Kajian Tentang Metode Fonik

21 Berdasarkan uraian diatas dapat ditegaskan bahwa membaca permulaan adalah tahapan proses belajar membaca bagi siswa kelas awal jenjang sekolah dasar dan merupakan proses keterampilan kognitif yang menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonim untuk memahami makna suatu bacaan.

C. Kajian Tentang Metode Fonik

1. Pengertian Metode fonik Metode menurut KBBI 2000:740 adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode fonik disebut oral method, dan berhubungan dengan gerakan Direct Method. Dalam metode ini dimulai dengan latihan-latihan mendengarkan ear training, kemudian diikuti dengan latihan mengucapkan bunyi lebih dahulu, selanjutnya pengucapan kata, kalimat pendek, dan akhirnya kalimat yang lebih panjang, materi pelajaran ditulis dalam notasi fonetik. Metode bunyi ini berdasarkan fonemic ilmu yang mempelajari cara bunyi yang dihasilkan. Fonik menurut KBBI 2000:310 adalah metode mengajar membaca dengan menggunakan konsep-konsep fonetik yang sederhana. Kata fonetik sendiri adalah bidang linguistik tentang pengucapan penghasilan bunyi ujar. Menurut Sadjaah dan Sukarja 1995:152 pencipta dari metode ini adalah Alexander Melvin Bell ayah dari Graham Bell, dengan istilah 22 Visible Speech Method, yaitu lambang bunyi atau suara yang dihasilkan oleh alat bicara. Metode fonem atau metode suara ujaran diartikan dari Speech Sound Method yaitu mengajarkan rentetan bukan secara alfabetisnya namun mengajarkan suara ujaran dari bunyi-bunyi bahasa. Sehingga yang diajarkan bukan, a, be, ce, de, ..., namun suara artikulasi bunyi bahasa. Metode fonik menurut Abudarrahman 2003:215 menekankan pada pengenalan kata melalui proses mendengarkan bunyi. Anak diajak mengenal bunyi huruf, kemudian mensintesiskan huruf-huruf menjadi suku kata dan kata. Untuk memperkenalkan bunyi berbagai huruf biasanya mengaitkan huruf-huruf depan dengan nama benda yang sudah dikenal oleh anak. Misalnya huruf “a” pada gambar ayam, huruf “b” pada gambar buku dan seterusnya. Metode ini mudah dipelajari, sebab metode bunyi ini telah diteliti menggunakan seperangkat ilmu linguistik, pedagogik dan psikologi. Secara bertahap siswa dikenalkan pada huruf- huruf yang mudah dibunyikan siswa misalkan anak yang tidak bisa menggabungkan antara huruf konsonan dan vokal. Phonemic awareness is the understanding that spoken word and syllables are made up of sequence of speech sounds and that it is possible to “tease out” or isolate these sounds in order to assist oneself in spelling and writing. Joan M. Harwell 2001:195 Pengertian diatas memiliki maksud kesadaran fonemic adalah kata terdiri dari ucapan suku kata disusun urutan dari bunyi suara dan bunyi suara ini membantu agar seseorang dalam ejaan dan menulis. Sedangkan menurut Ball Blachman, 1991 mengatakan bahwa kesadaran fonemik adalah kemampuan untuk mendengar dan memanipulasi unit terkecil dari 23 suara yang diucapkan William D. Bursuck 2010: 6. Pendapat lain menurut AASE, 1989 mengungkapkan bahwa kesadaran fonemic adalah kemampuan untuk mendiskriminasikan antara bunyi-bunyi yang berbeda serta posisinya dalam kata serta kemampuannya membandingkan apakah kata-kata berbeda atau mirip berdasarkan bunyi-bunyi konstituennya. Jessica Grainger 2003:175. Metode fonik menekankan pada pengenalan kata melalui proses mendengarkan bunyi huruf. Dengan demikian metode fonik lebih sintetis daripada analitik. Pembelajaran keterampilan membaca dengan metode fonik ada beberapa tahapan supaya anak mudah didalam belajar membaca. Sumarti M. Tahir 2009:2 diantarannya: a. Menyimak Tahapan menyimak ini, pembelajaran dilakukan dengan bercerita dan menyanyi. Ada panduan lagu mulai A sampai Z. b. Berbicara Pembelajaran dilakukan dengan membaerikan buku bergambar seri dan pertanyaan kritis pada anak. Tujuan dari 2 tahap ini adalah anak lebih menyimak, berkonsentrasi dan memperkaya kosa kata yang dimiliki anak. c. Menulis Menulis merupakan persiapan motorik, pengetahuan bunyi dan bentuk huruf. Tujuannya agar anak dapat berkonsentrasi, mengkoordinasi mata dan tangan serta mengembangkan persepsi. 24 d. Membaca Tahap ini belajar berbahasa dari tata bahasa yang paling rumit yaitu fonim, suku kata, kata frase dan kalimat dan mulai dari benda konkrit ke benda abstrak. Pada tahap membaca ada 3 level, tapi tahap kelulusan ada pada level 2, karena level ke3 setara dengan anak lekas 5 SD bagaimana dengan target tiap level?. Diharapkan di level 1, anak mengenal bunyi dan lambang, bisa menggabungkan dua bunyi atau lebih untuk satu suku kata dapat berbentuk kata dan anak mengetahui bahwa tiap kata mempunyai makna. Sedangkan level 2 diharapkan anak lancar membaca mengerti bahwa setiap kata mempunyai makna dan tahu adab membaca. Proses kegiatan membaca mencakup kegiatan fisik dan mental. Kegiatan fisik meliputi persepsi auditori dan persepsi visual. Salah satu aspek persepsi auditori dan persepsi visual adalah kegiatan membedakan bunyi-bunyi huruf yang di dengar dan dilihat serta menggabungkan bunyi- bunyi huruf yang didengar dan dilihat menjadi sebuah makna, sedangkan untuk kegiatan mental meliputi proses kognitif. Proses kognitif adalah merupakan proses mengolah informasi dari apa yang dilihat dan didengar. Belajar membaca memerlukan 2 keterampilan yakni visual dan auditory. Ross 1984:56 menyebutkan bahwa terdapat tiga komponen dalam keterampilan visual yakni persepsi visual visual perception, memori visual visual memory, diskriminasi visual visual description. 