18
pemakaian produk. Pengaruh relatif sumber-sumber informasi ini bervariasi sesuai produk dan pembelinya. Para pembeli mencari informasi dari banyak
sumber sebelum membeli.
3. Evaluasi Alternatif
Tahap dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan. Sayangnya, konsumen tidak
menggunakan proses evaluasi yang sederhana dan tunggal dalam setiap pembelian. Sebagai gantinya, beberapa proses evaluasi yang digunakan.
Konsumen sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui beberapa prosedur evaluasi. Bagaimana cara konsumen mengevaluasi alternatif
bergantung pada konsumen pribadi dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pemikiran
yang logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit melakukan evaluasi atau bahkan tidak mengevaluasi, sebagai gantinya mereka membeli
berdasarkan dorongan dan bergantung pada intuisi. kadang-kadang kansumen membuat keputusan sendiri, kadang-kadang mereka meminta nasihat
pembelian dari teman, pemandu konsumen, atau wiraniaga.
4. Keputusan Pembelian
Proses dimana konsumen menjatuhkan pilihan terhadap produk mana yang akan dibeli. Ada dua faktor yang bisa berada antara niat pembelian dan
keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Jika seseorang yang mempunyai arti penting bagi anda berrpikir bahwa anda seharusnya
membeli mobil yang paling murah, maka peluang anda untuk membeli mobil
19
mahal berkurang. Faktor kedua adalah faktor situasional yang diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat pembelian berdasarkan faktor-faktor
seperti pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun, kejadian tak terduga bisa mengubah niat pembelian. Contoh, seorang teman
mungkin memberitahu anda bahwa ia pernah kecewa dengan mobil yang anda sukai. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan
pilihan pembelian yang aktual.
5. Perilaku Pascapembelian
Tahap di mana konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan, atau ketidakpuasan yang dirasa, yang menetukan
kepuasan atau ketidakpuasan pembeli terletak pada hubungan antara ekspetasi konsumen dan kinerja anggapan produk. Jika produk tidak memenuhi
ekspetasi, konsumen kecewa; jika produk memenuhi ekspetasi, konsumen puas; jika produk melebihi ekspetasi, konsumen sangat puas.
2.1.2.3 Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian
1. Perilaku Pembelian Kompleks Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks complex buying behaviour
ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antarmerek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu
mahal, beresiko, jarang dibeli, dan sangat memperlihatkan ekspresi diri. Umumnya, konsumen harus mempelajari banyak hal tentang kategori produk.
Pembeli akan melewati proses pembelajaran, mula-mula ia mengembangkan
20
keyakinan tentang produk, lalu sikap, dan kemudian membuat pilihan pembelian yang dipikirkan secara matang.
2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi Perilaku pembelian pengurangan disonansi dissonance reducing behaviour
terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar merek.
3. Perilaku Pembelian Kebiasaan Perilaku pembelian kebiasaaan habitual buying behaviour terjadi dalam keadaan
keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Contohnya, gula. Konsumen hanya mempunyai sedikit keterlibatan dalam kategori produk
ini −mereka hanya pergi ke toko dan mengambil satu merek. Jika mereka terus
mengambil merek yang sama, hal ini lebih merupakan kebiasaan daripada loyalitas yang kuat terhadap sebuah merek.
4. Perilaku Pembelian Mencari Keragaman Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keragaman variety-seeking
buying behaviour dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen
rendah tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus seperti ini, konsumen sering melakukan pertukaran merek.
2.1.3 Kepercayaan
kepercayaan adalah sejumlah keyakinan spesifik terhadap integritas kejujuran pihak yang dipercaya dan kemampuan menepati janji, benevolonece
perhatian dan motivasi yang dipercaya untuk bertindak sesuai dengan kepentingan yang mempercayai, Competency kemampuan pihak yang dipercaya
21
untuk melaksanakan kebutuhan yang mempercayai dan predictability konsistensi perilaku pihak yang dipercaya Ferrinadewi, 2008:147.
Dalam transaksi secara online, kepercayaan muncul ketika pihak yang terlibat telah mendapat kepastian dari pihak lainnya, serta mau dan bisa
memberikan kewajibannya. Kepercayaan melibatkan kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu karena keyakinan bahwa mitranya akan memberikan apa
yang diharapkan dan harapan yang umumnya dimiliki seseorang bahwa kata, janji atau pernyataan orang lain dapat diperlihatkan secara umum dalam suatu
hubungan diperlukan adanya kepercayaan. Menurut Sumarwan dalam Sangadji dan Sopiah 2013 “kepercayaan
merupakan kekuatan bahwa suatu produk memiliki atribut tertentu. Kepercayaan itu sering disebut perkaitan objek-atribut tertentu object-attribute linkage, yaitu
kepercayaan konsumen tentang kemungkinan adanya hubungan antara sebuah objek dengan atributnya yang relevan”.
Kepercayaan menjadi dasar sebagai jaminan awal dari suatu hubungan dua orang atau lebih dalam bekerja sama. Kepercayaan itu sendiri dapat tumbuh dengan
sendirinya seiring waktu saat berjalannya hubungan tersebut. Keyakinan pihak yang satu terhadap pihak yang lain akan menimbulkan perilaku interaktif yang
akan memperkuat hubungan dan membantu mempertahankan hubungan tersebut. Perilaku tersebut akan meningkatkan lamanya hubungan dengan memperkuat
komitmen di dalam hubungan. Pada akhirnya, kepercayaan akan menjadi komponen yang bernilai untuk menciptakan hubungan yang sukses. Kepercayaan
22
tersebut juga mengurangsi risiko dalam bermitra dan membangun hubungan jangka panjang serta meningkatkan komitmen dalam berhubungan.
Ketika seorang berbelanja online, hal utama yang menjadi pertimbangan seorang pembeli adalah apakah mereka percaya kepada website yang menyediakan online
shopping dan penjual online pada website tersebut. Selanjutnya, kepercayaan pembeli terhadap penjual online terkait dengan keandalan penjual online dalam
menjamin keamanan bertransaksi dan meyakinkan transaksi akan diproses setelah pembayaran dilakukan oleh pembeli.
Keandalan ini terkait dengan keberadaan penjual online. Semakin berkembangnya teknologi, semakin berkembang pula modus penipuan berbasis teknologi pada
online shopping. Pada situs-situs online shopping, tidak sedikit penjual online fiktif yang memasarkan produk fiktif juga. Seorang pembeli harus terlebih dahulu
untuk mengecek keberadaan penjual online. Biasanya pada situs online shopping, situs akan menampilkan informasi tentang penjual-penjual yang lokasinya sering
diakses oleh orang. Pembeli dapat memanfaatkan informasi ini ketika akan membeli online.
2.1.4 Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan pola konsumsi yang merefleksikan pilihan individu dalam hal bagaimana individu menghabiskan uang dan waktunya. Suryani 2013: 56.
Menurut Mowen dan Minor 2002:282 gaya hidup didefinisikan bagaimana seseorang hidup. Gaya hidup juga dipergunakan untuk menguraikan tiga tingkat
agresi orang yang berbeda: individu, sekelompok kecil orang yang berinteraksi, dan kelompok orang yang lebih besar misalnya segmen pasar. Gaya hidup
23
menunjukkan bagaimana seseorang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka.
Gaya hidup dua orang dengan usia, pendapatan, pendidikan dan bahkan pekerjaan yang sama tidak perlu menjalani kehidupan dengan cara yang sama, setiap orang
bisa memiliki opini, minat, dan kegiatan yang berbeda. Sebagai akibatnya, setiap individu tersebut cenderung memperlihatkan pola perilaku yang berbeda,
termasuk membeli produk dan merek yang berbeda dan menggunakannya dalam cara yang berbeda dan untuk tujuan yang berbeda. Pola kegiatan, minat dan opini
yang luas ini dan perilaku yang muncul disebut sebagai gaya hidup atau lifestyle Boyd, 2000:139. Gaya hidup menunjukkan bagaimana individu menjalankan
kehidupannya. Secara sederhana seperti yang dikemukakan Kasali di dalam Amir 2005:53 gaya
hidup adalah bagaimana orang menghabiskan waktu dan uangnya. Artinya, pemasar bisa menganalisis gaya hidup seseorang dari bagaimana orang itu
beraktifitas yaitu menjalankan tuntutan pekerjaannya, memenuhi hasrat nya untuk melakukan berbagai hobinya, dan tentu saja berbelanja, maupun melakukan
olahraga kegemarannya. Bisa dikombinasikan pula dengan melihat minatnya yaitu atas makanan yang dibeli, pakaian yang diidam-idamkannya, pilihan tempat
rekreasi dan hiburan. Begitu pula lewat opini mereka, yaitu terhadap apa saja; terhadap diri mereka sendiri, hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
social interest, tentang bisnis maupun produk-produk tertentu. Dalam istilah pemasaran, aktivitas, minat dan opini dikenal dengan istilah AIO Activity,
Interest, Opinion .
24
Dari pespektif ekonomi, gaya hidup menunjukkan bagaimana seseorang mengalokasikan pendapatannya, dan memilih produk maupun jasa dan berbagai
pilihan lainnya ketika memilih alternatif dalam satu kategori jenis produk yang ada. Apakah yang mempengaruhi gaya hidup dan bagaimana pengaruhnya
terhadap konsumsi, Tabel 2.1 dapat menjelaskan mengenai hal tersebut.
Tabel 2.1 Gaya Hidup dan Proses Konsumsi
Penentu Gaya Hidup
Tercermin Pada
Dampak Terhadap
Perilaku
• Demografi • Sub-budaya
• Kelas sosial • Motif
• Kepribadian • Emosi
• Nilai-nilai • Daur hidup
keluarga • Budaya
• Pengalaman masa lalu
• Aktivitas • Minat
• Kesukaan ketidaksukaan
• Sikap • Konsumsi
• Harapan perasaan
• Pembelian bagaimana,
kapan, apa, dan dengan siapa
• Konsumsi dimana, dengan
siapa, bagaiamana, dan
apa
Sumber : Suryani 2013:57
Dalam perspektif pemasaran, konsumen yang memiliki gaya hidup yang sama akan mengelompok dengan sendirinya kedalam suatu kelompok berdasarkan
minatnya dalam menggunakan waktu senggang, dan membelanjakan uangnya.
Terjadinya perubahan gaya hidup dari generasi ke generasi karena adanya perubahan sosial di masyarakat dan lingkungan ekonomi yang berubah,
merupakan peluang bagi pemasar untuk menciptakan produk dan menyesuaikan produknya sesuai dengan gaya hidup pasar yang dituju. Beberapa produk baru
diciptakan di era internet. Restoran café yang dilengkapi WiFi, pembelian tiket
25
secara online, belanja online merupakan layanan tambahan yang disediakan karena perubahan gaya hidup konsumen.
2.1.5 Gender
Menurut Baron Byrne 2004, gender merujuk pada segala sesutau yang berhubungan dengan jenis kelamin individu, termasuk atribut, tingkah laku,
karakteristik kepribadian dan harapan yang berhubungan dengan jenis kelamin biologis seseorang dalam budaya yang berlaku.
Apriani 2008 menyatakan gender adalah sifat yang melekat pada pria dan wanita yang dibentuk oleh faktor sosial maupun budaya sehingga lahirlah
anggapan mengenai peran sosial antara pria dan wanita. Gender adalah perbedaan
yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku.
Istilah gender merujuk pada karakteristik dan ciri-ciri sosial yang diasosiasikan pada laki-laki dan perempuan. Karakteristik dan ciri yang
diasosiasikan tidak hanya didasarkan pada perbedaan biologis, melainkan juga pada interpretasi sosial dan cultural tentang apa artinya menjadi laki-laki atau
perempuan. Istilah gender dikemukakan oleh para ilmuwan sosial dengan maksud
untuk menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang mempunyai sifat bawaan ciptaan Tuhan dan bentukan budaya konstruksi sosial. Gender
diartikan sebagai konstruksi sosiokultural yang membedakan karakteristik maskulin dan feminim. Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan
26
tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Dari beberapa penjelasan mengenai gender, dapat di ambil kesimpulan bahwa gender ialah sifat yang melekat pada pria maupun wanita yang berasal dari
keadaan sosial dan budaya di sekitar mereka yang tampak dari nilai dan tingkah laku mereka.
2.1.6 Belanja Online Online shopping
2.1.6.1 Definisi Belanja Online
Belanja online adalah suatu bentuk perdagangan menggunakan perangkat elektronik yang memungkinkan konsumen untuk membeli barang atau jasa dari
penjual melalui internet. Nama lain kegiatan tersebut adalah: e-web-shop, e-shop, e-toko, toko internet, web-shop, web-store, toko online, toko online dan toko
virtual sumber: www.lenterakecil.com. Prabowo dan Suwarsi 2013:29 mendefinisikan Online shopping atau
biasa juga disebut internet shopping atau internet buying merupakan proses dari pembelian produk atau jasa melalui internet. Untuk sistem pembayarannya,
pembeli online dapat menggunakan kartu plastik, transfer antar rekening, ataupun dengan transaksi Cash on Delivery dimana seorang konsumen baru akan
membayar setelah produk yang dibeli telah sampai ke tangan konsumen. Berbagai metode pembayaran tersebut dapat dipilih sesuai dengan sistem pembayaran yang
ditawarkan masing-masing pihak toko online.
2.1.6.2 Media Belanja Online Di Indonesia
Beberapa media belanja online di Indonesia, yaitu:
27
a. Blog Salah satu media yang menampilkan belanja online antar lain adalah blog. Blog
merupakan layanan web gratis dimana palaku usaha daring menggunakan blog sebagai toko online untuk menjual sekaligus mempromosikan barang dan jasa
yang ditawarkan kepada calon konsumen. Karena sifatnya yang mudah di kustomisasi oleh penggunanya, maka belanja online melalui media blog cukup
riskan karena pembeli cukup sulit mengetahui reputasi dari penjual. Biasanya penjual mengunggah bukti bukti transfer yang dimiliki sebagai bentuk jaminan
kepada pelanggan bahwa konsumen dapat mempercayai usaha online tersebut. b. Situs Web
Ada banyak situs web yang menyediakan layanan belanja online baik web lokal maupun web internasional. Ada banyak hal yang dapat dilakukan
dilayanan belanja online melalui web, diantaranya yang terkenal adalah lelang. Lelang merupakan kegiatan belanja online dimana pembeli menetapkan batas
bawah suatu harga yang hendak dilelang, kemudian sang pembeli yang tertarik dapat menawar biasa disebut bidding sesuai kelipatan yang diajukan. Lelang
biasanya dibatasi pada periode tertentu sehingga pembeli dengan nominal tertinggi dinyatakan berhak membeli barang yang diinginkan sesuai dengan
harga yang diajukan. c. Situs Jejaring Sosial
Seiring dengan maraknya pertumbuhan situs jejaring sosial di dunia, media social
networking ini juga dilirik oleh pelaku belanja online untuk memasarkan produknya. Penjual akan mengunggah barang yang ditawarkan kemudian
28
disebarkan melalui messaging atau fitur photo sharing. Bentuk penawaran ini merupakan perkembangan dari media katalog yang tadinya disebarkan dalam
bentuk media cetak per bulan, kini disebarkan melalui media katalog online yang penawarannya dapat diupdate kapan saja.
2.1.6.3 Keuntungan Dan Kelemahan Belanja Online
Belanja secara online juga memberikan keuntungan serta kerugian bagi konsumen. Beberapa keuntungan belanja online:
1. Pembeli tidak perlu datang langsung ke toko, mall, dan lain sebagainya. Cukup dengan mengakses website lewat internet untuk memilih barang yang
dikehendaki 2. Kapan dan di mana saja dapat memilih barang. Dari rumah, kantor, perjalanan,
dan lain-lain selama terdapat koneksi internet dalam waktu 24 jam. 3. Pemilik Toko online dapat menekan biaya untuk fisik toko karena cukup
memasarkan produknya melalui Internet. 4. Pemasaran produk bisa menjangkau seluruh dunia.
beberapa kelemahan belanja online: 1. Kualitas barang terkadang tidak sesuai dengan keinginan. Apa yang
ditampilkan di website bisa berbeda dengan yang terima. 2. Rentan aksi penipuan dimana banyak kasus ketika pembeli telah mengirim
sejumlah uang yang disepakati, barang yang dibeli tidak dikirim. 3. Resiko barang rusak setelah diterima akibat pengiriman pihak ketiga. Meski
bisa diganti memerlukan waktu lagi.
29
4. Rentan aksi pemboboloan rekening karena pembayaran dilakukan melalui Internet.
5. Marak aksi spamming karena setelah pembeli melakukan registrasi, penjual cenderung selalu mengirimkan katalog online melalui e-mail pembeli dan hal
ini cukup mengganggu privasi masing-masing pembeli dan penjual.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Daftar Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Variabel Hasil Penelitian
Sari 2014
Analisis Pengaruh Iklan Advertising, Gaya
Hidup Lifestyle Dan Kelompok Referensi
Reference Group Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Blackberry Pada
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara Iklan
Advertising, Gaya Hidup
Lifestyle, Kelompok
Referensi Reference
Gro
up, Keputusan
Pembelian Produk
Variabel gaya hidup, merupakan variable
yang dominan dalam penelitian ini.
Sedangkan variable iklan tidak
berpengaruh secara signifikan dan positif.
Mahkota, dkk 2014
Pengaruh Kepercayaan Dan Kenyamanan
Terhadap Keputusan Pembelian Online Studi
Pada Pelanggan Website Ride Inc
Kepercayaan, Kenyamanan dan
Keputusan Pembelian
Secara Online Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel kepercayaan
dan kenyamanan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap keputusan pembelian
Online. Dari uji R2 diketahui nilai 0,515
yang berarti besarnya variabel independen
terhadap variable dependen sebesar
51,5.
Hardiawan 2013 Pengaruh Kepercayaan,
Kemudahan, dan Kualitas Kepercayaan,
Kemudahan, Variable kepercayaan
menunjukan hasil yang paling dominan
30
Lanjutan Tabel 2.2
Daftar Penelitian Terdahulu
Informasi Terhadap Keputusan Pembelian
Secara Online Studi Pada Pengguna Situs Jual Beli
Online toko bagus.com Kualitas
Informasi, Keputusan
Pembelian dalam mempengaruhi
keputusan pembelian
Anoraga dan Iriani 2013
Pengaruh Gaya Hidup dan Kelompok Acuan
Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone
Merek Samsung Galaxy Gaya Hidup,
Kelompok Acuan dan
Keputusan Pembelian
Gaya Hidup merupakan variable
dominan dalam penelitian ini.
Kelompok acuan secara parsial
mempengaruhi keputusan pembelian
Smartphone
Samsung Galaxy.
Krishnan 2011 Lifestyle – A Tool for
Understanding
Buyer Behavior Lifestyle,
purchase decision, and
brand choice behavior
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa
karakteristik gaya hidup memiliki
dampak yang besar pada perilaku
pembelian. Dalam lingkungan konsumsi,
individu memilih produk atau merek
yang tampaknya memiliki
kemungkinan maksimum untuk
mendefinisikan atau menjelaskan identitas
gaya hidupnya.
31
2.3 Kerangka konseptual
Kerangka konseptual atau kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan. Suatu kerangka pemikiran akan menghubungkan secara teoritis antar variabel bebas dan terikat.
Moorman dan Antarwiyati dalam Luthfiya 2014 mendefinisikan kepercayaan trust sebagai kemauan untuk bergantung pada penjual yang dapat
dipercaya. Dalam transaksi secara online, kepercayaan muncul ketika salah satu pihak yang terlibat telah mendapat kepastian dari pihak lainnya, serta mau dan
bisa memberikan kewajibannya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh hardiawan 2013, Kepercayaan
menjadi faktor yang paling mempengaruhi dalam keputusan pembelian secara online. Hal ini terjadi karena maraknya tingkat kriminal di dunia maya, seperti
penipuan. Produsen maupun perusahaan harus mampu menciptakan kepercayaan pelanggan terhadap produk yang ditawarkan melalui online shop, karena ini
bertujuan untuk menarik perhatian serta menimbulkan minat dan keyakinan pelanggan terhadap produk yang dijual melalui online shop.
Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Anoraga dan Iriani 2013 diketahui bahwa gaya hidup adalah variabel yang dominan dalam mempengaruhi
keputusan pembelian smarthphone Samsung Galaxy. Sesuai dengan pernyataan Mandey 2009 di dalam penelitiannya bahwa gaya hidup merupakan bagian dari
perilaku konsumen yang dapat mempengaruhi tindakan konsumsi dalam melakukan pembelian. Lesser et al. 1986 dan kucukemiroglu, O. et al 2005
32
dalam penelitian Nasr dan Khan 2011 juga menjelaskan bahwa gaya hidup memiliki peran penting dalam keputusan pembelian konsumen. Konsumen
termotivasi untuk melakukan pembelian secara online dalam rangka mengikuti gaya hidup saat ini. Adanya trend yang terus berubah mengikuti perkembangan
zaman, mendasari gaya hidup setiap orang untuk berubah juga mengikuti trend yang terus berkembang. Gaya hidup merupakan karakteristik atau sifat individu
yang telah dibentuk oleh interaksi lingkungan. Gaya hidup seseorang mempengaruhi perilaku pembelian, yang bisa menentukan banyak keputusan
konsumsi perorangan. Jadi gaya hidup bisa berubah karena pengaruh lingkungan termasuk trend yang berkembang.
