benar dituturkan. Ini merupakan argumen paling mengejutkan yang lahir dari sudut pandang ilmu-ilmu alam, ilmu diman bukti fisik positif menjadi satu-
satunya bukti yang dapat diterima. Namun demikian, menurut Saussure, bukti fiksi positif tidaklah cukup untuk menjelaskan bahasa yang menandakan sebagai
bahasa yang menandakan sekaligus memuat informasi. Dengan mendifinisikan langue dan parole. Saussure membedakan antara
bahasa dan bagaimana itu digunakan dan karena itu memungkinkan kedua hal yang sangat berbeda untuk dipelajari sebagai entitas yang terpisah. Sebagai
seorang strukturalis, Suassure lebih tertarik pada langue dan parole. Itu adalah sistem yang dapat diciptakan makna yang menarik daripada kejadian individual
penggunaannya.
2.2. Kerangka Berpikir
Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda-beda dalam memaknai suatu peristiwa atau objek. Hal ini dikarenakan latar belakang field of
experience dan pengetahuan frame of reference yang berbeda-beda pada setiap individu tersebut. Dalam menciptakan sebuah pesan komunikasi, dalam hal ini
pesan disampaikan dalam bentuk lagu, maka pencipta juga tidak terlepas dari dua hal diatas.
Begitu juga peneliti dalam memaknai tanda dan lambang yang ada dalam objek, juga berdasarkan pengalaman dan pengetahuan peneliti. Dalam penelitian
ini peneliti melakukan pemaknaan terhadap tanda dan lambang berbentuk tulisan pada lirik lagu “Mata Keranjang” dengan menggunakan metode semiotik
Saussure, sehingga akhirnya dapat diperoleh hasil interpretasi data mengenai makna lirik lagu tersebut.
Pada penelitian ini peneliti tidak menggunakan metode semiotik Pierce karena dalam lirik lagu “Mata Keranjang” kata-kata yang digunakan adalah kata-
kata yang lugas atau kalimat langsung sehingga peneliti tidak banyak menemukan adanya symbol-symbol yang bisa di gunakan untuk memenuhi kebutuhan analisis.
Oleh karena itu peneliti manggunakan metode semiotik Saussure dengan menitikberatkan pada hubungan penanda dan patanda yang ada pada lirik lagu
tersebut. Dari data-data berupa lirik lagu “Mata Keranjang”, kata-kata dan
rangkaian kata dalam kalimat dalam lirik lagu tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode semiotik Saussure menitikberatkan pada aspek
materialpenanda dan aspek mental petanda yang pada akhirnya diperoleh signifikasi hingga menghasilkan suatu interpretasi bagaimana makna lirik lagu
“Mata Keranjang” tersebut. 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
3.1.1. Pemaknaan lirik lagu “Mata Keranjang”
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif, dimana dalam pendekatan deskriptif kualitatif akan dapat
menginterprestasikan secara rinci pemaknaan tiap lirik dalam lagu “Mata Keranjang” yang di populerkan oleh Aura Kasih. Pemaknaan lirik lagu dalam
“Mata Keranjang” adalah suatu pandangan mengenai sosok perempuan dengan segala problematika kehidupan yang dihadapinya, baik yang sedih atau gembira
serta sebagai kaum yang lemah, sebagai korban ketidakadilan dan korban penipuan serta sosok laki-laki sebagai subjek yang kuat dan senantiasa
menjadikan perempuan sebagai obyek. Dengan menggunakan metode analisis semiotik, pemaknaan yang
dilakukan peneliti dapat lebih menghasilkan uraian yang mendalam tentang tulisan yang dapat diamati. Kemudian untuk menginterpretasikan objek dari
penggambaran laki-laki dan perempuan dalam lirik lagu “Mata Keranjang” yang dipopulerkan Aura Kasih maka perlu terlebih dahulu diketahui sistem tanda yang
ada pada lirik lagu tersebut. Penulis menggunakan pendekatan semiotik untuk dapat menganilisis makna yang terdapat dalam lirik lagu tersebut.
33