26 harus menyeimbangkan peran mereka sebagai pekerja dan peran mereka dalam
keluarga. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara peran keluarga dan peran di tempat kerja mereka akan mengalami interrole conflict yang tinggi yang
berhubungan dengan rendahnya komitmen organisasi.
II. E. Hipotesa
Berdasarkan teori-teori yang dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut:
Ada hubungan negatif antara interrole conflict dengan komitmen organisasi. Semakin tinggi interrole conflict, menyebabkan semakin rendah
komitmen organisasi. Sebaliknya semakin rendah interrole conflict maka semakin
tinggi komitmen organisasi.
27
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan
keputusan hasil penelitian. Pembahasan dalam metode penelitian meliputi identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, prosedur
penelitian dan metode analisis Hadi, 2000. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel yang di prediksi memiliki hubungan.
III. A. Identifikasi Variabel Penelitian
Identifikasi variabel penelitian digunakan untuk menguji hipotesa
penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Dependent Variable yaitu Komitmen Organisasi
b. Independent Variable yaitu Interrole Conflict
III. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian III. B. 1. Komitmen Organisasi
Pada penelitian ini, pengukuran komitmen organisasi didasarkan pada definisi yang dikemukakan oleh Allen dan Meyer 1991. Komitmen organisasi
adalah kondisi psikologis yang menunjukkan karakteristik hubungan antara
28 pekerja dengan organisasi dan mempunyai pengaruh dalam keputusan untuk tetap
melanjutkan keanggotaannya di dalam organisasi tersebut yang diukur dengan menggunakan skala komitmen organisasi.
Skala komitmen organisasi disusun berdasarkan tiga komponen komitmen yang dikemukan oleh Allen dan Meyer 1991 yaitu komponen affective,
continuance, dan normative. Semakin tinggi skor skala komitmen organisasi yang diperoleh seseorang maka semakin tinggilah komitmen organisasi yang
dimilikinya. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh seseorang maka semakin rendahlah komitmen organisasi yang dimilikinya.
III. B. 2. Interrole Conflict