Pengaruh Kepercayaan Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Membeli Produk Secara Online Berbasis Gender Pada Masyarakat Di Kecamatanmedan Baru Kota Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK SECARA ONLINE

BERBASIS GENDER PADA MASYARAKAT DI KECAMATAN MEDAN BARU

KOTA MEDAN

OLEH

SRI REZEKI 110502052

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Kepercayaan dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Membeli Produk Secara Online Berbasis Gender Pada Masyarakat Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan” adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Mei 2015 Penulis

NIM: 110502052 Sri Rezeki


(3)

i ABSTRAK

Pengaruh Kepercayaan Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Membeli Produk Secara Online Berbasis Gender Pada Masyarakat

Di KecamatanMedan Baru Kota Medan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Kepercayaan dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Membeli Produk Secara

Online Berbasis Gender Pada Masyarakat Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji F, variabel independen yang terdiri dari variablekepercayaandan gaya hidup secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel kepercayaan dan gaya hidup sama sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah variabel kepercayaan. Pengujian Independent Sample T Test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata keputusan pembelian secara oneline berdasarkan gender pada masyarakat Medan Baru. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.412 yang berarti 41,2% faktor-faktor keputusan pembelian secara online pada masyarakat di kecamatan Medan Baru dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu variabel kepercayaan, dan gaya hidup sedangkan sisanya sebesar 58,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.


(4)

ii ABSTRACT

THE EFFECT OF TRUST AND LIFESTYLE ON BUYING DECISION ONLINE PRODUCT GENDER BASED OF SOCIETY

AT MEDAN BARU DISTRICT MEDAN CITY

The purpose of this study was to determine the effect of Trust and Lifestyle On Buying Decision Online Product Gender-Based Of Society At Medan Baru District Medan City

The results showed that based on the F test, independent variables consisting of beliefs and lifestyle variables simultaneously positive and significant impact on purchasing decisions. T test results showed that the variables of the same beliefs and lifestyle equally positive and significant impact on purchasing decisions. The dominant variable in this study is variable trust. Sample T Test Independent testing showed that there was no difference in the average value of a purchase decision based on gender in society oneline Medan Baru. Adjusted R Square value is equal to 0412, which means 41.2% factors in purchase decisions online community in the district of Medan Baru can be explained by the independent variables are variables of trust, and lifestyle while the remaining 58.8% is explained by variables other than this study.


(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Kepercayaan dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Membeli Produk Secara

Online Berbasis Gender Pada Masyarakat Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan”, guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuan, bimbingan, dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Akhyar dan Ibunda Hamidah atas perhatian, doa, dukungan, pengorbanan, serta cinta kasih yang begitu besar selama ini tanpa mengenal lelah. 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,S.E, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, M.E, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si, selaku Ketua Prodi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 5. Ibu Dr. Yeni Absah, S.E, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis yang

telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Syafrizal Helmi S. SE, M.Si, selaku dosen pembaca Penilai yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses penyusunan skripsi ini.

7. Kepada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi atas beasiswa BIDIKMISI yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi hingga program sarjana.

8. Kepada Bapak dan Ibu dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan.

9. Kepada Saudara Kandung saya, abangda M. Syafri, Kak Juliana, SE dan kak Asmiyeti, AMKeb yang telah memberikan dukungan dan motivasi yang tak terhingga kepada penulis.


(6)

iv

10. Terima kasih untuk teman-teman seperjuangan di Manajemen 2011: Maya, Desi, Yunis, Lila, Yuliani, Delfi, Farida, Dara, Rina, Azizah, Fika, Nanda, Rizky dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan seluruhnya yang telah banyak membantu penulis selama pembuatan skripsi.

11. Terima kasih untuk teman-teman kos penulis, Nana, Hasanah, Anggi, Ainun, Novi, Ratih, atas motivasi dan bantuan yang diberikan kepada penulis. Untuk kak Delfiani, SE, kak Agustiana, SE, dan kak Desy Handayani, SE, yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam proses pembuatan skripsi.

12. Terima kasih untuk teman-teman BP2M FEB dan Keluarga Besar Gamadiksi USU.

13. Para responden yang telah membantu penelitian ini dengan meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang tulus dan ikhlas memberikan doa dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, dan semoga skripsi ini bermanfaat. Terima Kasih.

Medan, Mei 2015 Penulis


(7)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRAC ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Uraian Teoritis ... 9

2.1.1 Perilaku Konsumen ... 9

2.1.1.1 Definisi Perilaku Konsumen ... 9

2.1.1.2 ZMOT (Zero Moment of Truth) ... 9

2.1.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 13 2.1.2 Keputusan Pembelian ... 16

2.1.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen ... 16

2.1.2.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 16

2.1.2.3 Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian ... 20

2.1.3 Kepercayaan ... 20

2.1.4 Gaya Hidup ... 22

2.1.5 Gender ... 25

2.1.6 Belanja Online ... 26

2.1.6.1 Definisi Belanja Online ... 26

2.1.6.2 Media Belanja Online di Indonesia ... 27

2.1.6.3 Kentungan dan Kelemahan Belanja Online ... 28

2.2 Penelitian Terdahulu ... 29

2.3 Kerangka Konseptual ... 30

2.4 Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 34


(8)

vi

3.4 Definisi Operasional ... 34

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 36

3.6 Populasi dan Sample ... 36

3.6.1 Populasi ... 36

3.6.2 Sampel ... 36

3.7 Jenis Data Penelitian ... 38

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39

3.9.1 Uji Validitas ... 39

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 42

3.10 Uji Asumsi Klasik ... 44

3.11 Teknik Analisis Data ... 45

3.11.1 Metode Analisi Deskriptif ... 45

3.11.2 Metode Analisis Regresi Berganda ... 45

3.11.3 Uji Hipotesis ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 48

4.1.1 Sejarah Singkat E-Commerce ... 48

4.1.2 Perkembangan OnlineShop Di Indonesia ... 49

4.2 Hasil Penelitian ... 51

4.2.1 Analis Deskriptif ... 51

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 51

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 57

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 65

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 71

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 72

4.2.4.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 72

4.2.4.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 73

4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) ... 74

4.2.4.4 Uji Beda Rata-Rata (Independent Samples T-Test)... 75

4.3 Pembahasan ... 4.3.1 Pengaruh Kepercayaan Terhadap Keputusan pembelian Secara Online ... 76

4.3.2 Pengaruh Kepercayaan Terhadap Keputusan pembelian Secara Online ... 78

4.3.3. Keputusan Pembelian Secara Online Berbasis Gender .... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83


(9)

vii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul ... Halaman

2.1 Gaya Hidup dan proses Konsumsi ... 24

2.2 Daftar Penelitian Terdahulu ... 29

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 35

3.2 Instrumen Skala Likert ... 36

3.3 Item Total Statistic ... 40

3.4 Hasil Uji Validitas ... 41

3.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 43

3.6 Reliability Statistic ... 43

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 52

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Barang yang Dibeli Online ... 53

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian Online ... 54

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Penggunaan Internet ... 54

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Waktu Mencari Informasi Peoduk Online ... 55

4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepercayaan ... 58

4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Gaya Hidup... 60

4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 62

4.10 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 68

4.11 Hasil Uji Glejser ... 69

4.12 Hasil Uji Multikolonearitas ... 70

4.13 Hasil Regresi Linear Berganda ... 71

4.14 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 72

4.15 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 73


(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul ... Halaman

1.1 Pola Penggunaan Internet di Indonesia ... 3

1.2 Sebaran Pengguna Internet Indonesia Berdasarkan Jenis Kelamin (Pulau Sumatera) ... 6

2.1 Model Mental Baru Pemasaran ... 10

2.2 Proses Keputusan Pembelian ... 17

2.3 Kerangka Konseptual ... 32

4.1 Grafik Mesin Pencari yang Digunakan Untuk Mencari Informasi Produk Online ... 56

4.2 Grafik Media Elektronik yang Digunaka ... 57

4.3 Histogram Normalitas ... 66

4.4 Pendekatan Grafik Normalitas... 67


(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman 1. Kuesioner ... 48 2. ... Tabul

asi Responden Validitas... 89 3. ... Uji

Validitas ... 90 4. ... Tabul

asi Jawaban Responden ... 91 5. ... Hasil


(12)

i ABSTRAK

Pengaruh Kepercayaan Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Membeli Produk Secara Online Berbasis Gender Pada Masyarakat

Di KecamatanMedan Baru Kota Medan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Kepercayaan dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Membeli Produk Secara

Online Berbasis Gender Pada Masyarakat Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji F, variabel independen yang terdiri dari variablekepercayaandan gaya hidup secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel kepercayaan dan gaya hidup sama sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah variabel kepercayaan. Pengujian Independent Sample T Test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata keputusan pembelian secara oneline berdasarkan gender pada masyarakat Medan Baru. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.412 yang berarti 41,2% faktor-faktor keputusan pembelian secara online pada masyarakat di kecamatan Medan Baru dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu variabel kepercayaan, dan gaya hidup sedangkan sisanya sebesar 58,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.


(13)

ii ABSTRACT

THE EFFECT OF TRUST AND LIFESTYLE ON BUYING DECISION ONLINE PRODUCT GENDER BASED OF SOCIETY

AT MEDAN BARU DISTRICT MEDAN CITY

The purpose of this study was to determine the effect of Trust and Lifestyle On Buying Decision Online Product Gender-Based Of Society At Medan Baru District Medan City

The results showed that based on the F test, independent variables consisting of beliefs and lifestyle variables simultaneously positive and significant impact on purchasing decisions. T test results showed that the variables of the same beliefs and lifestyle equally positive and significant impact on purchasing decisions. The dominant variable in this study is variable trust. Sample T Test Independent testing showed that there was no difference in the average value of a purchase decision based on gender in society oneline Medan Baru. Adjusted R Square value is equal to 0412, which means 41.2% factors in purchase decisions online community in the district of Medan Baru can be explained by the independent variables are variables of trust, and lifestyle while the remaining 58.8% is explained by variables other than this study.


(14)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa kini teknologi semakin berkembang. Pesatnya perkembangan teknologi informasi membuat hubungan dunia menjadi tidak terbatas. Dengan adanya teknologi informasi ini semakin memudahkan setiap orang untuk mencari dan mendapatkan informasi yang diinginkan tanpa adanya batasan. Dengan kemudahan mengakses, setiap individu mampu menggunakan internet untuk keperluan apapun dan di manapun berada. Melalui internet, banyak dikenal berbagai hal, mulai dari jejaring sosial, aplikasi, berita, video, foto hingga berbelanja melalui internet.

Penggunaan internet memiliki banyak manfaat, internet dapat digunakan untuk urusan pekerjaan, mencari informasi dan komunikasi hingga hanya sebagai media untuk mencari hiburan. Sehubungan dengan penggunaan internet ini, semakin banyak perubahan yang terjadi dalam bidang-bidang pekerjan, seperti bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Namun, perubahan yang sangat signifikan terjadi pada bidang ekonomi, terutama dalam aspek bisnisnya.

Salah satu manfaat Internet yang digunakan oleh konsumen adalah pre-shopping, di mana konsumen melakukan pencarian informasi mengenai produk yang akan dibeli yaitu searching melalui google. Hal ini untuk mendapatkan kebenaran informasi tentang produk yang akan dibeli, ini sering disebut dengan ZMOT. ZMOT merupakan bagian dari model mental pemasaran yang baru.


(15)

2 ZMOT meyakinkan konsumen tentang kebenaran produk dari stimulus yang diterima. Selain itu juga lewat internet konsumen dapat mencari barang yang diinginkan dan bisa mendapatkan barang tersebut tanpa harus pergi dari rumah bahkan bisa melakukannya selagi melakukan sebuah aktivitas. Guna menghemat waktu dan mempertimbangkan faktor kepraktisan, berbelanja melalui internet yang dikenal dengan istilah berbelanja secara online atau yang lebih dikenal

online shopping menjadi salah satu pilihan berbelanja yang telah akrab bagi masyarakat.

Saat ini hampir setiap orang memiliki gadget seperti smartphone yang dilengkapi oleh internet acces, layanan email, facebook, twittwer dan sebagainya, sehingga memungkinkan para pebisnis dan konsumen bertransaksi melalui

smartphone. Keinginan berbelanja secara online pun akan timbul karena kemudahan dari teknologi yang dirasa oleh konsumen.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 71,19 juta orang hingga akhir tahun lalu (2013). Jumlah tersebut berarti tumbuh 13 persen dibandingkan catatan akhir 2012 yang sebanyak 63 juta orang Dengan jumlah tersebut, dan bila dibandingkan dengan total populasi jumlah penduduk Indonesia, maka menurut Sammy (Ketua Umum APJII), penetrasi internet di Indonesia adalah sekitar 28 persen, dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 50 persen total populai Indonesia pada 2015 (merdeka.com).

Dilihat dari pola penggunaan internet di Indonesia menunjukkan bahwa di posisi pertama 95,75% pengguna memanfaatkan internet untuk surat elektronik,


(16)

3 menggeser posisi akses layanana media sosial yang mencapai 61,23%. Pada peringkat selanjutnya pemanfaatan tertinggi internet adalah untuk mencari berita/informasi (74,49%), mencari barang/jasa (77,81%), informasi lembaga pemerintahan (65,07%), sosial media (61,23%). Gambar 1.1 menunjukkan pola penggunaan internet di Indonesia.

Sumber : www.apjii.or.id

Gambar 1.1: Pola Penggunaan Internet di Indonesia

Dari Gambar 1.1 dapat dilihat dari total penggunaan internet sebesar 45,07% melakukan pembelian barang atau jasa secara online. Hal ini menjelaskan bahwa perilaku pembelian masyarakat mulai mengalami perubahan dari pembelian secara konvensional sedikit mulai sedikit masyarakat tertarik melakukan pembelian secara online.

Online shopping adalah kegiatan jual beli atau perdagangan elektronik yang memungkinkan konsumen untuk dapat langsung membeli barang atau jasa dari penjual melalui media internet menggunakan sebuah web browser


(17)

4 (en.wikipedia.org). Online shopping menjadikan berbelanja semakin mudah tanpa menghabiskan waktu dan tenaga. Karena kemudahan inilah membuat online shopping semakin diminati. Online shopping memungkinkan kedua pembeli dan penjual untuk tidak bertatap muka secara langsung, sehingga hal ini memungkinkan penjual memiliki kesempatan mendapatkan pembeli dari luar daerah atau luar kota.

Walaupun terdapat banyak kemudahan yang dirasa dengan menggunakan situs belanja online, tetapi masih terdapat kekurangan dimana konsumen tidak berhadapan secara langsung yang kemungkinan akan menimbulkan kesalahpahaman, ketidakjelasan informasi berkaitan transaksi yang dilakukan secara tidak langsung, oleh sebab itu pada sistem transaksi jual beli online

dibutuhkan kepercayaaan (trust) antara pembeli dan penjual. Menumbukan kepercayaan merupakan suatu kewajiban bagi setiap korporasi. Tumbuhnya rasa percaya terhadap konsumen bukan hal yang mudah.

Dari sisi pemasaran, kepercayaan merupakan sesuatu yang mutlak ada karena kepercayaan adalah fondamen dari pemasaran. Hubungan dalam pemasaran mensyaratkan adanya kepercayaan. Artinya, tanpa kepercayaan berarti tidak akan terjadi suatu hubungan. Hanya pelanggan yang memiliki kepercayaan yang akan berani melakukan transaksi melaui media internet.

Kepercayaan adalah keyakinan bahwa di suatu produk ada atribut tertentu (Amir, 2005:62). Keyakinan ini muncul dari persepsi yang berulang dan adanya pembelajaran serta pengalaman. Begitu pula dengan sikap, sikap adalah penilaian kognitif seseorang terhadap suka atau tidak suka, perasaan emosional yang


(18)

5 tindakannya cenderung kearah berbagai objek atau ide (Mangkunegara, 2009:47). Sikap sudah termasuk di dalam kepercayaan karena di dalamnya sudah terdapat afeksi, yaitu perasaan suka atau tidak. Seseorang bisa saja percaya terhadap atribut merek tertentu tetapi belum tentu orang tersebut suka. Saat ini cukup banyak situs

online shopping yang ada di Indonesia, dan tentu saja ini menjadi perhatian bagi konsumen dalam memilih dan memutuskan membeli secara online berdasarkan kepercayaan serta sikap konsumen.

Selain kepercayaan gaya hidup juga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Seperti yang di kemukakan oleh Supranto dan limakrisna (2007:145) bahwa gaya hidup menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana orang membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktunya. Menurut Supranto dan limakrisna gaya hidup mempengaruhi segala aspek perilaku konsumsi sesorang (konsumen) gaya hidup sesorang merupakan fungsi karakteristik atau sifat individu yang sudah dibentuk melalui interaksi lingkungan. Gaya hidup seseorang mempengaruhi perilaku pembelian, yang bisa menentukan banyak keputusan konsumsi perorangan, jadi gaya hidup bisa berubah karena pengaruh lingkungan. Semakin berkembangnya teknologi, diikuti pula oleh perkembangan trend, seperti fashion. Dewasa kini ada banyak situs belanja online yang menyediakan produk-produk seperti pakaian yang mengikuti perkembangan zaman, seperti baju, celana, maupun aksesoris dan yang lainnya, yang mengikuti gaya hidup kelompok tertentu.


(19)

6 Dalam belanja online, gender dapat mempengaruhi kegiatan belanja. Meskipun di jaman globalisasi sekarang ini kesetaraan gender selalu dijunjung tinggi oleh masyarakat, bahkan pria dan wanita dianggap memiliki kemampuan yang sama dalam memutuskan berbelanja online, tapi dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa gender merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi konsumen dalam perilaku belanja secara online (Prabowo dan Suwarsi, 2009:108) Gambar 1.2 memperlihatkan sebaran pengguna internet Indonesia berdasarkan jenis kelamin (pulau Sumatera) untuk tahun 2012.

Sumber: www.apjii.or.id

Gambar 1.2: Sebaran Pengguna Internet Indonesia Berdasarkan Jenis Kelamin (Pulau Sumatera).

Dari Gambar 1.2 ditunjukkan bahwa penggunaan internet di pulau Sumatera rata-rata di dominasi oleh pria, khususnya di Sumatera Utara sebesar 52% dari pengguna internet adalah pria dan sebesar 48% persen pengguna internet adalah wanita.


(20)

7 Seiring dengan perkembangan zaman banyak saat ini wanita yang bekerja dan memiliki status pekerjaan serta aktifitas yang sama dengan pria. Pria maupun wanita mungkin saja memiliki aktivitas yang sama tetapi seperti yang diketahui laki-laki cenderung lebih aktif dibandingkan wanita dengan segala kesibukannya. Adanya aktifitas yang sama antara pria dengan wanita akan memengaruhi perubahan gaya hidup yang membawa implikasi pada perubahan selera pria dan wanita menjadi berbeda.

Belanja Online merupakan cara belanja modern yang saat ini digemari oleh masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan, dimana salah satunya kota Medan. Ketertarikan masyarakat untuk membeli secara online dapat dibuktikan oleh prasurvei yang dilakukan oleh peneliti di Kecamatan Medan Baru Kota medan, dimana dari 30 orang responden 22 diantaranya telah melakukan pembelian secara online sedangkan 8 diantaranya belum pernah melakukan pembelian secara online.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kepercayaan dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Membeli Produk Secara Online Berbasis Gender Pada Masyarakat di Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah kepercayaan dan gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli produk secara online Berbasis Gender pada masyarakat di kecamatan Medan Baru?”.


(21)

8 1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepercayaan dan gaya hidup terhadap keputusan membeli produk secara online berbasis gender pada Masyarakat di kecamatan Medan baru. 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebgai berikut : 1. Bagi Pemilik Usaha Online

Penelitian bermanfaat sebagai informasi dan masukan bagi usaha online agar pemilik usaha online mengetahui seberapa besar pengaruh kepercayaan, gaya hidupterhadap keputusan membeli produk secara online berbasis gender dan untuk membantu memutuskan strategi yang akan diambil untuk meningkatkan pembelian konsumen.

2. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat memperluas pengetahuan serta dapat menambah wawasan mengenai manajemen pemasaran pada umumnya serta pengaruh kepercayaan dan gaya hidup terhadap keputusan membeli produk secara online khususnya.

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian bermanfaat sebagai bahan referensi dan informasi yang nantinya dapat memberi perbandingan dalam mengadakan penelitian yang lebih lanjut tentang pengaruh kepercayaan dan gaya hidup terhadap keputusan membeli produk secara online berbasis gender.


(22)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Prilaku Konsumen

2.1.1.1 Definisi Perilaku Konsumen

Asosiasi pemasaran Amerika mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi yang dinamis mengenai perasaan, kognisi, perilaku, dan lingkungan di mana individu melakukan pertukaran dalam berbagai aspek di dalam kehidupannya (Suryani, 2013:5). Sebuah perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan, maka perusahaan harus berusaha dan menciptakan dan mempertahankan pelanggan dengan cara menghasilkan dan menyampaikan produk yang diinginkan konsumen dengan produk yang layak. Oleh karena itu setiap pelaku bisnis harus berupaya untuk memahami perilaku pelanggannya.

Perilaku konsumen merupakan proses yang dinamis yang mencakup perilaku konsumen individual, kelompok dan anggota masyarakat yang secara terus menerus mengalami perubahan. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa termasuk proses keputusan yang mendahului atau menyusuli tindakan ini (Setiadi, 2010:2).

2.1.1.2 ZMOT (Zero Moment of Truth)

Proses dalam memenuhi kebutuhan konsumen berbelanja dimulai pada Zero Moment of Truth (nol saat kebenaran). Menurut Lecenski (2011: 9) ZMOT adalah momen ketika pembeli menggunakan laptop, handphone atau perangkat


(23)

10 kabel lainnya dan mulai mencari dan mempelajari satu produk, atau layanan yang sedang dipikirkan untuk dibeli.

Sekarang ini, konsumen sudah tahu banyak hal mengenai produk atau jasa yang akan dibeli sebelum sampai di tempat belanja. Konsumen banyak menemukan panduan online, dari setiap sumber yang memungkinkan, mengenai merk dan produk yang menarik. Menjelalahi, mencari tahu, mengungkapkan dan memimpikan serta menguasai mengenai produk atau jasa yang akan dikonsumsi, dan kemudian siap membeli dengan yakin. Konsumen saling belajar, memberi tahu dan selanjutnya berbagi informasi mengenai produk dengan yang lain.

Ini merupakan model mentar baru dari pemasaran. Gambar 2.1 menunjukkan model mental baru dari pemasaran.

Sumber : Lecinsky (2011 : 17) Gambar 2.1: Model mental baru pemasaran 1. Stimulus

Stumulus merupakan rangsangan yang diterima konsumen agar dapat tertarik terhadap suatu produk. Stimulus dapat berupa iklan di media masa maupun elektronik.


(24)

11 2. The Zero Moment of Truth

Zmot mempengaruhi merk mana yang menjadi daftar belanjaan terlebih dahulu, di mana konsumen berbelanja memilih untuk dibeli dan dengan siapa konsumen berbagi hasilnya. Hal ini merupakan moment baru di mana keputusan dibuat oleh konsumen. Ini adalah moment pembuatan keputusan baru yang terjadi ratusan kali sehari pada handphone, laptop dan alat lainnya. Ini merupakan momen dimana pemasaran terjadi, dimana informasi terjadi, dan dimana konsumen membuat pilihan yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan setiap merk yang ada di dunia.

3. Rak

Konsumen pergi ke toko untuk melihat produk apakah sesuai dengan informasi yang diperoleh atau tidak. Disinilah keputuan pembelian dibuat.

4. Pengalaman

Kepuasan atau ketidak puasan konsumen mengenai produk yang dibeli yang berasal dari ekspektasi yang sesuai atau tidak mengenai produk. Tahap di mana konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian.

Ketika konsumen mendengar produk sekarang ini, reaksi pertama konsumen yang muncul adalah “Izinkan saya mencarinya secara online”. Selanjutnya, konsumen melakukan pencarian terhadap produk, layanan, masalah dan kesempatan.

Contoh dari perilaku konsumen pada model mental pemasaran baru, Seorang pelanggan hotel yang sedang menuju kekamar melihat poster lobby yang


(25)

12 berisi “Tontonlah pertunjukan musik Jazz di ballroom pada malam hari ini jam 8”.

Kebetulan, pelanggan hotel tersebut menyukai musik jazz. Jadi, ini merupakan situasi pemasaran klasik: stimulusnya adalah poster - “tontonlah pertunjukan music jazz” dan respons pelanggan hotel tersebut dalam hal ini jelas untuk datang ke ballroom malam ini pada jam delapan, membeli tiket dan menonton pertunjukan tersebut.

Namun, pada model mental baru pemasaran hal ini tidak terjadi. Pelanggan hotel tersebut pergi ke kamar, membuka laptop dan mulai melakukan pencarian informasi. Karena pelanggan hotel ingin tahu “Apa jenis musik jazz yang dia mainkan? Siapa saja pengisi acara tersebut? Berapa biaya? Bagaimana ballroom tersebut? dan ketika pelanggan hotel melakukannya, kemudian membuat keputusan. Momen yang sedikit ini adalah momen yang mengubah peranan buku pemasaran. Ini adalah momen pembuatan keputusan baru.

Pada Google, kita sebut hal ini dengan Zero Moment of Truth atau secara sederhananya ZMOT (“ZEE-mot”).

Zero moment of truth adalah :

1. Seorang ibu yang sibuk di dalam mobil, sedang mencari obat dekongestan di handphonnya selagi dia menunggu menjemput puteranya di sekolah. Ibu tersebut mencari :

a. Informasi lebih tentang produk.

b. Pengalaman bahwa orang lain juga memiliki produk tersebut. c. Tawaran, potongan harga dan kupon.


(26)

13 2. Seorang manajer di kantornya, sedang membandingkan harga laser printer

dan biaya catridge tinta sebelum pergi ke toko secara langsung.

3. Seorang mahasiswa di cafe, sedang menscan laptop selagi mencari buku dan kajian teori dari handphonnya.

2.1.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama oleh keadaan dan situasi dimana ia dilahirkan dan tumbuh berkembang. Konsumen yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, tentu akan mempunyai kebutuhan, pendapat, penilaian, sikap serta persepsi yang berbeda yang mempengaruhi masing-masing dari setiap individu dalam berperilaku.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler dan Amstrong (2008) terdiri dari:

1. Faktor Kebudayaan

Faktor kebubudayaan memiliki pengaruh yang paling luas dalam perilaku konsumen. Kebudayaan adalah seperangkat nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga-lembaga kemasyarakatan penting lainnya. Kebudayaan merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Perilaku manusia akan sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dimana ia bertempat tinggal dan pengaruh tersebut akan terus ada dan terus berubah mengikuti perkembangan zaman.

2. Faktor Sosial


(27)

14 acuan, keluarga, peran dan status dalam masyarakat.

a. Kelompok Acuan

kelompok acuan bertindak sebagai titik perbandingan atau titik referensi langsung (berhadapan) atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau perilaku seseorang. Kelompok acuan mempengaruhi sikap invidu, mendorong anggotanya untuk berprilaku sama dengan kelompok acuan tersebut.

b. Keluarga

Anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku pembeli. Keluarga sendiri biasanya menjadi sumber orientasi dalam perilaku. Anak-anak akan mengikuti perilaku orang tua mereka, bila itu menguntungkan bagi mereka. c. Peran dan status dalam masyarakat

Peran adalah kegiatan yang diharapkan dilakukan seseorang sesuai dengan orang-orang disekitarnya. Sedang status adalah pengakuan umum masyarakat sesuai dengan peran yang dijalankan. Setiap individu dengan peran dan status yang disandangnya akan mempengaruhi perilakunya.

3. Faktor Pribadi

Keputusan individu dalam melakukan pembelian bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor pribadi berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Faktor-faktor tersebut diantaranya :

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Individu dalam membeli barang atau jasa biasanya disesuaikan dengan perubahan usia mereka. Pola konsumsi yang terbentuk juga berbeda antara individu-individu yang usianya berbeda.


(28)

15 b. Pekerjaan

Pekerjaan individu tentunya ikut mempengaruhi perilaku pembelian individu. Penghasilan yang mereka peroleh dari pekerjaannya itulah yang menjadi determinan penting dalam perilaku pembelian mereka.

c. Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Gaya hidup akan sangat mempengaruhi pola tindakan dan perilaku individu.

d. Kepribadian

Kepribadian adalah karakteristik psikologi yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya.

4. Faktor Psikologi a. Motivasi

motivasi adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang mendorong seseorang untuk mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut. Kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan oleh individu tersebutlah yang mempengaruhi setiap individu dalam berprilaku demi mencapai kepuasan tersebut.

b. Persepsi

Disamping motivasi mendasari seseorang untuk melakukan keputusan pembelian maka akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang diinginkan. Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi terhadap keputusan apa yang akan diambil dalam membeli suatu


(29)

16 produk.

c. Keyakinan dan Sikap

Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu, yang didasarkan pada pengetahuan, pendapat, atau kepercayaan yang bisa membawa unsure emosional maupun tidak. Sikap adalah evaluasi, perasaan yang relative konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide. Keyakinan konsumen terhadap suatu produk atau jasa akan mempengaruhi sikap konsumen tersebut dalam perilaku pembelian.

2.1.2 Keputusan Pembelian

2.1.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:181), keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah keputusan pembeli tentang merek yang paling disukai. Dalam menentukan keputusan pembelian, konsumen akan dihadapkan pada berbagai alternatif pilihan. Tidak semua konsumen dalam mengambil keputusan memerlukan tingkat pencarian informasi yang sama. Jika dalam pengambilan keputusan memerlukan usaha yang besar, maka konsumen perlu meluangkan waktu untuk melalukan proses keputusan. Sebaliknya untuk pembelian yang sifatnya rutin cenderung merupakan peristiwa yang monoton dan menunjukkan berkurangnya tingkat kesenangan (Suhari, 2008:141).

2.1.2.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Menutut Kotler dan Amstrong (2008:179) proses keputusan konsumen terdiri dari lima tahap, seperti yang ditampilkan pada Gambar 2.2 berikut.


(30)

17 Sumber : Kotler dan Amstrong (2008 : 179)

Gambar 2.2: Proses Keputusan Pembelian

1. Pengenalan kebutuhan

Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan, ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal seseorang (rasa lapar, haus, dan seks) timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi dorongan. Kemudian rangsangan eksternal contohnya, suatu iklan atau diskusi dengan teman bisa membuat anda berpikir untuk membeli mobil baru.

2. Pencarian informasi

Tahap dimana konsumen ingin mencari informasi lebih banyak, konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi secara aktif. Jumlah pencarian yang dilakukan konsumen bergantung pada kekuatan dorongan internalnya, jumlah informasi yang dibutuhkan, kemudahan memperoleh lebih banyak informasi, nilai yang konsumen tempatkan pada informasi tambahan, dan kepuasan yang konsumen dapat dari pencarian informasi. Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber. Sumber-sumber ini meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan), sumber komersial (iklan, wiraniaga, situs web, kemasan, tampilan), sumber publik (media massa, organisasi pemeringkat konsumen, pencarian internet), dan sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan, Pengenalan

kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pascapembelian


(31)

18 pemakaian produk). Pengaruh relatif sumber-sumber informasi ini bervariasi sesuai produk dan pembelinya. Para pembeli mencari informasi dari banyak sumber sebelum membeli.

3. Evaluasi Alternatif

Tahap dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan. Sayangnya, konsumen tidak menggunakan proses evaluasi yang sederhana dan tunggal dalam setiap pembelian. Sebagai gantinya, beberapa proses evaluasi yang digunakan. Konsumen sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui beberapa prosedur evaluasi. Bagaimana cara konsumen mengevaluasi alternatif bergantung pada konsumen pribadi dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pemikiran yang logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit melakukan evaluasi atau bahkan tidak mengevaluasi, sebagai gantinya mereka membeli berdasarkan dorongan dan bergantung pada intuisi. kadang-kadang kansumen membuat keputusan sendiri, kadang-kadang mereka meminta nasihat pembelian dari teman, pemandu konsumen, atau wiraniaga.

4. Keputusan Pembelian

Proses dimana konsumen menjatuhkan pilihan terhadap produk mana yang akan dibeli. Ada dua faktor yang bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Jika seseorang yang mempunyai arti penting bagi anda berrpikir bahwa anda seharusnya membeli mobil yang paling murah, maka peluang anda untuk membeli mobil


(32)

19 mahal berkurang. Faktor kedua adalah faktor situasional yang diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun, kejadian tak terduga bisa mengubah niat pembelian. Contoh, seorang teman mungkin memberitahu anda bahwa ia pernah kecewa dengan mobil yang anda sukai. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan pilihan pembelian yang aktual.

5. Perilaku Pascapembelian

Tahap di mana konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan, atau ketidakpuasan yang dirasa, yang menetukan kepuasan atau ketidakpuasan pembeli terletak pada hubungan antara ekspetasi konsumen dan kinerja anggapan produk. Jika produk tidak memenuhi ekspetasi, konsumen kecewa; jika produk memenuhi ekspetasi, konsumen puas; jika produk melebihi ekspetasi, konsumen sangat puas.

2.1.2.3 Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian 1. Perilaku Pembelian Kompleks

Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks (complex buying behaviour) ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antarmerek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal, beresiko, jarang dibeli, dan sangat memperlihatkan ekspresi diri. Umumnya, konsumen harus mempelajari banyak hal tentang kategori produk. Pembeli akan melewati proses pembelajaran, mula-mula ia mengembangkan


(33)

20 keyakinan tentang produk, lalu sikap, dan kemudian membuat pilihan pembelian yang dipikirkan secara matang.

2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi

Perilaku pembelian pengurangan disonansi (dissonance reducing behaviour) terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar merek.

3. Perilaku Pembelian Kebiasaan

Perilaku pembelian kebiasaaan (habitual buying behaviour) terjadi dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Contohnya, gula. Konsumen hanya mempunyai sedikit keterlibatan dalam kategori produk ini−mereka hanya pergi ke toko dan mengambil satu merek. Jika mereka terus mengambil merek yang sama, hal ini lebih merupakan kebiasaan daripada loyalitas yang kuat terhadap sebuah merek.

4.Perilaku Pembelian Mencari Keragaman

Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keragaman (variety-seeking buying behaviour) dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus seperti ini, konsumen sering melakukan pertukaran merek.

2.1.3 Kepercayaan

kepercayaan adalah sejumlah keyakinan spesifik terhadap integritas (kejujuran pihak yang dipercaya dan kemampuan menepati janji), benevolonece

(perhatian dan motivasi yang dipercaya untuk bertindak sesuai dengan kepentingan yang mempercayai), Competency (kemampuan pihak yang dipercaya


(34)

21 untuk melaksanakan kebutuhan yang mempercayai) dan predictability

(konsistensi perilaku pihak yang dipercaya) (Ferrinadewi, 2008:147).

Dalam transaksi secara online, kepercayaan muncul ketika pihak yang terlibat telah mendapat kepastian dari pihak lainnya, serta mau dan bisa memberikan kewajibannya. Kepercayaan melibatkan kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu karena keyakinan bahwa mitranya akan memberikan apa yang diharapkan dan harapan yang umumnya dimiliki seseorang bahwa kata, janji atau pernyataan orang lain dapat diperlihatkan secara umum dalam suatu hubungan diperlukan adanya kepercayaan.

Menurut Sumarwan dalam Sangadji dan Sopiah (2013) “kepercayaan merupakan kekuatan bahwa suatu produk memiliki atribut tertentu. Kepercayaan itu sering disebut perkaitan objek-atribut tertentu (object-attribute linkage), yaitu kepercayaan konsumen tentang kemungkinan adanya hubungan antara sebuah objek dengan atributnya yang relevan”.

Kepercayaan menjadi dasar sebagai jaminan awal dari suatu hubungan dua orang atau lebih dalam bekerja sama. Kepercayaan itu sendiri dapat tumbuh dengan sendirinya seiring waktu saat berjalannya hubungan tersebut. Keyakinan pihak yang satu terhadap pihak yang lain akan menimbulkan perilaku interaktif yang akan memperkuat hubungan dan membantu mempertahankan hubungan tersebut. Perilaku tersebut akan meningkatkan lamanya hubungan dengan memperkuat komitmen di dalam hubungan. Pada akhirnya, kepercayaan akan menjadi komponen yang bernilai untuk menciptakan hubungan yang sukses. Kepercayaan


(35)

22 tersebut juga mengurangsi risiko dalam bermitra dan membangun hubungan jangka panjang serta meningkatkan komitmen dalam berhubungan.

Ketika seorang berbelanja online, hal utama yang menjadi pertimbangan seorang pembeli adalah apakah mereka percaya kepada website yang menyediakan online shopping dan penjual online pada website tersebut. Selanjutnya, kepercayaan pembeli terhadap penjual online terkait dengan keandalan penjual online dalam menjamin keamanan bertransaksi dan meyakinkan transaksi akan diproses setelah pembayaran dilakukan oleh pembeli.

Keandalan ini terkait dengan keberadaan penjual online. Semakin berkembangnya teknologi, semakin berkembang pula modus penipuan berbasis teknologi pada online shopping. Pada situs-situs online shopping, tidak sedikit penjual online fiktif yang memasarkan produk fiktif juga. Seorang pembeli harus terlebih dahulu untuk mengecek keberadaan penjual online. Biasanya pada situs online shopping, situs akan menampilkan informasi tentang penjual-penjual yang lokasinya sering diakses oleh orang. Pembeli dapat memanfaatkan informasi ini ketika akan membeli online.

2.1.4 Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan pola konsumsi yang merefleksikan pilihan individu dalam hal bagaimana individu menghabiskan uang dan waktunya. Suryani (2013: 56). Menurut Mowen dan Minor (2002:282) gaya hidup didefinisikan bagaimana seseorang hidup. Gaya hidup juga dipergunakan untuk menguraikan tiga tingkat agresi orang yang berbeda: individu, sekelompok kecil orang yang berinteraksi, dan kelompok orang yang lebih besar (misalnya segmen pasar). Gaya hidup


(36)

23 menunjukkan bagaimana seseorang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka.

Gaya hidup dua orang dengan usia, pendapatan, pendidikan dan bahkan pekerjaan yang sama tidak perlu menjalani kehidupan dengan cara yang sama, setiap orang bisa memiliki opini, minat, dan kegiatan yang berbeda. Sebagai akibatnya, setiap individu tersebut cenderung memperlihatkan pola perilaku yang berbeda, termasuk membeli produk dan merek yang berbeda dan menggunakannya dalam cara yang berbeda dan untuk tujuan yang berbeda. Pola kegiatan, minat dan opini yang luas ini dan perilaku yang muncul disebut sebagai gaya hidup atau lifestyle

(Boyd, 2000:139). Gaya hidup menunjukkan bagaimana individu menjalankan kehidupannya.

Secara sederhana seperti yang dikemukakan Kasali di dalam Amir (2005:53) gaya hidup adalah bagaimana orang menghabiskan waktu dan uangnya. Artinya, pemasar bisa menganalisis gaya hidup seseorang dari bagaimana orang itu beraktifitas yaitu menjalankan tuntutan pekerjaannya, memenuhi hasrat nya untuk melakukan berbagai hobinya, (dan tentu saja berbelanja), maupun melakukan olahraga kegemarannya. Bisa dikombinasikan pula dengan melihat minatnya yaitu atas makanan yang dibeli, pakaian yang diidam-idamkannya, pilihan tempat rekreasi dan hiburan. Begitu pula lewat opini mereka, yaitu terhadap apa saja; terhadap diri mereka sendiri, hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari (social interest), tentang bisnis maupun produk-produk tertentu. Dalam istilah pemasaran, aktivitas, minat dan opini dikenal dengan istilah AIO (Activity, Interest, Opinion).


(37)

24 Dari pespektif ekonomi, gaya hidup menunjukkan bagaimana seseorang mengalokasikan pendapatannya, dan memilih produk maupun jasa dan berbagai pilihan lainnya ketika memilih alternatif dalam satu kategori jenis produk yang ada. Apakah yang mempengaruhi gaya hidup dan bagaimana pengaruhnya terhadap konsumsi, Tabel 2.1 dapat menjelaskan mengenai hal tersebut.

Tabel 2.1

Gaya Hidup dan Proses Konsumsi Penentu Gaya Hidup Tercermin Pada Dampak Terhadap Perilaku • Demografi • Sub-budaya • Kelas sosial • Motif • Kepribadian • Emosi • Nilai-nilai • Daur hidup

keluarga • Budaya • Pengalaman masa lalu • Aktivitas • Minat • Kesukaan/ ketidaksukaan • Sikap • Konsumsi • Harapan perasaan •Pembelian (bagaimana, kapan, apa, dan dengan siapa) • Konsumsi

(dimana, dengan siapa,

bagaiamana, dan apa)

Sumber : Suryani (2013:57)

Dalam perspektif pemasaran, konsumen yang memiliki gaya hidup yang sama akan mengelompok dengan sendirinya kedalam suatu kelompok berdasarkan minatnya dalam menggunakan waktu senggang, dan membelanjakan uangnya.

Terjadinya perubahan gaya hidup dari generasi ke generasi karena adanya perubahan sosial di masyarakat dan lingkungan ekonomi yang berubah, merupakan peluang bagi pemasar untuk menciptakan produk dan menyesuaikan produknya sesuai dengan gaya hidup pasar yang dituju. Beberapa produk baru diciptakan di era internet. Restoran café yang dilengkapi WiFi, pembelian tiket


(38)

25 secara online, belanja online merupakan layanan tambahan yang disediakan karena perubahan gaya hidup konsumen.

2.1.5 Gender

Menurut Baron & Byrne (2004), gender merujuk pada segala sesutau yang berhubungan dengan jenis kelamin individu, termasuk atribut, tingkah laku, karakteristik kepribadian dan harapan yang berhubungan dengan jenis kelamin biologis seseorang dalam budaya yang berlaku.

Apriani (2008) menyatakan gender adalah sifat yang melekat pada pria dan wanita yang dibentuk oleh faktor sosial maupun budaya sehingga lahirlah anggapan mengenai peran sosial antara pria dan wanita. Gender adalahperbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku.

Istilah gender merujuk pada karakteristik dan ciri-ciri sosial yang diasosiasikan pada laki-laki dan perempuan. Karakteristik dan ciri yang diasosiasikan tidak hanya didasarkan pada perbedaan biologis, melainkan juga pada interpretasi sosial dan cultural tentang apa artinya menjadi laki-laki atau perempuan.

Istilah gender dikemukakan oleh para ilmuwan sosial dengan maksud untuk menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang mempunyai sifat bawaan (ciptaan Tuhan) dan bentukan budaya (konstruksi sosial). Gender

diartikan sebagai konstruksi sosiokultural yang membedakan karakteristik maskulin dan feminim. Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan


(39)

26 tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

Dari beberapa penjelasan mengenai gender, dapat di ambil kesimpulan bahwa gender ialah sifat yang melekat pada pria maupun wanita yang berasal dari keadaan sosial dan budaya di sekitar mereka yang tampak dari nilai dan tingkah laku mereka.

2.1.6 Belanja Online (Online shopping) 2.1.6.1 Definisi Belanja Online

Belanja online adalah suatu bentuk perdagangan menggunakan perangkat elektronik yang memungkinkan konsumen untuk membeli barang atau jasa dari penjual melalui internet. Nama lain kegiatan tersebut adalah: e-web-shop, e-shop, e-toko, toko internet, web-shop, web-store, toko online, toko online dan toko virtual (sumber: www.lenterakecil.com).

Prabowo dan Suwarsi (2013:29) mendefinisikan Online shopping atau biasa juga disebut internet shopping atau internet buying merupakan proses dari pembelian produk atau jasa melalui internet. Untuk sistem pembayarannya, pembeli online dapat menggunakan kartu plastik, transfer antar rekening, ataupun dengan transaksi Cash on Delivery dimana seorang konsumen baru akan membayar setelah produk yang dibeli telah sampai ke tangan konsumen. Berbagai metode pembayaran tersebut dapat dipilih sesuai dengan sistem pembayaran yang ditawarkan masing-masing pihak toko online.

2.1.6.2 Media Belanja Online Di Indonesia


(40)

27 a. Blog

Salah satu media yang menampilkan belanja online antar lain adalah blog. Blog merupakan layanan web gratis dimana palaku usaha daring menggunakan blog sebagai toko online untuk menjual sekaligus mempromosikan barang dan jasa yang ditawarkan kepada calon konsumen. Karena sifatnya yang mudah di kustomisasi oleh penggunanya, maka belanja online melalui media blog cukup riskan karena pembeli cukup sulit mengetahui reputasi dari penjual. Biasanya penjual mengunggah bukti bukti transfer yang dimiliki sebagai bentuk jaminan kepada pelanggan bahwa konsumen dapat mempercayai usaha online tersebut. b. Situs Web

Ada banyak situs web yang menyediakan layanan belanja online baik web lokal maupun web internasional. Ada banyak hal yang dapat dilakukan dilayanan belanja online melalui web, diantaranya yang terkenal adalah lelang. Lelang merupakan kegiatan belanja online dimana pembeli menetapkan batas bawah suatu harga yang hendak dilelang, kemudian sang pembeli yang tertarik dapat menawar (biasa disebut bidding) sesuai kelipatan yang diajukan. Lelang biasanya dibatasi pada periode tertentu sehingga pembeli dengan nominal tertinggi dinyatakan berhak membeli barang yang diinginkan sesuai dengan harga yang diajukan.

c. Situs Jejaring Sosial

Seiring dengan maraknya pertumbuhan situs jejaring sosial di dunia, media

socialnetworking ini juga dilirik oleh pelaku belanja online untuk memasarkan produknya. Penjual akan mengunggah barang yang ditawarkan kemudian


(41)

28 disebarkan melalui messaging atau fitur photo sharing. Bentuk penawaran ini merupakan perkembangan dari media katalog yang tadinya disebarkan dalam bentuk media cetak per bulan, kini disebarkan melalui media katalog online

yang penawarannya dapat diupdate kapan saja. 2.1.6.3 Keuntungan Dan Kelemahan Belanja Online

Belanja secara online juga memberikan keuntungan serta kerugian bagi konsumen. Beberapa keuntungan belanja online:

1. Pembeli tidak perlu datang langsung ke toko, mall, dan lain sebagainya. Cukup dengan mengakses website lewat internet untuk memilih barang yang dikehendaki

2. Kapan dan di mana saja dapat memilih barang. Dari rumah, kantor, perjalanan, dan lain-lain selama terdapat koneksi internet dalam waktu 24 jam.

3. Pemilik Toko online dapat menekan biaya untuk fisik toko karena cukup memasarkan produknya melalui Internet.

4. Pemasaran produk bisa menjangkau seluruh dunia. beberapa kelemahan belanja online:

1. Kualitas barang terkadang tidak sesuai dengan keinginan. Apa yang ditampilkan di website bisa berbeda dengan yang terima.

2. Rentan aksi penipuan dimana banyak kasus ketika pembeli telah mengirim sejumlah uang yang disepakati, barang yang dibeli tidak dikirim.

3. Resiko barang rusak setelah diterima akibat pengiriman pihak ketiga. Meski bisa diganti memerlukan waktu lagi.


(42)

29 4. Rentan aksi pemboboloan rekening karena pembayaran dilakukan melalui

Internet.

5. Marak aksi spamming karena setelah pembeli melakukan registrasi, penjual cenderung selalu mengirimkan katalog online melalui e-mail pembeli dan hal ini cukup mengganggu privasi masing-masing pembeli dan penjual.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2

Daftar Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

Sari (2014) Iklan

(Advertising), Gaya Hidup (Lifestyle), Kelompok Referensi (Reference Group), Keputusan Pembelian Produk

Variabel gaya hidup, merupakan variable yang dominan dalam penelitian ini.

Sedangkan variable iklan tidak

berpengaruh secara signifikan dan positif.

Mahkota, dkk (2014)

Pengaruh Kepercayaan Dan Kenyamanan Terhadap Keputusan Pembelian Online (Studi Pada Pelanggan Website Ride Inc)฀

Kepercayaan, Kenyamanan dan Keputusan Pembelian Secara Online Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepercayaan dan kenyamanan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian Online. Dari uji R2 diketahui nilai 0,515 yang berarti besarnya variabel independen terhadap variable dependen sebesar 51,5%.

Hardiawan (2013) Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan, dan Kualitas

Kepercayaan, Kemudahan,

Variable kepercayaan menunjukan hasil yang paling dominan


(43)

30 (Lanjutan)

Tabel 2.2

Daftar Penelitian Terdahulu Informasi Terhadap

Keputusan Pembelian Secara Online (Studi Pada Pengguna Situs Jual Beli Online toko bagus.com)

Kualitas Informasi, Keputusan Pembelian dalam mempengaruhi keputusan pembelian Anoraga dan Iriani (2013)

Pengaruh Gaya Hidup dan Kelompok Acuan

Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone

Merek Samsung Galaxy

Gaya Hidup, Kelompok Acuan dan Keputusan Pembelian Gaya Hidup merupakan variable dominan dalam penelitian ini. Kelompok acuan secara parsial mempengaruhi keputusan pembelian

Smartphone Samsung Galaxy.

Krishnan (2011) Lifestyle – A Tool for Understanding Buyer Behavior Lifestyle, purchase decision, and brand choice behavior

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa karakteristik gaya hidup memiliki dampak yang besar pada perilaku pembelian. Dalam lingkungan konsumsi, individu memilih produk atau merek yang tampaknya memiliki kemungkinan maksimum untuk mendefinisikan atau menjelaskan identitas gaya hidupnya.


(44)

31 2.3 Kerangka konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan. Suatu kerangka pemikiran akan menghubungkan secara teoritis antar variabel bebas dan terikat.

Moorman dan Antarwiyati dalam Luthfiya (2014) mendefinisikan kepercayaan (trust) sebagai kemauan untuk bergantung pada penjual yang dapat dipercaya. Dalam transaksi secara online, kepercayaan muncul ketika salah satu pihak yang terlibat telah mendapat kepastian dari pihak lainnya, serta mau dan bisa memberikan kewajibannya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh hardiawan (2013), Kepercayaan menjadi faktor yang paling mempengaruhi dalam keputusan pembelian secara online. Hal ini terjadi karena maraknya tingkat kriminal di dunia maya, seperti penipuan. Produsen maupun perusahaan harus mampu menciptakan kepercayaan pelanggan terhadap produk yang ditawarkan melalui online shop, karena ini bertujuan untuk menarik perhatian serta menimbulkan minat dan keyakinan pelanggan terhadap produk yang dijual melalui online shop.

Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Anoraga dan Iriani (2013) diketahui bahwa gaya hidup adalah variabel yang dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian smarthphone Samsung Galaxy. Sesuai dengan pernyataan Mandey (2009) di dalam penelitiannya bahwa gaya hidup merupakan bagian dari perilaku konsumen yang dapat mempengaruhi tindakan konsumsi dalam melakukan pembelian. Lesser et al. (1986) dan kucukemiroglu, O. et al (2005)


(45)

32 dalam penelitian Nasr dan Khan (2011) juga menjelaskan bahwa gaya hidup memiliki peran penting dalam keputusan pembelian konsumen. Konsumen termotivasi untuk melakukan pembelian secara online dalam rangka mengikuti gaya hidup saat ini. Adanya trend yang terus berubah mengikuti perkembangan zaman, mendasari gaya hidup setiap orang untuk berubah juga mengikuti trend

yang terus berkembang. Gaya hidup merupakan karakteristik atau sifat individu yang telah dibentuk oleh interaksi lingkungan. Gaya hidup seseorang mempengaruhi perilaku pembelian, yang bisa menentukan banyak keputusan konsumsi perorangan. Jadi gaya hidup bisa berubah karena pengaruh lingkungan termasuk trend yang berkembang.

Zhang et al. (2007) menghasilkan temuan bahwa secara kolektif, perbedaan

gender memiliki hubungan terhadap niat untuk melakukan pembelian online, impulsifitas pada konsumen dan frekuensi pembelian dimana selama berada dalam bursa jual-beli online, gender berpengaruh dalam melakukan keputusan pembelian. Pria dan wanita walaupun memiliki aktivitas yang sama, tetapi belum tentu memiliki sikap dan perilaku yang sama dalam melakukan keputusan pembelian.

Gambar 2.3: Kerangka Konseptual Kepercayaan (X1)

Gaya Hidup (X2)


(46)

33 2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2012:93) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jadi, dari pendapat tersebut, suatu hipotesis yang telah dikemukakan bukan merupakan suatu jawaban yang benar secara mutlak, tetapi hanya dipakai untuk mengatasi permasalahan yang ada dan masih harus dibuktikan kebenarannya.

Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: “Kepercayaan dan Gaya Hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk secara online berbasis gender pada Masyarakat di kecamatan Medan Baru”.


(47)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian assosiatif. Penelitian asosiatif yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting dan situmorang, 2008:57).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai dengan April 2015. 3.3 Batasan Operasional

Agar tidak terjadi pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak tepatnya tujuan penelitian, maka masalah yang dibahas perlu dibatasi, hanya pada:

1. Variabel bebas yaitu kepercayaan (X1) dan gaya hidup(X2). 2. Variabel Terikat, yaitu keputusan pembelian (Y).

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel digunakan untuk memahani variabel variabel dan memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan penelitian. Defenisi operasional dari variabel yang di teliti adalah :

1. Variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu :

a. Kepercayaan merupakan keyakinan konsumen yang menimbulkan kepercayaan untuk melakukan pembelian secara online.


(48)

35 b. Gaya Hidup merupakan pola konsumsi yang merefleksikan pilihan individu dalam hal bagaimana menghabiskan uang dan waktunya untuk belanja

online.

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dari penelitian ini adalah keputusan pembelian. Keputusan pembelian merupakan keputusan akhir yang dipilih konsumen untuk membeli secara

online dari berbagai sumber.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Pengertian IndikatorVariabel SkalaUkur

Kepercayaan (X1)

Keyakinan konsumen yang menimbulkan kepercayaan untuk melakukan pembelian secara online. 1. Kepercayaan konsumen terhadap produk online. 2. Kepercayaan terhadap pelayanan belanja online. Likert Gaya Hidup (X2)

Pola konsumsi yang merefleksikan pilihan individu dalam hal bagaimana menghabiskan uang dan waktunya untuk belanja online.

1. Aktifitas

2. Ketertarikan

3. Pendapat Likert

Keputusan pembelian (Y)

Keputusan akhir yang dipilih konsumen untuk membeli secara online dari berbagai sumber.

1. Kebutuhan untuk

membeli produk

2. Keinginan untuk

membeli produk yang berasal dari stimulus

3. Sumber informasi

4. Mengevaluasi produk dari berbagai alternatif 5. Melakukan pembelian produk. Likert

Sumber : Ferinadewi (2008), Suryani (2013), Kotler dan Amstrong (2008) (data diolah)


(49)

36 3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah skala Likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Ginting dan Situmorang, 2008:121). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

Sumber: Ginting dan Situmorang (2008:121) 3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di kecamatan Medan Baru Kota Medan yang pernah melakukan pembelian secara online yang jumlahnya tidak diketahui.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:116). Teknik pengambilan sampel yang

No Skala Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2


(50)

37 digunakan pada penelitian ini adalah nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan kriteria atau pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008:120). Kriteria yang digunakan yaitu masyarakat yang tinggal di kecamatan Medan Baru Kota Medan, dan telah melakukan pembelian produk secara online.

Oleh Karena masyarakat yang tinggal di kecamatan Medan Baru, Kota Medan yang melakukan pembelian seacara online jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah responden digunakan rumus (Supramono, 2013:62).

n =

d2

(Zα)2

(p) (q) Keterangan :

n = Jumlah sampel

Z α = Nilai standar normal yang besarnya tergantung α, Bila α = 0,05 Z = 1,67

Bila α = 0,1 Z = 1,96 P = Estimasi proporsi populasi q = 1-p

d = Penyimpangan yangditolerir

Dari hasil prasurvei yang dilakukan terhadap 30 orang responden yang menetap di kecamatan Medan Baru, dari 30 terdapat 25 orang yang telah melakukan pembelian secara online. Maka diperoleh estimasi proporsi


(51)

38 populasinya yaitu p = 0,83. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

n =

(0,05)2

(1,67)2 (0,83) (0,17)

= 157,4= 158 orang

Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 158 orang.

3.7 Jenis Data Penelitian 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuisioner kepada masyarakat dikecamatn Medan Baru.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang di peroleh peneliti secara tidak langsung seperti melalui studi dokumentasi baik dari buku, jurnal. majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan sejumlah daftar pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada responden untuk dijawabnya.


(52)

39 2. Wawancara (interview)

Peneliti mengajukan pertanyaan secara lisan untuk mendapatkan informasi apakah responden yang ditemui pernah melakukan pembelian secara online. Tujuan wawancara adalah mendukung teknik kuesioner, tertutama bila ada yang kurang jelas.

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data melalui buku, jurnal, majalah, internet yang menjadi bahan referensi pendukung bagi penelitan. 3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2014 : 86) Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktik belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang valid.

Bila Skala pengukuran tidak valid maka tidak memberikan manfaat bagi peneliti karena tidak mengukur yang seharusnya dan melakukan yang seharusnya dilakukan, dengan kriteria sebagi berikut :

1. Jika rhitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid 2. Jika rhitung < rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

Pengujian validitas menggunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya


(53)

40 dan bila nilai korelasinya positif dan r hitung ≥ 0,3, maka butir pernyataan tersebut dinyatakan valid. Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas diberikan kepada 30 orang responden diluar daripada sampel dan dilakukan di kecamatan Medan Baru Kota Medan.

Tabel 3.3 Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Pernyataan 1 68.23 56.599 .685 .923

Pernyataan 2 68.27 58.754 .560 .926

Pernyataan 3 68.33 59.402 .449 .928

Pernyataan 4 68.37 57.275 .573 .925

Pernyataan 5 68.30 53.803 .833 .919

Pernyataan 6 67.73 55.513 .722 .922

Pernyataan 7 68.17 57.109 .592 .925

Pernyataan 8 67.80 56.441 .605 .925

Pernyataan 9 68.13 56.051 .731 .922

Pernyataan 10 68.87 55.499 .691 .923

Pernyataan 11 68.43 55.909 .609 .925

Pernyataan 12 68.17 55.040 .650 .924

Pernyataan 13 67.73 58.823 .544 .926

Pernyataan 14 68.13 58.395 .420 .929

Pernyataan 15 67.63 59.413 .412 .928

Pernyataan 16 68.10 57.817 .494 .927

Pernyataan 17 67.97 56.930 .624 .924

Pernyataan 18 68.27 55.030 .717 .922

Pernyataan 19 68.17 56.489 .736 .922

Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2015)

Interpretasi item total statistic yaitu :

1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika butir (item) satu dihapus maka rata-rata variabel sebesar


(54)

41 68,23; jika butir (item) dua dihapus maka rata-rata totalnya bernilai; 68,27 dan seterusnya.

2. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika butir (item) satu dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 56.599; sedangkan jika butir (item) dua dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 58.754; dan seterusnya.

3. Corrected item total correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrument. Nilai pada kolom corrected item total correlation merupakan nilai r hitung yang akan dibandingkan dengan r tabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir instrument. Nilai r tabel pada α 0,05 dengan derajat bebas df = n-2 = 28 pada uji dua arah adalah 0,361.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

No Butir Instrumen Nilai Corrected Item- Keterangan r tabel Total Correlation

1 P1 0,361 0,685 Valid

2 P2 0,361 0,560 Valid

3 P3 0,361 0,449 Valid

4 P4 0,361 0,573 Valid

5 P5 0,361 0,833 Valid

6 P6 0,361 0,722 Valid

7 P7 0,361 0,592 Valid

8 P8 0,361 0,605 Valid

9 P9 0,361 0,731 Valid

10 P10 0,361 0,691 Valid

11 P11 0,361 0,609 Valid

12 P12 0,361 0,650 Valid


(55)

42 Lanjutan

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

No Butir Instrumen Nilai Corrected Item- Keterangan r tabel Total Correlation

14 P14 0,361 0,420 Valid

15 P15 0,361 0,412 Valid

16 P16 0,361 0,494 Valid

17 P17 0,361 0,624 Valid

18 P18 0,361 0,717 Valid

19 P19 0,361 0,736 Valid

Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2015)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Situmorang dan Lufti (2014:89) Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Pengujian dilakukan dengan bantuan software SPPS versi 18.00 for windows, pertanyaan yang dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya sebagai berikut:

1. Jika ralpha > r tabel maka pertanyaan reliabel 2. Jika ralpha < r tabel maka pertanyaan tidak reliable

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu variabel dinyatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach alpha > 0,80.


(56)

43 Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas

Sumber: Hasil Penelitan (Data Diolah, 2015)

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha item deleted setiap butir instrumen lebih besar dari 0,80 sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap butir instrumen dinyatakan reliabel. Reliabilitas instrumen juga dapat dilihat pada tabel berikut:

Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2015) No Butir Instrumen

Nilai Cronbach's

Keterangan Cronbach's Alpha if Item

Alpha Deleted

1 P1 0,8 0.923 Reliabel

2 P2 0,8 0,926 Reliabel

3 P3 0,8 0,928 Reliabel

4 P4 0,8 0,925 Reliabel

5 P5 0,8 0,919 Reliabel

6 P6 0,8 0,922 Reliabel

7 P7 0,8 0,925 Reliabel

8 P8 0,8 0,925 Reliabel

9 P9 0,8 0,922 Reliabel

10 P10 0,8 0,923 Reliabel

11 P11 0,8 0,925 Reliabel

12 P12 0,8 0,924 Reliabel

13 P13 0,8 0,926 Reliabel

14 P14 0,8 0,929 Reliabel

15 P15 0,8 0,928 Reliabel

16 P16 0,8 0,927 Reliabel

17 P17 0,8 0,924 Reliabel

18 P18 0,8 0,922 Reliabel

19 P19 0,8 0,922 Reliabel

Tabel 3.6 Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(57)

44 3.10 Uji Asumsi Klasik

Uji ini dilakukan sebelum melakukan analisa Regresi dan Koefisien Determinasi. Agar didapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang & Lufti, 2014 : 175).

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan apabila varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa


(58)

45 dipakai adalah Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 maka terjadi terjadi multikolinearitas, jika nilai Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dan Luthfi, 2014:177).

3.11 Teknik Analisis Data 3.11.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang telah di peroleh, disusun, dikelompokkan, kemudian diinterprestasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil hitungannya.

3.11.2 Metode Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari kepercayaan (X1) dan gaya hidup (X2) terhadap variabel terikat (Y) yaitukeputusan pembelian.

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y = variabel keputusan pembelian a = konstanta

b1...b3 =koefisien regresi X1 = variabel kepercayaan X2 = variabel gaya hidup E = standar eror


(59)

46 3.11.3 Uji Hipotesis

1. Uji -F (Uji Serentak)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (uji F). Jika F hitung < F tabel , maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika F hitung > F tabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Uji-t (Uji Parsial)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen (X) secara parsial terhadap variasi variabel independen (Y).

Kriteria pengujian sebagai berikut :

H0 : b1 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu kepercayaan (X1) dan gaya hidup (X2) terhadap varibel terikat (Y) keputusan pembelian.

H0 : b1 ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu kepercayaan (X1) dan gaya hidup (X2) terhadap varibel terikat (Y) keputusan pembelian

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5% H1 diterima jika Fhitung > Ftabelpada α = 5%

3. Uji Beda Rata-Rata (Independent Samples T-Test)

Uji beda rata- rata digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kedua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Dalam penelitian ini, uji beda rata-rata digunakan untuk melihat perbedaan rata-rata seorang pria dan


(60)

47 wanita ketika melakukan keputusan pembelian. Pengelolaan uji beda dapat dilakukan dengan program SPSS (Statistic Package for Social Science) 18.0 for windows. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5%, maka jika nilai

Asymp.sig. (2-tailed) di bawah nilai signifikan 5% artinya terdapat perbedaan keputusan pembelian antara pria dan wanita.

4. Koefisien Determinan (R²)

Koefesian determinasi digunkan untuk mengukur seberapa besar besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika koefesian determinasi semakin besar (mendekati satu) menunjukan semakin baik kemampuan X menerangkan Y, dimana 0 < R2 < 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diteliti.


(1)

94

83 3 3 2 2 4 14 4 3 4 2 4 4 4 25 4 4 4 4 4 2 3 25 84 4 4 4 4 4 20 5 4 5 4 4 4 4 30 4 4 4 4 4 4 4 28 85 2 3 2 3 2 12 4 4 3 2 4 4 4 25 4 4 3 4 4 4 5 28 86 4 5 4 4 4 21 5 5 5 4 4 4 4 31 5 5 4 4 4 4 4 30 87 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 28 5 4 4 4 4 4 5 30 88 5 5 5 4 4 23 4 5 4 4 4 4 4 29 5 5 4 5 5 4 4 32 89 4 4 4 4 4 20 5 4 5 4 5 4 4 31 4 4 5 4 5 4 4 30 90 4 3 3 3 4 17 5 4 4 4 4 4 4 29 4 4 4 5 4 4 4 29 91 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 5 4 4 29 4 4 4 4 5 4 4 29 92 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 5 4 4 4 29 93 4 5 4 5 4 22 4 3 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 4 4 28 94 4 5 4 4 4 21 5 4 5 4 4 5 4 31 4 4 5 4 4 3 4 28 95 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 3 4 27 96 2 3 3 2 3 13 4 4 5 2 3 4 5 27 4 4 4 4 4 2 3 25 97 5 4 4 5 4 22 4 5 4 4 4 4 4 29 5 5 4 4 4 5 4 31 98 4 4 4 4 4 20 4 4 5 4 4 4 4 29 4 4 5 4 4 4 4 29 99 5 4 5 4 4 22 4 4 5 4 5 4 5 31 5 4 4 4 4 4 4 29 100 4 4 4 4 3 19 4 3 4 4 4 4 4 27 4 3 4 4 4 4 4 27 101 3 4 4 3 4 18 4 3 4 5 4 4 5 29 4 4 4 4 4 2 3 25 102 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 5 4 29 4 4 4 4 4 4 4 28 103 4 4 4 4 3 19 5 4 5 4 4 4 5 31 4 4 4 4 5 4 5 30 104 4 5 4 4 4 21 5 4 5 5 4 4 5 32 4 4 5 4 5 4 4 30 105 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 5 5 30 4 4 4 4 4 4 5 29 106 4 5 4 4 4 21 5 4 4 5 5 4 4 31 4 4 4 4 5 4 4 29 107 4 4 5 4 4 21 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 3 4 4 4 27 108 4 4 4 4 4 20 4 5 3 5 4 4 4 29 4 5 3 4 4 4 4 28 109 3 4 3 4 4 18 4 2 3 3 4 4 4 24 4 4 4 3 4 2 3 24 110 4 4 4 4 4 20 5 4 4 4 4 4 4 29 4 4 4 4 4 4 4 28 111 4 4 5 4 4 21 4 4 4 4 4 4 4 28 5 4 4 4 4 4 4 29


(2)

95

112 4 5 4 4 4 21 5 2 4 4 5 4 5 29 4 2 4 4 4 4 4 26 113 4 5 4 4 3 20 4 3 5 4 5 4 4 29 5 4 4 4 4 4 4 29 114 4 4 4 4 4 20 4 4 5 4 5 5 5 32 4 4 4 4 4 4 4 28 115 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 28 116 4 4 4 4 4 20 4 4 5 4 5 5 4 31 4 4 4 4 4 4 4 28 117 4 4 5 4 4 21 4 4 4 4 4 5 5 30 4 4 4 4 5 5 4 30 118 4 5 4 4 3 20 4 3 4 4 5 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 28 119 4 4 4 4 4 20 4 4 5 4 4 4 4 29 4 4 4 4 4 4 4 28 120 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 4 3 4 28 4 4 4 3 5 5 4 29 121 5 4 5 4 4 22 4 5 5 4 4 4 4 30 4 5 5 4 4 4 4 30 122 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 2 4 4 4 26 123 4 4 4 5 4 21 4 4 5 5 4 4 4 30 5 4 5 4 4 5 4 31 124 4 4 4 4 4 20 5 5 4 4 4 4 4 30 4 5 4 4 4 4 4 29 125 4 4 4 4 4 20 4 3 4 4 4 5 4 28 5 3 4 4 4 4 4 28 126 3 3 4 3 4 17 4 2 4 3 4 3 5 25 4 2 4 4 4 3 3 24 127 2 3 4 2 5 16 4 4 4 2 4 4 4 26 4 4 4 4 4 2 3 25 128 4 3 4 4 4 19 4 5 4 4 4 4 5 30 4 4 5 4 4 4 4 29 129 2 3 2 2 4 13 5 4 5 5 4 5 4 32 4 4 4 4 3 3 4 26 130 4 4 4 4 5 21 4 5 4 4 4 4 4 29 4 5 4 4 4 4 4 29 131 4 5 4 5 4 22 5 4 5 4 4 4 5 31 4 4 5 4 4 4 4 29 132 4 4 4 4 4 20 4 3 5 4 4 5 4 29 4 4 4 4 4 4 4 28 133 4 4 4 4 4 20 5 4 4 5 4 4 4 30 4 5 4 4 4 4 4 29 134 4 3 3 4 4 18 4 4 5 4 4 5 5 31 4 4 5 4 5 4 4 30 135 4 4 4 4 4 20 4 4 5 5 4 5 4 31 4 4 4 3 4 4 4 27 136 4 3 3 4 4 18 5 3 4 5 4 4 4 29 5 4 4 4 4 5 3 29 137 4 5 4 4 4 21 4 4 4 5 4 5 5 31 5 4 4 4 4 4 4 29 138 4 5 4 4 4 21 3 4 5 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 5 4 29 139 4 4 4 5 4 21 4 4 4 5 4 5 5 31 5 4 4 4 4 4 4 29 140 5 4 4 4 4 21 4 2 4 4 4 4 5 27 4 4 4 4 4 4 4 28


(3)

96

141 4 4 4 4 4 20 4 3 5 4 4 4 5 29 4 4 5 4 5 4 4 30 142 4 4 3 3 4 18 4 4 5 4 4 4 4 29 5 4 5 5 4 4 3 30 143 3 2 2 4 3 14 5 2 4 5 5 5 4 30 4 4 4 4 5 3 5 29 144 4 4 5 4 3 20 5 4 4 5 5 4 4 31 4 4 4 4 4 4 4 28 145 5 5 4 5 4 23 4 3 3 4 4 5 5 28 5 5 4 5 4 5 4 32 146 3 3 2 3 3 14 3 4 4 3 4 4 4 26 4 4 4 3 4 3 3 25 147 4 4 4 4 4 20 4 3 5 4 5 5 5 31 5 5 4 4 4 4 4 30 148 3 4 2 3 3 15 5 4 4 4 4 4 4 29 4 4 4 3 3 3 4 25 149 5 4 4 3 4 20 4 5 5 5 5 5 5 34 5 5 4 4 4 4 4 30 150 4 3 2 4 5 18 4 3 4 4 5 5 4 29 4 3 4 4 5 5 4 29 151 4 4 4 3 5 20 4 4 4 4 4 5 4 29 4 4 4 5 4 4 3 28 152 5 4 4 4 3 20 5 3 5 4 5 4 5 31 5 3 5 4 4 4 4 29 153 4 4 4 5 4 21 4 4 5 4 4 4 4 29 5 4 4 5 4 5 4 31 154 2 3 2 2 3 12 5 2 4 2 3 5 5 26 4 3 4 4 5 2 2 24 155 4 4 4 4 4 20 4 4 5 4 5 5 4 31 5 4 4 4 4 4 4 29 156 4 5 4 4 3 20 4 5 5 4 4 4 4 30 4 5 5 3 5 5 4 31 157 4 4 4 4 4 20 5 5 4 4 5 4 5 32 4 4 4 4 4 4 4 28 158 4 3 4 4 4 19 4 3 4 4 3 4 3 25 4 3 4 4 3 4 4 26

5.

HASIL ANALISIS REGRESI

Uji Koefisien Determinasi (R

2

)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .647a .419 .412 1.33735 2.114

a. Predictors: (Constant), Gaya_Hidup, Kepercayaan b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian


(4)

97

Uji Signfikansi Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 200.124 2 100.062 55.947 .000a

Residual 277.218 155 1.789

Total 477.342 157

a. Predictors: (Constant), Gaya_Hidup, Kepercayaan b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 158

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.32880346

Most Extreme Differences Absolute .041

Positive .041

Negative -.029

Kolmogorov-Smirnov Z .509

Asymp. Sig. (2-tailed) .958

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(5)

98

Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 12.648 1.817 6.961 .000

Kepercayaan .388 .049 .503 7.861 .000 .916 1.092

Gaya_Hidup .285 .064 .287 4.490 .000 .916 1.092


(6)

99