Nilai minimum dan maksimum adalah nilai terkecil dan terbesar pada data hasil pengukuran setelah data tersebut telah diurutkan.
Contoh : Nilai minimum dan maksimum pada data Diameter Genggaman Tangan adalah
Nilai Minimum = 3,90 dan Nilai Maximum = 4,20 c Nilai Standard Deviasi
Untuk menentukan nilai standard deviasi pada masing-masing pengukuran dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Contoh :
Nilai standard deviasi pada data Diameter Genggaman Tangan adalah :
1013 ,
1 13
023 ,
4 9
, 3
... 023
, 4
00 ,
4 023
, 4
00 ,
4
2 2
2
= −
− +
+ −
+ −
= σ
Perhitungan nilai rata-rata, nilai standard deviasi, nilai minimum dan maksimum hasil pengukuran seluruh dimensi tubuh dapat dilihat pada Tabel 5.22.
Tabel 5.22. Hasil Perhitungan
σ ,
X , X
min
dan X
max
pada Dimensi Anthropometri
No. Dimensi Anthropometri
Xrata2 σ
Xmin Xmax
1 Diameter Genggaman Tangan
4.023 0.1013
3.90 4.20
Sumber : Hasil Pengolahan Data
1
2
− −
=
∑
n X
X
i
σ
5.2.5.2. Uji Keseragaman Data Anthropometri
Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi. Apabila
dalam satu pengukuran dimensi terdapat satu atau lebih data yang tidak seragam atau dengan kata lain tidak berada dalam batas kontrol maka akan langsung
ditolak dan dilakukan revisi data dengan cara mengeluarkan data yang berada di luar batas kontrol tersebut dan melakukan perhitungan kembali.
Untuk menguji keseragaman data, digunakan peta kontrol dengan persamaan berikut ini :
σ σ
k X
BKB k
X BKA
− =
+ =
Jika BKB
X
min
atau BKA
X
max
maka data seragam Jika
BKB X
min
atau BKA
X
max
maka data tidak seragam Contoh :
Hasil uji keseragaman data pada Diameter Genggaman Tangan dengan
tingkat kepercayaan yang digunakan 95 diperoleh nilai k = 2 sehingga : 0.1013
2 4.023
2 +
= +
= σ
X BKA
= 4,2256 cm 0.1013
2 4.023
2 −
= −
= σ
X BKB
= 3,8205 cm Kesimpulan, karena hasil pengukuran menyatakan tidak terdapat data
Diameter Genggaman Tangan yang berada diatas BKA atau dibawah BKB, maka data hasil pengukuran yang dilakukan telah seragam. Peta kontrol untuk data
Diameter Genggaman Tangan dapat dilihat pada Gambar 5.13.
Peta Kontrol Untuk Data Diameter Genggaman Tangan
3,60 3,70
3,80 3,90
4,00 4,10
4,20 4,30
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11
12 13
Operator Di
m e
n s
Dimensi BKA
BKB
Gambar 5.13. Peta Kontrol untuk Data Diameter Genggaman Tangan
Dengan cara yang sama seperti di atas, maka hasil uji keseragaman data yang diperoleh pada masing-masing dimensi anthropometri dapat dilihat pada
Tabel 5.23.
Tabel 5.23. Hasil Perhitungan Uji Keseragaman Data Anthropometri No
Dimensi Anthropometri σ
Xmin Xmax BKA
BKB Out of
Control
1 Diameter Genggaman Tangan
4.023 0.1013 3.90
4.20 4.2256
3.8205 -
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari perhitungan pada Tabel 5.23. dapat di lihat bahwa semua data sudah seragam dan tidak ada yang out of control sehingga tidak perlu dilakukan lagi
revisi data.
X
5.2.5.3. Uji Kecukupan Data Antropometri
Untuk uji kecukupan data digunakan data antropometri dengan tingkat kepercayaan 95 dan tingkat ketelitian sebesar 5. Dalam perhitungan uji
kecukupan digunakan rumus sebagai berikut :
2 2
2
40
−
=
∑ ∑
∑
i i
i
X X
X N
N
Keterangan : N = Jumlah pengamatan yang dilakukan N’ = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan
i
X
∑
= Jumlah seluruh data
∑
=
2 i
X
Jumlah kuadrat data s = Tingkat ketelitian
Dengan catatan: tingkat kepercayaan 68 harga k = 1 tingkat kepercayaan 95 harga k = 2
tingkat kepercayaan 99 harga k = 3 Ketentuan: Jika N’ N, maka jumlah data pengamatan sudah mencukupi.
Jika N’ N, maka jumlah data pengamatan belum mencukupi
Contoh : Uji Kecukupan untuk dimensi Tinggi Bahu Berdiri Tegak adalah sebagai berikut :
2 2
2
− =
∑ ∑
∑
i i
i
X X
X N
s k
N
210,53 90
, 3
... 90
, 3
00 ,
4 00
, 4
30 ,
52 90
, 3
... 90
, 3
00 ,
4 00
, 4
2 2
= +
+ +
= =
+ +
+ =
∑ ∑
i i
X X
Maka,
9359 ,
30 ,
52 30
, 52
53 ,
210 13
40
2 2
=
−
= N
Untuk uji kecukupan pada dimensi-dimensi yang lain dapat dilihat pada Tabel 5.24.
Tabel 5.24. Hasil Rekapitulasi Perhitungan Uji Kecukupan Data Dimensi Antropometri Pekerja
No Dimensi Antropometri
N N’
Keterangan
1 Diameter Genggaman Tangan
13 0,9359
Sudah mencukupi
5.2.4.4. Uji Kenormalan Data Anthropometri
Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik statistik
inferensial. Alat uji yang digunakan disebut dengan uji Kolmogorov-Smirnov uji K-S. Dalam uji kolmogorov–smirnov yang diperbandingkan adalah distribusi
frekuensi kumulatif hasil pengamatan dengan distribusi kumulatif yang diharapkan. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengujian ini adalah :
1. Data dari hasil pengamatan disusun mulai dari nilai pengamatan terkecil sampai nilai pengamatan terbesar.
2. Nilai-nilai pengamatan tersebut kemudian disusun membentuk distribusi frekuensi kumulatif relatif, dan notasikan dengan FaX.
3. Hitung nilai Z dengan rumus
σ
X X
Z
i
− =
Keterangan : Xi = data ke-i
X
= nilai rata-rata σ = standard deviasi
4. Hitung distribusi frekuensi kumulatif teoritis berdasarkan kurva normal dan notasikan dengan FeX, tabel distribusi normal dapat dilihat pada
lampiran 2. 5. Ambil selisih antara FaX dengan FeX
6. Ambil angka selisih maksimum dan notasikan dengan D. X
Fe X
Fa Max
D −
= Bandingkan nilai D yang diperoleh dengan nilai D
α
dari tabel uji kolmogorov-smirnov. Tabel uji kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada lampiran 1.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah : Ho diterima apabila
α
D D
≤ Ho ditolak apabila DD
α
Contoh perhitungan uji Kolmogorov Smirnof untuk dimensi Diameter Genggaman Tangan, yaitu :
1. Data dari hasil pengamatan diurutkan dari data terkecil sampai data yang terbesar, sehingga diperoleh datanya 3,90 cm, 3,90 cm, 3,90 cm, 4,00 cm, 4,00
cm, 4,00 cm, 4,00 cm, 4,00 cm, 4,00 cm, 4,10 cm, 4,10 cm, 4,20 cm, 4,20 cm. 2. Nilai pengamatan tersebut disusun membentuk distribusi frekuensi kumulatif
Fax. Untuk data pengamatan 1, nilai Fax = 113 = 0,077, untuk pengamatan ke 2, nilai Fax = 213 = 0,154.
3. Hitung nilai Z, dimana nilai Z untuk pengamatan 1 adalah : 2142
, 1
1013 ,
023 ,
4 90
, 3
− =
− =
Z 4. Hitung nilai distribusi frekuensi kumulatif teoritis Fex. Nilai Fex untuk
data pengamatan 1 dimana Z = -1,2142 adalah 0,1131 5. Hitung selisih antara Fax dengan Fex dan notasikan dengan D. Untuk data
pengamatan 1, nilainya adalah 0,0769 – 0,1123 = 0,0354. 6. Dari hasil seluruh pengamatan, ambil nilai D yang paling maksimum, dimana
dalam perhitungan untuk dimensi Diameter Genggaman Tangan, nilai Dmaximum nya adalah 0,2821
7. Bandingkan nilai D yang diperoleh dengan nilai D tabel, dimana nilai D tabel adalah 0,361 dan nilai D yang diperoleh adalah 0,2821, maka kesimpulannya
adalah data tersebut berdistribusi normal karena D tabel 0,2821. Hasil perhitungan Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorof-Smirnov pada
dimensi Genggaman Tangan dapat dilihat pada Tabel 5.25.
Tabel 5.25. Hasil Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorof-Smirnov
pada dimensi Genggaman Tangan Dimensi
Kolmogorof- Smirnov Tabel
Kolmogorof-Smirnov Hasil Hitung
Keterangan
Diameter Genggaman Tangan
0,361 0,2821
Normal
Hasil perhitungan Uji Kolmogorof-Smirnov pada dimensi Diameter Genggaman Tangan dapat dilihat pada Tabel 5.26.
Tabel 5.26. Hasil Perhitungan Uji Kolmogorof-Smirnov pada Diameter
Genggaman Tangan No
Diameter Genggaman
Tangan cm
X
Fax σ
Z Fex
D
1 3,9
4,023 0,0769
0,1013 -1,2142
0,1123 0,0354
2 3,9
4,023 0,1538
0,1013 -1,2142
0,1123 0,0415
3 3,9
4,023 0,2308
0,1013 -1,2142
0,1123 0,1184
4 4
4,023 0,3077
0,1013 -0,2270
0,4102 0,1025
5 4
4,023 0,3846
0,1013 -0,2270
0,4102 0,0256
6 4
4,023 0,4615
0,1013 -0,2270
0,4102 0,0513
7 4
4,023 0,5385
0,1013 -0,2270
0,4102 0,1283
8 4
4,023 0,6154
0,1013 -0,2270
0,4102 0,2052
9 4
4,023 0,6923
0,1013 -0,2270
0,4102 0,2821
10 4,1
4,023 0,7692
0,1013 0,7601
0,7764 0,0072
11 4,1
4,023 0,8462
0,1013 0,7601
0,7764 0,0697
12 4,2
4,023 0,9231
0,1013 1,7473
0,9597 0,0366
13 4,2
4,023 1,0000
0,1013 1,7473
0,9597 0,0403
Sumber : Hasil Pengolahan Data
5.2.5.5. Perhitungan Persentil
Setelah diperoleh data anthropometri dari pengukuran seluruh pekerja,
selanjutnya akan ditentukan nilai persentil. Nilai persentil yang dicari adalah nilai
X
X X
persentil 5, 50, dan 95. Cara penentuan nilai persentil data anthropometri tersebut adalah sebagai berikut.
Contoh: Perhitungan Persentil Diameter Genggaman Tangan
P
5
= -1.645 σ
= 4,023 – 1,645 0,1013 = 3,856 cm
P
50
= = 4,023 cm
P
95
= + 1,645 σ
= 4,023 + 1,645 0,1013 = 4,189 cm
Nilai-nilai persentil ke-5, 50 ,dan 95 untuk seluruh dimensi anthropometri dapat dilihat pada Tabel 5.27.
Tabel 5.27. Perhitungan Persentil ke-5, 50, dan 95 untuk Seluruh Dimensi Anthropometri
No Dimensi Anthropometri
X
Σ P
5
P
50
P
95
1 Diameter Genggaman Tangan
4,023 0.1013
3,856 4,023
4,189
Sumber : Hasil Pengolahan Data
5.2.5.6.Prinsip Perancangan Data Anthropometri
Data antropometri yang ada akan digunakan sebagai data untuk perancangan fasilitas. Tiga prinsip antropometri yang digunakan dalam
perancangan suatu produk adalah :
1. Prinsip penggunaan data antropometri yang ekstrim 2. Prinsip penggunaan data antropometri rata-rata
3. Prinsip penggunaan data antropometri yang dapat disesuaikan. Pengolahan data untuk menentukan dimensi rancangan fasilitas kerja ini
menggunakan prinsip penggunaan data antropometri yang ekstrim dengan tujuan hasil rancangan dapat digunakan dengan nyaman oleh seluruh populasi yang ada
di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan. Hasil pengolahan data untuk menentukan dimensi rancangan fasilitas kerja
adalah sebagai berikut : Diameter batang egrek
Dimensi anthropometri yang digunakan untuk menentukan diameter batang egrek adalah diameter genggaman tangan. Dalam perancangan, persentil
yang digunakan adalah persentil 5 dengan nilai sebesar 3.856 cm dibulatkan menjadi 4 cm. persentil 5 digunakan dengan alasan pertimbangan pekerja yang
mempunyai diameter genggaman tangan yang lebih pendek akan sesuai dengan dimensi diameter batang egrek dan pekerja yang mempunyai diameter genggaman
tangan yang lebih panjang masih dapat merasa nyaman karena dimensi diameter batang egrek masih dapat mengakomodasinya.
Dimensi : Diameter Genggaman Tangan
Ukuran Data : 3.856 cm
Kelonggaran : -
Diameter batang egrek : 3.856 cm
≈ 4 cm
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
Dari studi awal pengukuran dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab V diperoleh analisa yang dilakukan pada studi awal penggunaan alat
egrek pemanen kelapa sawit pada pekerja PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan.
6.1. Analisis Tingkat Keluhan
Musculosceletal
Berdasarkan hasil pengukuran dan pengolahan data diperoleh bahwa pada proses pemanenan kelapa sawit dapat dilakukan analisa pada dua hal yaitu postur
kerja para pekerja pemanenan kelapa sawit dan desain egrek yang menyebabkan proses pemanenan yang memakan waktu. Penilaian berdasarkan Standard Nordic
Questionnaire SNQ menunjukkan bahwa adanya persamaan dan perbedaan kategori sakit yang dirasakan oleh pekerja di pemanenan TBS kelapa sawit. Untuk
rasa sakit yang sama yang dialami oleh pekerja yaitu: 1. Kategori sangat sakit
Terdapat pada bagian bahu, leher bagian atas. Hal ini disebabkan karena pekerja mengerjakan kegiatan pemanenan TBS kelapa sawit yang dilakukan
pada kondisi pohon sawit yang tinggi sehingga pekerja harus mendangakkan kepala keatas untuk dapat melihat buah dan pelepah yang akan di panen
dengan beban egrek yang berat.
2. Kategori sakit Terdapat pada seluruh bagian tubuh pekerja merasakan sakit terutama pada
tubuh bagian atas dan tubuh bagian bawah seperti betis dan kaki Hal ini disebabkan karena ruang lingkup pekerjaan yang sangat luas dengan kondisi
pohon yang tinggi dan dengan membawa alat panen yang berat dan juga kondisi lapangan yang berat.
Berdasarkan hasil rekapitulasi bobot pada kuisioner SNQ keluhan rasa sakit yang paling banyakmodus keluhan dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Persentase Keluhan Rasa Sakit No.
Keluhan Rasa Sakit Persentase
Keluhan
1 Bahu kanan
12 2
Leher bagian atas 10
3 Bahu kiri
9 4
Lengan atas kanan 6
5 Siku kanan
6 6
Lengan bawah kanan 6
7 Betis kanan
6 8
Betis kiri 6
9 Siku kanan
6 10
Siku kiri 5
11 Tangan kanan
5 12
Pergelangan tanagan kanan 4
13 Lengan atas kiri
3
Sumber : Hasil Analisis
6.2. Analisis Postur Kerja Aktual
Elemen elemen kegiatan pada proses pencucian kelapa banyak dilakukan dengan postur kerja yang tidak ergonomis. Rekapitulasi penilaian level tindakan
QEC dapat dilihat pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2. Rekapitulasi Penilaian Level Tindakan QEC No
Uraian Elemen Kegiatan Exposure
Kriteria Tindakan
1
Memotong pelepah kelapa sawit
67 Tindakan dalam waktu dekat
2 Memotong Buah Kelapa Sawit
61 Tindakan dalam waktu dekat
3
Meletakkan egrek
62 Tindakan dalam waktu dekat
4 Memindahkan Pelepah Kelapa Sawit
40 Aman
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari hasil penilaian QEC pada Tabel 6.2. dapat dilihat bahwa terdapat beberapa keluhan yang terjadi pada beberapa elemen kegiatan. Hal ini disebabkan
karena: 1. Pada elemen kegiatan memotong pelepah kelapa sawit terdapat penilaian
tindakan dalam waktu dekat 67, hal ini dikarenakan pada saat melakukan kegiatan memotong pelepah dari pohon kelapa sawit dengan posisi tubuh yang
terlalu membungkuk dengan beban dari alat panen yang berat. 2. Pada elemen kegiatan memotong buah kelapa sawit terdapat penilaian
tindakan dalam waktu dekat 61, hal ini dikarenakan beban kerja yang diangkat oleh pekerja sangat berat yaitu 7 kg.
3. Pada elemen kegiatan meletakkan egrek terdapat penilaian tindakan dalam waktu dekat 62, hal ini dikarenakan posisi pohon kelapa sawit yang tinggi
dan juga beban dari egrek tersebut. 4. Pada elemen kegiatan memindahkan pelepah kelapa sawit terdapat penilaian
tindakan diperlukan beberapa waktu ke depan 40, hal ini dikarenakan posisi tubuh pekerja yang membungkuk pada saat melakukan pemindahan pelepah
kelapa sawit.
Dari hasil analisis postur kerja tersebut dapat diketahui bahwa terdapat beberapa postur kerja yang tidak ergonomis, sehingga diperlukan perancangan
terhadap fasilitas kerja untuk memperbaiki postur kerja yang tidak ergonomis tersebut.
6.3. Analisa fluktuasi Kinerja
Dari tabel 5.19 pada bab V sebelumnya telah didapat dilihat work dan idle pada pekerjaan memanen TBS kelapa sawit menunjukkan aktifitas persentasi
work dari pekerja 1 sebesar 43 dengan idle 57 , pekerja 2 work sebesar 56 dengan idle 44 dan pekerja 3 work sebesar 44 dengan idle 56. Ini
menunjukkan bahwa terdapat perubahan kinerja yang terjadi di setiap pekerja yang mana sebagian besar dari pekerja memiliki aktifitas idle yang besar.
Semakin besar MSDs maka aktifitas work semakin kecil.
6.4. Analisis Korelasi
Dari tabel 5.20 pada bab V sebelumnya telah didapat hasil dari korelasi faktor ketinggian pohon kelapa sawit, jumlah buah dan pelepah dalam pemanenan
terhadap keluhan MSDs menunjukkan hubungan yang kuat dengan tingkat korelasi antara keluhan MSDs terhadap tinggi pohon sebesar –0,866 yang
menunjukkan bahwa tinggi pohon memiliki pengaruh yang kuat terhadap terjadinya keluhan MSDs, korelasi antara keluhan MSDs terhadap jumlah buah
sebesar 0,982 dan jumlah pelepah sebesar 0,995 ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara jumlah buah dan pelepah terhadap keluhan MSDs yang mana