Semiotik adalah ilmu mengenai makna kata-kata, suatu definisi yang menurut S.I. Hayakawa dalam Mulyana 2001:257 tidaklah buruk bila orang-
orang tidak menganggap bahwa pencarian makna kata mulai dan berakhir dengan melihatnya dalam kamus. Makna dalam kamus tentu saja lebih bersifat
kebahassan linguistik, yang punya banyak dimensi, simbol merujuk pada objek di dunia nyata, pemahaman adalah perasaan subjektif kita mengenai symbol itu
dan referen adalah objek yang sebenarnya eksis di dunia nyata. Makna dapat pula digolongkan ke dalam makna denotative dan makna
yang sebenarnya faktual seperti yang kita temukan dalam kamus. Karena itu makna denotative lebih bersifat publik. Sejumlah makna bermakna denotative,
namun banyak kata juga bermakna konotatif, lebih bersifat pribadi, yakni makna diluar rujukan objeftifnya. Dengan kata lain, makna konotatif lebih bersifat
subjektif daripada makna denotative.
2.1.12. Teori-teori Makna
Beberapa teori tentang makna dikembangkan oleh Alston 1964;11-26 dalam Sobour 2001-259 diantaranya adalah :
1. Teori Acuan Referential Theory Teori acuan merupakan salah satu jenis teori makna yang mengenali atau
mengidentifikasikan makna suatu ungkapan dengan apa yang diacunya atau dengan hubungan acuan itu.
2. Teori Ideasional The Ideational Theory Teori ideasional adalah suatu jenis teori makna yang mengenali atau
mengidentifikasi makna ungkapan dengan gagasan-gagasan yang berhubungan dengan ungkapan tersebut. Dalam hal ini, teori ideasional
menghubungkan makna atau ungkapan dengan suatu ide atau representasi psikis yang ditimbulkan kata atau ungkapan tersebut kepada kesadaran. Atau
dengan kata lain, teori ideasional mengidentifikasi makna E expression atau ungkapan dengan gagasan-gagasan atau ide-ide yang ditimbulkan E
expression. Jadi pada dasarnya teori ini meletakkan gagasan ide sebagai titik sentral yang menentukan makna suatu ungkapan.
3. Teori Tingkah Laku Behavioral Theory Teori tingkah laku merupakan salah setu jenis teori makna mengenai makna
suatu kata atau ungkapan bahasa dengan rangsangan-rangsangan stimuli yang menimbulkan ungkapan tersebut. Teori ini menanggapi bahasa sebagai
semacam kelakuan yang mengembalikannya kepada teori stimulus dan respon. Makna menurut teori ini, merupakan rangsangan untuk menimbulkan perilaku
tertentu sebagai respon kepada rangsangan itu tadi. Penelitian ini dapat dikatakan berlandaskan pada teori ideasional. Hal
tersebut dapat dilihat dari adanya ide atau gagasan yang datang dari pencipta lagu. Pencipta lagu berusaha mengungkapkan ide atau gagasan tersebut ke dalam
sebuah ungkapan expression yang dituangkan dalam lirik-lirik lagu yang penuh makna. Berlandaskan teori ideasional, peneliti berusaha untuk melakukan
pemaknaan terhadap setiap lirik yang ada pada lagu “Mata Keranjang”. 25
2.1.13. Teori Semiotik Saussure
Semiotik adalah ilmu tanda, istilah tersebut berasal dari Yunani semeion yang berarti “tanda”. Tanda terdapat dimana-mana, kata tanda adalah tanda,
demikian pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera dan sebagainya. Bidang kajian semiotik adalah mempelajari fungsi tanda dalam teks, yaitu bagaimana
memahami system tanda yang ada dalam tanda teks yang berperan membimbing penbacanya agar bisa menangkap pesan yang terkandung di dalamnya
Komaruddin Hidayat dalam Sobur, 2001;106. Pokok kajian Saussure tentang bahasa berbeda jauh dengan pendekatan
