampaikan
oleh agen asuransi yang dalam penelitian ini adalah keuntungan yang bisa diperoleh dari menjadi seorang agen asuransi di Allianz. Setelah calon agen
memiliki kesadaran akan pesan yang disampaikan oleh agen asuransi, tahapan berikutnya adalah membuat calon agen asuransi merasa tertarik untuk mengetahui
dan memahami lebih lanjut mengenai pesan yang disampaikan. Setelah calon rekrutan tertarik dengan keuntungan yang bisa diperoleh, agen asuransi akan
menjelaskan lebih lanjut sistem bisnis asuransi Allianz serta cara menjalankan sistem bisnis ini dengan benar untuk memperoleh keuntungan yang besar. Jika
pesan diolah dengan baik oleh calon rekrutan, maka akan timbul keinginan menjadi agen asuransi. Adapun motivasi setiap calon rekrutan berbeda-beda, baik
secara rasional maupun emosional. Tahapan terakhir yang menjadi indikator berhasil atau tidaknya perekrutan adalah calon agen asuransi yang direkrut
membuat sebuah keputusan dan tindakan yaitu melakukan pendaftaran untuk menjadi agen asuransi. Setelah melakukan pendaftaran, calon agen asuransi harus
mengikuti ujian keagenan yang diadakan oleh lembaga resmi yaitu Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesi AAJI untuk menjadi agen asuransi yang berlisensi.
Menurut Effendy, komunikasi yang dilakukan secara interpersonal dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku
komunikan. Alasannya adalah karena komunikasi interpersonal umumnya berlangsung secara tatap muka, sehingga terjadi kontak pribadi. Ketika pesan
disampaikan, umpan balik berlangsung seketika. Artinya, komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan terhadap pesan yang dilontarkan pada saat itu
juga, misalnya melalui ekspresi wajah. Berdasarakan jawaban informan, dalam melakukan perekrutan tiga informan selalu melakukannya secara tatap muka
walaupun calon rekrutan berada di luar kota. Sedangkan satu informan lainnya yaitu Pak Sutrisno pernah melakukan perekrutan menggunakan media komunikasi
walaupun lebih dominan merekrut secara tatap muka. Menurut keempat informan, lebih mudah meyakinkan calon rekrutan secara tatap muka daripada merekrut
dengan menggunakan media karena secara tatap muka, agen asuransi langsung dapat melihat respon calon rekrutan pada saat itu juga.
Universitas Sumatera Utara
Setelah melakukan perekrutan terhadap calon agen asuransi, berbagai respon diterima oleh agen asuransi. Ada yang menunjukkan sikap positif namun
ada juga yang bersikap negatif. Menurut Pak Andi Sugiyono, bisnis asuransi sangat bagus untuk dijalankan namun tidak untuk semua orang. Menurut
pengalaman keempat informan, kebanyakan calon rekrutan yang menolak, merasa tidak memiliki kemampuan untuk bisa menjalankan bisnis asuransi sedangkan
calon rekrutan yang menerima, menilai bahwa sistem bisnis asuransi Allianz lebih mudah untuk dijalankan dari yang dipikirkan sebelumnya. Namun ada juga
beberapa calon rekrutan dari tiga informan, Pak Andi, Bu tanti, dan Pak Sutrisno, yang awalnya menolak namun setelah melihat kesuksesan yang didapat oleh
ketiga informan akhirnya mereka memilih bergabung menjadi agen asuransi di Allianz.