Zhang et al. 2007 menghasilkan temuan bahwa secara kolektif, perbedaan gender
memiliki hubungan terhadap niat untuk melakukan pembelian online, impulsifitas pada konsumen dan frekuensi pembelian dimana selama berada
dalam bursa jual-beli online, gender berpengaruh dalam melakukan keputusan pembelian
. Pria dan wanita walaupun memiliki aktivitas yang sama, tetapi belum
tentu memiliki sikap dan perilaku yang sama dalam melakukan keputusan pembelian.
Gambar 2.3: Kerangka Konseptual
Kepercayaan X
1
Gaya Hidup X
2
Keputusan Pembelian Y
33
2.4 Hipotesis
Menurut Sugiyono 2012:93 hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah biasanya
disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jadi, dari pendapat tersebut, suatu hipotesis yang telah dikemukakan bukan merupakan suatu jawaban yang benar
secara mutlak, tetapi hanya dipakai untuk mengatasi permasalahan yang ada dan masih harus dibuktikan kebenarannya.
Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: “Kepercayaan dan Gaya Hidup berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Keputusan Pembelian produk secara online berbasis gender pada
Masyarakat di kecamatan Medan Baru”.
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian assosiatif. Penelitian asosiatif yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih
Ginting dan situmorang, 2008:57.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai dengan April 2015.
3.3 Batasan Operasional
Agar tidak terjadi pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak tepatnya tujuan penelitian, maka masalah yang dibahas perlu dibatasi, hanya pada:
1. Variabel bebas yaitu kepercayaan X
1
dan gaya hidup X
2
. 2. Variabel Terikat, yaitu keputusan pembelian Y.
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional variabel digunakan untuk memahani variabel variabel dan memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan penelitian. Defenisi
operasional dari variabel yang di teliti adalah :
1. Variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu : a. Kepercayaan merupakan keyakinan konsumen yang menimbulkan
kepercayaan untuk melakukan pembelian secara online.
35
b. Gaya Hidup merupakan pola konsumsi yang merefleksikan pilihan individu dalam hal bagaimana menghabiskan uang dan waktunya untuk belanja
online .
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dari penelitian ini adalah keputusan pembelian. Keputusan pembelian
merupakan keputusan akhir yang dipilih konsumen untuk membeli secara online
dari berbagai sumber.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Pengertian
Indikator Variabel
Skala Ukur
Kepercayaan X
1
Keyakinan konsumen yang menimbulkan kepercayaan untuk melakukan pembelian
secara online. 1. Kepercayaan
konsumen terhadap produk
online. 2. Kepercayaan
terhadap pelayanan belanja
online. Likert
Gaya Hidup X
2
Pola konsumsi yang merefleksikan pilihan individu dalam hal bagaimana
menghabiskan uang dan waktunya untuk belanja online.
1. Aktifitas 2. Ketertarikan
3. Pendapat Likert
Keputusan pembelian
Y Keputusan akhir yang dipilih konsumen
untuk membeli secara online dari berbagai sumber.
1.
Kebutuhan untuk membeli produk
2.
Keinginan untuk membeli produk
yang berasal dari stimulus
3.
Sumber informasi
4.
Mengevaluasi produk dari
berbagai alternatif
5.
Melakukan pembelian produk.
Likert
Sumber : Ferinadewi 2008, Suryani 2013, Kotler dan Amstrong 2008 data diolah
36
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah skala Likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial Ginting dan Situmorang, 2008:121. Dengan skala
Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item- item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Tabel 3.2 Instrument Skala Likert
Sumber: Ginting dan Situmorang 2008:121
3.6 Populasi dan Sampel
3.6.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di kecamatan Medan Baru Kota Medan yang pernah melakukan pembelian secara online yang
jumlahnya tidak diketahui. 3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2012:116. Teknik pengambilan sampel yang
No Skala
Skor
1 Sangat Setuju
5 2
Setuju 4
3 Kurang Setuju
3 4
Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju
1
37
digunakan pada penelitian ini adalah nonprobability sampling. Nonprobability sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan kriteria atau pertimbangan tertentu
Sugiyono, 2008:120. Kriteria yang digunakan yaitu masyarakat yang tinggal di kecamatan Medan Baru Kota Medan, dan telah melakukan pembelian produk
secara online. Oleh Karena masyarakat yang tinggal di kecamatan Medan Baru, Kota
Medan yang melakukan pembelian seacara online jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah responden digunakan rumus Supramono,
2013:62. n =
d
2
Zα
2
p q
Keterangan : n
= Jumlah sampel Z
α = Nilai standar normal yang besarnya tergantung α,
Bila α = 0,05 Z = 1,67
Bila α = 0,1 Z = 1,96
P = Estimasi proporsi populasi
q = 1-p
d = Penyimpangan yang
ditolerir Dari hasil prasurvei yang dilakukan terhadap 30 orang responden yang
menetap di kecamatan Medan Baru, dari 30 terdapat 25 orang yang telah melakukan pembelian secara online. Maka diperoleh estimasi proporsi
38
populasinya yaitu p = 0,83. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:
n = 0,05
2
1,67
2
0,83 0,17
= 157,4= 158 orang
Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 158 orang.
3.7 Jenis Data Penelitian
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuisioner
kepada masyarakat dikecamatn Medan Baru. 2.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di peroleh peneliti secara tidak langsung seperti melalui studi dokumentasi baik dari buku, jurnal. majalah, dan situs
internet untuk mendukung penelitian.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Kuesioner Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan
sejumlah daftar pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
39
2. Wawancara interview
Peneliti mengajukan pertanyaan secara lisan untuk mendapatkan informasi apakah responden yang ditemui pernah melakukan pembelian secara online.
Tujuan wawancara adalah mendukung teknik kuesioner, tertutama bila ada yang kurang jelas.
3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data melalui buku, jurnal, majalah, internet yang menjadi bahan referensi pendukung bagi penelitan.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Menurut Situmorang dan Lufti 2014 : 86 Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti
ingin mengukur kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner
tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktik belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang valid.
Bila Skala pengukuran tidak valid maka tidak memberikan manfaat bagi peneliti karena tidak mengukur yang seharusnya dan melakukan yang seharusnya
dilakukan, dengan kriteria sebagi berikut : 1. Jika r
hitung
r
tabel
, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid 2. Jika r
hitung
r
tabel,
maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. Pengujian validitas menggunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu
dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya
40
dan bila nilai korelasinya positif dan r hitung ≥ 0,3, maka butir pernyataan
tersebut dinyatakan valid. Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas diberikan kepada 30 orang responden diluar daripada sampel dan dilakukan di
kecamatan Medan Baru Kota Medan.
Tabel 3.3 Uji Validitas
Item-Total Statistics Scale Mean if
Item Deleted Scale Variance
if Item Deleted Corrected Item-
Total Correlation
Cronbachs Alpha if Item
Deleted
Pernyataan 1 68.23
56.599 .685
.923 Pernyataan 2
68.27 58.754
.560 .926
Pernyataan 3 68.33
59.402 .449
.928 Pernyataan 4
68.37 57.275
.573 .925
Pernyataan 5 68.30
53.803 .833
.919 Pernyataan 6
67.73 55.513
.722 .922
Pernyataan 7 68.17
57.109 .592
.925 Pernyataan 8
67.80 56.441
.605 .925
Pernyataan 9 68.13
56.051 .731
.922 Pernyataan 10
68.87 55.499
.691 .923
Pernyataan 11 68.43
55.909 .609
.925 Pernyataan 12
68.17 55.040
.650 .924
Pernyataan 13 67.73
58.823 .544
.926 Pernyataan 14
68.13 58.395
.420 .929
Pernyataan 15 67.63
59.413 .412
.928 Pernyataan 16
68.10 57.817
.494 .927
Pernyataan 17 67.97
56.930 .624
.924 Pernyataan 18
68.27 55.030
.717 .922
Pernyataan 19 68.17
56.489 .736
.922
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
Interpretasi item total statistic yaitu : 1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata jika variabel tersebut
dihapus, misalnya jika butir item satu dihapus maka rata-rata variabel sebesar
41
68,23; jika butir item dua dihapus maka rata-rata totalnya bernilai; 68,27 dan seterusnya.
2. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika butir item satu dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 56.599; sedangkan
jika butir item dua dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 58.754; dan seterusnya.
3. Corrected item total correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrument. Nilai
pada kolom corrected item total correlation merupakan nilai r hitung yang akan dibandingkan dengan r tabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir
instrument. Nilai r tabel pada α 0,05 dengan derajat bebas df = n-2 = 28 pada uji dua arah adalah 0,361
.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
No Butir Instrumen
Nilai Corrected Item-
Keterangan r tabel
Total Correlation
1 P1
0,361 0,685
Valid 2
P2 0,361
0,560 Valid
3 P3
0,361 0,449
Valid 4
P4 0,361
0,573 Valid
5 P5
0,361 0,833
Valid 6
P6 0,361
0,722 Valid
7 P7
0,361 0,592
Valid 8
P8 0,361
0,605 Valid
9 P9
0,361 0,731
Valid 10
P10 0,361
0,691 Valid
11 P11
0,361 0,609
Valid 12
P12 0,361
0,650 Valid
13 P13
0,361 0,544
Valid
42
Lanjutan
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
No Butir Instrumen
Nilai Corrected Item-
Keterangan r tabel
Total Correlation
14 P14
0,361 0,420
Valid 15
P15 0,361
0,412 Valid
16 P16
0,361 0,494
Valid 17
P17 0,361
0,624 Valid
18 P18
0,361 0,717
Valid 19
P19 0,361
0,736 Valid
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
3.9.2 Uji Reliabilitas
Situmorang dan Lufti 2014:89 Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur
tersebut reliabel. Pengujian dilakukan dengan bantuan software SPPS versi 18.00 for windows
, pertanyaan yang dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya sebagai berikut:
1. Jika r
alpha
r tabel maka pertanyaan reliabel 2. Jika r
alpha
r tabel maka pertanyaan tidak reliable Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu variabel dinyatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach alpha 0,80.
