4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Tabel 4.6
Rangkuman Hasil Penelitian
Sumber: Data yang telah diolah
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis penelitian, dengan melihat dari rasio profitabilitas perusahaan maka tidak terdapat perbedaan
signifikan rasio profitabilitas setelah adanya privatisasi yang mewujudkan GCG. Untuk nilai rata-rata masing-masing rasio tersebut, rasio ROA dan ROE
mengalami peningkatan yang tidak signifikan, sedangkan rasio NPM mengalami sedikit penurunan yang tidak signifikan.
Hasil pengujian tersebut menandakan bahwa adanya implementasi GCG berpengaruh terhadap kinerja rasio ROA yang telah menyebabkan perusahaan
meningkatkan asset yang dimiliki. Selanjutnya untuk rasio ROE, peningkatan yang terjadi menandakan bahwa
implementasi GCG telah menyebabkan perusahaan mampu memperoleh laba bersih lebih banyak dari yang dimiliki sebelum implementasi GCG tersebut.
Sedangkan untuk rasio NPM, hasil pengujian menandakan adanya sedikit penurunan pada laba bersih perusahaan sesudah pajak setelah adanya
implementasi GCG tersebut.
BUMN Sektor
Telekomuni kasi
Rasio Profita
bilitas Rata-rata Nilai
Rasio Profitabilitas Hasil Uji
Paired Sample T-Test
t-tabel = 4,032
Ada Perbedaan
Tidak Ada
Perbedaan Sebelum
Sesudah
PT TELKOM
Tbk ROA
12,2667 14,0667
1,147 Tidak Ada
ROE 35,3333
36,6333 0,624
Tidak Ada NPM
20,3333 19,6333
0,635 Tidak Ada
Universitas Sumatera Utara
4.5 Pembahasan Pengelolaan Perusahaan
Tabel 4.7 Pengelolaan Perusahaan PT TELKOM Tbk
No Prinsip GCG
Indikator Sebelum GCG
Sesudah GCG Ada Tidak Ada
Ada Tidak Ada 1.
Transparansi Waktu
Penerbitan Laporan
Keuangan
Visi Perusahaan
Misi
Perusahaan
Sasaran
Perusahaan
Strategi
Perusahaan
Kondisi
Keuangan
Susunan
Pengurus
Pengelolaan
Resiko
Sistem
Pengawasan dan
Pengendalian Internal
Sistem Pelaksanaan
GCG
2. Akuntabilitas
Jumlah anggota komite audit
paling kurang 3 dan paling
banyak sama dengan jumlah
anggota direksi
Reward and Punisment
System
Universitas Sumatera Utara
3. Pertanggungja
waban Melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial
4. Kemandirian
RUPS minimal 1 Satu kali
dalam satu periode
5. Kewajaran
Keberadaan Dewan
Komisaris Independen
Uraian untuk memberikan
kesempatan kepada seluruh
stakeholders untuk
memberikan masukan dan
menyampaikan pendapat bagi
kepentingan perusahaan
serta mempunyai
homepage sebagai akses
informasi
Sumber : Data yang telah diolah
4.5.1 Pengelolaan Perusahaan Sebelum Good Corporate Governance
1. Transparansi
Transparansi atau keterbukaan menjadi pengharapan yang sangat besar bagi setiap orang untuk mengetahui dan memahami sejauh mana sebuah
perusahaan di dalam mengelola perusahaannya. Beberapa indikator yang menjadi ukuran dalam melakukan penilaian terhadap penerapan prinsip
Universitas Sumatera Utara
transparansi GCG dapat dilihat dari waktu penerbitan laporan keuangan, visi perusahaan, misi perusahaan, sasaran perusahaan, strategi perusahaan,
kondisi keuangan, susunan pengurus, pengelolaan resiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal serta sistem pengawasan GCG. Transparansi
merupakan prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan perusahaan yakni
informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai. Waktu penerbitan laporan keuangan dipaparkan
secara jelas di dalam laporan tahunan dimana laporan keuangan diterbitkan setiap triwulan dan juga terdapat laporan keuangan auditan.