Semua informan dalam penelitian ini sudah menduduki posisi business partner di Allianz. Puluhan agen asuransi sudah berhasil mereka rekrut untuk
bergabung ke dalam tim mereka masing-masing. Berdasarkan hasil wawancara dengan keempat informan, peneliti mendapati bahwa banyak di antara calon agen
asuransi yang berhasil direkrut, masih menjadikan agen asuransi sebagai pekerjaan sampingan. Akibatnya agen asuransi di dalam tim keempat informan
ada yang memutuskan untuk berhenti di pertengahan karirnya di Allianz. Selain itu alasan agen asuransi yang pada akhirnya memutuskan untuk berhenti adalah
karena pendapatan yang didapat tidak tetap, banyaknya mengalami penolakan dari calon nasabah, merasa bosan dan putus asa, serta belum adanya keseriusan dalam
menjalankan bisnis asuransi. Namun ada juga beberapa agen asuransi yang sudah memilih untuk berhenti, pada akhirnya memilih kembali menjadi agen asuransi
karena merasa pendapatan yang didapat dari menjadi seorang agen asuransi lebih besar.
Berdasarkan hasil wawancara keempat informan, dapat disimpulkan bahwa setiap calon rekrutan terus mengalami perubahan sikap, pemikiran, dan
perilaku. Perubahan ini terjadi akibat ketidaksesuaian antara pemikiran mereka terhadap kenyataan yang terjadi sebenarnya sehingga menimbulkan
ketidaknyamanan. Menurut teori disonansi kognitif bahwa jikalau rangsangan baru yang diterima seseorang tidak sesuai dengan pola yang ada atau tidak
Universitas Sumatera Utara
konsistensi, maka orang tersebut akan mengalami ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan tersebut timbul ketika seseorang menemukan diri mereka
sendiri melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan pendapat lain yang mereka pegang inkonsisten, hal inilah yang dikatakan sebagai disonansi kognitif.
Banyak cara yang dilakukan calon rekrutan dari keempat informan untuk mengatasi disonansi kognitif yang mereka alami, ada yang awalnya menolak
kemudian berubah menerima menjadi seorang agen asuransi, ada yang sudah menjadi agen asuransi namun memutuskan berhenti, dan ada juga yang sudah
memilih untuk berhenti akhirnya memutuskan kembali menjadi seorang agen asuransi.
Selain melakukan wawancara dengan keempat informan, peneliti yang juga melakukan wawancara dengan satu orang informan tambahan yaitu Levin
Chandra. Levin adalah calon agen asuransi yang telah direkrut oleh Pak Sutrisno ke dalam timnya. Dari hasil wawancara, peneliti mendapati bahwa motivasi Levin
bergabung ke dalam tim Pak Sutrisno adalah ia ingin mencari pendapatanuntuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta menilai bahwa Pak Sutrino adalah orang
yang religious dan kredibel di bidang bisnis asuransi. Ia percaya bahwa bisnis yang akan dijalaninya tidak menyesatkan karena orang yang merekrutnya adalah
seseorang yang taat agama. Menurut teori kemungkinan elaborasi, manusia mengelaborasi sebuah
pesan ketika mereka berpikir apa yang dikatakan oleh pesan tersebut, mereka mengevaluasi argumen dalam pesan tersebut, dan mungkin bereaksi emosional
terhadap klaim dari pesan tersebut. Terdapat dua rute untuk pengolahan pesan yaitu rute sentral dan rute periferal. Elaborasi atau berpikir secara kritis terjadi
pada rute sentral, sementara ketiadaan berpikir secara kritis terjadi pada rute peripheral. Keterlibatan seseorang dalam elaborasi serta sejauh apa individu
terlibat tergantung kepada motivasi diri, kemampuan, serta peluang MOA untuk memproses sebuah pesan. Kemungkinan elaborasi elaboration likelihood yang
rendah dimungkinkan ketika faktor MOA juga rendah dan juga sebaliknya. Berdasarkan hasil wawancara Levin, peneliti menyimpulkan bahwa karena
motivasi yang dimilikinya hanya sebatas mencari pendapatan, belum adanya kemampuan untuk meyakinkan calon nasabah untuk membeli asuransi, serta
Universitas Sumatera Utara
belum pastinya peluang kesuksesaan yang didapat jika menjadi seorang agen asuransi, membuat Levin mengolah pesan yang disampaikan oleh Pak Sutrisno
melalui jalur peripheral dimana dalam jalur ini seseorang dominan memberikan respon secara emosional sehingga kurang kritis terhadap isi pesan.
