17 dalam membuat keputusan dan jika mereka merasa idenya didengar serta
kontribusi yang ada pada hasil yang dicapai, maka mereka akan cendrung menerima keputusan-keputusan atau perubahan-perubahan yang dilakukan.
Hal ini dikarenakan mereka merasa dilibatkan, bukan karena dipaksa.
II. B. Interrole Conflict
Dalam mendefinisikan interrole conflict akan terdapat kaitan yang sangat erat dengan istilah role conflict Hennesy, 2005. Hal ini dikarenakan interrole
conflict merupakan salah satu bentuk dari role conflict. Konflik peran atau role conflict menurut Kahn dkk. 1964 adalah adanya
ketidakcocokan antara, harapan-harapan yang berkaitan dengan suatu peran. Dimana dalam kondisi yang cukup ekstrem, kehadiran dua atau lebih harapan
peran atau tekanan akan sangat bertolak belakang sehingga peran yang lain tidak dapat dijalankan.
Menurut Kahn dkk. 1964 terdapat empat bentuk dari role conflict. Bentuk-bentuk tersebut antara lain intra-sender conflict, terjadinya konflik ini
dikarenakan adanya persepsi dan perintah yang berbeda dari salah satu pengirim harapan peran yang tidak sesuai. Bentuk yang kedua adalah inter-sender conflict
yang terjadi akaibat tekanan dari salah satu pengirim harapan peran berlawanan dengan tekanan yang diberikan dari pengirim peran lainnya. Bentuk yang ketiga
yaitu person-role conflict, terjadi ketika peran yang dijalankan bertentangan dengan nilai moral yang dianut seseorang. Dan bentuk yang terakhir dari role
conflict adalah interrole conflict yang terjadi dikarenakan keanggotaan di salah
18 satu organisasi bertentangan dengan tekanan dari keanggotaan di organisasi
lainnya.
II. B. 1. Pengertian Interrole Conflict
Greenhause dan Beutell dalam Zatz dkk, 1996 mendefinisikan interrole conflict sebagai bentuk tekanan yang berlawanan yang berasal dari partisipasi
pada peran yang berbeda, ketika salah satu tekanan peran meningkat akan terjadi ketidaksesuaian pada peran yang lainnya. Salah satu bentuk dari interrole conflict
adalah work-family conflict, yaitu ketidaksesuaian antara tekanan peran dari pekerjaan dan keluarga. Partisipasi dalam peran pekerjaan akan membuat
partisipasi peran dalam keluarga menjadi lebih sulit.
II. B. 2. Dimensi-dimensi Interrole Conflict
Menurut Greenhause dan Beutell dalam O’Driscoll dkk, 1997 ada 3 dimensi dari interrole conflict yaitu:
1. Time-based conflict
Yaitu konflik yang terjadi karena permintaan waktu dari peran yang lainnya, sehingga individu tidak mampu melaksanakan tugas perannya.
Ketidakmampuan ini ditunjukkan secara fisik maupun secara kognitif. 2.
Strain-based conflict Yaitu konflik yang dialami individu ketika permintaan dari satu peran
menimbulkan ketegangan sehingga menyebabkan terganggunya pelaksanaan peran yang kedua secara adekwat.
19 3.
Behavior-based conflict Yaitu konflik yang terjadi karena perilaku spesifik dari satu peran tidak sesuai
dengan perilaku yang harus ditunjukkan pada peran kedua. Ketidaksesuaian terjadi karena perbedaan norma dan harapan antara kedua peran tersebut.
II. B. 3. Konsekuensi Interrole Conflict