Isolasi crude phlorotannin dari alga coklat Sargassum polycystum C. Optimasi metode kolorimetri dengan Folin-Ciocalteau a.

Filtrat dibagi ke dalam 4 tabung masing-masing 3 mL. Pada tabung I ditambahkan 4-5 tetes larutan gelatin 1. Pada tabung II ditambahkan 4-5 tetes pereaksi garam gelatin gelatin 1 dan NaCl 10 . Pada tabung III ditambahkan 3-4 tetes ferri klorida. Tabung IV dijadikan kontrol dan tidak ditambahkan pereaksi apapun. Diamati warna yang terbentuk pada setiap tabung Fong, 1992.

3. Isolasi crude phlorotannin dari alga coklat Sargassum polycystum C.

Agardh Serbuk alga ditimbang sebanyak 80 g, sesuai dengan kapasitas sohxlet, kemudian dimasukkan ke dalam kertas filter Schleicher dan Schuell. Setelah itu dimasukkan ke dalam labu soxhlet. Kemudian pelarut metanol diberikan sebanyak 2 kali sirkulasi. Soxhletasi dilakukan dengan suhu 120±20 C kurang lebih selama 30 jam. Ekstrak metanol yang diperoleh kemudian dipekatkan sampai 110 dari volume mula-mula. Selanjutnya ditambahkan metanol hingga 120 mL, lalu ditambahkan 120 mL kloroform, dan 45 mL air dalam corong pisah 500 mL. Kemudian digojog dan didiamkan hingga terbentuk dua lapisan. Pisahkan antara lapisan atas dan lapisan bawah. Selanjutnya lapisan atas diekstraksi dengan etil asetat sebanyak dua kali, masing-masing 75 mL pada setiap kali penambahan. Kumpulkan fraksi etil asetat bagian atas, selanjutnya diuapkan sehingga diperoleh ekstrak yang merupakan crude phlorotannin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Optimasi metode kolorimetri dengan Folin-Ciocalteau a.

Pembuatan larutan standar dan larutan sampel Pembuatan larutan standar phloroglucinol. Standar phloroglucinol ditimbang seksama lebih kurang 0,05 g, kemudian dilarutkan ke dalam aseton 75 sampai volume 50,0 mL. Seri konsentrasi larutan intermediet dipipet dari larutan induk sebanyak 0,5; 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; dan 6,0 mL. Dimasukkan ke dalam labu ukur 10,0 mL dan dilarutkan ke dalam aseton 75 untuk konsentrasi 0,5; 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; dan 6,0 ppm. Pembuatan larutan sampel. Ditimbang 0,05 g fraksi etil asetat alga coklat, kemudian dilarutkan ke dalam aseton 75 hingga volumenya 50,0 mL.

b. Penetapan

operating time OT Larutan intermediet dengan konsentrasi 4,0 ppm dipipet sebanyak 0,5 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar 50,0 mL yang berisi 2,5 mL pereaksi fenol Folin-Ciocalteau yang telah diencerkan dengan akuadest 1:1. Didiamkan selama 2 menit. Ditambahkan 7,5 mL Na 2 CO 3 1,9 M, dicampurkan sampai volume 50,0 mL dengan akuadest. Operating time diukur pada spektrofotometer visibel. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang teoritis 750 nm.

c. Penentuan panjang gelombang maksimum λ maks

Larutan intermediet dengan konsentrasi 1,0; 3,0; dan 6,0 ppm masing- masing dipipet sebanyak 0,5 mL ke dalam labu takar 50,0 mL yang berisi 2,5 mL pereaksi fenol Folin-Ciocalteau yang telah diencerkan dengan akuadest 1:1. Didiamkan selama 2 menit. Ditambahkan 7,5 mL Na 2 CO 3 1,9 M, dilarutkan sampai volume 50,0 mL dengan akuadest. Campuran tersebut divortex setiap 15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menit, selama 30 detik, sebanyak 2 kali vortex. Kemudian disentrifus dengan kecepatan 4000 rpm selama 5 menit dan diambil bagian supernatannya. Setelah itu ketiga larutan tersebut discan menggunakan spektrofotometer visibel untuk melihat panjang gelombang maksimumnya.

d. Pembuatan seri larutan baku

Masing-masing larutan intermediet dipipet sebanyak 0,5 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar 50,0 mL yang mengandung 2,5 mL pereaksi fenol Folin-Ciocalteau yang telah diencerkan dengan akuadest 1:1. Didiamkan selama 2 menit. Selanjutnya ditambahkan 7,5 mL Na 2 CO 3 1,9 M dan dilarutkan dengan akuadest sampai volume 50,0 mL. Campuran tersebut divortex setiap 15 menit, selama 30 detik, sebanyak 2 kali vortex. Kemudian disentrifus dengan kecepatan 4000 rpm selama 5 menit dan diambil bagian supernatannya. Absorbansi diukur pada panjang gelombang hasil scanning dengan menggunakan spektrofotometer visibel. Dihitung persamaan kurva baku yang diperoleh. 5. Estimasi kadar polifenol total pada sampel fraksi etil asetat alga coklat Sargassum polycystum C. Agardh Fraksi etil asetat alga coklat Sargassum polycystum C. Agardh ditimbang lebih kurang 0,05 g dengan seksama, kemudian dilarutkan dalam aseton 75S sampai volumenya 50,0 ml. Sepuluh mL larutan sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0 mL yang mengandung 2,5 mL pereaksi fenol Folin- Ciocalteau yang telah diencerkan dengan akuadest 1:1. Didiamkan selama 2 menit. Selanjutnya ditambahkan 7,5 mL Na 2 CO 3 1,9 M dan dilarutkan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI akuadest sampai volume 50,0 mL. Campuran tersebut divortex setiap 15 menit, selama 30 detik, sebanyak 2 kali vortex. Kemudian disentrifus dengan kecepatan 4000 rpm selama 5 menit dan diambil bagian supernatannya. Diukur absorbansinya pada panjang gelombang hasil scanning larutan baku dengan menggunakan spektrofotometer visibel. Konsentrasi polifenol total dihitung ekivalen dengan phloroglucinol mg PEg fraksi.

F. Analisis hasil 1. Analisis hasil uji kualitatif senyawa fenolik