proses  belajar-mengajar  ada  yang  kurang  menarik  bagi  siswa,
sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
Prayitno,  1989:  14  Motivasi  ekstrinsik  bukan  merupakan perasaan  atau  keinginan  yang  sebenarnya  yang  ada  di  dalam  diri
siswa  untuk  belajar.  Thornburgh  mengatakan  bahwa  rumusan  yang lebih  baru  menegaskan  bahwa  motivasi  ekstrinsik  dinamakan
demikian  karena  tujuan  utama  individu  melakukan  kegiatan  adalah mencapai  tujuan  yang  terletak  di  luar  aktivitas  belajar  itu  sendiri,
atau  tujuan  itu  tidak  terlihat  di  dalam  aktifitas  belajar.  Sebagai contoh  seseorang  siswa  belajar  Bahasa  Inggris  dengan  tujuan
mendapat  ijazah  atau  untuk  mematuhi  perintah  guru.  Di  dalam belajar  siswa  yang  didorong  oleh  motivasi  ekstrinsik  selalu
mengharapkan  persetujuan  guru  untuk  meyakinkan  dirinya  bahwa apa yang sedang atau yang telah dikerjakannya itu benar.
2. Motivasi Intrinsik
Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya  tidak  perlu  dirangsang  dari  luar,  karena  dalam  diri
setiap  individu  sudah  ada  dorongan  untuk  melakukan  sesuatu Sardiman,  1986:  88.  Sebagai  contoh  seseorang  yang  senang
membaca,  tidak  usah  ada  yang  menyuruh  atau  mendorongnya,  ia sudah  rajin  mencari  buku-buku  untuk  dibacanya.  Kemudian  kalau
dilihat  dari  segi  tujuan  kegiatan  yang  dilakukan  misalnya  kegiatan belajar, maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah ingin
mencapai  tujuan  yang  terkandung  di  dalam  perbuatan  belajar  itu sendiri.  Sebagai  contoh  konkrit  seorang  siswa  melakukan  belajar
karena  betul-betul  ingin  mendapat  pengetahuan,  nilai  atau ketrampilan  agar  dapat  berubah  tingkah  lakunya  secara  konstruktif,
bukan karena tujuan yang lain. Menurut  Sardiman  1986:  83  motivasi  yang  ada  pada  diri
setiap  orang  atau  disebut  juga  motivasi  intrinsik  memiliki  ciri-ciri sebagai berikut:
1  Tekun  menghadapi  tugas  dapat  bekerja  terus-menerus  dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai
2  Ulet  menghadapi  kesulitan  tidak  lekas  putus  asa.  Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin
tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya. 3  Menunjukkan  minat  terhadap bermacam-macam  masalah  “untuk
orang  dewasa  misalnya  masalah  pembangunan  agama,  politik,
ekonomi, keadilan,
pemberantasan korupsi,
penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya”.
4  Lebih senang bekerja mandiri. 5  Cepat  bosan  pada  tugas-tugas  yang  rutin  hal-hal  yang  bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif. 6  Dapat  mempertahankan  pendapatnya  kalau  sudah  yakin  akan
sesuatu. 7  Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8  Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan
menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang  studi  tertentu.  Satu-satunya  jalan  untuk  menuju  ke  tujuan
yang  ingin  dicapai  adalah  belajar,  tanpa  belajar  tidak  mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang
menggerakan  itu  bersumber  pada  suatu  kebutuhan  yang  berisikan keharusan  untuk  menjadi  orang  yang  terdidik  dan  berpengetahuan.
Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial.
Motivasi  intrinsik  adalah  kegiatan  belajar  dimulai  dan diteruskan, berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan  dorongan
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar itu. Misalnya, siswa belajar  karena  ingin  mengetahui  seluk  beluk  suatu  masalah
selengkap-lengkapnya, ingin menjadi orang yang terdidik, atau ingin menjadi ahli di bidang ilmu tertentu Winkel, 1996: 174
Menurut  Winkel  1996:  174  keinginan  untuk  menjadi  ahli dan  orang  yang  terdidik,  berpangkal  pada  penghayatan  akan
kebutuhan dan daya upaya siswa dalam melakukan kegiatan belajar, untuk  memenuhi  kebutuhan  itu.  keinginan  siswa  tersebut  hanya
dapat dipenuhi dengan belajat giat, karena tidak ada cara lain untuk menjadi orang terdidik atau ahli, selain belajar.
Thornburgh  Prayitno,  1989:  10  berpendapat  bahwa motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor
pendorong  dari  dalam  diri  internal  individu.  Tingkah  laku  terjadi tanpa  dipengaruhi  oleh  faktor-faktor  dari  lingkungan.  Individu
bertingkah  laku  karena  mendapatkan  energi  dan  pengarah  tingkah laku  yang  tidak  dapat  kita  lihat  sumbernya  dari  luar.  Atau  dengan
kata  lain  individu  terdorong  untuk  bertingkah  laku  kea  rah  tujuan tertentu tanpa adanya  faktor dari luar. Individu yang digerakan oleh
motivasi  intrinsik,  baru  akan  puas  kalau  kegiatan  yang  dilakukan telah mencapai hasil yang terlibat dalam kegiatan itu
Dalam proses belajar siswa yang bermotivasi secara intrinsik dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas-
tugas belajar karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang  sebenarnya.  Tujuan  belajar  yang  sebenarnya  adalah  menguasi
apa yang sedang dipelajari , bukan karena ingin mendapatkan pujian dari  guru.  Grage  dan  Berline  dalam  Prayitno,  1989:  11
mengemukakan  bahwa  siswa  yang  termotivasi  secara  intrinsic, aktivitasnya  lebih  baik  dalam  belajar  daripada  siswa  yang
termotivasi secara ekstrinsik. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik menunjukkan  keterlibatan  dan  aktivitas  yang  tinggi  dalam  belajar.
Siswa  seperti  ini  baru  akan  mencapai  kepuasan  kalau  ia  adapat memecahkan  masalah  pelajaran  dengan  benar  atau  kalau
mengerjakan  tugas  dengan  baik.  Mempelajari  atau  mengerjakan tugas-tugas  dalam  belajar  membentuk  tantangan    baginya  dan  ia
terpaut tanpa terpaksa terhadap tugas-tugas belajar tersebut. Menurut  John W . Santrock 2007 : 515 Terdapat dua jenis
motivasi intrinsik yaitu : a.  Motivasi  intrinsik  berdasarkan  determinasi  diri  dan  pilihan
personal.  Dalam  pandangan  ini,  murid  ingin  percaya  bahwa mereka  melakukan  sesuatu  karena  kemauan  sendiri,  bukan
karena  kesuksesan  atau  imbalan  eksternal.  Minat  intrinsik  siswa akan  meningkat  jika  mereka  mempunyai  pilihan  dan  peluang
untuk  mengambil  tanggung  jawab  personal  atas  pembelajaran mereka.
b.  Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman optimal  kebanyakan  terjadi  ketika  orang  merasa  mampu  dan
berkosentrasi  penuh  saat  melakukan  suatu  aktivitas  serta  terlibat dalam  tantangan  yang  mereka  anggap  tidak  terlalu  sulit  tetapi
juga tidak terlalu mudah Menurut  Phil  Louther  Prayitno,  1989:
12 untuk
meningkatkan  motivasi  dalam  diri siswa  ada beberapa  strategi  yang perlu  dilakukan  oleh  para  guru.  Berikut  adalah  Beberapa  strategi
dalam mengajar agar para siswa termotivasi secara intrinsik, yaitu : 1.  Mengaitkan  tujuan  belajar  dengan  tujuan  siswa,  sehingga  tujuan
belajar menjadi tujuan siswa atau sama dengan tujuan siswa. 2.  Memberi  kebebasan  kepada  siswa  untuk  memperluas  kegiatan
dan materi belajar selama masih dalam batas-batas daerah belajar yang pokok.
3.  Memberikan  waktu  ekstra  yang  cukup  banyak  bagi  siswa-siswa untuk  mengembangkan  tugas-tugas  mereka  dan  memanfaatkan
sumber-sumber belajar yang ada di sekolah. 4.  Kadang kala memberikan penghargaan atas pekerjaan para siswa.
Meminta  para  siswa  untuk  menjelaskan  atau  membacakan tugas-tugas  yang  mereka  buat,  kalau  mereka  ingin  melakukannya.
Hal  ini  perlu  dilakukan  terutama  sekali  terhadap  tugas  yang  bukan merupakan  tugas  pokok  yang  harus  dikerjakan  oleh  siswa,  agar
memperlihatkan bahwa tugas itu dikerjakan dengan baik Berdasarkan  keterangan  motivasi  intrinsik  di  atas,  Motivasi
Belajar  Intrinsik  adalah  Motivasi  untuk  belajar  yang  berasal  dari dalam  diri,  motivasi  ini  tidak  mudah  terpengaruh  oleh  keadaan
lingkungan  luar  karena  adanya  keinginan  yang  kuat  dari  dalam  diri untuk belajar agar dapat meraih cita-cita yang diinginkan.
3.  Aspek-aspek motivasi belajar intrinsik