43
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas
Sumber: Hasil Penelitan Data Diolah, 2015
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha item deleted setiap butir instrumen lebih besar dari 0,80 sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap
butir instrumen dinyatakan reliabel. Reliabilitas instrumen juga dapat dilihat pada tabel berikut:
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
No Butir Instrumen
Nilai Cronbachs
Keterangan Cronbachs
Alpha if Item Alpha
Deleted
1 P1
0,8 0.923
Reliabel 2
P2 0,8
0,926 Reliabel
3 P3
0,8 0,928
Reliabel 4
P4 0,8
0,925 Reliabel
5 P5
0,8 0,919
Reliabel 6
P6 0,8
0,922 Reliabel
7 P7
0,8 0,925
Reliabel 8
P8 0,8
0,925 Reliabel
9 P9
0,8 0,922
Reliabel 10
P10 0,8
0,923 Reliabel
11 P11
0,8 0,925
Reliabel 12
P12 0,8
0,924 Reliabel
13 P13
0,8 0,926
Reliabel 14
P14 0,8
0,929 Reliabel
15 P15
0,8 0,928
Reliabel 16
P16 0,8
0,927 Reliabel
17 P17
0,8 0,924
Reliabel 18
P18 0,8
0,922 Reliabel
19 P19
0,8 0,922
Reliabel
Tabel 3.6
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items .928
19
44
3.10 Uji Asumsi Klasik
Uji ini dilakukan sebelum melakukan analisa Regresi dan Koefisien Determinasi. Agar didapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka
dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu : 1.
Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan
menggunakan tingkat signifikan 5 maka nilai Asymp. Sig 2-tailed di atas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal
Situmorang Lufti, 2014 : 175. 2.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan apabila varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara
sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF
Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa
45
dipakai adalah Tolerance value 0,1 atau VIF 10 maka terjadi terjadi multikolinearitas, jika nilai Tolerance value 0,1 atau VIF 10 maka tidak
terjadi multikolinearitas Situmorang dan Luthfi, 2014:177.
3.11 Teknik Analisis Data
3.11.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang telah di peroleh, disusun, dikelompokkan, kemudian diinterprestasikan
secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil hitungannya.
3.11.2 Metode Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas X yang terdiri dari kepercayaan X
1
dan gaya hidup X
2
terhadap variabel terikat Y yaitu keputusan pembelian.
Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Keterangan:
Y = variabel keputusan pembelian
a = konstanta
b
1
...b
3
= koefisien regresi
X
1
= variabel kepercayaan X
2
= variabel gaya hidup E
= standar eror
46
3.11.3 Uji Hipotesis
1. Uji -F Uji Serentak
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F uji F. Jika F
hitung
F
tabel
, maka H diterima atau H
a
ditolak, sedangkan jika F
hitung
F
tabel ,
maka H ditolak dan H
a
diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H
ditolak dan H
a
diterima. 2.
Uji-t Uji Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel
independen X secara parsial terhadap variasi variabel independen Y. Kriteria pengujian sebagai berikut :
H : b
1
= 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu kepercayaan X
1
dan gaya hidup X
2
terhadap varibel terikat Y keputusan pembelian. H
: b
1
≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas yaitu kepercayaan X
1
dan gaya hidup X
2
terhadap varibel terikat Y keputusan pembelian Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 H
1
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 3.
Uji Beda Rata-Rata Independent Samples T-Test Uji beda rata- rata digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
antara kedua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Dalam penelitian ini, uji beda rata-rata digunakan untuk melihat perbedaan rata-rata seorang pria dan
47
wanita ketika melakukan keputusan pembelian. Pengelolaan uji beda dapat dilakukan dengan program SPSS Statistic Package for Social Science 18.0 for
windows. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5, maka jika nilai
Asymp.sig. 2-tailed di bawah nilai signifikan 5 artinya terdapat perbedaan
keputusan pembelian antara pria dan wanita. 4.
Koefisien Determinan R² Koefesian determinasi digunkan untuk mengukur seberapa besar besar
kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika koefesian determinasi semakin besar mendekati satu menunjukan semakin baik kemampuan X
menerangkan Y, dimana 0 R
2
1. Sebaliknya, jika R
2
semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap
variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diteliti.
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat
E-Commerce
E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat
pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web website. Menurut
Riset Forrester , perdagangan elektronik
menghasilkan penjualan seharga AS
12,2 miliar pada 2003
. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat
non-travel di Amerika Serikat
diramalkan akan mencapai seperempat trilyun US
Dollar pada tahun 2011.
Istilah perdagangan elektronik telah berubah sejalan dengan waktu. Awalnya, perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti
penggunaan EDI
untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan pembelian
atau invoice
secara elektronik. Kemudian dia berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunyai istilah yang lebih tepat perdagangan web — pembelian barang
dan jasa melalui World Wide Web
melalui server aman HTTPS
, protokol
server khusus yang menggunakan
enkripsi untuk merahasiakan data penting pelanggan.
Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi
baru. Namun, baru sekitar empat tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS
49
memasuki tahap matang dan banyak digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web perdagangan ini.
4.1.2 Perkembangan Online Shop Di Indonesia
Toko online di Indonesia baru mulai populer di tahun 2006. Pada akhir
tahun 2008 jumlah toko online di Indonesia meningkat puluhan hingga ratusan persen dari tahun sebelumnya. Faktor pendukungnya adalah makin banyaknya
pengguna internet di Indonesia, yang tadinya hanya sekitar 2.000.000 orang pada tahun 2000 menjadi 25.000.000 pengguna pada tahun 2008
internetworldstats.com, data hingga Juni 2008. Faktor kedua yang menyebabkan hal tersebut, karena semakin mudah dan murahnya koneksi internet di Indonesia,
ketiga semakin banyak pendidikan dan pelatihan pembuatan toko online dengan harga sangat terjangkau.
Perkembangan online
shopping atau belanja online
seperti halnya
laku.com, blibli.com, OLX.com, kini semakin ramai dengan berbagai jenis
produk mulai dari fashion, makanan, keperluan rumah tangga, sampai gadget dll. Saat ini diperkirakan jumlah toko online di Indonesia telah berjumlah ratusan.
Semakin banyak e-commerce layanan untuk sarana jualbeli online yang berkembang di Indonesia membuat banyak perubahan pola belanja masyarakat
yang awal bersifat konvensional kini berbelanja cukup dengan memilih produk yang ada di webblog. Website depkominfo telah mempunyai halaman sistem
informasi pemetaan e-commerce Indonesia, namun sistem tersebut belum berjalan sebagaimana mestinya. Beberapa toko online memiliki data web yang selalu ter
update dan memiliki informasi kontak yang jelas. Toko online lainnya ada yang
50
datanya tidak update informasi terakhir adalah data antara 1 bulan hingga 12 bulan sebelumnya, ada pula yg tidak memiliki informasi kontak secara jelas, dan
fitur e-commerce yang tidak lengkap dan tidak update secara rutin. Saat ini diperkirakan jumlah toko online di Indonesia telah berjumlah
ratusan, Menurut data statistik: jumlah masyarakat online di seluruh dunia data tahun 2007 adalah 1,2 milyar dan diperkirakan bertumbuh menjadi 1,9 milyar
pada tahun 2011. Pertumbuhan pengguna internet yang amat pesat nampak di seluruh benua, benua Asia tertinggi dari benua-benua lainnya. Data Jurnal Bisnis
Internasional: para pebisnis kecil yang menggunakan internet marketing bertumbuh 46 lebih cepat dibanding mereka yang belum menggunakan internet
marketing. Media digital seperti internet telah merajai seluruh area bisnis dan komunikasi, mampu mengalahkan media print cetak yang sebelumnya lebih
banyak. Toko online sangat indentik dengan UMKM, baik dari segi permodalan
hingga manajemennya, bedanya hanya medianya saja, UMKM menganut media offline, sedangkan toko online menggunakan cara online. Namun satu hal yang
cukup penting adalah belum adanya lembaga yang mewadahi dan mampu melindungi toko online Indonesia. Untuk komunitas tokobisnis online sendiri ada
beberapa yang sudah terbentuk diharapkan dapat menumbuhkan bisnis online di Indonesia.
Akses internet yang semakin cepat akan mendorong tumbuhnya bisnis online
shopping dalam beberapa tahun mendatang. Didukung oleh pertumbuhan
51
kelas menengah dan perubahan gaya hidup dalam memanfaatkan berbagai inovasi di bidang teknologi komunikasi.
Demikian laporan bank UBS yang dirilis baru-baru ini mengenai perkembangan bisnis online di Asia. Indonesia diperkirakan bakal mengalami
lonjakan seperti yang dialami Cina dalam beberapa tahun terakhir, ketika berbagai perusahaan online muncul dan merambah pasar.
Sampai tahun 2020, belanja online di Asia Tenggara diperkirakan naik lima kali lipat, mencapai nilai US 35 miliar per tahun. Online shopping akan
berkembang di Thailand dan Filipina, tetapi Indonesia adalah pasar yang paling menjanjikan, walaupun saat ini penetrasi internetnya masih terhitung rendah,
demikian disebutkan UBS.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi atau gambaran tentang karakteristik responden dan persepsi responden pernyataan yang diajukan
dalam kuesioner penelitian. Analisis deskriptif yang digunakan adalah analisis deskriptif frekuensi yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden
Karakteristik responden dapat mendeskripsikan tentang Gender, dan usia responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Karakteristik responden
disajikan sebagai berikut:
52
1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gender Jumlah orang
Persentase Pria
61 38,6
Wanita 97
61,4 Jumlah
158 100
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
Dari Tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat bahwa responden dengan jenis kelamin pria berjumlah 61 orang 38,6
sedangkan responden wanita berjumlah 97 orang 61,4. Dengan demikian responden wanita lebih banyak dibanding responden dengan pria. Hal ini karena
pada umumnya responden wanita lebih suka berbelanja dibanding responden pria dan responden wanita juga pada umumnya lebih mengikuti perkembangan trend
mode khususnya fashion sehingga sangat tertarik dengan berbagai mode fashion yang ditawarkan diberbagai situs belanja online.