TELKOM merupakan sebuah perusahaan yang memiliki visi dan misi yang baik sehingga perusahaannya lebih terkoordinir untuk melaksanakan
segala program kerjanya. Perusahaan tersebut juga memiliki sasaran perusahaan yang sangat jelas sehingga memiliki targetan yang cukup besar.
Strategi perusahaan yang dipaparkan juga terkait dengan segala hal yang perlu dilakukan untuk pencapaian sasaran perusahaan serta pencapaian visi
dan misi perusahaan tersebut. Di dalam strategi perusahaan dipaparkan secara jelas tentang strategi mengurangi berbagai risiko, strategi kesuksesan dalam
pengambilan keputusan dan berbagai strategi lainnya. Pada dasarnya, kondisi keuangan merupakan bagian yang sering
dianggap sebagai sesuatu yang sering fiktif. Namun, pemaparannya di dalam laporan tahunan adalah jelas sehingga tidak ada yang bersifat ditutup-tutupi.
Pada perusahaan TELKOM, kondisi keuangannya dipaparkan secara rinci
Universitas Sumatera Utara
dan terbuka. Selain itu, transparansi mengenai struktur organisasi juga terlihat jelas, sehingga susunan pengurus dipaparkan didalam laporan tahunan
tersebut. Susunan pengurus merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mengetahui sejauh mana perusahaan tersebut terkoordinir dengan baik.
Dalam pengelolaan resiko, di paparkan secara jelas di laporan tahunan TELKOM bahwa ada beberapa hal yang dilakukan untuk mengurangi
berbagai risiko yang mungkin terjadi di dalam perusahaan. Selain itu, sistem pengawasan dan pengendalian internal juga terdapat di dalam laporan
keuangan tersebut. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki sistem pengawasan dan pengendalian internal yang baik. Dengan
demikian, sistem pengawasan dan pengendalian internal cenderung menjadi tolak ukur yang mutlak untuk menentukan transparansi dari sebuah
perusahaan terutama terkait pelaporannya di dalam laporan tahunan.
2. Akuntabilitas
Selain transparansi, prinsip GCG lainnya adalah akuntabilitas. Pada dasarnya akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas dapat diukur dengan jumlah anggota
komite audit paling kurang 3 dan paling banyak sama dengan jumlah anggota direksi. Selain itu juga terdapat indikator yang lain yaitu Reward and
Punishment System. Pada TELKOM, anggota komite audit terdiri dari 7 orang yaitu 2 komisaris independen, 1 komisaris dan 4 anggota independen.
Sedangkan pada Reward and Punishment System yang diterapkan, TELKOM
Universitas Sumatera Utara
melakukan penyelarasan kebijakan di dalam akuntabilitas bekerja yang di paparkan di laporan tahunannya.
3. Pertanggungjawaban
Prinsip pertanggungjawaban yang selalu diutamakan oleh TELKOM adalah dengan menyesuaikan dan mematuhi pengelolaan perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Setiap pihakbagian memiliki tugas dan fungsi masing-masing
yang terpisah, di mana alokasi tanggung jawab masing-masing secara jelas tercantum dalam kebijakan peraturan perusahaan.
TELKOM merupakan sebuah perusahaan yang melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Tanggung jawab sosial merupakan ukuran bagi
prinsip pertanggungjawaban. TELKOM melaksanakan tanggung jawab sosialnya dengan baik yaitu adanya pertanggungjawaban sosial CSR yang
di paparkan di dalam laporan tahunan sebagai bentuk ukuran dan penilaian bahwa perusahaan tersebut tidak hidup untuk dirinya sendiri tetapi juga
menyelesaikan kewajiban sosialnya yang merupakan bagian dari hak masyarakat.
4. Kemandirian
Prinsip berikutnya adalah prinsip yang keempat yaitu prinsip kemandirian. Prinsip ini merupakan prinsip penting dalam penerapan GCG di
Indonesia. Independensi atau kemandirian adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruhtekanan dari pihak manapun yang bertentangan dengan peraturan
Universitas Sumatera Utara
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Prinsip ini diukur hanya dengan satu indikator yaitu RUPS minimal 1 satu
kali dalam satu periode. RUPS merupakan rapat umum pemegang saham yang memang seharusnya dilakukan minimal satu kali dalam satu periode. Di
dalam laporan tahunan perusahaan TELKOM, dipaparkan bahwa RUPS dilakukan sekali pada tahun 2005 dan RUPST dilakukan pada tanggal 24 juni
di tahun yang sama.
5. Kewajaran
Kewajaran merupakan bagian dari perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian
serta peraturan perundangan yang berlaku. Indikator yang digunakan pada prinsip kewajaran terdiri dari dua bagian yaitu yang pertama adalah
keberadaan dewan komisaris independen dan yang kedua adalah uraian untuk memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk memberikan
masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta mempunyai homepage sebagai akses informasi. Keberadaan dewan komisaris
independen dipaparkan di dalam laporan tahunan dengan terdapatnya 2 komisaris independen. Sedangkan uraian untuk memberikan kesempatan
kepada seluruh stakeholders untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta mempunyai homepage sebagai
akses informasi juga terdapat di dalam laporan tahunan tersebut. Dimana di dalamnya dijelaskan bahwa TELKOM memberikan perlakuan yang setara
baik kepada publik, otorisasi pasar modal, komunitas pasar modal, maupun
Universitas Sumatera Utara
pemegang saham serta TELKOM menyediakan website sebagai homepage akses informasi.
4.5.2 Pengelolaan Perusahaan Sesudah Good Corporate Governance
1. Transparansi
Indikator yang menjadi ukuran penerapan prinsip tranparansi setelah penerapan GCG dapat dilihat dari waktu penerbitan laporan keuangan, visi
perusahaan, misi perusahaan, sasaran perusahaan, strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan pengurus, pengelolaan resiko, sistem pengawasan
dan pengendalian internal serta sistem pelaksanaan GCG. Di dalam laporan tahunan TELKOM tahun 2006 setelah penerapan
GCG, dipaparkan secara jelas waktu penerbitan laporan keuangan yaitu setiap triwulan sekali. Visi perusahaan adalah untuk menjadi perusahaan
InfoComm terkemuka di kawasan regional yang didukung oleh misi perusahaan yang memberikan pelayanan terbaik berupa kemudahan, produk
dan jaringan berkualitas dengan harga kompetitif. Sasaran perusahaan berkaitan dengan strategi perusahaan, dimana ada 3 ketetapan sasaran
strategis TELKOM, yaitu: i upaya untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan dan marjin laba yang berkelanjutan, ii upaya untuk
menciptakan nilai tambah value caption bagi segenap stakeholder, dan iii upaya untuk mencapai kualitas unggul quality excellence dari segi produk
dan layanan. Kondisi keuangan pada perusahaan TELKOM setelah GCG
dituangkan dalam laporan tahunan secara lebih jelas dan terbuka. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
didukung dengan berbagai komponen keuangan yang dipaparkan mulai dari ikhtisar keuangan, data keuangan, informasi keuangan serta laporan
keuangannya. Kemudian, lewat penataan struktur organisasi yang jelas, terdapat susunan pengurus yang ikut dituangkan di dalam laporan tahunan
tersebut. Di dalam melakukan pengelolaan resiko di paparkan bahwa TELKOM
mempertimbangkan pertimbangan yang diambil dengan penilaian terhadap resiko apa saja yang akan muncul atau dikenal dengan prinsip check
balance. Selain itu, TELKOM juga membentuk Komite Pengkajian Perencanaan dan Resiko KPPR yang dimulai pada tanggal 19 Mei 2006.
Untuk sistem pengawasan, ditempatkan manajemen perusahaan sebagai penanggung jawab untuk menyelenggarakan dan melaksanakan pengendalian
internal atas pelaporan keuangan yang layak. Kemudian, sistem pelaksanaan GCG dipaparkan secara jelas pada laporan tahunan dengan mendeskripsikan
kelima prinsip pengelolaan perusahaan yang baik.
2. Akuntabilitas
Prinsip akuntabilitas diukur dengan melihat jumlah anggota komite audit paling kurang 3 dan paling banyak sama dengan jumlah anggota
direksi. Selain itu, juga terdapat indikator yang lain yaitu Reward and Punishment System. Pada laporan tahunan TELKOM tahun 2006 terdapat 7
anggota komite audit yang terdiri dari 2 komisaris independen, 1 komisaris dan 4 anggota independen. Kemudian, Reward and Punishment System
diterapkan kepada karyawan yang dikaitkan dengan kebijakan kompensasi
Universitas Sumatera Utara
yang berlaku di internal perusahaan agar terjadinya peningkatan kinerja SDM.
3. Pertanggungjawaban
Prinsip pertanggungjawaban dapat dilihat dengan salah satu indikatornya yaitu melaksanakan tanggung jawab sosial. Namun tidak hanya
itu saja, TELKOM juga dengan jelas mencantumkan kebijakan peraturan perusahaan yang di dalamnya tercantum masing-masing fungsi dan tanggung
jawab sesuai dengan pihak atau bagian yang memiliki tugas. Untuk tanggung jawab sosial, kebijakan diarahkan pada program
pendidikan, pengembangan masyarakat, pengembangan usaha kecil dan menengah serta berbagai kegiatan sosial lainnya yang dituliskan secara jelas
pada laporan tahunan TELKOM.
4. Kemandirian
Prinsip kemandirian diukur dengan salah satu indikator yaitu RUPS minimal 1 satu kali dalam satu periode. RUPS pada tahun 2006 dilakukan
pada tanggal 30 Juni. Selain RUPS, TELKOM juga melaksanakan aspek kemandiriannya pada bidang keuangan dan SDM.
5. Kewajaran
Pada prinsip kewajaran, terdapat 2 indikator yaitu yang pertama adalah keberadaan dewan komisaris independen dan yang kedua adalah uraian untuk
memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta
mempunyai homepage sebagai akses informasi. Terdapat 2 komisaris
Universitas Sumatera Utara
independen yang dipaparkan di dalam laporan tahunan yang berarti TELKOM memenuhi pelaksanaan prinsip kewajaran dalam pengelolaan
perusahaan. Perlakuan yang setara baik kepada publik, otorisasi pasar modal, komunitas pasar modal, maupun pemegang saham menjawab uraian untuk
memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders dalam memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan.
Homepage sebagai akses informasi juga disediakan oleh TELKOM dengan berbagai website yang telah dibuat.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Rasio profitabilitas TELKOM sesudah privatisasi yang mewujudkan GCG
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan atau dapat dikatakan sama dan belum banyak mengalami perubahan positif setelah adanya
implementasi GCG. Pada ROA dan ROE terjadi peningkatan yang tidak signifikan, sedangkan pada NPM terjadi penurunan yang tidak signifikan.
2. Pada pengelolaan perusahaan TELKOM sebelum privatisasi yang mewujudkan GCG, pengelolaan perusahaannya sudah tergolong baik dimana
pada laporan tahunannya sudah dipaparkan banyak hal yang mendekati berbagai prinsip GCG. Sedangkan pada pengelolaan perusahaan TELKOM
sesudah privatisasi yang mewujudkan GCG, pengelolaan perusahaannya semakin baik dimana pada laporan tahunannya dipaparkan secara jelas dan
lengkap mengenai prinsip GCG yang dilaksanakan serta sesuai dengan ukuran indikator dari prinsipnya masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran