Strategi Asesmen Assesmen proses hasil pembelajaran melalui PTK di TK.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016 76 menyediakan terus menerus data formatif yang diperlukan untuk perencanaan keseharian RPPH dan data sumatif untuk laporan kumulatif rangkuman dan administratif pada jarak waktu yang dipilih mingguan, semester maupun tahunan. Asesmen pada anak TK yang tepat adalah asesmen , yaitu asesmen yang mengupayakan keadaan agar anak didik berperilaku seperti nalurinya alami, murni, asli, dan sebagaimana adanya sementara dia diakses. Deskripsi dan informasi yang diperoleh digunakan untuk menganalisi perkembangan dan belajar anak. Asesmen dilakukan utamanya melalui pengamatan dan pengambilan sampel karya kerja anak didik yang bertujuan dan bermakna, dan pendekatannya selalu menyadari asas perbedaan individu anak didik. Instrumen utamanya ialah individu penilainya yang sekaligus pendidiknya sendiri, yang harus bersikap objektif dengan menjaga diri dari bias dan selalu meningkatkan kepekaan melihat fakta pendidikan dalam proses perkembangan dan pembelajarannya, agar data informasi yang dieroleh menjadi valid dan terpercaya sebagi dasar pengambilan keputusan pendidikan bagi kepentingan anak didik. Kembangkan terus metode-metode beragam yang efektif dalam mengungkap fakta secara lengkap mengenai perkembangan dan belajar anak didik. Lakukan pengamatan berulang dan berkelanjutan prinsip komprehensif dan kontinuitas penilaian. Kalau asesmen terhadap anak didik dilakukan dengan baik maka akan dapat menjadi umpan balik yang bermanfaat bagi peninjauan kembali modifikasi kurikulum yang berlaku. Dalam merencanakan asesmen anak didik di TK haruslah lebih dahulu jelas A-B-D-nya, yaitu Apa yang mau diases, Bagaimana cara mengasesnya, dan akan Diapakan data dan informasi hasil pengasesan itu.

f. Strategi Asesmen

Strategi perang adalah seni menggerakkan dan mengerahkan pasukan dengan mempertimbangkan pemilihan tempat, waktu dan PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016 77 kondisi untuk menang. Memenangkan perang adalah tujuannya. Kondisi adalah keadaan yang dipersyaratkan untuk bisa terjadinya peristiwa perang untuk mencapai tujuan kemenangan. Strategi asesmen ialah seni mempertimbangkan pemilihan tempat, waktu dan kondisi keadaan yang dipersyaratkan agar terjadi peristiwa dalam mencapai maksud tujuan, yaitu: 1 memperoleh data informasi sebagai bukti adanya perubahan perkembangan dan kemajuan belajar anak didik; 2 menyiapkanmenyediakan data informasi terus- menerus tentang kinerja anak didik yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan evaluasi. Asesmen formal biasanya mengharuskan penggunaan tes baku standardized test dan sudah mempunyai norma umum yang berbeda dengan tes buatan guru atau pendidik walaupun guru tersebut sudah terlatih dengan norma, antara lain: norma kelaskelompok A atau B untuk TK tertentu. Asesmen formal umumnya dikategorikan sebagai berikut ini: 1 THB tes hasil belajar yang mengukur apa yang telah dipelajari anak didik atau keterampilan apa saja yang diperoleh dari suatu kegiatan pembelajaran. 2 Tes kesiapan yang mengasesmen keterampilan, pengetahuan, sikap atau perilaku anak yang dipersyaratkan, yang diperkirakan diperlukan oleh pembelajar untuk berhasil di sekolah TK. 3 Tes screening perkembangan adalah prosedur yang didesain untuk mengidentifikasi anak karena risiko masalah belajar yang mungkin terjadi atau kondisi yang makin cacat, hendaknya terus ke taraf asesmen diagnostic yang lebih intensif Meisels and Wiske, 1983.. 4 Tes diagnostic dan tes inleligensi untuk mengenali anak dengan kebutuhan khusus, menganalisis daerah masalahnya, memberi resep strategi penyembuhannya dan menentukan alternative jalan keluarnya, misalnya menempatkan ke sekolah khusus. Di samping masalah etika penggunaan tes buku sampai dengan penyetoran, pemaknaan dan pemanfaatan hasilnya, penggunaan tes PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016 78 baku bagi anak-anak akan berisiko, meskipun dalam bentuk tes kinerja performance test karena pemaknaannya tidak akurat, potensial menyesatkan, dan dinamisnya pertumbuhan dan perkembangan anak TK. Pada intinya penggunaan tes baku secara missal bagi anak-anak, secara tersirat inherent dapat menyebabkan efek latrogenic Meisels, 1992 yaitu konsekuensi negative yang tak diinginkan dengan hasil yang membahayakan sepanjang hayat. Latrogenic effect is an unintended negative consequences with life-long harmful outcomes Puckett, 1994:172. Terdapat beberapa alasan yang membuat orang mempertimbangkan penggunaan tes baku untuk mengakses anak, yaitu sebagai berikut: 1 Keterampilan anak-anak dalam menerima dan menyatakan pikiran dan perasaannya dengan kata-kata masih belum berkembang dengan baik 2 Kemampuan untuk menerima perintah atau petunjuk untuk melakukan tes masih belum dimiliki terutama tes yang dilaksanakan secara kelompok. 3 Anak kecil masih berjuang dengan berbagai isu psikososial, seperti kecemasan berpisah dengan orang tuanya, kesadaran berkelompok adanya pengelompokkan dan berpartisipasi, konsep diri dan harga diri. 4 Anak-anak mempunyai rentang perhatian yang singkat dan mudah terpengaruh pada suasana di sekelilingnya. 5 Kemampuan anak-anak untuk menggunakan peralatan tes, terutama kertas dan pensil serta peralatan lain yang canggih masih belum sempurna 6 Anak kecil membentuk konsep dan memproses informasi melalui pengalaman konkrit, sedangkan kebanyakan tes baku menuntut anak untuk dapat menggunakan symbol abstrak.

g. Asesmen Informal