29 Kelengkapan sistem dari kolam retensi tipe ini adalah saluran yang lebar dan
dalam serta cek dam atau bendung setempat. Tipe ini digunakan apabila lahan tidak tersedia sehingga harus mengoptimalkan saluran drainase yang ada. Kelemahan dari
tipe ini adalah kapasitasnya terbatas, menunggu aliran air yang ada dan pelaksanaannya lebih sulit.
Kolam pengatur berfungsi sebagai pemotong puncak debit banjir, dengan demikian kolam yang tidak luas pun dapat mengendalikan banjir secara efektif.
Dalam perencanaan pengendalian banjir, penentuan dimensi dari masing-masing komponen sistem pengendalian banjir harus ditelaah dari segi teknis, ekonomis
maupun sosial dalam rangka perencanaan persungaian secara keseluruhan Sosrodarsono dan Tominaga, 1985.
Perhitungan kapasitas kolam dimaksudkan untuk menentukan batasan maksimum yang dapat ditampung oleh kolam penampungan. Volume air hujan yang
terjadi dihitung dengan metode hidrograf satuan Snyder.
2.3.3. Pompa
Pompa adalah alat yang digunakan menaikkan air ke elevasi yang lebih tinggi. Sebuah kurva pompa menggambarkan hubungan antara aliran rata-rata pompa
dan kondisi node di inlet dan outlet. Pompa air drainase umumnya beroperasi pada saat banjir, dan tinggi tekanan
serta debitnya berubah-ubah sepanjang waktu. Terdapat berbagai jenis pompa tergantung dari konstruksinya, kapasitas dan spesifikasinya. Untuk pompa drainase
umumnya digunakan jenis pompa turbin seperti pompa aliran aksial axial flow dimana tinggi pompa terutama ditimbulkan oleh gaya sudu pada air, jenis pompa ini
30 banyak digunakan untuk debit yang cukup besar dengan ketinggian rendah head
kecil. Selain pompa aliran aksial axial flow juga pompa aliran semi aksial mixed flow dimana tinggi pompa sebagian ditentukan oleh gaya dorong putaran sudu-sudu,
pompa ini banyak digunakan untuk debit yang cukup besar dengan ketinggian sedang head sedang, termasuk dalam tipe ini adalah pompa ulir screw pumps. Untuk
pompa dengan kapasitas debit yang cukup besar dengan ketinggian besar head besar, tinggi pompa terutama ditimbulkan oleh gaya dorong sentrifugal putaran
sudu-sudu impeller pompa ini termasuk tipe pompa centrifugal.
2.3.4. Analisa Kebutuhan Lebar Pintu Air a Lebar Efektif Pintu
Dengan rumus Kriteria Perencanaan 02, 1986 :
Q = μ b ad2. g. z
………………………………………………..…. 2.26 Dengan :
Q = Debit banjir m3dtk
µ = koefisiensi debit: untuk bukaan di bawah permukaan air dengan
kehilangan tinggi energi, µ = 0,80 b
= lebar bukaan, m a
= tinggi bukaan, m g
= percepatan gravitasi, mdt2 ≈ 9,8 z
= kehilangan tinggi energi pada bukaan, m
31 Gambar 2.11 Tipe Pintu Pengambilan
2. Lebar Total Bangunan Pintu : Br = N br + Σt + Σb …………………………………………2.27
Dengan : Br
= Lebar Total Bangunan Pintu N
= Jumlah Pintu bp
= Lebar Tiap Pintu Σ
t = Lebar Pilar
Σ b
= Lebar Abutmen Kriteria Perencanaan 02, 1986
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Analisa dan Pengolahan Data
Langkah-langkah penulis dalam menganalisis dan mengolah data dari awal perencanaan sampai selesai sesuai dengan bagan alir adalah sebagai berikut.
3.1.1. Permasalahan
Bencana banjir yang sering terjadi di Kecamatan Sukomoro disebabkan oleh banyak hal, selain diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi, banjir juga diakibatkan
oleh kapasitas daya tampung saluran drainase yang kurang maksimal terutama pada saluran primer asri Kedungsuko.
3.1.2. Pengumpulan Data
Untuk perencanaan selanjutnya dibutuhkan data-data yang berkaitan, diantaranya data hidrologi, data hidrolika, peta yang berisikan tentang topografi,
jaringan drainase dll. Data sekunder adalah data yang didapatkan dengan menghubungi instansi-
instansi ataupun institusi-institusi yang terkait dengan rencana proyek. Data-data sekunder yang diperlukan adalah :
a Data curah hujan
b Peta Topografi Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk