20 Dengan :
tc = waktu Konsentrasi jam ,
t = waktu yang diperlukan air hujan untuk mengalir di permukaan
hingga mencapai intake menit , t
d
= waktu yang diperlukan air untuk mengalir disepanjang channel flowting menit ,
n = angka kekasaran Manning,
S = kemiringan lahan,
L = panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan m,
Ls = panjang lintasan aliran di dalam saluransungai m,
V = kecepatan aliran di dalam saluran mdetik.
2.2.5. Analisa Debit Banjir Rencana
Dalam perhitungan debit banjir rencana perlu dihitung terlebih dahulu nilai koefisien pengaliran yang besarnya tergantung pada peruntukan lahannya tata guna
lahan. Tata guna lahan yang digunakan didasarkan pada tata guna lahan kondisi eksisting sesuai kenyataan yang ada dan didasarkan tata guna lahan rencana tahun
2011-2031 yang diperoleh dari Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Nganjuk. Metode yang biasa digunakan untuk menghitung debit banjir rencana pada
suatu ruas sungai atau saluran ada beberapa metode, diantaranya:
1. Metode Rasional
Metode rasional dapat menggambarkan hubungan antara debit dengan besarnya curah hujan untuk DPS dengan luas sampai 500 Ha, dan merupakan metode
21 yang paling tua untuk menaksir debit puncak banjir berdasarkan data curah hujan.
Debit banjir yang dihitung berdasarkan parameter hujan dan karakteristik DPS. Rumus
:
Q =
A,I
C. I. A
………………………………………… 2.21 Dengan :
Q = Debit banjir m
3
dt C = Coefisien tata guna lahan
I = Intensitas hujan mmjam A = Luas Daerah Pengaliran ha
2. Metode Nakayasu
Dalam perhitungan debit banjir menggunakan Metode Nakayasu digunakan untuk menghitung besarnya debit yang mengalir di Sungai utama bagian atas atau
hulu sebelum masuk di daerah studi.
a Metode Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu
Debit rencana dihitung dengan menggunakan pendekatan Hidrograf satuan sintetis Nakayasu. Nakayasu menurunkan rumus hidrograf satuan sintetik
berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian pada beberapa sungai di Jepang. Besarnya nilai debit puncak hidrograf satuan dihitung dengan rumus :
3 ,
p
0,3T 6
, 3
T R
A C
Q
p
+ =
……………………………….……… 2.22
Dengan : Qp
= Debit puncak banjir m
3
det C
= Koefisien pengaliran, tergantung penggunaan lahannya
22 A
= Luas daerah aliran sungai km
2
R = Hujan satuan mm
Tp = Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir jam T
0.3
= Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak sampai menjadi 30 dari debit puncak jam
Nakayasu membagi bentuk hidrograf satuan dalam dua bagian, yaitu lengkung naik dan lengkung turun. Pada bagian lengkung naik, besarnya nilai
hidrograf satuan dihitung dengan persamaan :
4 ,
2
.
=
Tp t
Qp Qa
…………………………………………. 2.23 Dengan :
Qa = Limpasan sebelum mencapai debit puncak m
3
detik. Tp
= Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir jam Pada bagian lengkung turun yang terdiri dari tiga bagian, hitungan limpasan
permukaannya adalah: 1.
Untuk Qd 0,30.Qp,
0,3
T Tp
t
Qp.0,30 Qd
−
=
2. Untuk 0,30.Qp Qd 0,30
2
Qp,
3 ,
3 ,
T .
5 ,
1 T
. 5
, Tp
t
3 ,
. Qp
Qd
+ −
=
3. Untuk 0,30
2
Qp Qd,
3 ,
3 ,
T .
2 T
5 ,
1 Tp
t
3 ,
. Qp
Qd
+ −
=
Dengan :
Q
p
= debit punc t
= satuan w Menurut Nakayas
dan dihitung dengan pers tr
tg Tp
. 8
, +
= Dengan :
tg = Waktu kons tr
= Satuan w Waktu konsentras
Jika L 15 km : Jika L 15 km :
Waktu yang dipe menjadi 30 dari debit p
koefisien yang bergantun
Ga
Debit
t puncak m
3
det uan waktu jam
yasu, waktu naik hidrograf bergantung dari wa n persamaan :
………………………………………
ktu konsentrasi jam n waktu hujan diambil 1 jam
ntrasi dipengaruhi oleh panjang sungai utama L :
70 ,
. 21
, L
tg =
:
L tg
. 058
, 4
, +
= iperlukan oleh penurunan debit, dari debit punc
it puncak hidrograf satuan dihitung
T
0,3
= α.tg
tung pada karakteristik DAS.
Gambar 2.7 Hidrograf Satuan Nakayasu
23 waktu konsentrasi,
……… 2.24
L :
ncak sampai debit dimana
α
adalah
Waktu
24
2.2.6. Analisa Kapasitas Sungai