2. Karakteristik Responden berdasarkan Usia
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah orang
Persentase 20 Tahun
28 17,7
20-25 Tahun 66
41,8 26-30 Tahun
28 17,7
30-35 Tahun 25
15,8 35 Tahun
11 7,0
Jumlah 158
100,0
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden yang berusia 20 tahun berjumlah 28 orang17,7, 20-25 tahun berjumlah 66 orang 41,8, 26-
30 tahun sebanyak 28 orang 17,7, responden yang berusia 30-35 tahun
53
berjumlah 25 orang 15,8, dan responden yang berusia 35 tahun berjumlah 11 orang 7,0. Dengan demikian karakteristik responden berdasarkan usia
didominasi usia 20-25 tahun mencapai 41,8 dari jumlah sampel. 3. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Barang yang Dibeli Online
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasafrkan
Jenis Barang yang Dibeli Online
Jenis Barang Jumlah Orang
Persentase Aksesoris
9 5,7
Elektronik 12
7,6 Pakaian
45 28,5
Sepatu 14
8,9 Tas
18 11,4
Pakaian Sepatu 7
4,4 Pakaian, Tas, dan Aksesoris
8 5,1
Sepatu Tas 5
3,2 Lainnya Tiket, Alat Olah
raga, Kosmetik, Peralatan Rumah Tangga, dll
40 25,3
Jumlah 158
100
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
Pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang membeli Aksesoris sebanyak 9 orang 5,7, Elektronik sebanyak 12 orang 7,6, Pakaian
sebanyak 45 orang 28,5, Sepatu sebanyak 14 orang 8,9, Tas sebanyak 18 orang 11,4, Pakaian dan Sepatu sebanyak 7 orang 4,4, Pakaian, Tas, dan
Aksesoris sebanyak 8 orang 5,1, Sepatu dan Tas sebanyak 5 orang 3,2, dan responden yang membeli barang-barang lainnya berupa tiket, alat olah raga,
kosmetik, voucher hotel, dan peralatan rumah tangga sebanyak 40 orang 25,3. Dengan demikian secara umum mayoritas responden membeli barang-
barang secara online adalah barang-barang fashion seperti pakaian, tas, sepatu dan aksesoris. Hal ini karena barang-barang yang ditawarkan online shop memang
54
cukup bervariasi terutama produk fashion sehingga menarik minat konsumen untuk membeli secara online terutama konsumen wanita.
4. Karakteristik Responden berdasarkan Frekuensi Pembelian Online
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian
Online
Membeli Secara Online Jumlah Orang
Persentase 3 kali
40 25,3
4 kali 28
17,7 5 kali
61 38,6
6 kali 15
9,5 7 kali
10 6,3
8 kali 3
1,9 9 kali
1 0,6
Jumlah 158
100
Sumber: Hasi Penelitian Data Diolah, 2015
Jawaban responden berdasarkan frekuensi pembelian secara online pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa 40 responden 25,3 sudah melakukan pembelian
sebanyak 3 kali, 28 orang 17,7 4 kali, 61 orang 38,6 sebanyak 5 kali, 15 orang 9,5 sebanyak 6 kali, 10 orang 6,3 sebanyak 7 kali, 3 orang 1,9
sebanyak 8 kali, dan 1 orang 0,6 sudah melakukan pembelian secara online sebanyak 9 kali. Dengan demikian terlihat bahwa sebagian besar responden sudah
5 kali melakukan pembelian secara online. 5. Karakteristik Responden berdasarkan Lama Menggunakan Internet
Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Menggunakan Internet
Waktu Jumlah Orang
Persentase 2 Jam
22 13,9
2-4 Jam 83
52,5 5-6 Jam
40 25,3
6 Jam 13
8,2 Jumlah
158 100
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
55
Dari Tabel 4.5 Jawaban responden berdasarkan waktu yang digunakan untuk berinternet menunjukkan bahwa responden yang berinternet 2 jam
berjumlah 22 orang 13,9, 2-4 jam berjumlah 83 orang 52,5, 5-6 jam berjumlah 40 orang 25,3, dan responden yang berinternet 6 jam berjumlah 13
orang 8,2. Dengan demikian terlihat bahwa sebagian besar responden menghabiskan waktu sekitar 2-4 jam sehari untuk berinternet.
6. Karakteristik Responden berdasarkan Lama waktu mencari informasi produk online.
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Waktu Mencari
Informasi Produk Online
Waktu Jumlah Orang
Persentase ≤1 Jam
27 17,1
2-4 Jam 105
66,5 5-8 Jam
17 10,8
8 Jam 9
5,7 Jumlah
158 100
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
Pada Table 4.6 Jawaban responden berdasarkan waktu yang digunakan untuk mencari informasi mengenai produk yang dijual secara online menunjukkan
bahwa 27 orang 17,1 menggunakan waktu ≤1 jam, 105 orang 66,5
menggunakan waktu selama 2-4 jam, 17 orang 10,8 menggunakan waktu selama 5-8 jam dan 9 orang 5,7 menggunakan waktu 8 jam untuk mencari
informasi produk online. Dengan demikian terlihat bahwa mayoritas responden menghabiskan waktu
sekitar 2-4 jam untuk mencari informasi mengenai produk yang dijual secara online
.
56
7. Karakteristik Responden berdasarkan mesin pencari yang digunakan
untuk mencari informasi produk online
Sumber: Pengolahan Data Primer 2015 Gambar 4.1 Grafik Mesin Pencari yang digunakan untuk mencari iformasi produk
Online
Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa mesin pencari yang paling banyak digunakan responden dalam mencari informasi mengenai produk online
shop adalah Google dengan jumlah 85,44, kemudian sebanyak 7,59
menggunakan Yahoo, 50,06 menggunakan Bing, dan 1,90 menggunakan Youtube. Hal ini umumnya karena mesin pencarai Google dinilai lebih cepat
diakses dan telah banyak digunakan untuk mencari berbagai informasi sesuai kebutuhan pengguna internet.
57
8. Karakteristik Responden berdasarkan media elektronik
Sumber: Pengolahan data primer 2015 Gambar 4.2 Grafik Media Elektronik yang Digunakan
Pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa media yang digunakan responden untuk membeli produk secara online sebanyak 57 responden menggunakan
Smartphone , 26,6 menggunakan PCLaptop, dan 16,5 menggunakan Tablet.
Hal ini umumnya karena penggunaan sebagian besar responden memiliki smartphone
dengan berbagai tipe serta lebih praktis penggunaannya. Terlebih smartphone
telah terkoneksi dengan dengan internet.
4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel
Deskripsi jawaban responden menggambarkan bagaimana distribusi jawaban responden atas pernyataan yang diajukan dalam kuesioner. Berikut ini
dapat dilihat distribusi jawaban responden mengenai variabel Kepercayaan X
1
, variabel Gaya Hidup X
2
, dan variabel Keputusan Pembelian Y. Frekuensi jawaban responden dapat dilihat pada Tabel-Tabel berikut:
58
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Kepercayaan X
1
Pernyataan SS
S KS
TS STS
Total f
f F
f F
f 1
18 11,4 115 72,8 19 12,0 6
3,8 0 0,0 158
100 2
28 17,7 108 68,4 20 12,7 2
1,3 0 0,0 158
100 3
19 12,0 110 69,6 17 10,8 12 7,6 0 0,0 158
100 4
23 14,6 112 70,9 17 10,8 6
3,8 0 0,0 158
100 5
13 8,2 116 73,4 26 16,5
3 1,9 0 0,0
158 100
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa responden memberikan jawaban yang bervariasi untuk setiap butir pernyataan yaitu:
1. Untuk Pernyataan 1 “Kepercayaan saya terhadap produk online shop sangat baik” Sebanyak 18 responden 11,4, menjawab Sangat Setuju
SS 115 responden 72,8 menjawab Setuju S, 19 responden 12,0 menjawab Kurang Setuju KS, dan 6 responden 3,8 menjawab Tidak
Setuju TS, serta tidak ada responden yang menyatakan Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki tingkat kepercayaan yang sangat baik terhadap produk online shop
. 2. Untuk Pernyataan 2 “Produsen online shop memberikan pelayanan yang
terbaik” Sebanyak 28 responden 17,7, menjawab Sangat Setuju SS 108 responden 68,4 menjawab Setuju S, 20 responden 12,7
menjawab Kurang Setuju KS, dan 2 responden 1,3 Tidak Setuju TS, serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju TS.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai bahwa produsen online shop memberikan pelayanan yang terbaik bagi
pelanggannya.
59
3. Untuk Pernyataan 3 “Produsen online shop dapat dipercaya” Sebanyak 19 responden 12,0, menjawab Sangat Setuju SS, 110 responden
69,6 menjawab Setuju S, 17 responden 10,8 menjawab Kurang Setuju KS, dan 12 responden 7,6 Tidak Setuju TS serta tidak ada
responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden menilai bahwa produsen online
shop dapat dipercaya.
4. Untuk Pernyataan 4 “saya yakin terhadap kualitas produk online shop yang saya beli” Sebanyak 23 responden 14,6, menjawab Sangat Setuju
SS, 112 responden 70,9 menjawab Setuju S, 17 responden 10,8 menjawab Kurang Setuju KS, dan 6 responden menjawab Tidak Setuju
TS, serta tida ada responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan secara umum responden yakin terhadap kualitas
produk yang dibeli memlaui online shop. 5. Untuk Pernyataan 5 “Saya sering membeli barang-barang online shop.”
Sebanyak 13 responden 8,2, menjawab Sangat Setuju SS 116 responden 73,4 menjawab Setuju S, 26 responden 16,5 menjawab
Kurang Setuju KS, dan 3 responden 1,9 Tidak Setuju TS, serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden sering membeli barang- barang online shop.
Pada Tabel 4.7 berikut dapat dilihat frekuensi jawaban responden tentang variabel Gaya Hidup X
2
.
60
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Gaya Hidup X
2
Pernyataan SS
S KS
TS STS
Total f
F F
f F
f 1
46 29,1 106 67,1 6
3,8 0,0 0 0,0 158
100 2
20 12,7 93 58,9 36 22,8 9
5,7 0 0,0 158 100
3 65 41,1 87 55,1
6 3,8
0,0 0 0,0 158 100
4 21 13,3 117 74,1 15 9,5
5 3,2 0 0,0 158
100 5
35 22,2 113 71,5 10 6,3
0,0 0 0,0 158 100
6 36 22,8 117 74,1
5 3,2
0,0 0 0,0 158 100
7 36 22,8 121 76,6
1 0,6
0,0 0 0,0 158 100
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa responden memberikan jawaban yang bervariasi untuk setiap butir pernyataan yaitu:
1. Untuk Pernyataan 1 “Belanja online dapat menghemat waktu saya untuk melakukan berbagai aktivitas” Sebanyak 46 responden 29,1, menjawab
Sangat Setuju SS, 106 responden 67,1 menjawab Setuju S, dan 6 responden 3,8 menjawab Kurang Setuju KS, serta tidak ada
responden yang menjawab Tidak Setuju TS maupun Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa hampir keseluruhan responden
menilai dengan berbelanja secara online dapat menghemat waktu. 2. Untuk Pernyataan 2 “Saya memutuskan membeli secara online karena
aktivitas saya tidak memungkinkan untuk membeli di toko-toko retail.” Sebanyak 20 responden 12,7, menjawab Sangat Setuju SS, 93
responden 58,9 menjawab Setuju S, 36 responden 22,8 menjawab Kurang Setuju KS, dan 9 responden 5,7 menjawab Tidak Setuju
TS, serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
aktivitas yang padat sehingga akan lebih mudah melakukan pembelian
61
secara online dibanding harus ke toko, namun tidak sedikit juga responden yang menyatakan kurang setuju.
