Keterangan Empiris Kesalahan tidak sistematik indeterminate errors

3. Memakai bahan kimia dengan derajat untuk analisis. 4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para analis. 5. Melakukan penetapan blangko atau kontrol dengan zat baku. 6. Melakukan penetapan paralel in duplo atau in triplo.

2. Kesalahan tidak sistematik indeterminate errors

Kesalahan tidak sistematik adalah penyimpangan yang tidak tetap dari hasil penentuan kadar dengan instrumen yang disebabkan fluktuasi dari instrumen yang dipakai derau. Penyebab kesalahan ini tidak dapat ditentukan dan tidak dapat dikontrol maka kesalahan ini disebut juga kesalahan acak random error Mulja dan Suharman, 1995.

I. Keterangan Empiris

Kadar phlorotannin di dalam alga coklat berkisar 5-15 berat kering Burtin, 2003. Penapisan fitokimia pada alga coklat dilakukan dengan menggunakan pereaksi FeCl 3 dan garam gelatin. Apabila reaksi tersebut menghasilkan endapan maka sampel alga coklat mengandung senyawa fenolik. Penyarian dengan menggunakan cara maserasi kurang sempurna dan membutuhkan waktu yang lama. Penyarian dengan menggunakan cara soxhletasi memiliki keuntungan yaitu tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dan pelarut yang dibutuhkan tidak terlalu banyak karena ekstraksi terjadi secara berulang dan menggunakan panas. Sirkulasi terjadi berulang-ulang sehingga menghasilkan penyarian yang lebih baik Anonim, 1986. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Simplisia makro alga dalam bentuk serbuk dapat disari menggunakan pelarut tertentu dengan alat soxhlet Cannel, 1998. Penyarian dalam penelitian ini menggunakan cara sohxletasi. Telah dilakukan perbandingan antara hasil penyarian dengan pelarut etanol dan metanol. Penyarian menggunakan pelarut metanol menghasilkan jumlah ekstrak yang lebih banyak. Polifenol yang dianalisis dalam penelitian ini adalah phlorotannin dalam fraksi etil asetat yang meliputi phloroglucinol, phlorofucofuroeckol, dieckol, 8,8’-bieckol, dan phlorotannin golongan tetramer. Metode yang digunakan untuk menetapkan kadar phlorotannin pada penelitian ini adalah metode Folin-Ciocalteau. Metode ini dipilih karena metode ini spesifik untuk menetapkan kadar polifenol. Gugus fenolik-hidroksil bereaksi dengan pereaksi Folin-Ciocalteau, membentuk kompleks fosfotungstat- fosfomolibdat menghasilkan warna biru ungu yang dapat diukur absorbansinya dengan spektrofotometer Jansoon, 2005. Standar yang digunakan dalam penelitian ini adalah phloroglucinol. Phloroglucinol merupakan monomer dari phlorotannin Zhang et al., 2006. Kadar phlorotannin akan dihitung ekivalen terhadap phloroglucinol mg PEg fraksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian non-eksperimental karena tidak ada intervensi atau perlakuan terhadap parameter yang diamati.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel dalam penelitian ini adalah kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat Sargassum polycystum C. Agardh. 2. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah waktu pemanenan alga, tempat pengambilan alga, suhu penyimpanan alga, waktu lamanya proses ekstraksi, dan pH. 3. Variabel pengacau tidak terkendali dalam penelitian ini adalah umur alga bukan tanaman budidaya, bagian alga yang terpanen, suhu air laut, kondisi substrat karang tempat tumbuh alga, suhu dan kelembaban ruang percobaan.

C. Definisi Operasional

1. Alga coklat adalah simplisia alga coklat Sargassum polycystum C. Agardh yang diambil dari Pantai Drini, Gunung Kidul, Yogyakarta dengan ciri-ciri memiliki thalli dengan panjang 3-5 cm, berwarna coklat kekuningan, ditumbuhi holdfast, poros utama berbentuk silinder dengan permukaan kasar, dan daun berbentuk lonjong sedikit runcing dengan tepi bergigi tajam. 22 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI