buah tidak pernah diberikan informasi mendetil tentang rencana dan tindakan yang harus dilakukan.
b. Demokratis Kepemimpinan ini menunjukan harkat manusia, yaitu terlihat pada
orientasi yang dimiliki, selalu memberikan bimbingan efisien kepada pengikut. Terhadap koordinasi pekerja pada setiap pengikut, dengan
menanamkan rasa tanggung jawab pada setiap bawahan dan mengutamakan kerjasama baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis tidak
terletak pada pemimpin secara formal akan tetapi terletak pada partisipasi aktif setiap individu dalam kelompok.
c. Leissez Faire Kepemimpinan ini seakan tidak memimpin. Pemimpin membiarkan
kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi dalam kegiatan kelompoknya dan eksistensinya hanya
sebagai simbol. Pemimpin tidak mempunyai kewibawaan sehingga tidak bisa mengontrol anak buah dan tidak memiliki kemampuan untuk
mengkoordinasi kerja atau menciptakan suasana kerja yang kooperatif.
F. Pengertian Akhlakul Karimah
Kata Akhlakul Karimah berasal dari bahasa arab yang dapat diartikan budii pekerti mulia atau tingkah laku mulia. Dalam al-munjid kata akhlak adalah
kata jamak yang berarti budi pekerti, tingkah lalku atau perangai dan akhlakul karimah berarti budi pekerti mulia, tingkah laku mulia, atau perangai mulia.
Dalam ensiklopedi Islam dikatakan adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah
tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian.
32
Ibnu Maskawih sebagai pakar dibidang akhlak mengatakan bahwa akhlak adalah “Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
pemikiran dan pertimbangan.”
33
Dari pengertian di atas terdapat persamaan yang berpangkal pada hati atau atas dasar kesadaran jiwanya tanpa memerlukan pertimbangan dan tanpa adanya
unsur pemaksaan, kemudian diwujudkan dalam perbuatan berulang-ulang sehingga menjadi adat yang kemudian menjadi adat yang kemudian menjadi sifat.
Sifat adalah sebagaian kepribadian. Sehingga sulit diubah karena telah tertanam dan menjadi kepribadian. Jika hal tersebut melahirkan pebuatan terpuji menurut
pandangan syariat Islam dan akal pikiran disebut Akhlakul Karimah.
G. Efektifitas Komunikasi Organisasi Kepemimpinan di Pemerintahan
Suatu organisasi pada dasarnya adalah suatu bentuk kerjasama dua orang atau lebih. baik yang disebut organisasi atau kelompok, tujuannya adalah untuk
mencapai sesuatu. Jika sesuatu yang ingin dicapai benar-benar tercapai, maka organisasi tersebut berjalan efektif. Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas
organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
32
Hasan Muarif Ambaru, Ensiklopedi Islam Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1992, Cet ke-7, h.102
33
Heny Narendrany Hidayati, Mengukur Akhlakul Karimah Mahasiswa Jakarta : UIN Press, 1999, h. 7
bila dilihat dari aspek segi keberhasilan pencapaian tujuan, maka efektifi tas adalah memfokuskan pada tingkat pencapaian terhadap tujuan organisasi.
Selanjutnya ditinjau dari aspek ketepatan waktu, maka efektifitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan tepat pada waktunya dengan
menggunakan sumber-sumber tertentu yang telah dialokasikan untuk berbagai kegiatan.
Pada sebuah organisasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan
tugas dan
penyelenggaraan pemerintahan,
dipengaruhi kepemimpinan, melalui kepemimpinan dan didukung oleh kapasitas organisasi
pemerintahan yang memadai, maka tata pemerintahan yang baik Good Governance akan terwujud, sebaliknya kelemahan kepemimpinan merupakan
salah satu sebab runtuhnya birokrasi di pemerintahan. Kepemimpinan Leadership dapat dikatakan sebagai cara dari seorang
pemimpin Leader dalam mengarahkan, mendorong, dan mengatur seluruh unsur-unsur di dalam kelompok atau organisasinya untuk mencapai suatu tujuan
organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan kinerja pegawai yang maksimal. Dengan meningkatnya kinerja pegawai berarti tercapainya hasil kerja
seseorang atau pegawai dalam mewujudkan organisasi. Pemimpin yang efektif adalah yang : 1 bersikap luwes, 2 sadar
mengenai diri, kelompok, dan situasi, 3 memberi tahu bawahan tentang setiap persoalan dan bagaimana pemimpin pandai dan bijak menggunakan
wewenangnya, 4 mahir menggunakan pengawasan umum dimana bawahan tersebut mampu dan mau mengerjakan sendiri pekerjaan harian
mereka sendiri dan mampu menyelesaikan pekerjaan dalam batas waktu yang ditentukan, 5 selalu ingat masalah mendesak, maupun keefektifan
jangka panjang secara individu maupun kelompok, 6 selalu mudah ditemukan bila bawahan ingin membicarakan masalah dan pemimpin
menunjukan minat dalam setiap gagasannya, 7 menepati janji yang
diberikan kepada bawahan, cepat menangani keluhan dan memberikan jawaban secara sungguh-sungguh dan memberikan jawaban secara
sungguh-sungguh dan tidak berbelit-belit, 8 memberikan petunjuk dan jalan keluar tentang metode atau mekanisme pekerjaan dengan cukup,
meningkatkan keamanan dan menghindari kesalahan semaksimal mungkin.
34
Sifat-sifat yang diidentifikasi berhubungan erat dengan kepemimpinan adalah : Kecerdasan, kemampuan untuk bergaul dengan orang lain, keterampilan
teknis dalam bidangnya, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan orang lain, kestabilan emosi dan kontrol pribadi, keterampilan perencanaan dan
pengorganisasian, keinginan yang kuat untuk menyelesaikan pekerjaan, kemampuan untuk menggerakan kelompok, kemampuan untuk berbuat secara
efektif dan efisien dan tegas. Seorang pemimpin dituntut untuk memiliki kredibilitas dan keilmuan yang mumpuni.
34
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004, h. 21
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Profil Walikota Tangerang