KEKALAHAN JEPANG DAN JANJI KEMERDEKAAN INDONESIA

perlawanan terbesar pada masa pendudukan Jepang karena mengakibatkan banyak korban di kedua belah pihak. Kekejaman-kekejaman yang dilakukan oleh tentara Jepang dalam menindas perlawanan-perlawanan tersebut, tidak mematikan semangat rakyat untuk mengadakan perlawanan. Perlawanan-perlawanan rakyat lainnya juga terjadi di Indramayu, serta daerah-daerah lainnya telah membuktikan bahwa semangat perlawanan rakyat Indonesia tetap ada. Sementara itu, kaum pergerakan nasional yang tidak mau diperalat oleh tentara Jepang juga melakukan perjuangan yang menggunakan taktik dan strategi dengan dua cara, yaitu: a. Cara legal, yakni perjuangan dengan cara bekerjasama dengan Jepang untuk mendapatkan dan mempergunakan alat-alat senjata dari Jepang demi kepentingan pergerakan nasional Indonesia. Gerakan ini dipimpin oleh Sokarno dan Muh. Hatta. b. Cara ilegal, yakni perjuangan di bawah tanah dengan cara sembunyi-sembunyi karena tidak mau bekerja sama dengan Jepang. Gerakan ini di bawah pimpinan Amir Syarifuddin dan Sutan Syahrir. Kedatipun terdapat perbedaan taktik dan strategi perjuangan dalam pergerakan nasional Indonesia, namun tujuan akhirnya adalah sama, yakni mencapai kemerdekaan. Dengan demikian, kaum pergerakan nasional yang menempuh cara legal yang mau bekerjasama dengan Jepang jangan dianggap sebagai kolaborator atau penghianat bangsa, karena di balik itu kita dapat memahami bahwa perbuatan mereka hanya merupakan siasat belaka. Sebagaimana yang selalu ditulis oleh Muh. Hatta bahwa ”jika mereka telah melakukan kerjasama dengan Jepang, maka perbuatan itu dilakukan hanyalah merupakan taktik dan strategi perjuangan kaum pergerakan nasional Indonesia”. Hal ini dapat dimaklumi karena kaum pergerakan nasional yang menggunakan taktik dan strategi perjuangan dengan cara legal yang bekerjasama dengan Jepang tetap menjalin hubungan atau koordinasi dengan kaum pergerakan nasional yang menggunakan taktik dan strategi perjuangan dengan cara ilegal yang tidak mau bekerjasama dengan Jepang. Jadi di antara mereka tidak terjadi permusuhan karena sudah saling mengetahui tujuan gerakan masing-masing, yakni mencapai kemerdekaan. Kendatipun semua perlawanan yang dilakukan oleh rakyat di berbagai daerah di Indonesia, termasuk yang dilakukan oleh kaum pergerakkan nasional Indonesia berhasil dipadamkan oleh tentara Jepang, namun situasi perang Pasifik semakin mencemaskan Jepang. Hampir di seluruh front pertahanan perang, kekuasaan Jepang dapat dipukul mundur dan dilumpuhkan oleh pasukan sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

C. KEKALAHAN JEPANG DAN JANJI KEMERDEKAAN INDONESIA

Situasi Perang Pasifik semakin mencemaskan Jepang terutama setelah menginjak tahun 1944 karena satu persatu kepulauan Jepang jatuh ke tangan tentara Sekutu. Sementara itu, Jepang mengalami berbagai masalah yang sulit untuk untuk diatasi, produksi perang merosot, persediaan senjata dan amunisi menipis, kemampuan logistik berkurang karena banyak kapal yang rusak dan hilang akibat perang. Hampir di seluruh front pertahanan perang, kekuatan Jepang dapat dipukul mundur dan dilumpuhkan. Pertahanan Jepang digaris pertahanan di Pasifik dapat dihancurkan oleh pasukan Sekutu. Serangan udara dari tentara Sekutu semakin mencemaskan Jepang. Hal ini 268 PENDALAMAN MATERI SEJARAH menggoncangkan moril masyarakat Jepang yang selama ini yakin akan keberhasilan dan kekuatan angkatan perangnya. Dalam situasi dan kondisi yang serba sulit tersebut, Jepang mencoba mempertahankan kedudukannya di Indonesia dengan cara mengambil simpati rakyat Indonesia terhadap Jepang dengan mengeluarkan ”Janji Kemerdekaan Indonesia di kemudian hari”. Janji tersebut diumumkan oleh Perdana Menteri Koiso pada tanggal 7 September 1944. Sementara itu, dalam suasana yang hampir tidak ada harapan lagi untuk menang perang apalagi setelah dijatuhkannya bom atom oleh Amerika Serikat di kota Hirosima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, Jepang melalui Jenderal Terauchi Panglima Angkatan Perang Jepang untuk Asia Tenggara menegaskan kembali ”Janji Kemerdekaan” seperti yang pernah diumumkan oleh Perdana Menteri Koiso. Hal ini dilakukan agar Jepang tidak kehilangan muka terhadap bangsa Indonesia. Akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Dengan penyerahan tanpa syarat tersebut, maka lenyaplah cita-cita Jepang untuk membentuk ”Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya” dan sekaligus juga lenyaplah janji Jepang untuk memberi ”Hadiah Kemerdekaan Indonesia di Kemudian Hari”. Walaupun kekalahan Jepang tersebut sangat dirahasiakan, namun akhirnya sampai juga kepada kaum pergerakan nasional Indonesia. PENDALAMAN MATERI SEJARAH 269

BAB X PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA