memenuhi berbagai kebutuhan siswanya. Berikut menurut Sardiman 2011 ringkasan tentang beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan di sekolah dalam
mengaplikasikan teori kebutuhan Maslow: a.
Kebutuhan Fisiologis, seperti dengan penyediaan ruang kelas dengan kapasitas yang memadai.
b. Kebutuhan akan rasa aman, dengan sikap guru yang menyenangkan dan
menunjukkan penerimaan terhadap siswa. c.
Kebutuhan akan rasa dicintai, seperti dengan menciptakan hubungan baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa sehingga saling mengasihi satu
sama lain. d.
Kebutuhan akan harga diri, dengan mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan yang dimiliki siswanya serta mengembangkan
sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. e.
Kebutuhan aktualisasi diri, dengan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan yang terbaik serta memberikan kebebasan kepada siswa
untuk menggali dan menjelajah kemampuna dan potensi yang dimilikinya.
2.2 Kajian Empiris
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penguasaan keterampilan bertanya guru antara lain sebagai berikut.
Penelitian pertama adalah penelitian dari Rahim, dkk. 2014. Kemampuan Guru dalam Menerapkan Keterampilan Bertanya Pada Pelajaran IPS di Kelas IV
SDN 1 Duhiada Kabupaten Pohuwato. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa sangat antusias dalam belajar dengan menjawab pertanyaan guru pada saat
pembelajaran, dikarenakan guru menerapkan kemampuan mengajar yang interaktif kepada siswa. Keterampilan bertanya dasar telah dilakukan oleh guru
akan tetapi guru lebih cenderung langsung melakukan pemindahan giliran tanpa memberikan kesempatan waktu berfikir kepada siswa. Adapun keterampilan
bertanya lanjutan guru memberikan pertanyaan dengan membuat kondisi kelas dalam suasana menyenangkan agar terjadinya interaksi antar siswa.
Penelitian kedua adalah adalah penelitian dari Taufik. 2013. Kemampuan Guru Menerapkan Keterampilan Bertanya Pada Pelajaran Sosiologi Di Kelas IX
SMA Islamiyah Pontianak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan bertanya pada pelajaran sosiologi di kelas
XI SMA Islamiyah Pontianak sebagian besar sudah dilaksanakan oleh guru pelajaran sosiologi, akan tetapi ada sebagian komponen keterampilan bertanya
dasar yang tidak dilaksanakan yaitu pemusatan dan pemberian tuntunan. Serta kemampuan guru menerapkan keterampilan bertanya lanjutan sudah terlaksana,
namun masih ada beberapa komponen yang masih belum terlaksana dengan baik. Penelitian ketiga adalah penelitian dari Asmira,dkk. 2014. Analisis
Keterampilan Bertanya Oleh Guru Mata Pelajaran Sosiologi Pada Kelas X MAS Khulafaur Rasyidin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan bertanya
oleh guru mata pelajaran sosiologi pada kelas X MAS Khulafaur Rasyidin Kabupaten Kubu Raya belum optimal. Hal ini terlihat dari kedua aspek penilaian
keterampilan bertanya, guru hanya memenuhi satu aspek saja yaitu keterampilan bertanya tingkat dasar. Dilihat dan diperoleh dari kemampuan dan keterampilan
guru dalam bertanya tingkat dasar pada saat proses pembelajaran, guru sering
memberikan pertanyaan dan menanggapi pertanyaan siswa dengan baik. Keterampilan bertanya tingkat lanjut, yang dilakukan oleh guru bidang studi
sosiologi masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat pada saat guru memberikan pertanyaan kepada siswa pada tingkat kognitif,guru masih belum optimal atau
belum menguasai sepenuhnya tentang pengaturan urutan pertanyaan dari tingkat kognitif.
Penelitian keempat adalah penelitian penelitian dari Ermasari,dkk. 2014. Kemampuan Bertanya Guru IPA dalam Pengelolaan Pembelajaran. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kemampuan bertanya guru belum optimal. Hal ini ditunjukkan dari jenis pertanyaan guru yang didominasi pertanyaan kognitif
tingkat rendah dan teknik bertanya guru yang belum efektif. Ketidakefektifan teknik bertanya guru, ditunjukkan dari penyebaran pertanyaan yang belum merata,
pemberian tanggapan yang belum baik serta masih munculnya kebiasaan guru yang mengganggu jalannya diskusi. Hambatan yang dialami guru dalam
mengajukan pertanyaan, yaitu pemahaman tentang jenis-jenis pertanyaan yang masih kurang, kurangnya perencanaan pertanyaan yang akan diajukan, kurangnya
pelatihan tentang keterampilan bertanya dan kurangnya kesadaran guru akan hambatan yang dialaminya.
Penelitian kelima adalah penelitian dari Husnawati,dkk. 2014. Analisis Teknik Bertanya Calon Guru Biologi dalam Mengembangkan Keterampilan
Berpikir Siswa untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan dimensi pengetahuan, hanya 25,53 dari total guru yang
mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa, 2,16 dimensi proses
kognitif, dan 4,32 aspek Keterampilan Proses Sain. Selanjutnya diperoleh bahwa distribusi pertanyaan guru tidak merata dan hanya 53,33 dari total guru
yang memiliki kemampuan bertanya yang mampu keterampilan berpikir siswa. Teknik bertanya yang digunakan guru yaitu teknik probing 13,33 dan teknik
redirecting 86,67. Lebih lanjut, hanya 13,33 dari total guru yang mengajukan pertanyaan dengan kriteria yang sesuai dan hanya 1,48 dari total
guru yang memiliki teknik bertanya yang dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan hasil belajar siswatingkat korelasi rendah.
Penelitian keenam adalah penelitian oleh Dara, dkk. 2013. Hubungan Antara Keterampilan Menjelaskan dan Bertanya Guru dengan Prestasi Belajar
Siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa 1 terdapat hubungan yang positif antara keterampilan menjelaskan dengan prestasi belajar IPS dengan
koefisien korelasi r sebesar 0,739; 2 terdapat hubungan yang positif antara keterampilan bertanya dengan prestasi belajar IPS dengan koefisien korelasi r
sebesar 0,713; 3 terdapat hubungan yang positif antara kemampuan guru dalam keterampilan menjelaskan dan bertanya secara bersama-sama dengan prestasi
belajar IPS dengan koefisien korelasi R sebesar 0,749. Penelitian ketujuh yang dilakukan oleh Udi dan Star. 2011. The skill of
asking good questions in mathematics teaching. Hasil penelitian menjelaskan bahwa guru perlu memahami pentingnya pertanyaan yang baik dalam
keterampilan bertanya pada mata pelajaran matematika. Untuk mencapai hal tersebut, perlu merencanakan pengajaran dengan memilih item pertanyaan yang
sesuai dengan populasi siswa, tujuan pembelajaran, kebutuhan yang berbeda dan gaya guru sendiri dalam mengajar.
Penelitian kedelapan adalah penelitian dari Shahrill. 2013. Review of Effective Teacher Questioning in Mathematics Classrooms. Hasil penelitian
menjelaskan bahwa dalam keterampilan bertanya, guru harus menggunakan pertanyaan dengan tepat. Beri waktu beberapa detik untuk mendapatkan jawaban
siswa dengan tepat. Struktur pertanyaan yang dibuat oleh guru juga harus memastikan paritisipasi siswa yang luas, fleksibel, terbuka, dan tidak menghakimi
terhadap responjawaban siswa.
2.3 Kerangka Berpikir