Rancang bangun knowledge management system berbasis web pada Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 46 Jakarta

(1)

Skripsi ini diajukan sebagai syarat melaksanakan kewajiban studi Strata Satu Program Studi Sistem Informasi

Disusun oleh :

SATRIO DIRGANTORO 107093002871

Dosen Pembimbing:

1. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M. Sis 2. Elsy Rahajeng, MTI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ii Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

SATRIO DIRGANTORO

107093002871

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

(4)

(5)

v

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 20 Mei 2014

Satrio Dirgantoro NIM. 107093002871


(6)

vi

bawah bimbingan Syopiansyah Jaya Putra dan Elsy Rahajeng.

SMAN 46 Jakarta sebagai suatu instansi pendidikan yang bertugas untuk mendukung dan menyediakan pendidikan yang berkualitas guna memberi manfaat dalam mencerdaskan anak bangsa tidak terlepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan pengetahuan. Dalam dunia pendidikan, khususnya pada sekolah menengah atas, diperlukan pula suatu manajemen pengetahuan yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik, hal ini dikarenakan knowledge merupakan suatu keunggulan kompetitif yang dapat membantu peningkatan kinerja serta kompetensi tiap individu dalam berbagi knowledge yang dimiliki. Masalah yang dihadapi SMAN 46 Jakarta adalah sekolah belum memiliki suatu sistem yang dapat mengatur, mengelola, mendokumentasikan, dan menyebarkan knowledge

dengan baik dan terstruktur. Untuk mengatasinya dibutuhkan sistem yang mampu mengelola pengetahuan mulai dari proses akuisisi pengetahuan, penyimpanan pengetahuan dan penyebaran pengetahuan. Dalam hal inilah Knowledge

Management System dapat berfungsi untuk membantu tenaga pendidik dalam

mengumpulkan pengetahuan serta berbagi pengetahuan yang dimiliki, agar tacit

dan explicit knowledge yang dimiliki tiap individu tenaga pendidik dapat terkelola

dengan baik dan sekolah bisa menjadi organisasi pembelajar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode RAD (Rapid Application Development)

denganUML (Unified Modeling Language) sebagai tools pengembangannya. Sedangkan pembuatan aplikasinya sendiri menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan dan MySQL untuk pengolahan databasenya. Penelitian ini menghasilkan sistem knowledge management berbasis web yang dapat mengumpulkan, identifikasi, menyimpan, mengelola dan menyebarkan pengetahuan yang ada di SMAN 46 Jakarta, sehingga dapat membantu guru SMAN 46 Jakarta dalam proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemampuan atau kompetensi para guru.

Kata Kunci: Rancang bangun, Knowledge management System, SMAN 46 Jakarta, Rapid Application Development, Unified Modeling Language, PHP, MySQL.

V Bab + 294 Halaman + xxi Halaman + 120 Gambar + 54 Tabel + Pustaka + Lampiran


(7)

vii

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada suri tauladan umat, Rasulullah Muhammad SAW.

Penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memenuhi kelulusan pada Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta Jurusan Sistem Informasi. Dengan judul skripsi ini adalah ”Rancang Bangun Knowledge Management System Berbasis Web pada Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 46 Jakarta”.

Dalam penyusunan skripsi ini, telah banyak bimbingan dan bantuan yang didapatkan baik dari segi moral maupun segi material dari berbagai pihak. Olehkarena itu, pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak DR. Agus Salim, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Zulfiandri, MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan sabar serta perhatian memberikan masukan serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(8)

viii

5. Bapak Sarip Hidayatuloh, MMSI dan Bapak Nur Gunawan, MBA selaku dosen penguji yang telah menguji hasil penelitian agar menjadi lebih sempurna.

6. Drs. Satiry Satar, selaku Kepala SMAN 46 Jakarta ,yang telah memberikan waktu luangnya, data dan informasi yang bermanfaat.

7. Kedua Orang Tuaku Tercinta, dan saudara-saudaraku terima kasih atas doa dan dukungannya.

8. Teman-temanku semua, khususnya Ricca, Triadi, Anas, Rangga, Aldy, teman-teman SIC dan seluruh mahasiswa/i Sistem Informasi angkatan 2007. Terima kasih atas semangat, dukungan dan masukannya yang membantu demi selesainya skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, dan jauh dari sempurna sehingga saran dan kritik yang berguna dari pembaca dapat disampaikan melalui

e-mail [email protected]. Akhir kata semoga skripsi ini dapat

memberikan sedikit wacana dan bermanfaat bagi kita semua. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 20 Mei 2014

Satrio Dirgantoro NIM : 107093002871


(9)

ix

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iv

PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Batasan Masalah ... 7

1.4. Tujuan Penelitian ... 8

1.5. Manfaat Penelitian ... 9

1.6. Metodologi Penelitian ... 9

1.7. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

2.1. Pengertian Rancang Bangun ... 13

2.1.1. Pengertian Rancang ... 13


(10)

x

2.2.1. Karakteristik Sistem ... 14

2.3. Pengertian Data dan Informasi ... 16

2.3.1. Data dan Informasi ... 16

2.3.2. Data ... 16

2.3.3. Informasi ... 17

2.4. Pengertian Sistem Informasi ... 17

2.5. Knowledge Management ... 17

2.5.1. Konsep Dasar Pengetahuan ... 18

2.5.2. Tingkatan Pengetahuan ... 19

2.5.3. Proses Inti Knowledge Management ... 20

2.5.4. Konversi Pengetahuan ... 24

2.5.5. Pengertian Knowledge Management System ... 27

2.5.6. Parameter Knowledge Management System ... 27

2.5.7. Arsitektur KMS ... 28

2.6. Manajemen Pengetahuan Sekolah ... 29

2.7. Metodologi Penelitian ... 33

2.7.1. Metodologi Pengumpulan Data ... 34

2.7.2. Metodologi Analisis dan Perancangan Sistem ... 38

2.7.2.1. Analisis Sistem ... 38

2.7.2.2. Perancangan Sistem ... 39

2.7.3. Rich Picture ... 40


(11)

xi

2.9. Pengertian OOD (Object Oriented Design) ... 47

2.10. Syarat-syarat dan Tahap Pengembangan ... 47

2.11. Unified Modelling Language (UML) ... 67

2.11.1. UML Diagram ... 68

2.11.1.1. Class Diagram ... 68

2.11.1.2. Mapping Object to an RDBMS Format ... 71

2.11.1.3. Sequence Diagram ... 74

2.11.1.4. Use Case Diagram ... 76

2.11.1.5. Activity Diagram ... 80

2.12. MySQL ... 81

2.13. CRUD Matrix... 83

2.14. World Wide Web (www) ... 84

2.15. Hypertext Transfer Protocol (HTTP) ... 84

2.16. Hypertext Markup Language (HTML) ... 84

2.15.5. PHP ... 85

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 87

3.1. Metode Pengumpulan Data... 87

3.1.1. Observasi ... 87

3.1.2. Wawancara ... 87

3.1.3. Studi Pustaka ... 88


(12)

xii

BAB IV KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM SEKOLAH ... 94

4.1. Analisa Profil Sekolah ... 94

4.1.1. Sejarah Sekolah ... 94

4.1.2. Logo Sekolah ... 95

4.1.3. Visi dan Misi Sekolah ... 95

4.1.3.1. Visi Sekolah ... 95

4.1.3.2. Misi Sekolah ... 96

4.1.4. Struktur Organisasi ... 96

4.1.5. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan ... 96

4.1.5.1. Kepala Sekolah ... 96

4.1.5.2. Guru ... 98

4.1.5.3. Tata Usaha ... 99

4.1.5.4. Wakil Bidang Kurikulum ... 100

4.1.5.5. Wakil Bidang Kesiswaan ... 103

4.1.5.6. Wakil Bidang Humas ... 104

4.1.5.7. Wakil Bidang Sarana Prasarana... 105

4.2. Analisa Building Blocks Knowledge Management ... 107

4.2.1. Knowledge Identification ... 107

4.2.1.1. Level Struktural ... 107

4.2.1.2. Level Fungsional atau Operasional ... 108

4.2.1.3. Level Behavioural ... 108


(13)

xiii

4.2.6. Knowledge Retention ... 110

4.2.7. Knowledge Goals ... 111

4.3. Analisa Sistem Manajemen Pengetahuan ... 112

4.3.1. Analisa Sistem yang Berjalan ... 112

4.3.2. Analisa Kebutuhan Sistem ... 121

4.3.3. Rekomendasi Sistem Usulan ... 121

4.4. Pemetaan Fitur Sistem Usulan ... 127

4.5. Penjelasan Fitur Sistem Usulan ... 131

4.6. Perancangan (Workshop Design) ... 135

4.6.1. Desain Proses ... 135

4.6.1.1. Use Case Diagram ... 135

4.6.1.2. Activity Diagram ... 152

4.6.1.3. Sequence Diagram ... 168

4.6.2. Desain Input/Output... 176

4.6.2.1. Desain Input... 176

4.6.2.2. Desain Output ... 179

4.6.3. Desain Database ... 182

4.6.3.1. Objek Potensial ... 182

4.6.3.2. Class Diagram ... 184

4.6.3.3. Mapping Database... 184

4.6.3.4. Matriks CRUD ... 189


(14)

xiv

4.6.4.2. Perancangan Interface ... 202

4.7. Implementation ... 203

4.7.1. Coding (Pengkodean) ... 20

4.7.2. Testing (Pengujian) ... 203

BAB V PENUTUP ... 204

5.1. Simpulan ... 204

5.2. Saran ... 205

DAFTAR PUSTAKA ... 206

LAMPIRAN I ... xxi

LAMPIRAN II ... xxiv

LAMPIRAN III ... xxvi LAMPIRAN IV ... xlvii


(15)

xv

Gambar 2.1 Building Blocks dari Knowledge Management ... 23

Gambar 2.2 SECI Model ... 25

Gambar 2.3 Arsitektur Knowledge Management System ... 28

Gambar 2.4 Rich Picture ... 41

Gambar 2.5 Fase RAD Martin ... 43

Gambar 2.6 Contoh Kasus KMS dalam Class Diagram ... 70

Gambar 2.7 Contoh Mapping dari Class Diagram ke RDBMS Tabel ... 73

Gambar 2.8 Contoh Sequence Diagram Login ... 75

Gambar 2.9 Notasi Aktor ... 77

Gambar 2.10 Notasi Use Case ... 77

Gambar 2.11 Notasi Interaction ... 77

Gambar 2.12 Contoh Use Case Diagram ... 78

Gambar 2.13 Contoh Activity Diagram ... 81

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ... 93

Gambar 4.1 Logo Sekolah... 95

Gambar 4.2 Struktur Organisasi SMAN 46 Jakarta ... 96

Gambar 4.3 Rich Picture KMS SMAN 46 Jakarta yang Sedang Berjalan ... 115

Gambar 4.4 Rich Picture Rekomendasi Sistem Usulan ... 122

Gambar 4.5 Use Case Diagram ... 138

Gambar 4.6 Activity Diagram Register ... 152

Gambar 4.7 Activity Diagram Login ... 153


(16)

xvi

Gambar 4.12 Activity Diagram View Studi Kasus ... 158

Gambar 4.13 Activity Diagram Input Studi Kasus ... 159

Gambar 4.14 Activity Diagram View Laporan ... 160

Gambar 4.15 Activity Diagram Input Laporan ... 161

Gambar 4.16 Activity Diagram View Dokumentasi Pengetahuan ... 162

Gambar 4.17 Activity Diagram Input Dokumentasi Pengetahuan ... 163

Gambar 4.18 Activity Diagram Pesan ... 164

Gambar 4.19 ActivityDiagram View Informasi ... 165

Gambar 4.20 Activity DiagramInput Informasi ... 166

Gambar 4.21 Activity Diagram Search ... 167

Gambar 4.22 Activity Diagram Logout ... 168

Gambar 4.23 Sequence Diagram Login ... 168

Gambar 4.24 SequenceDiagram Data Guru... 169

Gambar 4.25 SequenceDiagram Input Forum Diskusi ... 170

Gambar 4.26 SequenceDiagram Input Studi Kasus ... 171

Gambar 4.27 SequenceDiagram Input Laporan... 172

Gambar 4.28 SequenceDiagram Input Dokumentasi Pengetahuan ... 173

Gambar 4.29 Sequence Diagram Pesan ... 174

Gambar 4.30 SequenceDiagram Input Informasi ... 175

Gambar 4.31 Sequence Diagram Search ... 175

Gambar 4.32 Form Input Guru ... 176


(17)

xvii

Gambar 4.37 Form Input Informasi ... 179

Gambar 4.38 Form Output Studi Kasus ... 180

Gambar 4.39 Form Output Laporan ... 180

Gambar 4.40 Form Output Dokumentasi Pengetahuan ... 181

Gambar 4.41 Class Diagram Manajemen pengetehauan ... 184

Gambar 4.42 Mapping Database ... 185

Gambar 4.43 Penjabaran Mapping Class Pegawai ... 186

Gambar 4.44 Penjabaran Mapping Class Laporan ... 187

Gambar 4.45 Penjabaran Mapping Class Diskusi... 187

Gambar 4.46 Penjabaran Mapping Class Berita ... 188

Gambar 4.47 Penjabaran Mapping Class Pengumuman ... 188

Gambar 4.48 Schema Database ... 192

Gambar 4.49 Struktur Menu Admin ... 200

Gambar 4.50 Struktur Menu Tata Usaha ... 201

Gambar 4.51 Struktur Menu Guru ... 201


(18)

xviii

Tabel 2.1 Studi Literatur Sejenis ... 36

Tabel 2.2 Notasi Class Diagram ... 69

Tabel 2.3 Notasi Sequence Diagram ... 74

Tabel 2.4 Notasi Activity Diagram... 80

Tabel 2.5 Contoh Data to Location CRUD Matrix... 83

Tabel 3.1 Studi Literatur Sejenis ... 89

Tabel 4.1 Nonfunctional Requirement ... 117

Tabel 4.2 Legenda Rich Picture Sistem Usulan... 123

Tabel 4.3 Diagram Alir Sistem Usulan Proses Identifikasi Knowledge ... 124

Tabel 4.4 Diagram Alir Sistem Usulan Proses Akuisisi Knowledge ... 125

Tabel 4.5 Diagram Alir Sistem Usulan Proses Sharing and Distribution ... 126

Tabel 4.6 Legenda Diagram Alir Sistem Usulan ... 127

Tabel 4.7 Pemetaan Fitur Aplikasi Sistem Manajemen Pengetahuan Usulan .... 127

Tabel 4.8 Identifikasi Aktor ... 135

Tabel 4.9 Identifikasi Use Case ... 136

Tabel 4.10 Use Case Narrative Register ... 139

Tabel 4.11 Use Case Narrative Login ... 139

Tabel 4.12 Use Case Narrative View Data Guru ... 140

Tabel 4.13 Use Case NarrativeInput Data Guru ... 141

Tabel 4.14 Use Case Narrative View Forum Diskusi ... 142

Tabel 4.15 Use Case Narrative Input Forum Diskusi ... 142


(19)

xix

Tabel 4.20 Use Case Narrative View Dokumentasi Pengetahuan ... 147

Tabel 4.21 Use Case Narrative Input Dokumentasi Pengetahuan ... 147

Tabel 4.22 Use Case Narrative Pesan ... 148

Tabel 4.23 Use Case Narrative View Informasi ... 149

Tabel 4.24 Use Case Narrative Input Informasi ... 150

Tabel 4.25 Use Case Narrative Search ... 151

Tabel 4.26 Use Case Narrative Logout ... 151

Tabel 4.27 Output Data Guru ... 179

Tabel 4.28 Output Forum Diskusi ... 181

Tabel 4.29 Identifikasi Objek Potensial ... 182

Tabel 4.30 Objek yang Diusulkan ... 183

Tabel 4.31 Matriks CRUD ... 189

Tabel 4.32 Tabel User ... 193

Tabel 4.33 Tabel Pegawai ... 193

Tabel 4.34 Tabel Jabatan... 194

Tabel 4.35 Tabel Laporan ... 194

Tabel 4.36 Tabel Jenis_laporan... 195

Tabel 4.37 Tabel Diskusi ... 195

Tabel 4.38 Tabel Komentar... 196

Tabel 4.39 Tabel Dokumentasi ... 196

Tabel 4.40 Tabel Berita ... 197


(20)

(21)

1 1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi dewasa ini telah menjangkau hampir semua elemen dalam kehidupan manusia tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Perkembangan teknologi juga berdampak pada persaingan institusi pendidikan atau sekolah untuk mewujudkan kualitas pendidikan yang tinggi. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan untuk mencapai semua tujuan yang diinginkan. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan maka akan meningkat pula kemampuan sumber daya manusia yang ada dalam meningkatkan taraf hidup yang dimilikinya.

Untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif perlu ditunjang oleh institusi pendidikan atau sekolah yang berkualitas. Untuk menciptakan kualitas yang diinginkan tersebut maka sekolah diharapkan dapat memberikan suatu layanan yang maksimal kepada para peserta didik. Pelayanan tersebut seperti yang tercantum dalam Kode Etik guru pasal 6 antara lain ialah berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas didik, mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih,menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran; membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan mengamalkan hak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat;


(22)

menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik. Untuk menciptakan tujuan tersebut, dinas pendidikan nasional membuat suatu standar nasional pendidikan yang tertuang dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, meliputi: standar isi, standar proses, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan, standar sarana dan prasarana, standar kompetensi lulusan serta standar pendidik dan tenaga kependidikan.

Internet telah sangat membantu dalam pencarian ataupun pertukaran data dan informasi baik di dalam maupun luar organisasi. Berbagai jenis organisasi telah memakai internet untuk menunjang pertukaran data dan informasi yang mereka miliki. Dengan sebuah website maka sebuah perusahaan akan dapat menambah atau membagi informasi yang mereka miliki. Saat ini penggunaan internet oleh sebuah organisasi tidak hanya mengacu pada pencarian informasi, namun mengarah pada kebutuhan pencarian pengetahuan (knowledge) karena pengetahuan dianggap sebagai sebuah sumber atau asset yang mempunyai peranan penting.

Dalam proses perkembangan teknologi, informasi dan ilmu pengetahuan

(knowledge) menjadi sangat penting karena informasi dan knowledge menjadi sumber

daya utama yang akan akan sangat menunjang untuk suatu institusi. Sumber daya tersebut menjadi sangat penting karena berkaitan langsung dengan sumber daya manusia yang merupakan asset dan modal intelektual yang dimiliki institusi. Oleh sebab itu, pengelolaan knowledge menjadi sangat penting. Knowledge dapat menjadi


(23)

suatu kekuatan dalam institusi sehingga institusi memerlukan suatu sistem yang dapat mengatur dan mengelola knowledge tersebut. Hal ini melahirkan suatu sistem yang disebut knowledge management yang merupakan sistem yang dibuat untuk menciptakan, mendokumentasikan, menggolongkan, dan menyebarkan knowledge

dalam organisasi sehingga knowledge mudah digunakan kapan pun dipelukan oleh siapa saja dengan tingkat otoritas dan kompetensinya.

Knowledgemanagement mengelola seluruh elemen sistem berupa dokumen, basis

data, kebijakan dan prosedur lengkap beserta informasi tentang pengalaman, keahlian dan kecakapan sumber daya manusia secara individu maupun kolektif yang dimiliki organisasi dengan bantuan teknologi informasi. Pengelolaan sistem knowledge

management ditujukan agar perusahaan menjadi selalu kreatif, inovatif serta efisien

sehingga mempunyai daya saing yang tinggi untuk jangka waktu yang panjang (Widayana, 2005).

