Heuristik Kritik Sumber Verifikasi Interpretasi

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR PENELITIAN SEJARAH

A. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN SEJARAH Sebagaimana halnya ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, maka ilmu sejarah juga berusaha untuk menemukan kebenaran ilmiah. Dalam upaya mengungkapkan peristiwa- peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lampau, maka peneliti sejarah menempuh metode ilmiah yang lazim dipergunakan dalam penelitian sejarah, yakni metode sejarah. Menurut Louis Gottschalk bahwa metode sejarah adalah suatu kegiatan mengumpulkan, menguji dan menganalisis data yang diperoleh dari peninggalan-peninggalan masa lampau kemudian direkonstruksikan berdasarkan data yang diperoleh sehingga menghasilkan kisah sejarah. Adapun langkah-langkah dalam penelitian sejarah yang menggunakan metode sejarah adalah sebagai berikut:

1. Heuristik

Heuristik berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata heuristhein yang artinya memperoleh. Menurut G.J. Reiner bahwa heuristik adalah suatu teknik mencari dan mengumpulkan sumber sejarah. Dengan demikian heuristik adalah kegiatan mencari dan mengumpulkan sumber sejarah. Suatu prinsip dalam heuristik adalah peneliti sejarah harus mencari sumber primer. Sumber primer dalam penelitian sejarah adalah sumber yang disampaikan oleh saksi mata. Sumber primer dalam bentuk sumber tertulis, antara lain seperti catatan sidang, notulen rapat, dan arsip laporan pemerintah atau organisasi. Sedangkan sumber lisan yang dianggap primer adalah berupa hasil wawancara langsung dengan pelaku peristiwa atau saksi mata. Dengan demikian, langkah heuristik adalah mencari sumber primer, dan apabila tidak memungkinkan baru mencari sumber sekunder. Sumber tertulis seperti koran, surat kabar, majalah, dan buku adalah merupakan sumber sekunder. Untuk sumber tertulis, teknik yang dilakukan adalah telaah dokumen dan membuat catatan. Sedangkan untuk sumber lisan, teknik yang dilakukan adalah wawancara interview.

2. Kritik Sumber Verifikasi

Setelah sumber sejarah terkumpul, maka langkah berikutnya adalah kritik sumber verifikasi untuk memperoleh keabsahan sumber sejarah. Dalam hal ini yang harus diuji adalah keabsahan tentang keaslian sumber otentisitas yang dilakukan melalui kritik ekstern, dan keabsahan tentang kebenaran sumber kredibilitas yang dilakukan melalui kritik intern. Dengan demikian, ada dua jenis kritik sumber sejarah, yakni kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern kritik luar, yakni penilaian terhadap otentisitas atau keaslian sumber sejarah yang ditemukan. Sedangkan kritik intern kritik dalam, yakni penilaian terhadap kredibilitas atau kebenaran isi sumber sejarah.

3. Interpretasi

Interpretasi adalah penafsiran dan penjelasan terhadap sumber sejarah yang telah dikritik atau diverifikasi. Dalam melakukan interpretasi sangat dibutuhkan pengetahuan yang luas dan mendalam, selain sikap jujur dan adil dari para penulis sejarah dalam menentukan karya sejarah yang dihasilkannya. Interpretasi atau penafsiran sejarah sering PENDALAMAN MATERI SEJARAH 233 juga disebut dengan analisis sejarah atau eksplanasi sejarah. Analisis sejarah bertujuan untuk melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah. Jadi interpretasi dilakukan untuk mendapatkan makna dan saling hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lainnya. Dalam proses interpretasi sejarah, seorang peneliti sejarah harus berusaha menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa sejarah dan proses terjadinya peristiwa sejarah, serta akhir peristiwa sejarah.

4. Historiografi