25 Ketiga komponen tersebut berperan penting dalam belajar membaca, persepsi visual berguna untuk mengenal bentuk-bentuk huruf; memori visual merupakan kemampuan untuk mengingat bentuk huruf yang telah dipelajari; dan diskriminasi visual digunakan dalam keterampilan membedakan bentuk huruf yang satu dengan yang lainnya. Selain itu terdapat tiga komponen dalam keterampilan auditori yakni persepsi auditori auditory perception, memori auditori auditory memory, diskriminasi auditori auditory description Ross 1984:57. Ketiga keterampilan tersebut pun memiliki peran yang penting, persepsi auditori menentukan kemampuan mengenal bunyi huruf; memori auditori diperlukan untuk mengingat bunyi-bunyi huruf; diskriminasi auditori diperlukan dalam keterampilan membedakan bunyi huruf yang satu dengan yang lainnya. Metode fonik adalah suatu metode belajar bahasa yang menggunakan pendekatan dengar, tulis dan baca. Huruf dibaca berdasarkan bunyi pelafalan bahasa indonesia. Sehingga melalui metode fonik anak bisa mengenal bentuk huruf dan bunyi huruf dengan baik dan benar. Cara belajar dengan metode fonik ini, untuk menggabungkan huruf vokal dan konsonan menjadi sebuah suku kata, dan kata, dilakukan dengan menghilangkan cara belajar mengeja. Jadi cara belajarnya langsung menggabungkan huruf konsonan dengan vokal tanpa dieja, misalnya [b] [u] [k] [u] langsung dibaca “b u k u”. 26 Belajar membaca permulaan dengan metode fonik ini ada 3 level yaitu sebagai berikut: a. Level A Able to read Level A merupakan tahap belajar untuk permulaan. Hal pertama yang dipelajari sebagai pemula adalah mengenal huruf dan bunyi huruf yang paling mudah dimengerti seperti huruf vokal a, e, i, u, o yang bunyi nya tetap dan huruf konsonan b, k, h, m yang berbunyi [beh], [keh], [heh], [em]. Pembelajaran membaca level A menggunakan media cardboard untuk membantu agar siswa mudah untuk mengidentifikasi huruf sesuai materi yang disajikan. Apabila anak sudah dapat mengidentifikasi huruf serta melafalkan huruf dasar dalam level A ini, maka anak dapat melanjutkan masuk ke tahap level B. b. Level B Be a Good Reader Level B merupakan tahap kedua untuk belajar membaca permulaan setelah level A selesai. Dalam level ini anak melanjutkan belajar huruf konsonan, p, d, c, g, s yang bunyinya [peh], [deh], [ceh], [geh], [es] serta mempelajari gabungan huruf r, n, m, p, d, c, g, s, menjadi sebuah suku kata dan kata. Pembelajaran membaca level B menggunakan media huruf cardboard sebagai alat bantu belajar agar anak dapat mengidentifikasi huruf dan melafalkan bunyi huruf yang dipelajari. Apabila anak dinyatakan lulus maka dilanjutkan ke level C. 27 c. Level C Champ to Reading Level C merupakan tahap akhir dalam pembelajaran membaca dengan metode fonik. Dalam level ini anak belajar dengan melanjutkan huruf selanjutnya pembelajaran dalam level ini meliputi huruf konsonan t, j, f, v, w,y, akhiran t, f, j, b, d, h, k, l, m, n, p, q, r, s, ng serta imbuhan [ng] dan [ny]. Selain itu, siswa juga dikenalan dengan tanda baca, misalnya tanda tanya ?, titik ., koma ,, dan tanda seru . pembelajaran huruf t, j, f, v, w, y bunyinya adalah [teh], [jeh], [ef], [ve], [we], dan [ye]. Selain pembelajaran bunyi tersebut dan tanda bacanya, dalam level C ini juga dipelajari mengenai kata bentukan, kalimat bentukan, dan membaca wacana. Level ini tidak menggunakan media karena dalam level ini merupakan tahap lanjutan yang dasarnya sudah dipelajari dalam modul level A dan B, hanya sesekali saja menggunakan media huruf cardboard apabila anak mengalami kesulitan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode fonik merupakan metode yang sudah muncul sejak lama dan sekarang dikenal dengan metode bunyi atau metode fonem metode suara ujaran. Pembelajaran metode ini dimulai dari pengenalan huruf mulai A sampai Z serta pengenalan bunyi hurufnya. Perbedaannya dengan metode lain terletak pada pengucapan huruf. Metode fonik diucapkan sebagai bunyi sesuai dengan bunyinya a, beh, ceh, deh dan sebagainya. Dalam penerapannya mengembangkan kemampuan yang sudah di miliki anak 28 misalnya dengan pengenalan lambang huruf sebagai awal mengenal fonem pada cardboard dan dilanjutkan dengan membaca suku kata kemudian kata dan kalimat sederhana. Apa yang diusulkan oleh peneliti tentang metode yang akan digunakan untuk mengatasi masalah dalam penelitian ini sesuai dengan kondisi anak yang dapat belajar membaca dengan fasih dengan menggunakan pendekatan visual, suara, dan linguistik untuk memudahkan dalam belajar membaca. Sehingga dapat ditegaskan metode fonik adalah suatu cara yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa. Pelaksanaan pembelajaran membaca menggunakan metode fonik menggunakan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: a. Guru mengenalkan siswa abjad a-z, dengan kelompok 1 a, i, u, e, o kelompok 2 m, s, b, p, l, kelompok 3 d, n, t, w, s, r, kelompok4 c, j, y, z, v dan kelompok 5 h, kelompok 6 ng, ny, ai, au, ao. b. Guru membimbing siswa untuk mencari bunyi huruf pada kata c. Guru membimbing siswa untuk mencari bunyi pada benda d. Guru membimbing siswa membandingkan padanan huruf yang ditulis e. Guru membimbing siswa mengenal satu bunyi huruf konsonan dan menggabungkan dengan huruf yang dikuasai f. Guru membimbing siswa menggabungkan huruf yang sedang dipelajari dengan huruf yang sudah dikuasai menjadi kata. g. Guru mengulang kembali untuk mengajarkan materi kata yang lainnya. 29 2. Fungsi Metode fonik Metode fonik memberikan suatu dasar bagi anak-anak dalam lafal yang berbeda-beda dari masing –masing simbol huruf. Sehingga dapat disampaikan bahwa metode ini dapat berfungsi sebagai berikut : a. Memperjelas proses penangkapan informasi dari guru kepada siswa, sehingga proses dan hasil belajar akan lancar serta meningkat. b. Metode ini dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi dan minat siswa untuk belajar membaca. c. Metode ini dapat memaksimalkan kemampuan berbagai indera. d. Membuat siswa lebih aktif selama proses aktivitas selama kegiatan

