BAB X PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
A. PROSES PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
Proses perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945.
Hal menarik yang perlu kita kaji pada saat menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah adanya perbedaan pendapat antara golongan pemuda yang radikal dengan
golongan tua yang moderat mengenai waktu dan cara pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Golongan pemuda berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia
adalah hak dan urusan bangsa Indonesia sendiri sehingga harus cepat diproklamirkan. Itulah sebabnya sehingga para pemuda berusaha mendesak Soekarno dan Moh. Hatta
agar segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu sidang PPKI. Namun sebaliknya golongan tua berpendapat bahwa pelaksanaan proklamasi
kemerdekaan Indonesia akan dibahas dalam sidang PPKI yang telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
Akibat dari adanya perbedaan pendapat itulah maka pada tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda yang diwakili oleh Sukarni, Singgih dan Yusuf Kunto menculik
Sukarno dan Moh. Hatta yang kemudian dibawa ke Rengasdengklok dengan tujuan untuk menjauhkan mereka dari segala pengaruh Jepang, yang dikenal dengan nama “Peristiwa
Rengasdengklok”.
Melalui suatu proses dialogis akhirnya dicapai kesepakatan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan segera dilaksanakan setelah mereka kembali ke Jakarta.
Sukarno dan Hatta akhirnya dijemput di Rengasdengklok oleh Ahmad Subardjo dan Sudiro. Sesampainya di Jakarta Soekarno dan Hatta segera menemui Laksamana
Tadashi Maeda seorang Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jepang di Jakarta yang ternyata mengizinkan apabila rumah kediamannya di Jln Imam Bonjol No. 1 Jakarta
Pusat dijadikan sebagai tempat untuk melaksanakan rapat guna merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Bahkan Laksamana Tadashi Maeda juga
memberikan jaminan keamanan terhadap kemungkinan serangan dari tentara Jepang. Di tempat itulah golongan pemuda dan golongan tua berkumpul bersama dalam rangka
untuk menyusun naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Kendatipun proses perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di rumah kediaman Laksamana Tadashi Maeda, namun tidak berarti bahwa
Laksamana Tadashi Maeda ikut terlibat di dalamnya, karena ketika pembahasan perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia sedang berlangsung, Laksamana
Tadashi Maeda justru berada di kamar studinya di Lantai II.
Yang merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebardjo ketiganya wakil dari golongan
tua, yang disaksikan oleh Soekarni, Soediro dan B.M. Diah ketiganya wakil dari golongan pemuda. Sedangkan tokoh-tokoh lainnya baik dari golongan tua maupun
golongan pemuda menunggu di serambi depan. Ir. Soekarno lah yang menulis konsep naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia, sedangkan Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad
Soebardjo menyumbangkan pikiran secara lisan.
270
PENDALAMAN MATERI SEJARAH
Setelah rumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia selesai dibahas, maka mereka menuju ke serambi depan untuk menemui tokoh-tokoh yang hadir. Ir.
Soekarno kemudian membacakan konsep naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia tersebut dan kemudian disarankannya agar semua yang hadir turut serta
menandatanganinya bersama-sama. Namun Soekarni mengusulkan agar penandatanganan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia cukup dua orang saja,
yakni Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usulan Soekarni tersebut disetujui oleh semua yang hadir. Selanjutnya Ir. Soekarno meminta kepada
Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia disertai beberapa perubahan yang telah disepakati bersama, antara lain seperti penulisan kata
“tempoh” diganti menjadi “tempo”, kemudian penulisan “Wakil2 bangsa Indonesia” diganti menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”, sedangkan cara penulisan “Djakarta, 17 -
8 - ‘05” diubah sedikit menjadi “Dakarta, hari 17 boelan 8 tahoen ‘05”.
Untuk lebih jelasnya tentang rumusan konsep naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Ir. Soekarno dapat dikemukakan sebagai berikut.
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17 – 8 – ‘05 Wakil2 Bangsa Indonesia
Sedangkan rumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik adalah sebagai berikut:
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang
sesingkat-singkatnja. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen
‘05 Atas nama bangsa Indonesia,
SoekarnoHatta Tanda Tangan Soekarno
Tanda Tangan Hatta
PENDALAMAN MATERI SEJARAH
271
B. SAAT PEMBACAAN NASKAH PROKLAMASI