3. Untuk Pernyataan 3 “shopping online merupakan trend shopping saat ini.” Sebanyak 65 responden 41,1, menjawab Sangat Setuju SS, 87
responden 55,1 menjawab Setuju S, dan 6 responden 3,8 menjawab Kurang Setuju KS, serta tidak ada responden yang menjawab
Tidak Setuju TS, maupun Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa hampir keseluruhan responden menilai bahwa
shopping online merupakan trend belanja saat ini.
4. Untuk Pernyataan 4 “Saya menyukai belanja secara online” Sebanyak 21
responden 13,3, menjawab Sangat Setuju SS, 117 responden 74,1 menjawab Setuju S, 15 responden 9,5 menjawab Kurang
Setuju KS, dan 5 responden 3,2 menjawab Tidak Setuju TS, serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyukai belanja secara online
. 5. Untuk Pernyataan 5 “Belanja online dapat menaikkan gengsi saya”
Sebanyak 35 responden 22,2, menjawab Sangat Setuju SS, 113 responden 71,5 menjawab Setuju S, dan 10 responden 6,3
menjawab Kurang Setuju KS, serta tidak ada responden yang menjawab Tidak Setuju TS maupun Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa dapat menaikkan gengsi dengan membeli secara barang secara online.
62
6. Untuk Pernyataan 6 “Belanja online saya lakukan untuk menyesuaikan gaya hidup saat ini” Sebanyak 36 responden 22,8, menjawab Sangat
Setuju SS, 117 responden 74,1 menjawab Setuju S, dan 5 responden 3,2 menjawab Kurang Setuju KS, serta tidak ada
responden yang menjawab Tidak Setuju TS maupun Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berbelanja
secara online untuk menyesuaikan gaya hidup saat ini karena dinilai modern dan praktis.
7. Untuk Pernyataan 7 “Saya melakukan belanja online karena memanfaatkan gadget yang saya miliki.” Sebanyak 36 responden
22,8, menjawab Sangat Setuju SS, 121 responden 76,6 menjawab Setuju S, dan 1 responden 0,6 menjawab Kurang Setuju KS, serta
tidak ada responden yang menjawab Tidak Setuju TS maupun Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden
memanfaatkan gadget yang dimiliki untuk berbelanja secara online. Selanjutnya Pada Tabel 4.9 berikut dapat dilihat frekuensi jawaban
responden tentang variabel Keputusan Pembelian Y.
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Keputusan Pembelian Y
Pernyataan SS
S KS
TS STS
Total f
f F
f F
f 1
47 29,7 111 70,3 0,0
0,0 0 0,0
158 100
2 27 17,1 117 74,1 12
7,6 2
1,3 0 0,0
158 100
3 33 20,9 121 76,6
4 2,5
0,0 0 0,0
158 100
4 21 13,3 110 69,6 18 11,4 9
5,7 0 0,0
158 100
5 31 19,6 124 78,5
3 1,9
0,0 0 0,0
158 100
6 20 12,7 115 72,8 15
9,5 8
5,1 0 0,0
158 100
7 20 12,7 115 72,8 21 13,3 2
1,3 0 0,0
158 100
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
63
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa responden memberikan jawaban yang bervariasi untuk setiap butir pernyataan yaitu:
1. Untuk Pernyataan 1 “Saya membeli produk online shop sesuai dengan kebutuhan saya” Sebanyak 47 responden 29,7, menjawab Sangat
Setuju SS, dan 111 responden 70,3 Setuju S, serta tidak ada responden yang Kurang Setuju KS, Tidak Setuju maupun Sangat Tidak
Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden membeli produk secara online sesuai dengan kebutuhannya.
2. Untuk Pernyataan 2 “Saya membeli produk secara online karena melihat dari iklan” Sebanyak 27 responden 17,1, menjawab Sangat Setuju
SS, 117 responden 74,1 Setuju S, 12 responden 7,6 Kurang Setuju KS dan 2 responden 1,3 Tidak Setuju TS serta tidak ada
responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden tertarik untuk membeli
produk secara online karena melihat iklan. 3. Untuk Pernyataan 3 “Saya melakukan pencarian informasi melalui internet
sebelum memutuskan membeli produk secara online” Sebanyak 33 responden 20,9, menjawab Sangat Setuju SS, 121 responden 76,6
Setuju S, dan 4 responden 2,5 Kurang Setuju KS serta tidak ada responden yang menjawab Tidak Setuju TS maupun Sangat Tidak Setuju
STS. Hal ini menunjukkan bahwa hampir keseluruhan responden melakukan pencarian informasi melalui internet sebelum memutuskan
untuk membeli produk secara online.
64
4. Untuk Pernyataan 4 “Saya membeli produk online shop setelah membandingkan dengan situs lain” Sebanyak 21 responden 13,3,
menjawab Sangat Setuju SS, 110 responden 69,6 Setuju S, 18 responden 11,4 Kurang Setuju KS dan 9 responden 5,7 Tidak
Setuju TS serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan
pembelian produk secara online setelah membandingkan terlebih dahulu dengan situs lain yang sejenis.
5. Untuk Pernyataan 5 “Saya membeli produk online shop karena prosesnya mudah” Sebanyak 31 responden 19,6, menjawab Sangat Setuju SS,
124 responden 78,5 Setuju S, dan 3 responden 1,9 Kurang Setuju KS serta tidak ada responden yang menjawab Tidak Setuju TS maupun
Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan pembelian produk secara online karena proses
pembelian relatif mudah terutama bagi responden yang sudah sering melakukan pembelian secara online.
6. Untuk Pernyataan 6 “Produk yang saya beli secara online sesuai dengan harapan saya” Sebanyak 20 responden 12,7, menjawab Sangat Setuju
SS, 115 responden 72,8 Setuju S, 15 responden 9,5 Kurang Setuju KS dan 8 responden 5,1 Tidak Setuju TS serta tidak ada
responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai bahwa barang yang
dibeli secara online sesuai dengan harapannya.
65
7. Untuk Pernyataan 7 “Saya yakin membeli produk online shop merupakan keputusan yang tepat” Sebanyak 20 responden 12,7, menjawab Sangat
Setuju SS, 115 responden 72,8 Setuju S, 21 responden 13,3 Kurang Setuju KS dan 2 responden 1,3 menjawab Tidak Setuju TS
serta tidak ada responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju STS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai bahwa membeli
produk online shop merupakan keputusan yang tepat.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi asumsi-asumsi regresi agar nilai estimasi tidak bias. Uji asumsi klasik yang digunakan meliputi Uji
Normalitas Data, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Multikolinearitas.
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal. Data dikatakan normal jika tidak menyalahi atau
menyimpang dari asumsi klasik. Uji normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan histogram, grafik, dan pendekatan statistik
komogorov-smirnov.
66
a. Pendekatan Histogram
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015 Gambar 4.3 Histogram Normalitas
Uji Normalitas Data dengan pendekatan histogram diatas menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan telah berdistribusi normal, hal ini dapat
dilihat dari garis histogram tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sehingga penyebaran datanya telah berdistribusi secara normal.
b. Pendekatan Grafik
Pendekatan lainnya yang digunakan dalam untuk menguji normalitas data adalah Pendekatan Grafik. Pendekatan Grafik yang digunakan adalah Normality
Probability Plot . Berikut adalah hasil Uji Normalitas Data dengan pendekatan
Grafik Normality Probability Plot.
67
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015 Gambar 4.4 Pendekatan Grafik Normalitas
Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan pendekatan grafik diatas, dapat diketahui bahwa data memiliki distribusi atau penyebaran yang normal, hal ini
dapat dilihat dari penyebaran titik berada disekitar sumbu diagonal dari grafik.
68
c. Pendekatan Statistik Kolmogorov-Smirnov
Tabel 4.10 Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 158
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.32880346
Most Extreme Differences Absolute
.041 Positive
.041 Negative
-.029 Kolmogorov-Smirnov Z
.509 Asymp. Sig. 2-tailed
.958 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
Dari Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah sebesar 0,958 0,05 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,509 dari 1,97. Dengan
demikian berdasarkan kriteria pengujian data telah berdistribusi secara normal.
2. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas digunakan untuk melihat seberapa besar peranan variabel bebas terhadap variabel terikat. Pendekatan dilakukan melalui
pendekatan grafik dan pendekatan statistik.
a. Pendekatan Grafik
Scatter Plot
Untuk melihat ada tidaknya Heterokedastisitas pada model yang digunakan, dilakukan dengan Uji Heterokedastisitas Scatter Plot. Berikut hasil
Uji Heterokedastisitas dengan Scatter Plot. Pada Gambar 4.3 berikut dapat dilihat grafik Scatter plot.
69
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015 Gambar 4.5 Pendekatan Grafik Heteroskedastisitas
Berdasarkan Hasil Uji Heteroskedastisitas pada Gambar 4.5 diketahui bahwa titik –titik penyebaran pada Scatter Plot tidak menunjukkan pola tertentu
dan penyebarannya berada di atas dan di bawah angka nol, sehingga model regresi yang digunakan tidak mengalami Heterokedastisitas.
b. Pendekatan Statistik Uji Glejser
Tabel 4.11 Hasil Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 2.230
1.102 2.023
.045 Kepercayaan
-.012 .030
-.034 -.410
.682 Gaya_Hidup
-.032 .039
-.070 -.840
.402 a. Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
70
Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel kepercayaan X
1
sebesar 0,402 0,05 dan tingkat signifikansi variabel gaya hidup X
2
sebesar 0,682 0,05. Dengan demikian terlihat bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen absolut absut. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5. Dengan demikian disimpulkan bahwa model regresi
tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolonearitas
Uji Multikolonearitas pada penelitian ini digunakan untuk melihat ada tidaknya gejala multikolonearitas antar variabel independen. Pada Tabel 4.12
berikut dapat dilihat hasil Uji Multikolonearitas dengan melihat nilai Tolerance dan nilai VIF .
