Kajian Tentang Membaca Permulaan

18 m. Ragu-ragu; n. Tersendat-sendat. Karakteristik yang sering terlihat pada anak – anak yang termasuk berkesulitan membaca ini menurut Reid Hresko 1981 adalah 1 membacanya lamban, naik turun intonasinya, dan kata demi kata, 2 sering membalik – balik huruf dan kata – kata, 3 pengubahan huruf pada kata, 4 terjadi kekacauan pada kata – kata yang hanya berbeda sedikit susunannya, misal; bau, buah, bat u, buta, dan 5 sering menerka dan sering mengulangi kata – kata atau frasa. M. Shodiq, 1995 dalam Suparno 2006:52. Tidak semua dari ciri-ciri tersebut terdapat pada setiap anak yang memiliki kesulitan belajar membaca, ada beberapa ciri ciri menonjol yang terlihat dan menunjukkan spesifikasi kesulitan yang di alami. Sehingga pada akhirnya yang terlihat adalah kemampuan membaca anak berada dibawah kemampuan membaca dari teman seusianya dan.

B. Kajian Tentang Membaca Permulaan

1. Pengertian Membaca Permulaan Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Membaca permulaan adalah proses decoding atau mengubah simbol tertulis berupa huruf atau kata menjadi sistem bunyi atau yang sejenisnya, yang di dalamnya mengandung suatu keterampilan kognitif. Proses keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonim, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang fonim yang sudah dikuasai 19 untuk memahami makna suatu bacaan. Tujuan membaca permulaan di kelas rendah adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami, menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut, agar siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat Depdikbud, 1994:4. Membaca permulaan menurut Muchlisoh 1992:119 merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Pengertian membaca permulaan Membaca permulaan merupakan tahapan kedua dari perkembangan membaca yang berlangsung pada kelas-kelas awal. Pada tahap membaca permulaan terdapat tiga komponen dasar yaitu, recording, decoding dan meaning yang berlangsung pada kelas-kelas awal I, II, dan III. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyi sesuai dengan system tulisan yang digunakan, sedangkan proses decoding penyandian merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata Farida Rahim 2006:2. Munawir Yusuf 2005:140 mengatakan bahwa siswa dikenalkan dengan membaca teknis atau proses decoding yang ditandai dengan pengenalan simbol-simbol tertulis berupa huruf atau kata menjadi sistem bunyi, sehingga menjadi pondasi agar anak dapat melanjutkan ke tahap membaca lanjut. 20 Ngalim Purwanto 1997:29 memberikan penjelasan bahwa yang disebut sebagai membaca permulaan jika maksud membaca itu yang diutamakan ialah: a. Memberikan kecakapan kepada para siswa untuk mengubah rangkaian-rangkaian huruf menjadi rangkaian bunyi bermakna. b. Melancarkan teknik membaca pada anak-anak. Benner et, al 2005:2 menjelaskan bahwa siswa yang mengalami kesulitan membaca permulaan mengalami permasalahan dalam memahami apa yang didengar, identifikasi huruf dan suku kata, dan membaca pemahaman. Sedangkan Torgesen menyatakan bahwa: Siswa dengan kemampuan membaca permulaan rendah mengalami kesulitan pada 2 area yakni, 1 kesulitan identifikasi huruf secara benar dan cepat, dan membaca pemahaman. Siswa kesulitan merangkai bunyi huruf dan kata pada kalimat 2 kesulitan yang berhubungan dengan keterampilan bahasa oral diantaranya pemahaman mendengar. Kemampuan bahasa oral yang rendah mengarah pada penguasaan pada kosa kata yang sedikit dan berdampak pada kemampuan komunikasi verbal dan menulis Benner et al 2005:2. Menurut Suyono 2003:4 standar kompetensi membaca permulaan yang harus dikuasi oleh siswa sekolah dasar adalah 1 menguasai huruf dan merangkai menjadi kata dan kalimat 2 menyaring teks sederhana dalam huruf lepas 100-150 kata dengan lafal dan intonasi yang tepat, dan 3 membaca lancar. Melihat dari standar kompetensi yang harus dikuasai anak akan dirasa sulit dicapai oleh anak yang mengalami kesulitan membaca permulaan, yakni pada poin kesulitan identifikasi huruf, dan merangkai huruf menjadi kata. 21 Berdasarkan uraian diatas dapat ditegaskan bahwa membaca permulaan adalah tahapan proses belajar membaca bagi siswa kelas awal jenjang sekolah dasar dan merupakan proses keterampilan kognitif yang menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonim untuk memahami makna suatu bacaan.

C. Kajian Tentang Metode Fonik

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PRISKABER (PRISMA KATA BERGAMBAR) UNTUK ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA PERMULAAN KELAS I SD

16 151 20

EFEKTIVITAS METODE FONETIKDALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN Efektivitas Metode Fonetik Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak Usia Dini.

0 2 14

PENGGUNAAN PENDEKATAN PENGALAMAN BAHASA (LANGUAGE-EXPERIENCE APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA :Penelitian Eksperimen dengan Single Subject Research pada Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kelas

4 12 33

PENGGUNAAN METODE AISMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA KELAS I SD NEGERI I BANGAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

1 4 17

PENGGUNAAN METODE AISMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA.

1 4 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI AKOMODASI PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA DI KELAS III SD N BANGUNREJO 2.

0 2 157

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE SAS (STRUKTUR ANALITIK SINTETIK) BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA DI SD N BANGUNREJO 2 YOGYAKARTA.

0 0 207

KEEFEKTIFAN METODE LINGUISTIK PADA PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA KELAS II DI SD NEGERI MUSTOKOREJO.

0 0 218

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE FERNALD PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS II DALAM MODEL KELAS INKLUSI KLUSTER DI SD N BANGUNREJO 2 YOGYAKARTA.

1 14 213

KONTRTBUSI KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN SERTA KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK BERKESULITAN BELAJAR DI SD IMBAS GUGUS

1 1 81