Latar Belakang Gambaran Merokok sebagai Faktor Risiko Pada Penderita Karsinoma Laring di RSUP. H. Adam Malik Medan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker adalah sebuah penyakit umum disemua Negara di dunia dan banyak diderita pada umur 40 tahun keatas. Kemungkinan terbesar mendapat kanker pada umur diatas 60 tahun, dan memberikan kemampuan hidup survival rate 5 tahun hanya berkisar antara 9-32 pada wanita dan kurang lebih 9-42 pada pria Nuryakin, 2012. Kanker laring merupakan keganasan pada pita suara, kotak suara laring atau daerah lainnya di tenggorokan. Laring terbagi menjadi tiga daerah anatomi yaitu supraglotis, glotis dan subglotis. Kurang lebih 60 persen keganasan laring ditemukan di daerah glotis, 35 persen berasal dari daerah supraglotis dan hanya 5 persen berasal dari subglotis Hermani, 2007 . Di negara-negara maju rata-rata orang meninggal karena kanker adalah satu dari empat kematian 1:4. Di Eropa dan Amerika kanker laring merupakan penyakit kanker nomor satu dari bidang THT sedangkan di Indonesia nomor satu adalah kanker nasofaring dan kanker laring hanya menempati urutan ke-2 dan ke- 3 dari keganasan THT, tapi pada umumnya mempunyai prognosa yang kurang baik Nuryakin, 2012. Menurut laporan The American Cancer Society tahun 2006 di Amerika, tercatat 12.000 kasus baru dari 4740 kasus meninggal karena tumor ganas laring. 8,5 kasus karsinoma ditemukan per 100.000 penduduk laki-laki dan 1,3 kasus per 100.000 penduduk wanita per tahun. Sementara laporan WHO yang mencakup 35 negara memperkirakan 1,5 orang dari 100.000 penduduk meninggal karena tumor ganas laring. Untuk jenis kelamin, perbandingan penderita laki-laki dan perempuan berkisar antara 11:1 dimana terbanyak pada usia45-60 tahun. Penyebab kanker laring sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat berbagai macam faktor risiko yang terkait dengan perkembangan tumor ganas laring. Faktor lingkungan juga dapat dimasukan sebagai faktor risiko terjadinya keganasan laring, salah satu penyebabnya adalah udara. Udara yang kita hirup merupakan campuran dari berbagai komponen, yaitu oksigen, nitrogen dan uap air. Udara juga mengandung bahan lain berupa gas dan partikel yang berbahaya. Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang terjadi akibat kontaminasi udara adalah pengaruh asap rokok Drastyawan et al, 2001. Selama tahun 1950, mulai terbukti dengan cukup jelas bahwa asap rokok tembakau sebagai zat karsinogen. Karsinogen telah teridentifikasi dalam asap rokok tembakau, dan kondensasi asap rokok dapat menyebabkan terjadinya tumor ketika dioleskan pada kulit tikus percobaan. Pada akhir tahun 1950 tersebut, bukti yang meyakinkan tentang hubungan merokok dengan kanker paru dan kanker- kanker lainnya telah diperoleh dari penelitian-penelitian kasus kontrol dan kohort Vinies et al, 2004. Rokok adalah faktor risiko yang memiliki hubungan signifikan dengan keganasan laring. Dari studi yang dilakukan DeStefanie 1990 dan Maier 1991 secara terpisah ditemukan 97,2 dan 96,5 pasien dengan keganasan laring adalah perokok atau mantan perokok. Penelitian Wynder, menyebutkan terdapat peningkatan risiko sebesar 30 kali pada pria yang merokok sedikitnya 1,5 bungkus perhari selama lebih dari sepuluh tahun. Pada tahun 1986, International Agency for Research on Cancer IARC Working Group menemukan cukup bukti bahwa rokok dapat menyebabkan kanker pada manusia, dan disimpulkan bahwa merokok dapat menyebabkan tidak hanya kanker paru, tapi juga dapat terjadi pada saluran kemih, termasuk ginjal dan kandung kemih, saluran nafas bagian atas termasuk rongga mulut, faring, laring, esofagus, dan pankreas. Asap rokok mengandung lebih dari 4000 bahan campuran dan dalam analisis kimia diketahui telah teridentifikasi sedikitnya 50 jenis karsinogen. Dari penelitian yang ada karsinogen yang telah teridentifikasi adalah polycyclic aromatic hidrocarbon PAHs, nitrosamines, aromatic amines, aza-arenes, aldehydes, various organic compounds, inorganic compounds; seperti hidrazine dan beberapa logam, dan beberapa radikal bebas Amstrong et al, 2000; Drastyawan et al, 2001. Selain komponen gas, pada asap rokok terdapat komponen padat atau partikel yang terdiri dari nikotin dan tar. Tar mengandung bahan karsinogen, sedangkan nikotin merupakan bahan adiktif yang menimbulkan ketergantungan atau kecanduan. Karsinogen yang dibawa oleh udara dapat menginduksi kanker Zhuolin et al, 2005. Merokok sebagai faktor risiko, cukup berarti menyebabkan terjadinya kanker pada berbagai organ tubuh. Komponen isi rokok, termasuk nitrosamine dan formaldehyde yang mempunyai potensi karsinogenik. Menghisap rokok akan memberi pajanan karsinogenik yang ada di dalam rokok secara langsung terhadap laring, dengan demikian hubungan antara merokok dengan kanker laring secara biologik cukup dapat diterima. Latar belakang peneliti melakukan penelitian ini adalah disebabkan karena belum adanya penelitian terdahulu dan karsinoma laring menempati urutan kedua dan ketiga dari keganasan THT setelah karsinoma nasofaring di Indonesia serta peneliti ingin mengetahui gambaran perokok pada penderita karsinoma laring sebagai faktor risiko utama.

1.2 Perumusan Masalah