Tabel 4.12 Hasil uji Multikolonearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
12.648 1.817
6.961 .000
Kepercayaan .388
.049 .503
7.861 .000
.916 1.092
Gaya_Hidup .285
.064 .287
4.490 .000
.916 1.092
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
Pada Tabel 4.12 disimpulkan bahwa pada model regresi yang digunakan tidak terlihat adalanya gejala multikolonearitas antar variabel indevenden. Hal ini
dapat diketahui dari nilai tolerance dan nilai VIF, hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai tolerance sebesar 0,916 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,092 5 nilai
71
tersebut telah sesuai denan kriteria pengambilan keputusan dimana nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 5.
4.2.3 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam penelitian ini Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel Kepercayaan X
1
, dan variabel Gaya Hidup X
2
terhadap variabel Keputusan Pembelian Y Hasil perhitungan koefisien regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel
4.13 berikut:
Tabel 4.13 Hasil Koefisien Regresi Linear Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
12.648 1.817
6.961 .000
Kepercayaan .388
.049 .503
7.861 .000
Gaya_Hidup .285
.064 .287
4.490 .000
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 4.13 diperoleh persamaan sebagai berikut:
Y= a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Y= 12,648 + 0,388X
1
+ 0,285 X
2
+ e Dimana:
Y = Keputusan Pembelian X
1
= Kepercayaan X
2
= Gaya Hidup e = standard error
72
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa : 1. Konstanta a = 12,648 menunjukkan nilai konstan, jika nilai variabel
bebas kepercayaan dan gaya hidup = 0 maka keputusan pembelian Y akan sebesar 12,648.
2. Koefisien regresi variabel kepercayaan sebesar 0,338 menunjukkan bahwa variabel kepercayaan memiliki pengaruh yang bernilai positif terhadap
keputusan pembelian Y. Dengan kata lain, jika variabel kepercayaan ditingkatkan maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,338.
3. Koefisien regresi variabel gaya hidup sebesar 0,285 menunjukkan bahwa variabel gaya hidup memiliki pengaruh yang bernilai positif terhadap
keputusan pembelian Y. dengan kata lain, jika variabel gaya hidup meningkat maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,285.
4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Uji Signifikansi Simultan Uji F
Hasil Uji Simultan Uji F menunjukkan seberapa besar pengaruh Variabel Kepercayaan X
1
dan Variabel Gaya Hidup X
2
, secara bersama-sama atau serempak terhadap Variabel Keputusan Pembelian Y. Hasil Uji F dapat dilihat
pada Tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14 Hasil Uji Simultan Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
200.124 2
100.062 55.947
.000
a
Residual 277.218
155 1.789
Total 477.342
157
a. Predictors: Constant, Gaya_Hidup, Kepercayaan b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
73
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa nilai F
hitung
adalah sebesar 55,947 dan nilai F
tabel
pada alpha 5 adalah 3,05 maka nilai F
hitung 55,947
F
tabel 3,05
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 0,05. Dengan demikian secara bersama-sama atau simultan variabel kepercayaan X
1
, dan variabel gaya hidup X
2
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian Y. Dengan demikian berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka H
a
diterima dan H
ditolak.
4.2.4.2 Uji Signifikansi Parsial Uji t
Hasil Uji Parsial Uji t menunjukkan seberapa besar pengaruh masing- masing variabel Kepercayaan X
1
dan variabel Gaya Hidup X
2
secara parsial terhadap variabel Keputusan Pembelian Y Hasil Uji t dapat dilihat pada Tabel
4.15 berikut:
Tabel 4.15 Hasil Uji Parsial Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
12.648 1.817
6.961 .000
Kepercayaan .388
.049 .503
7.861 .000
Gaya_Hidup .285
.064 .287
4.490 .000
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 4.15 Hasil Uji t dapat diketahui bahwa: 1. Variabel Kepercayaan X
1
memiliki nilai t
hitung 7,861
t
tabel 1,655
dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 0,05. Dengan demikian berdasarkan
kriteria pengujian hipotesis maka H
a
diterima dan H ditolak. Artinya,
74
Variabel Kepercayaan X1 berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian Y
2. Variabel Gaya Hidup X
2
memiliki nilai t
hitung 4,490
t
tabel 1,655
dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 0,05. Dengan demikian berdasarkan
kriteria pengujian hipotesis maka H
a
diterima dan H ditolak. Artinya,
Variabel Gaya Hidup X
2
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian Y
4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi Uji R²
Dalam penelitian ini dapat diketahui berapa besar kontribusi variabel Kepercayaan X
1
dan Gaya Hidup X
2
terhadap variabel Keputusan Pembelian Y. Melalui koefisien determinasi R² dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut:
Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi R²
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .647
a
.419 .412
1.33735 2.114
a. Predictors: Constant, Gaya_Hidup, Kepercayaan b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
Berdasarkan Hasil Uji Determinasi R² pada Tabel 4.16 diketahui bahwa nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,412 artinya, variabel Kepercayaan X
1
dan variabel Gaya Hidup X
2
, memiliki kontribusi positif sebesar 0,412 atau sebesar 41,2 terhadap variabel Keputusan Pembelian Y. Sedangkan sisanya
sebesar 58,8 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti Merek, Informasi, Promosi, Harga dan Teknologi yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
75
4.2.4.4 Uji Beda Rata-Rata Independent Samples T-Test
Independent Sample T Test untuk menguji signifikansi beda rata-rata dua kelompok yang tidak saling terkait atau independen yaitu kelompok pria dan
kelompok wanita dalam melakukan keputusan pembelian. Hasil Independent Sample T Test
dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 4.17 Group Statistik Keputusan Pembelian Berdasarkan
Gender
Group Statistics
Gender N
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean Keputusan_Pembelian
Pria 61
28.6230 1.89881
.24312 Wanita
97 28.4742
1.64629 .16716
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 4.17 menunjukkan bahwa jumlah responden dengan gender
Pria sebanyak 61 pengamatan dengan nilai rata-rata mean sebesar 28,6230, dan gender Wanita sebanyak 97 pengamatan dengan nilai rata-rata
mean sebesar 28,4742. Dengan demikian, terlihat bahwa jumlah pengamatan didominasi gender Wanita namun nilai rata-rata mean gender Pria dalam
melakukan keputusan pembelian lebih besar sedikit dibanding gender Wanita.
Tabel 4.18 Hasil Pengujian
Independent Sample T Test
Independent Samples Test
Levenes Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95 Confidence
Interval of the Difference
F Sig.
t Df
Sig. 2-
tailed Mean
Difference Std. Error
Difference Lower Upper Keputusan_Pembelian Equal variances
assumed 1.882
.172 .521 156
.603 .14872
.28560 -.41541 .71286 Equal variances
not assumed .504 114.187
.615 .14872
.29504 -.43573 .73318
Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015
76
Hasil uji beda dengan Independent Sample T Test menunjukkan bahwa nilai F Levene’s Test for Equality of Variances sebesar 1,882 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,172 0,05. Dengan demikian, terlihat bahwa tidak ada perbedaan varian antar kedua kelompok. Nilai thitung sebesar 0,512 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,603 0,05. Dengan demikian sesuai dengan kriteria pengujian maka H
diterima dan H
1
ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata keputusan pembelian secara online berdasarkan gender.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online
Kepercayaan merupakan faktor yang sangat penting dalam keputusan pembelian secara online. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kepercayaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara online. Kepercayaan masyarakat Medan Baru secara umum terhadap online shop maupun
produk-produk yang dijual secara online relatif baik, hal ini terlihat dari distribusi jawaban responden yang sebagian besar menyatakan “Setuju” untuk penyataan
mengenai kepercayaan yang diajukan dalam kuesioner penelitian. Namun meskipun mayoritas responden memiliki tingkat kepercayaan yang
relatif baik terhadap online shop, masih ditemukan sebagian responden yang kurang percaya terhadap online shop terutama mengenai kesuaian barang yang
dibeli dengan harapannya. Beberapa responden menilai bahwa barang yang diterima terkadang kurang sesuai dengan yang dipesan sehingga terkadang
responden merasa kecewa ketika menerima barang yang dibeli tidak seperti yang
77
dilihat pada situs online yang menawarkan barang tersebut. Hal-hal seperti ini tentunya berdampak pada berkurangnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
penyedia online shop. Secara umum hal-hal yang membuat respoden memiliki kepercayaan
terhadap online shop terutama adalah faktor kejujuran penyedia online shop itu sendiri dalam melayani pembeli secara online dan produk-produk yang
ditawarkannya. Kepercayaan responden akan semakin baik jika mengetahui dari pembeli lain bahwa membeli barang dari online shop aman dan telah
dibuktikannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Sumarwan dalam Sangadji dan Sopiah 2013 “kepercayaan merupakan kekuatan bahwa suatu produk memiliki atribut tertentu. Kepercayaan itu sering disebut
perkaitan objek-atribut tertentu object-attribute linkage, yaitu kepercayaan konsumen tentang kemungkinan adanya hubungan antara sebuah objek dengan
atributnya yang relevan”. Ketika seorang berbelanja online, hal utama yang menjadi pertimbangan seorang pembeli adalah apakah mereka percaya kepada
website yang menyediakan online shopping dan penjual online pada website tersebut. Selanjutnya, kepercayaan pembeli terhadap penjual online terkait dengan
keandalan penjual online dalam menjamin keamanan bertransaksi dan meyakinkan transaksi akan diproses setelah pembayaran dilakukan oleh pembeli.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardiawan 2013 yang berjudul “Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan, dan
Kualitas Informasi Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online Studi Pada
78
Pengguna Situs Jual Beli Online toko bagus.com. hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variable kepercayaan menunjukan hasil yang paling dominan
dalam mempengaruhi keputusan pembelian.
4.3.2 Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online
Pergeseran perilaku konsumen mendorong terjadinya perubahan gaya hidup modern pada masyarakat khususnya di perkotaan. Gaya hidup modern yang
serba cepat dan praktis juga terlihat dari kebiasaan berbelanja masyarakat yang sebelumnya hanya berbelanja secara konvensional di pasar atau toko sudah mulai
melakukan pembelian secara online karena dinilai lebih praktis dan modern. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa gaya hidup memiliki
pengaruh yang bernilai positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara online pada masyarakat Medan Baru. Mayoritas responden menyukai
berbelanja secara online karena dinilai praktis, dan modern serta dinilai lebih bergengsi dibanding berbelanja secara konvensional. Terlebih bagi responden
yang memiliki tingkat kesibukan yang tinggi sehingga kurang memiliki waktu untuk berbelanja secara konvensional di toko.
Secara umum responden yang dengan mudah dapat terhubung dengan akses internet setiap hari memudahkan responden untuk berbelanja secara online.
Sehingga aktivitas belanja online menjadi menyenangkan serta mampu memberikan konsumen berbagai informasi yang ter update mengenai bebagai
produk yang ditawarkan sehingga berbelanja secara online menjadi trend belanja yang terus meningkat. Dengan demikian, gaya hidup masyarakat Medan Baru
79
mampu memberikan pengaruh yang positig terhadap keputusan pembelian secara online
. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kotler
dan Amstrong 2008 yang menyatakan bahwa Keputusan individu dalam melakukan pembelian bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor pribadi berbeda-beda
antara satu individu dengan individu lainnya salah satunya adalah faktor gaya hidup. Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam
kegiatan, minat, dan pendapatnya. Gaya hidup akan sangat mempengaruhi pola tindakan dan perilaku individu.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari 2014 dengan judul “Analisis Pengaruh Iklan Advertising, Gaya Hidup
Lifestyle Dan Kelompok Referensi Reference Group Terhadap Keputusan Pembelian Produk Blackberry Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Variabel gaya hidup, merupakan variable yang dominan dalam penelitian ini. Sedangkan variable iklan
tidak berpengaruh secara signifikan dan positif. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Anoraga dan Iriani 2013 yang
berjudul “Pengaruh Gaya Hidup dan Kelompok Acuan Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Samsung Galaxy”. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa gaya hidup merupakan variable yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian Smartphone Samsung Galaxy.
80
4.3.3 Keputusan Pembelian Secara Online Berdasarkan Gender
Pembelian secara online dapat dilakukan oleh pria maupun wanita. Hasil pengujian dengan menggunakan Independent Sample T Test menunjukkan bawa
tidak ada perbedaan nilai rata-rata mean yang signifikan keputusan pembelian antara pria dan wanita. Meskipun responden dalam penelitian ini mayoritas adalah
responden wanita namun dalam pengambilan keputusan pembelian secara online tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan responden pria.
Hal ini umumnya karena masyarakat Medan Baru yang dijadikan responden dalam penelitian ini relatif memiliki lingkungan sosial yang sama,
budaya yang sama, serta aktivitas yang relatif sama. Hal lainnya adalah barang- barang yang dijual secara online umumnya adalah barang-barang yang dibutuhkan
atau dapat digunakan oleh pria maupun wanita serta kemampuan untuk mengakses informasi melalui internet antara pria dan wanita relatif sama.
81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, Penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian hipotesis secara simultan atau bersama-sama Uji F
menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Kepercayaan dan variabel Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian
secara online. 2. Hasil pengujian secara parsial Uji t Kepercayaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian secara online. Gaya Hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian secara
online .
3. Hasil Uji Determinasi R² menunjukkan adanya kontribusi antara variabel Kepercayaan dan Gaya Hidup sebesar 0,412 atau sebesar 41,2 terhadap
Keputusan Pembelian secara online dan sisanya 58,8 dipengaruhi faktor- faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian.
4. Pengujian dengan Independent Sample T Test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata keputusan pembelian secara oneline
berdasarkan gender pada masyarakat Medan Baru.
82
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan, pembahasan, Penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pembelian secara online
, penyedia online shop sebaiknya lebih meningkatkan pelayanan yang profesional terutama mengenai kejujuran dalam bertransaksi,
keamanan transaksi pembeli, kesesuaian produk yang ditawarkan dengan produk yang dikirim kepada pembeli serta diharapkan lebih memberikan
edukasi kepada masyarakat mengenai online shop tentang tata cara aman bertransaksi, kemudahan yang diberikan, dan jaminan keamanan belanja
secara online. 2. Online Shop sebaiknya dapat memahami kebutuhan konsumen terutama
memahapi gaya hidup konsumen yang menjadi segmen pasarnya dengan menyediakan informasi yang relevan dan akurat, produk yang berkualitas,
serta memberikan kemudahan dalam melakukan belanja online. 3. Bagi Pemerintah khususnya pihak-pihak yang terkait diharapkan dapat
meningkatkan pengawasan terhadap online shop serta menegakkan aturan hukum yang jelas tentang transaksi elektronik sehingga konsumen lebih
nyaman dalam berbelanja secara online dan lebih terlindungi. 4. Bagi peneliti lanjutan, diharapkan agar menambah variabel lain yang
relevan dengan penelitian agar diperoleh hasil penelitian yang lebih sempurna.
83
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Muhammad Taufiq, 2005. Dinamika Pemasaran, Grafindo Persada, Jakarta.
Anoraga, Bintang Jalasena dan Sri Setyo Iriani, 2013. Pengaruh gaya Hidup dan Kelompok Acuan Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek
Samsung Galaxy , Jurnal Ilmu Manajmen Volume 1 Nomor 4.
Boyd, Harper W, dkk. 2000. Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategis dengan orientasi Global,
Erlangga, Jakarta. Ferrinadewi, Erna, 2008. Merek dan Psikologi Konsumen, Edisi Pertama, Graha
Ilmu, Yogyakarta. Ginting, Paham dan Syafrizal Helmi Situmorang, 2008. Filsafat Ilmu dan Metode
Riset , USU Press, Medan.
Hardiawan, Anandya Cahya, 2013. Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan, dan Kualitas Informasi Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online Studi
Pada Pengguna Situs Jual Beli Online tokobagus.com , Skripsi, Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Krishnan, Jayasree, 2011. Lifestyle – A Tool for Understanding Buyer Behavior,
International Journal of Economics and Management Volume 5 Nomor 1, pp: 283-298.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi Kedua Belas Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Lecinsky, Jim, 2011. Zmot: Winning The Zero Moment Of Truth. Luthfiya, Jihan, 2014. Pengaruh Pemasaran Online Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Siswai SMA Yayasan Pendidikan Harapan 3 Medan ,
Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Mahkota, Andy Putra, Imam Suyadi dan Riyadi, 2014. Pengaruh Kepercayaan
Dan Kenyamanan Terhadap Keputusan Pembelian Online Studi Pada Pelanggan Website Ride Inc
, Jurnal Administrasi Bisnis JAB Vol. 8 No. 2.
Mandey, L. Silvya, 2009. Pengaruh Faktor Gaya hidup Terhadap keputusan Pembelian Konsumen
, Jurnal 6 1. Mangkunegara, A.A. Anwar P., 2009. Perilaku Konsumen, Cetakan Ke Empat,
84
Refika Aditama, Bandung. Manurung, Haryati, 2013. Pengaruh Diversifikasi Produk terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Merek Honda pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Mowen, JC dan Michael Minor, 2002. Perilaku Konsumen, Edisi Kelima Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Nasr, Mohamed dan Saira Khan, 2011. Impact Of Pakistan Women On Their Buying
, Jurnal 72. Prabowo dan Suwarsi, 2009. Pengaruh Shopping Orientations dan Gender
Differences pada Online Information Search dan Online Purchase , Fokus
Manajerial, Vol. 7, No. 2. Sangadji, Mamang dan Sopiah, 2013. Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis
Disertai Himpunan Jurnal Penelitian, Andi Offset, Yogyakarta.
Sari, Ria Devi Novita, 2014. Analisis Pengaruh Iklan Advertising, Gaya Hidup Lifestyle Dan Kelompok Referensi Reference Group Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Blackberry Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Setiadi, Nugroho J., 2003. Perilaku Konsumen: Konsep Dan Implikasi Untuk Strategi Dan Penelitian Pemasaran,
Edisi Pertama, Kencana Pranada Media Group, Bogor.
_______, 2010. Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer Pada Motiv, Tujuan Dan Keinginan Konsumen,
Edisi Revisi, Kencana Pranada Media Group, Jakarta.
Situmorang, Syafrizal H, dan Muslich Lufti, 2014. Analisis Data : Untuk Riset Manajemen dan Bisnis,
Edisi Tiga, USU Press, Medan. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ke Enam Belas, Alfabeta,
Bandung. Suhari, Yones, 2013. Keputusan Membeli Secara Online dan faktor faktor yang
mempengaruhinya , Jurnal Teknologi Informasi, Dinamik Volume XIII No
2, hal 141. Supramono, 2003. Desain Proposal Penelitian Studi Pemasaran, Andi,
Yogyakarta.
85
Supranto, J. dan Limakrisna, Nandan, 2007. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran: Untuk Memenagkan Persaingan Bisnis
, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Suryani, Tatik, 2013. Perilaku Konsumen Di Era Internet, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Zhang, Xiaoni, Victor R. Prybutok and David Strutton. 2007. Modeling Influences On Impulse Purchasing Behaviors During Online Marketing Transaction
. Journal of Marketing Theory and Practice, 151.
SITUS INTERNET : www.apjii.or.id di akses tanggal 6 september 2014
www.wikipedia.org di akses tanggal 6 september 2014 www.merdeka.com di akses tanggal 6 september 2014
www.harianti.com diakses tanggal 6 september 2014 www.scribd.com diakses tanggal 21 september 2014
www.lenterakecil.com diakses tanggal 21 September 2014
86
Lampiran
1. KUESIONER
No. Urut: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN GAYA HIDUP TERHADAP
KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK SECARA ONLINE BERBASIS GENDER PADA MASYARAKAT
DI KECAMATAN MEDAN BARU KOTA MEDAN
1. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Jenis kelamin : Pria Wanita
3. Umur :
Tahun BARANG APA YANG ANDA BELI SECARA ONLINE boleh lebih
dari satu Pakaian
Sepatu Tas
Aksesoris Elektronik
Lainnya sebutkan_______________________
SAYA SUDAH____KALI MEMBELI BARANG SECARA ONLINE isi dengan angka
BERAPA JAM YANG ANDA HABISKAN UNTUK BERINTERNET SEHARI?
☐4 Jam ☐ 5 – 8 Jam
☐9 – 12 Jam ☐12 Jam
BERAPA LAMA WAKTU YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN PENCARIAN INFORMASI PRODUK SECARA
ONLINE 1 jam
2-4 jam 5-8 Jam
8 jam
87
MESIN PENCARIAN INFORMASI APA YANG ANDA GUNAKAN UNTUK MELAKUKAN PENCARIAN INFORMASI TENTANG
PRODUK ONLINE Google
Bing Yahoo Youtube
MEDIA ELEKTRONIK APA YANG ANDA GUNAKAN UNTUK MEMBELI PRODUK SECARA ONLINE?
PC Laptop Smartphone Tablet
II. PETUNJUK PENGISIAN
Pada lembaran ini terdapat beberapa pernyataan yang harus saudarai isi. Kepada saudarai diminta untuk menjawab seluruh pernyataan yang ada
dengan jujur dan sebenarnya. Silahkan pilih jawaban yang paling sesuai dengan memberikan tanda
√ pada pilihan jawaban yang tersedia. Keterangan:
SS
= Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
III. DAFTAR PERNYATAAN
1. Variabel Kepercayaan