D. Kajian Tentang Pembelajaran Remidial

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PRISKABER (PRISMA KATA BERGAMBAR) UNTUK ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA PERMULAAN KELAS I SD

16 151 20

EFEKTIVITAS METODE FONETIKDALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN Efektivitas Metode Fonetik Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak Usia Dini.

0 2 14

PENGGUNAAN PENDEKATAN PENGALAMAN BAHASA (LANGUAGE-EXPERIENCE APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA :Penelitian Eksperimen dengan Single Subject Research pada Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kelas

4 12 33

PENGGUNAAN METODE AISMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA KELAS I SD NEGERI I BANGAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

1 4 17

PENGGUNAAN METODE AISMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA.

1 4 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI AKOMODASI PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA DI KELAS III SD N BANGUNREJO 2.

0 2 157

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE SAS (STRUKTUR ANALITIK SINTETIK) BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA DI SD N BANGUNREJO 2 YOGYAKARTA.

0 0 207

KEEFEKTIFAN METODE LINGUISTIK PADA PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA KELAS II DI SD NEGERI MUSTOKOREJO.

0 0 218

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE FERNALD PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS II DALAM MODEL KELAS INKLUSI KLUSTER DI SD N BANGUNREJO 2 YOGYAKARTA.

1 14 213

KONTRTBUSI KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN SERTA KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK BERKESULITAN BELAJAR DI SD IMBAS GUGUS

1 1 81