Untuk menentukan efektif atau tidaknya komunikasi persuasif yang telah dilakukan, ada tiga faktor yang perlu diperhatikan yaitu sumber yang
menyampaikan pesan, pesan persuasif, dan komunikan yang menerima pesan persuasif tersebut. Dalam karateristik sumber komunikator ada tiga faktor yang
mempengaruhi yaitu kredibilitas, daya tarik, dan kekuasaan. Sesuai dengan alasan Levin yang pada akhirnya menerima ajakan Pak Sutrino adalah Levin merasa
bahwa orang yang mengajaknya memiliki kredibilitas yang tinggi di dunia asuransi karena Pak Sutrisno sudah lama berkarir di dunia asuransi sehingga
prestasi dan pengharagaan yang didapat juga terhitung banyaknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa perekrutan sangat penting dilakukan oleh
agen asuransi demi keberlangsungan karirnya di bisnis asuransi. Agar perekrutan berhasil dilakukan setiap agen asuransi harus memiliki strategi persuasif yang
efektif agar dapat mengubah sikap, kepercayaan, dan perilaku calon rekrutan. Strategi yang bersifat persuasif juga dibutuhkan dalam melakukan perekrutan
karena masih adanya pandangan yang negatif tentang agen asuransi sebagai suatu pekerjaan. Untuk tahapan merekrut, ada baiknya jika calon rekrutan memahami
terlebih dahulu sistem bisnis serta produk yang ingin dijual sebelum memutuskan untuk bergabung.
Universitas Sumatera Utara
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai komunikasif persuasif agen asuransi dalam merekrut calon agen asuransi di PT Asuransi Life Allianz Indonesia cabang Kota
Medan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Dalam melakukan perekrutan calon agen asuransi, strategi yang dilakukan agen asuransi selain menjelaskan kelebihan sistem bisnis asuransi di
Allianz daripada sistem bisnis di perusahaan asuransi yang lain, agen asurani juga melakukan komunikasi persuasif secara emosional terhadap
calon rekrutannya. Sebelum melakukan perekrutan, agen asuransi harus mencari tahu terlebih dahulu impian serta motivasi hidup yang ingin
dicapai oleh calon rekrutannya sehingga dengan mengetahuinya agen asuransi dapat memberikan penekanan personal untuk lebih meyakinkan
calon rekrutan untuk bergabung ke dalam tim mereka. 2.
Awalnya setiap agen asuransi akan memperlakukan calon rekrutannya sebagai calon nasabah. Penting untuk seseorang yang ingin menjadi agen
asuransi, mengetahui dan memahami manfaat asuransi bagi dirinya sebelum ia mengetahui sistem bisnis asuransi serta keuntungan yang bisa
diperoleh dari seorang agen asuransi. Hal ini dikarenakan agar agen asuransi dapat bekerja sebagai seorang agen asuransi yang profesional dan
menghindari terjadinya kebohongan yang dapat dilakukan oleh agen asuransi yang belum membeli dan merasakan manfaat asuransi bagi
dirinya namun menjual asuransi kepada masyarakat. 3.
Dalam melakukan perekrutan calon agen, setiap agen asuransi pernah mengalami penolakan dengan berbagai alasan. Namun perubahan perilaku
dapat terjadi pada calon rekrutan yang awalnya menolak berubah menjadi menerima tawaran sebagai agen asuransi karena melihat keuntungan yang
didapat oleh seorang agen asuransi. Perubahan perilaku juga dapat terjadi pada agen asuransi yang sudah bergabung dan melakukan penjualan
asuransi, memutuskan untuk berhenti menjadi agen asuransi. Alasan pada umumnya adalah masih menjadikan agen asuransi sebagai pekerjaan
Universitas Sumatera Utara