Monumen Sejarah Periodisasi Sejarah

transportasi. Jadi tegasnya bahwa yang termasuk benda-benda bergerak adalah benda- benda yang dengan mudah dapat dipindah-pindahkan tempatnya. 2 Benda-benda tak bergerak, antara lain seperti gedung, istana, benteng, mesjid, candi, gereja, kelenteng dan pura. Jadi tegasnya bahwa yang termasuk benda-benda tak bergerak umumnya merupakan bangunan yang tidak mudah dipindah-pindahkan dan mempunyai suatu kesatuan dengan situsnya. Namun sayangnya banyak diantara peninggalan sejarah tersebut sekarang telah rusak dan hilang. Permasalahan yang muncul adalah siapa sesungguhnya yang bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan benda-benda peninggalan sejarah tersebut. Pada dasarnya kerusakan atau kehilangan benda-benda peninggalan sejarah adalah tanggung jawab dan urusan pemerintah suatu bangsa. Bahkan pemerintah kolonial Belanda yang menjajah Indonesia pun memikirkan nasib benda-benda peninggalan sejarah yang ada di Indonesia dengan membuat Monumenten Ordonantie Tahun 1931. Sedangkan pemerintah Indonesia sendiri baru membuat peraturan tentang pelestarian dan pemanfaatan benda cagar budaya tahun 1992 melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.

3. Monumen Sejarah

Sebuah monumen tidak akan pernah dibangun tanpa adanya sebab musabab. Selalu ada latar belakang dan motivasi dibalik pembangunan sebuah monumen. Dari sudut pandang ilmu sejarah setidaknya ada tiga alasan mengapa sebuah monumen itu dibangun, yaitu: 1 Karena adanya suatu peristiwa bersejarah yang mempunyai makna serta dampak yang luas bagi masyarakat dan bangsa. 2 Karena di lokasi tersebut pernah digunakan atau pernah terjadi suatu peristiwa bersejarah. 3 Karena adanya upaya pewarisan pengalaman sejarah dan agar dijadikan cermin atau pelajaran bagi generasi penerus. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah mengapa dihampir semua daerah di Indonesia selalu berlomba-lomba untuk membangun monumen? Ternyata selain adanya tiga mata rantai dalam sejarah yaitu peristiwa, peninggalan, dan pewarisan, maka suatu daerah ternyata memerlukan identitas diri untuk dapat membangun kebersamaannya. Identitas diri tersebut dapat diwujudkan melalui pembangunan sebuah monumen sekaligus menjadi icon daerah.

4. Periodisasi Sejarah

Agar masa lalu mudah dipahami maka sejarawan harus membuat periodisasi atau pembabakan waktu. Periodisasi sejarah adalah suatu proses strukturisasi waktu dalam sejarah berdasarkan pembagian atas beberapa babak, zaman atau periode dengan ciri- cirinya masing-masing. Peristiwa masa lampau yang begitu banyak dibagi-bagi dan dikelompokkan menurut sifat, unit, atau bentuk sehingga membentuk satu kesatuan waktu tertentu. Melalui periodisasi sejarah dapat dikenali jiwa atau semangat setiap zaman, serta masing-masing pola dan struktur urutan kejadian atau peristiwa sejarah. Jadi tujuan diadakannya periodisasi sejarah adalah untuk mengadakan tinjauan menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa sejarah dan saling hubungannya dengan berbagai aspeknya. Dalam sejarah Indonesia dikenal ada angkatan 1908, 1928,1945,1966, dan 1998. Peristiwa yang terjadi setiap angkatan itulah yang menjadi ciri khas dari waktu. Dengan mengamati peristiwa-peristiwa penting pada setiap periode itu, maka akan terlihat perubahan dan kesinambungan dalam sejarah Indonesia. Periodisasi yang lain juga dapat PENDALAMAN MATERI SEJARAH 231 dibuat misalnya zaman prasejarah, zaman kuno, zaman Islam, dan zaman modern atau dapat juga dibuat seperti Orde Lama, Orde Baru serta Orde Reformasi.

5. Kronologi Sejarah