Setting Penelitian Prosedur Pengembangan

produk tersebut. Kelemahan produk yang telah ditemukan ketika validasi produk oleh validator kemudian desain dapat diperbaiki kembali pada tahap revisi desain. Desain produk yang sudah diperbaiki kemudian diwujudkan dalam alat peraga yang nyata. Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi pada subjek terbatas. Sugiyono 2015:415 mengatakan bahwa pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah produk baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan produk yang lama atau yang lain. Jika dalam uji coba produk didapatkan kelemahan pada produk, langkah selanjutnya adalah merevisi produk tersebut. Produk kemudian dilakukan uji coba pemakaian yang dilakukan dalam lingkup yang lebih luas. Dalam uji coba ini tetap dilakukan penilaian kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut. Jika dalam uji coba pada lingkup yang lebih luas didapatkan kekurangan atau kelemahan produk perlu dilakukan revisi produk sehingga produk dapat diproduksi secara masal dan digunakan pada lingkup yang luas.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini seorang siswa dengan ADHD kelas II SD N Sarikarya tahun ajaran 20162017. Pertimbangan dalam pemilihan siswa dengan ADHD sebagai subjek penelitian berdasarkan wawancara dengan guru kelas dan observasi pembelajaran menunjukkan jika siswa dengan ADHD tersebut memiliki permasalahan yang sangat menonjol dibandingkan dengan anak pada umumnya terkait kemampuan konsentrasi dan mengontrol tingkah lakunya.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah penjumlahan dan pengurangan sampai 50. Meskipun objek penelitian ini hanya untuk penjumlahan dan pengurangan sampai 50, alat peraga yang dikembangkan dapat digunakan untuk menghitung sampai ribuan.

3.2.3 Lokasi Penelitian

Pengumpulan data terkait dengan permasalahan siswa dengan ADHD dilakukan di SDN Sarikarya, Depok, Sleman. Lokasi SD ini mudah dijangkau karena letaknya di pinggir jalan.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai pada bulan November 2016 dan selesai pada bulan Maret 2017.

3.3 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini memodifikasi langkah-langkah RD menurut Sugiyono. Dari sepuluh langkah yang ada, peneliti menggunakan tujuh langkah prosedur yang digunakan dalam pengembangan prototipe alat peraga papan penjumlahan pengurangan untuk siswa dengan ADHD. Tujuh langkah yang digunakan yaitu 1 Potensi dan Masalah, 2 Pengumpulan Data, 3 Desain Produk, 4 Validasi Desain, 5 Revisi Desain, 6 Uji Coba Produk, dan 7 Revisi Produk. Peneliti hanya melakukan penelitian sampai langkah tujuh dikarenakan keterbatasan subjek penelitian. Langkah- langkah tersebut disajikan dalam bagan 3.2 berikut. Pengenbangan Prototipe Papan Penjumlahan dan Pengurangan untuk Siswa dengan ADHD Tahap 1 Potensi dan Masalah Tahap 3 Desain Produk Tahap 4 Validasi Desain Produk Tahap 5 Revisi desain Tahap 6 Uji Coba Produk wawancara Observasi dan Wawancara Tahap 2 Pengumpulan Data Data karakteristik siswa, kesulitan guru dalam mengajar, kesulitan siswa, serta minat siswa dalam alat peraga. Analisis Karakteristik Alat Peraga Matematika Analisis karakteristik siswa ADHD Data analisis kebutuhan Prototipe desain alat peraga dan album Konsultasi prototipe dengan ahli matematika dan ahli psikologi anak Revisi prototipe berdasarkan masukan dari hasil konsultasi Refleksi hasil uji coba dan validasi prototipe Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Prototipe Papan Penjumlahan dan Pengurangan Guru Kepala sekolah Tahap 7 Revisi Produk Revisi prototipe berdasarkan komentar dan masukan dari validator serta refleksi uji coba

3.3.1 Potensi dan Masalah

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah potensi dan masalah. Penelitian dilakukan dilatar belakangi potensi dan masalah yang ditemukan peneliti dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas II di SD N Sarikarya. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan belajar matematika yang dialami siswa dengan ADHD yang ada di sekolah tersebut serta potensi yang ada.

3.3.2 Pengumpulan Data

Tahap kedua dalam penelitian ini adalah pengumpulan data. Pada langkah ini peneliti melakukan analisis kebutuhan melalui observasi pembelajaran Matematika pada siswa dengan ADHD, wawancara guru kelas II, dan wawancara siswa, dan wawancara kepala sekolah. Analisis kebutuhan dilakukan guna mencari informasi lebih mendalam mengenai permasalahan siswa dengan ADHD dalam pembelajaran matematika serta cara mengatasi permasalahan tersebut. Observasi yang dilakukan berupa observasi tidak terstruktur. Dalam observasi peneliti tidak menggunakan instrumen observasi yang disusun secara sistematis akan tetapi peneliti menggunakan instrumen berupa rambu-rambu pengamatan. Melalui observasi, peneliti dapat mengetahui karakteristik siswa dengan ADHD secara langsung. Pada wawancara, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur. Tujuan peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur adalah untuk memperoleh informasi lebih mendalam mengenai ketersediaan alat peraga, permasalahan siswa, serta minat siswa yang akan digunakan peneliti sebagai dasar pengembangan produk.

3.3.3 Desain Produk

Desain produk berupa prototipe desain alat peraga serta desain album cara penggunaan alat peraga. Desain produk diawali dengan mendesain papan alat peraga dan menentukan warna yang akan digunakan. Selanjutnya memilih gambar yang akan digunakan sebagai kartu gambar. Desain alat peraga dibuat dengan menggunakan microsoft word . Album cara penggunaan alat peraga juga di desain dengan menggunakan microsoft word yang di dalamnya berisi pengenalan dan langkah-langkah cara penggunaan alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan. 3.3.4 Validasi Desain Validasi desain produk melalui konsultasi langsung prototipe dengan ahli matematika dan ahli psikologi anak tanpa menggunakan lembar instrumen. Para ahli memberikan komentar dan saran secara lisan terhadap prototipe. Konsultasi desain alat peraga dilakukan selama dua kali konsultasi. Konsultasi pertama dengan menggunakan print out desain alat peraga. Konsultasi desain yang kedua dengan menggunakan replika alat peraga yang dibuat dengan menggunakan kertas karton. Validasi ini bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari prototipe yang akan dikembangkan.

3.3.5 Revisi Desain

Di mana dilakukan berdasarkan masukan dan komentar dari ahli matematika dan psikolog anak. Masukan dari ahli matematika dan psikolog anak menjadi masukan untuk meminimalisir kekurangan prototipe. Hasil konsultasi prototipe desain alat peraga selanjutnya desain dilakukan revisi dan dilanjutkan konsultasi akhir dengan ahli matematika dan psikolog anak. Setelah desain disetujui oleh ahli selanjutnya desain alat peraga dapat dimasukkan ke tukang kayu untuk dibuat alat peraga dan juga peneliti mencetak kartu serta album cara penggunaan alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan.

3.3.6 Uji Coba Produk

Uji coba Produk yaitu dengan menguji cobakan prototipe berupa alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan yang dilakukan untuk mengetahui kekurangan dari prototipe tersebut. Setelah prototipe di uji cobakan, peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan alat peraga selama uji coba. Selain dari hasil uji coba, peneliti juga mendapatkan data dari validasi prorotipe yang dilakukan oleh para ahli. Dari validasi didapat data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif digunakan untuk mengukur kualitas prototipe sedangkan data kualitatif berupa kritik dan saran yang diberikan validator untuk memperbaiki kualitas prototipe.

3.3.7 Revisi Produk

Dari hasil uji coba dan validasi, peneliti melakukan revisi produk akhir. Revisi untuk prototipe berdasarkan pertimbangan dari komentar dan saran dari validator serta permasalahan yang ditemukan peneliti pada saat uji coba. Revisi akhir prototipe akan menghasilkan prototipe yang merupakan hasil dari penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data