Knowledge management adalah pendekatan-pendekatan sistematik yang

membantu mengalirkan informasi dan pengetahuan kepada orang yang tepat pada saat yang tepat agar menciptakan sebuah nilai. Menurut Paul L Tobing (2009) ada dua jenis knowledge yaitu explicit knowledge dan tacit knowledge. Explicit

knowledge merupakan segala bentuk knowledge yang sudah direkam dan

dokumentasikan sehingga lebih mudah untuk didistribusikan dan dikelola. Sedangkan tacit knowledge merupakan knowledge yang terletak di dalam pikiran (otak) atau melekat di dalam diri seseorang yang diperolehnya melalui pengalaman dan pekerjaannya.


(24)

Sedangkan menurut Laudon dan Laudon (2002), knowledge management

merupakan kumpulan dari proses-proses yang dibangun di dalam perusahaan untuk menciptakan, mengumpulkan, menyimpan, memelihara serta menyebarkan

knowledge yang dimiliki oleh perusahaan.

Knowledge management menurut Harvard College (Santoso, 2002) adalah suatu

proses terformat dan terarah dalam mencerna informasi yang telah dimiliki suatu perusahaan dan mencari apa yang dibutuhkan masing-masing individu di dalam perusahaan tersebut untuk kemudian memfasilitasinya agar mudah diakses dan selalu tersedia saat dibutuhkan.

Saat ini sering dijumpai masalah pada berbagai jenis organisasi ataupun instansi yang berupa ketiadaan ataupun sulitnya menemukan pengetahuan disaat dibutuhkan. Untuk mengatasi hal tersebut salah satunya membangun sebuah sistem manajemen pengetahuan.

Dalam dunia pendidikan, khususnya pada sekolah menengah atas, dibutuhkan suatu manajemen pengetahuan yang harus dimiliki oleh guru, karena dengan adanya knowledge para guru dapat meningkatkan kinerja dan kompetensi yang dimiliki.

SMAN 46 Jakarta sebagai suatu instansi pendidikan yang bertugas untuk mendukung dan menyediakan pendidikan yang berkualitas guna memberi manfaat dalam mencerdaskan anak bangsa tidak terlepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan pengetahuan. Setiap tahunnya SMAN 46 Jakarta juga melaksanakan


(25)

pengembangan diberbagai sektor seperti kualitas pendidikan, fasilitas-fasilitas, dan tentunya pengembangan teknologi informasi yang akan meningkatkan mutu sekolah.

Mengolah dan mengelola pengetahuan merupakan salah satu cara meningkatkan aset dunia pendidikan. Dengan pengelolaan pengetahuan yang baik maka akan tercipta pula individu yang berkompetensi tinggi, sebaliknya ketika pengelolaan pengetahuan buruk maka akan terjadinya ketidakseimbangan kompetensi yang dimiliki oleh tiap individu, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.

Dalam dunia pendidikan, khususnya pada sekolah menengah atas, diperlukan pula suatu manajemen pengetahuan yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik, hal ini dikarenakan knowledge merupakan suatu keunggulan kompetitif yang dapat membantu peningkatan kinerja serta kompetensi tiap individu dalam berbagi

knowledge yang dimiliki. Dengan mengelola pengetahuan tidak hanya meningkatkan

pengetahuan seluruh organisasi, namun juga meningkatkan kualitas pengetahuan di dalamnya.

Berdasarkan pengamatan sementara peneliti, saat ini tidak ada proses pengumpulan kembali pengetahuan yang sebelumnya dimiliki para guru. Selain itu terdapat kesenjangan pengetahuan antara guru-guru senior dan guru-guru muda yang baru mengajar di sekolah tersebut. Kesenjangan pengetahuan tersebut dikarenakan guru senior memiliki tacit knowledge berdasarkan pengalaman mengajar yang sudah puluhan tahun sedangkan guru muda tidak memilikinya, hal ini mengakibatkan perbedaan kompetensi dalam mengajar. Hal yang sebaliknya juga terjadi ketika guru


(26)

muda memiliki explicit maupun tacit knowledge yang tidak dimiliki guru tua, salah satunya tentang cara mengajar yang lebih terkini dalam menghadapi remaja masa kini yang tentunya mempunyai sikap, sifat, maupun pola pikir yang berbeda dengan murid sepuluh atau belasan tahun yang lalu.

Saat ini yang menjadi permasalahannya adalah kurangnya komunikasi yang baik antara dua generasi tersebut sehingga tidak adanya sebuah pertukaran pengetahuan yang akan saling menguntungkan. Tidak adanya komunikasi tersebut diakibatkan oleh perbedaan zaman antara guru tua dan muda yang menyebabkan perbedaan gaya bahasa yang membuat tidak nyaman dalam berkomunikasi ataupun keengganan guru-guru dalam menanyakan langsung untuk bertukar pengetahuan. Masalah yang lain adalah pihak sekolah membutuhkan waktu yang lama dalam pencarian kembali dokemen (hard copy) yang disimpan ketika dibutuhkan untuk menambah pengetahuan.

Dalam hal inilah KM dapat berfungsi untuk membantu tenaga pendidik dalam mengumpulkan pengetahuan serta berbagi pengetahuan yang dimiliki, agar tacit dan

explicit knowledge yang dimiliki tiap individu tenaga pendidik dapat terkelola dengan

baik dan sekolah bisa menjadi organiasi pembelajar.

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka dibuatlah “Rancang Bangun Knowledge Management System Berbasis Web Pada Sekolah Menengah


(27)

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi permasalahan penelitian ini adalah:

1. Sulitnya melakukan proses pengumpulan kembali pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.

2. Pihak sekolah membutuhkan waktu yang lama dalam pencarian kembali dokumen (hardcopy) yang disimpan.

3.

Terdapat perbedaan standar kompetensi para guru yang menyebabkan menurunnya kualitas pelayanan pendidikan.

4. Kurangnya komunikasi antara guru yunior dan senior sehingga tidak terjadi pertukaran pengetahuan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, perumusan masalah pada penelitian ini

adalah “Bagaimana Rancang Bangun knowledge management system yang dapat memecahkan masalah sekolah dalam mengelola pengetahuan pada tiap individu

tenaga pendidik di sekolah?”

1.3 BATASAN MASALAH

Agar permasalahan dapat lebih fokus dan mudah dipahami maka permasalahan dibatasi pada beberapa hal, yaitu:


(28)

2. Hanya membahas proses manajemen pengetahuan guru. Mulai dari identifikasi pengetahuan, akuisisi pengetahuan, pembagian dan penyebaran pengetahuan, penerapan pengetahuan, dan penyimpanan pengetahuan.

3. Metodologi pengembangan sistem yang digunakan yaitu Rapid Aplication

Development (RAD), dan dilakukan pengujian sistem dengan menggunakan

blackbox testing.

4. Alat bantu (tools) yang digunakan sebagai pendeskripsian dan desain sistem digunakan Unified Modelling Language (Use Case Diagram, Activity Diagram

dan Sequence Diagram), PHP sebagai alat pengkodean, MySQL dipakai sebagai

database dan PHPMyAdmin untuk pengelolaan database.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan rancang bangun

Knowledge Management System berbasis web pada SMAN 46 Jakarta. Sedangkan

tujuan khusus dari penelitian ini adalah menghasilkan:

1. Menganalisis proses identifikasi pengetahuan, akuisisi pengetahuan, pembagian dan penyebaran pengetahuan, penerapan pengetahuan, dan penyimpanan pengetahuan.

2. Merancang bangun sistem informasi yang mampu menyimpan data pengelolaan pengetahuan di dalam sebuah database yang baik.


(29)

3. Membangun aplikasi manajemen pengetahuan yang mudah digunakan oleh sekolah untuk mengumpulkan, menyimpan dan berbagi pengetahuan yang dimiliki guru.

4. Menampilkan dokementasi pengetahuan yang dimiliki oleh guru.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan efisien waktu dalam pengelolaan pengetahuan yang dimiliki guru. 2. Diharapkan dapat mempermudah para guru dalam mengolah dan mendapatkan

pengetahuan kompetensi yang dibutuhkan.

3. Bagi peneliti dapat memberikan pemahaman lebih dalam mengenai proses perancangan suatu aplikasi di bidang knowledge management sekolah.

4. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai Knowledge

ManagementSystem berbasis web.

