Pembahasan Motivasi Belajar Intrinsik Para Siswa SMP Stella Duce 2 Tahun Ajaran

Dari tabel di atas tampak bahwa : a. Terdapat 1 siswa 1 siswa yang masuk dalam kategori motivasi belajar intrinsik rendah, b. Terdapat 19 siswa 10 siswa yang masuk dalam kategori motivasi belajar intrinsik cukup c. Terdapat 53 siswa 63 siswa yang masuk dalam kategori motivasi belajar intrinsik tinggi d. Terdapat 27 siswa 31 siswa yang masuk dalam kategori motivasi belajar intrinsik sangat tinggi. Berdasarkan data di atas, tampak sebagian besar tingkat motivasi belajar intrinsik siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 20112012 berada pada kategori Tinggi. Hal ini menunjukan bahwa para siswa sudah mempunyai kesadaran yang baik mengenai tujuannya untuk bersekolah dan prestasi yang ingin dicapai, dimana siswa akan mempunyai keinginan yang kuat dari dirinya dalam belajar.

2. Pembahasan

Dalam bagian pembahasan ini peneliti akan menggunakan 3 kategori untuk mempermudah pembahasan, hal ini dilakukan agar pembahasan ini lebih mudah dipahami. Kategori motivasi belajar intrinsik sangat tinggi dan tinggi disatukan menjadi kategori motivasi belajar intrinsik tinggi. Sedangkan kategori motivasi belajar intrinsik cukup, tetap masuk dalam kategori motivasi belajar intinsik cukup dan motivasi belajar intrinsik kategori rendah dan sangat rendah disatukan menjadi kategori motivasi belajar intrinsik kategori rendah. Berdasarkan dari ketiga kategori tersebut, maka diperoleh hasil dari 117 siswa yang diteliti, ada 80 94 siswa yang masuk dalam kategori motivasi belajar intrinsik tinggi. Ada 19 22 siswa yang masuk dalam kategori motivasi belajar intrinsik sedang, dan ada 1 1 siswa yang masuk dalam kategori motivasi belajar intrinsik rendah. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa sebagian besar siswa kelas VII memiliki motivasi belajar intrinsik tinggi, hal ini terlihat jumlah siswa yang masuk dalam kategori motivasi belajar intrinsik tinggi sebesar 80 94 siswa, siswa yang masuk dalam kategori ini sudah mengerti akan tugasnya yaitu belajar dan mencapai tujuan yang di inginkannya yaitu berprestasi. Maka dari hal tersebut bimbingan yang dapat diberikan kepada siswa yaitu bimbingan yang berdasarkan fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri invidu siswa, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil pengembangan yang telah dicapai selama ini. Intelegensi yang tinggi, bakat yang istimewa, minat yang menonjol untuk hal-hal yang positif dan produktif, sikap dan kebiasaan yang telah terbina dalam bertindak dan bertingkah laku sehari-hari, cita-cita yang tinggi cukup realistik, kesehatan dan kebugaran jasmani, hubungan sosial yang harmonis dan dinamis, dan berbagai aspek positif lainnya dari siswa perlu dipertahankan dan dipelihara. Bukan itu saja, Lingkungan yang baik pun lingkungan sosial dan budaya harus dipelihara dan sebesar-besarnya dimanfaatan kepentingan individu dan orang-orang lain. Jangan sampai rusak ataupun berkurang mutu dan kemanfaatannya. Pemeliharaan yang baik bukanlah sekedar mempertahankan agar hal-hal yang dimaksudkan tetap utuh, tidak rusak dan tetap dalam keadaanya semula, melainkan juga mengusahakan agar hal-hal tersebut bertambah baik. Pemeliharaan yang demikian itu adalah pemeliharaan membangun, pemeliharaan yang mengembangkan. Oleh karena itu fungsi pemeliharaan dan fingsi pengembangan tidak dapat dipisahkan. Prayitno Amti, 1999: 215. Dalam mempertahankan dan memelihara agar motivasi belajar intrinsik para siswa selalu tinggi peran guru dan orang tua sangat dibutuhkan, dimana guru memberikan dorongan pada murid agar giat belajar. Dorongan motivasi belajar pada siswa sudah berfungsi dengan baik di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, para guru terlihat sangat dekat dengan para murid dan guru bisa memberikan dorongan motivasi untuk belajar, sehingga hasil penelitian motivasi belajar instrinsik di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta Relatif tinggi. Hal yang mempengaruhi tingginya motivasi intinsik dalam belajar siswa adalah kesadaran siswa akan kebutuhan untuk memiliki kecakapan dan kemampuan, Robert W.White dalam Prayitno, 1989: 37 mengatakan bahwa kebutuhan untuk memiliki kecakapan atau kemampuan adalah kebutuhan organisme untuk mampu berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya, Kecakapan ini diperoleh secara berangsur-angsur melalui belajar dalam jangka panjang. Kebutuhan untuk memiliki kemampuan belajar merupakan kebutuhan intrinsik yang dapat diketahui dari kebutuhan bergerak, aktif, kesenangan untuk mengetahui lingkungan, keinginan untuk berhasil dan keinginan untuk menonjolkan diri. Pertama, Kebutuhan akan memiliki kemampuan ini akan membuat siswa memiliki motivasi dari dalam dirinya untuk belajar secara terus menerus tanpa harus disuruh. Sehingga ada kesadaran diri untuk belajar. Apabila siswa tidak memiliki kebutuhan akan memiliki kecakapan dan kemampuan maka motivasi belajar intrinsik dalam dirinya cenderung sedang dan rendah, karena belajar hanya sekedar menunaikan kewajiban bukan sebagai kebutuhan untuk memiliki kecakapan dan kemampuan tertentu. Kebutuhan ini biasanya cenderung didasari oleh kemauan diri siswa, dan kebanyakan siswa yang memiliki kebutuhan untuk memiliki kecakapan mempunyai motivasi belajar intrinsik yang tinggi. Dorongan-dorongan untuk memiliki kesadaran diri dalam memiliki kebutuhan akan kecakapan dan kemampuan diri ini hendaknya selalu dipupuk di sekolah dan diarahkan, dengan cara menyediakan berbagai program kegiatan, sehingga anak dapat memunculkan atau mendemonstrasikan berbagai kecakapan dan kemampuan yang dimilikinya. Kedua, mencapai cita-cita yang dimiliki oleh siswa, dimana untuk mencapai cita-cita yang diinginkan oleh siswa memerlukan nilai-nilai yang baik. Hal ini timbulnya motivasi dalam diri untuk lebih giat belajar, sebagai contoh : seorang siswa yang bercita-cita melanjutkan ke sekolah SMASMK favorit memerlukan nilai yang baik, hal ini membuat timbulnya kesadaran dari dalam diri siswa untuk lebih giat belajar untuk mencapai prestasi dan menggapai cita-cita yang dimiliki oleh seorang siswa. Ketiga, Faktor lingkungan sekolah berperan mendukung motivasi dari dalam diri siwa. Lingkungan fisik sekolah yang meliputi pengaturan ruang kelas, besar kecilnya kelas, dan besar-kecilnya sekolah akan mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar. Hal ini terlihat dari suasana sekolah SMP Stella Duce 2 Yogyakarta yang nyaman dan asri serta ditunjang dengan ruang kelas dan tata ruang sekolah yang baik. Siswa terlihat merasa nyaman dan betah dengan lingkungan sekolah SMP Stella Duce 2. Hal ini sangat berpengaruh dengan proses belajar siswa di sekolah. Siswa menjadi aktif belajar di sekolah dan menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa yang tinggi. Oleh karena itu untuk mempertahankan dan meningkatkan motivasi belajar dalam diri siswa agar prestasi para siswa selalu baik, baik guru maupun guru pembimbing memperhatikan hal-hal yang dibutuhkan para siswa. Lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah penting peranannya dalam meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Guru maupun orang tua di harapkan dapat menciptakan lingkungan sekolah dan lingkungan rumah yang memungkinkan kegairahan dan minat siswa belajar menjadi meningkat. Lingkungan fisik sekolah, baik itu yang menyangkut pengaturan ruangan kelas maupun pengaturan jumlah siswa dalam satu kelas, hendaknya mempertimbangkan persyaratan fisik maupun psikologis yang menunjang keefektifan siswa dalam belajar. Orang tua dapat menciptakan situasi fisik maupun psikolgis yang menyokong minat dan kegairahan anaknya dalam belajar. Penyediaan kesempatan yang dibutuhkan anaknya dalam belajar. Penyediaan kesempatan yang dibutuhkan anak dalam belajar di rumah maupun diluar rumah sangat menunjang kesuksesan anak dalam belajar. Membina hubungan akrab dengan anak dan memberikan perhatian yang tinggi penting dan patut dilakukan oleh orang tua, kalau ingin anaknya berhasil dalam belajar. Hasil penelitian menunjukkan 19 22 siswa yang masuk dalam kategori motivasi belajar intrinsik sedang, hal ini menunjukkan bahwa siswa yang masuk dalam kategori ini mempunyai motivasi dalam belajar, namun masih mudah terpengaruh oleh orang lain, sehingga belajar hanya sebatas kewajiban saja bukan sebagai kegiatan yang menyenangkan. Selain itu siswa yang berkategori sedang belum mempunyai kemauan keras dalam belajar, walaupun sebenarnya punya sedikit motivasi dari dalam dirinya. Maka dari itu para siswa yang masuk dalam kategori ini memerlukan bimbingan dari guru agar motivasi yang dimiliknya semakin baik. Hasil penelitian menunjukkan 1 1 siswa yang masuk dalam kategori motivasi belajar intrinsik rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa hanya sebagian kecil siswa yang mempunyai motivasi belajar intrinsik rendah, ini memperlihatkan bahwa sekolah SMP Stella Duce 2 Yogyakarta sudah baik dalam membimbing para siswa dalam belajar sehinga para siswa mempunyai motivasi intrinsik yang baik dalam belajar. Untuk siswa yang masuk dalam kategori ini, hal yang pertama adalah disebabkan oleh siswa yang belum menemukan cara yang tepat untuk dalam belajar, sehingga ia mengalami kesulitan dan hambatan dalam belajar, karena hal tersebut siswa menjadi malas dan enggan belajar . Hal yang sangat nampak pada siswa yang memiliki motivasi belajar intrinsik rendah biasanya adalah siswa dalam kelas ketika mata pelajaran sedang berlangsung cenderung sibuk dengan dirinya sendiri, tidak mendengarkan dan memperhatikan mata pelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain hal tersebut siswa sering tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, sering terlambat, bahkan yang paling parah adalah siswa sering membolos. Hal ini dikarenakan siswa tidak mempunyai motivasi dalam belajar. Siswa yang mengalami hal ini memerlukan penanganan khusus dari guru pembimbing. Penanganan yang diberikan harus secara kontinyu, agar siswa ini bisa diarahkan, sehingga lambat laun ia akan mempunyai motivasi dalam belajar dan tujuan dalam belajar. Hal yang kedua yaitu tidak adanya kepercayaan diri akan kemampuan yang dimiliki siswa. hal ini menyebabkan siswa menjadi cenderung kurang mempunyai motivasi dari dalam dirinya, merasa tidak mempunyai kemampuan yang baik dalam belajar. Pemikiran ini membuat siswa tidak mempunyai dorongan untuk belajar dengan giat karena tidak percaya akan kemampuannya sendiri, selalu melihat bahwa dirinya kurang pandai karena selalu melihat prestasi yang dimiliki teman tapi tidak berfokus pada kemampuan diri sendiri. Hal yang ketiga adalah tekanan dari orang tua. Beberapa orang tua yang mencari kepuasan pribadi melalui anak akan sangat mengganggu pendidikan anak dan banyak orang yang curiga bahwa orang tua yang seperti itu merupakan orang tua yang tidak merasa puas, dan tentram dalam memahami kemampuan anaknya sendiri, sehingga anak menjadi korban dan merasa bahwa ia tidak memiliki kemampuan dalam berprestasi, hal ini membuat anak menjadi enggan untuk belajar, karena tidak adanya dukungan dan penghargaan dari orang tua. Menurut Phil Louther Prayitno, 1989: 12 Agar siswa semakin termotivasi dalam belajar secara intrinsik terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan oleh guru yaitu 1. Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa, sehingga tujuan belajar menjadi tujuan siswa atau sama dengan tujuan siswa. 2. Memberi kebebasan kepada siswa untuk memperluas kegiatan dan materi belajar selama masih dalam batas-batas daerah belajar yang pokok. 3. Memberikan waktu ekstra yang cukup banyak bagi siswa-siswa untuk mengembangkan tugas-tugas mereka dan memanfaatkan sumber- sumber belajar yang ada di sekolah. 4. Kadang kala memberikan penghargaan atas pekerjaan para siswa.

B. Usulan Topik-topik Bimbingan dan Konseling Belajar Berdasarkan pada

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Efektifitas pembelanjaran biologi dengan teknik kasus diluar kelas dalam bentuk media slide terhadap hasil belajar siswa (sub-konsep pencemaran lingkungan kelas x semester 2 di SMAN 1 Kencong tahun ajaran 2004/2005)

0 3 117

Hubungan antara persepsi dan motivasi belajar fisika dengan hasil belajar fisika pokok bahasan energi siswa kelas 1 cawu III SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 4 69

Pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone-Tangerang

0 25 79

Pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

4 47 161

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6

Pengaruh kecerdasan interpersonal dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII

0 0 9

Efektivitas manajemen pendidikan karakter dalam upaya meningkatkan prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015

0 0 9

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Hubungan motivasi belajar dan gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa mts Islamiyah Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

4 24 150