para fololog abad ke 19. bukannya mengkaji linguistic secara histories, berdasarkan garis diakronik, yaitu kajian yang melihat perubahan pada bahasa
dalam waktu kurun tertentu. Saussure justru mengembangkan linguistic sinkronik. Dia mempresentasikan analisis bahasa secara umum, sebuah kajian tentang
prasyarat keberadaan dari sembarang bahasa. Saussure mendefinisikan tanda linguistik sebagai entitas dua sisidyad. Sisi pertama disebutnya dengan petanda
signifier. Penanda adalah aspek material dari sebuah tanda, sebagaimana kita menangkap bunyi saat orang berbicara. Bunyi ini muncul dari getaran pita suara
yang tentu saja bersifat material. Wilayah perhatian Saussure hanya meliputi tanda linguistik. Dalam hal ini dia mengukuti tradisi teorisasi tanda-tanda
“konvensional”. Sisi kedua dari tanda yaitu sisi yang diwakili secara material oleh penanda adalah apa yang disebut Saussure sebagai penanda signified. Penanda
merupakan konsep mental dari penanda tersebut. 26
Hubungan antara penanda dan petanda ini dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut :
Gambar 2.1. Diagram Semiotik Saussure
Sumber : Sobur, 2002, Semiotika Komunikasi, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung, Halamn 125.
Saussure menyebut signifier sebagai bunyi atau coretan bermakna konsep meterial, artinya apa yang dapat dikatakan, ditulis atau dibaca. Signified
adalah gambaran mental, yakni pikiran atau konsep aspek mental dari bahasa. Hubungan antara keberadaan fisik tanda dan konsep mental tersebut dinamakan
signification. Dengan kata lain signification adalah upaya dalam memberi makna terhadap dunia Fiske, 1990;44
Tegasnya, Saussure meyakini bahwa proses komunikasi melalui bahasa juga melibatkan pemindahan ini kepala: tanda-tanda yang membentuk kode atau
sirkuit yang menghubungkan dua individu agar membuka isi kepala masing- masing.
Sign Composed of
Signifier Physical existence
of the sign Plus
Signified Mental concept
External reality of meaning
Signification
Selain itu, Saussure juga meletakkan dasar perbedaan antara langue dan parole sebagai dua pendekatan linguistik Sobur, 2001:111. Langue adalah sistem
bembendaan diantara tanda-tanda. Dapat dibayangkan sebagai sebuah lemari yang menyimpan semua kemungkinan, tanda yang dapat digunakan oleh semua
masyarakat. Kita dapat mengambil tanda-tanda tersebut, satu demi satu, untuk mengostruksi sebuah parole ekspresi kabahasaan, wicara tertentu.
Ciri dasar langua adalah terdapat dua bentuk di dalam hubungan dan perbedaan antara unsur-unsur bahasa berdasarkan kegiatan mental manusia. Di
satu sisi dalam suatu wacana, kata-kata bersatu demi suatu kesinambungan tertentu yang ditunjang oleh keluasan. Hubungan demikian disebit sintakma
kumpulan tanda yang berurut secara logis. Dalam suatu sinttakma suatu istilah kehilangan valensinya karena istilah itu dipertentangkan dengan istilah lain yang
mendahului dan mengikutinya atau dengan kesamaan berasosiasi dalam ingatan yang membentuk kelompok-kelompok tempat berbagai hubungan berkuasa.
Hubungan ini disebut oleh Saussure sebagai hubungan asosiatif atau paradigmatik.
Dalam hal ini peneliti tidak menggunakan metode semiotik Pierce karena peneliti tidak banyak menemukan hampir tidak ada simbol-simbol dalam lirik
lagu yang diteliti, namun menggunakan metode semiologi Saussure dengan melihat sistem hubungan penanda dan petanda melalui tanda-tanda tulisan berupa
teks lirik yang berbentuk kata dan rangkaiannya dalam kalimat. 28
2.1.14. Signifier dan Signified