Hakikat Kurikulum PKn Kajian Teori

Tujuan dari pendidikan Sekolah Dasar teruraikan seperti berikut : a. Membekali kemampuan untuk membaca, menulis, serta berhitung. b. Memberikan wawasan serta keterampilan dasar yang berguna untuk siswa berdasarkan tingkat perkembangan yang bersangkutan. c. Proses mempersiapkan siswa untuk mengikuti jenjang pendidikan di sekolah lanjutan tingkat pertama SLTP. Sekolah dasar bisa didefinisikan sebagai kegiatan yang dalam hal ini mendasari 3 tiga aspek dasar, yakni pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketiga aspek tersebut adalah landasan pendidikan yang paling penting. Manusia membutuhkan prilaku atau sikap hidup yang positif untuk bisa menjalani kehidupan secara baik dan tentram. Manusia juga membutuhkan dasar-dasar pengetahuan suapaya ketika berinteraksi tidak buta informasi. Selain itu, setiap manusia juga membutuhkan keterampilan.

2.1.2 Hakikat Kurikulum PKn

2.1.2.1 Pengertian Kurikulum Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Alberty dalam Susilana dan Hernawan, 2011: 2 memandang kurikulum sebagai kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah. Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas. Hasan dalam Chamisijatin, 2008: 1.6 mengemukakan bahwa suatu kurikulum bersifat fleksibel, yang mengandung dua posisi. Posisi pertama berhubungan dengan fleksibilitas sebagai suatu pemikiran kependidikan bagi pendidikan dan pelatihan. Pengertian kedua yaitu sebagai kaidah pengembang kurikulum. Terdapatnya posisi pengembang ini karena adanya perubahan pada pemikiran kependidikan atau kepelatihan. Dari uraian tersebut, peneliti menyimpulkan kurikulum adalah seperangkat rencana yang disusun untuk dijadikan pedoman yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah yang bersifat fleksibel. 2.1.2.2 Kurikulum PKn Kurikulum PKn adalah acuan untuk mewujudkan tujuan pembelajaran pendidikan Kewarganegaraan yang merangsang siswa untuk memiliki kecakapan berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif. Di samping itu untuk meningkatkan partisipasi aktif dan rasa bertanggung jawab serta membiasakan bertindak cerdas dalam kegiatan masyarakat dalam menanggapi isu-isu kewarganegaraan Ruminiati, 2007. Winataputra dalam Ruminiati, 2007 kemasan kurikuler pendidikan pancasila secara historis kurikuler telah mengalami pasang surut. Dalam kurikulum sekolah sudah dikenal mulai dari Civics tahun 1962, Pendidikan Kewargaan Negara dan Kewargaan Negara tahun 1968, Pendidikan Moral Pancasila tahun 1975, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tahun 1994, dan Pendidikan Kewarganegaraan tahun 2003. 2.1.2.3 Pengembangan Kurikulum Pkn di SD Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian Ruminiati, 2007. Pengembangan kurikulum dilakukan oleh sekolah dan komite sekolah didasarkan pada prinsip-prinsip sesuai dengan Permendiknas No 22 Tahun 2006 yaitu: 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 2. Beragam dan terpadu. Pengembangan kurikulum perlu memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat serta status social ekonomi dan gender. 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Pengembangan kurikulum didasarkan atas kesadaran bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni berkembang secara dinamis sehingga semangat dan isi kurikulum akan mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan iptek dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum melibatkan seluruh stake holder untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan. Pengembangan kurikulum disesuaikan dengan subtansi yang mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan serta mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan. 6. Belajar sepanjang hayat. Pengembangan kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Pengembangan kurikulum memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2.1.2.4 Prinsip-prinsip Kurikulum PKn Prinsip penyajian dalam PKn menurut Wahab dalam Fathurrohman dan Wuryandani, 2010: 25 ada empat yaitu sebagai berikut: a. Dari mudah ke sukar Prinsip ini digunakan dalam pengajaran khususnya dalam pendidikan nilai, moral, dan teori-teori pendidikan. Untuk memahami hal-hal yang bersifat sukar dimulai dari yang bersifat mudah. Apabila di lihat dari prinsip perkembangan anak, prinsip ini memang sangat tepat untuk siswa SD. b. Dari sederhana ke rumit Prinsip ini pada dasarnya adalah konsep atau nilai dan moral yang berkenaan dengan pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-haari. Jadi konsep atau nilai dan moral temasuk dalam hal ketrampilan skill mulai dari yang sederhana ke yang rumit. c. Dari yang bersifat konkret ke abstrak Siswa SD pada prinsipnya lebih mudah menaangkap hal-hal yang sifatnya kongkrit dari pada yang sifatnya abstrak. Guru dapat memberikan contoh-contoh sederhana yang dapat di tiru oleh siswa. Media sangat di perlukan untuk mengkongkritkan sesuatu hal yang di rasa sangat di perlukan guna mempermudah pemahaman siswa. d. Dari lingkungan paling dekat ke lingkungan lebih luas Lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak adalah lingkunga keluarga. Dalam keluarga anak lebih banyak melakukan interaksi. Namun apakah lingkungan keluarga menjadi lingkungan pertama dan utama dalam memperoleh pendidikan.

2.1.3 Belajar dan Mengajar