2.1.11. Makna dan Pemaknaan
Brown dalam Sobur 2001:255-256 mendefinisikan makna sebagai kecenderungan disposisi total untuk menggunakan atau bereaksi terhadap suatu
bentuk bahasa. Terdapat banyak komponen dalam makna yang dibangkitkan suatu kata atau kalimat. Namun kita terlebih dahulu harus membedakan pemaknaan
secara lebih tajam tentang istilah-istilah yang nyaris berimpit antara apa yang disebut 1 terjemah translation, 2 tafsir atau interpretasi, 3 ekstrapolasi dan
makna atau meaning. Membuat terjemah adalah upaya mengemukakan materi atau substansi
yang sama dengan media yang berbeda, media tersebut mungkin berupa bahasa satu ke bahasa yang lain, dari verbal ke gambar sebagainya. Pada penafsiran, kita
tetap berpegang pada materi yang ada, dicari latar belakangnya, konteksnya agar dapat dikemukakan konsep atau gagasannya lebih jelas. Ekstrapolasi lebih
menekankan pada kemampuan daya pikir manusia untuk menangkap hal dibalik yang tersajikan. Materi yang tersajikan dilihat tidak lebih dari tanda-tanda atau
indikator pada sesuatu yang lebih jauh lagi. Memberikan makna merupakan upaya lebih jauh dari penafsiran dan mempunyai kesejajaran dengan ekstrspolasi.
Pemaknaan lebih menuntut kemampuan integratife manusia, indrawinya, daya pikirnya dan akal budinya. Materi yang tersajikan seperti juga ekstrapolasi, dilihat
tidak lebih dari tanda-tanda atau indikator bagi sesuatu yang lebih jauh. Dibalik yang tersajikan bagi ekstrapolasi terbatas dalam artian empiric logic, sedangkan
pada pemaknaan dapat pula menjangkau yang etik maupun trasendental. 23
Semiotik adalah ilmu mengenai makna kata-kata, suatu definisi yang menurut S.I. Hayakawa dalam Mulyana 2001:257 tidaklah buruk bila orang-
orang tidak menganggap bahwa pencarian makna kata mulai dan berakhir dengan melihatnya dalam kamus. Makna dalam kamus tentu saja lebih bersifat
kebahassan linguistik, yang punya banyak dimensi, simbol merujuk pada objek di dunia nyata, pemahaman adalah perasaan subjektif kita mengenai symbol itu
dan referen adalah objek yang sebenarnya eksis di dunia nyata. Makna dapat pula digolongkan ke dalam makna denotative dan makna
yang sebenarnya faktual seperti yang kita temukan dalam kamus. Karena itu makna denotative lebih bersifat publik. Sejumlah makna bermakna denotative,
namun banyak kata juga bermakna konotatif, lebih bersifat pribadi, yakni makna diluar rujukan objeftifnya. Dengan kata lain, makna konotatif lebih bersifat
subjektif daripada makna denotative.
2.1.12. Teori-teori Makna