1.6 METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ada dua jenis, yang pertama metode pengumpulan data dan yang kedua metode pengembangan sistem. Metode pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yaitu observasi, wawancara , dan studi pustaka (Jogiyanto, 2008).


(30)

1. Observasi

Observasi (observation) merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya (Jogiyanto, 2008). 2. Wawancara

Wawancara (interview) adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Jogiyanto, 2008).

3. Studi pustaka

Dilakukan dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi penelitian (Jogiyanto, 2008).

Sedangkan metode pengembangan sistem yang digunakan dalam merancang sistem manajemen pengetahuan ini adalah metode perancangan sistem dengan Rapid

Application Development (RAD) dan berorientasi objek (OOAD) serta menggunakan

tools UML (Unified modelling Language) (Whitten et al, 2004), dan menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan database MySQL.

Adapun pengertian RAD yaitu sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkain prototype / prototipe kerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang ke dalam sistem final (atau sebuah versi). Adapun tahapan RAD adalah sebagai berikut (Kendall dan Kendall, 2008):


(31)

1. Requirement Planning (Perencanaan Kebutuhan)

Pada tahap ini, user dan analyst mengadakan pertemuan untuk melakukan identifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem dan melakukan identifikasi kebutuhan informasi untuk mencapai tujuan.

2. Workhop Design (Proses Desain)

Pada tahap ini adalah melakukan proses desain dan melakukan perbaikan-perbaikan apabila masih terdapat ketidaksesuaian desain antara user dan analyst. Keaktifan user yang terlibat sangat menentukan untuk mencapai tujuan, karena user

bisa langsung memberikan komentar apabla terdapat ketidaksesuaian pada desain.

3. Implementation (Implementasi)

Setelah program selesai, baik itu sebagian maupun secara keseluruhan, maka dilakukan proses pengujian terhadap program tersebut apakah terdapat kesalahann atau tidak sebelum diaplikasikan pada suatu organisasi.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penyusunan skrispsi ini sistematika penulisan terbagi dalam 5 (lima) bab. Berikut merupakan gambaran umum mengenai pokok pembahasan yang akan dibahas pada tiap-tiap bab:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.


(32)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori-teori yang relevan dalam rancang bangun

knowledge management, metode pengembangan sistem dan

mendefinisikan tools yang diperoleh dari berbagai sumber yang menjadi landasan dan penulisan skripsi ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data dan metode dalam pengembangan sistem. Bab ini membahas lebih rinci tentang metode pengumpulan data, metode pengembangan sistem, metode analisa yang digunakan serta adanya kerangka penelitian dari penelitian yang dilakukan pada SMAN 46 Jakarta.

BAB IV KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM SEKOLAH

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang organisasi, sejarah dan struktur organisasi SMAN 46 Jakarta. Bab ini juga berisi analisa permasalahan, analisa kebutuhan sistem, dan perancangan sistem yang diusulkan.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan dan saran yang dapat diambil dari penelitian ini untuk dapat digunakan dalam pengembangan selanjutnya.


(33)

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Rancang Bangun 2.1.1 Rancang

Perancangan merupakan salah satu hal yang penting dalam membuat program. Adapun tujuan dari perancangan ialah untuk memberi gambaran yang jelas lengkap kepada pemrogram dan ahli teknik yang terlibat. Perancangan harus berguna dan mudah dipahami sehingga mudah digunakan.

Perancangan adalah Sebuah Proses untuk mendefinisikan sesuatu yang akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta di dalamnya melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detail komponen dan juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses pengerjaanya.

Menurut Pressman (2009) perancangan atau rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menterjemahkan hasil analisa dan sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem di implementasikan.

2.1.2 Bangun

Menurut Pressman (2009) pengertian pembangunan atau bangun sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada secara keseluruhan.


(34)

Jadi dapat disimpulkan bahwa Rancang Bangun adalah penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Dengan demikian pengertian rancang bangun merupakan kegiatan menerjemahkan hasil analisa ke dalam bentuk paket perangkat lunak kemudian menciptakan sistem tersebut atau memperbaiki sistem yang sudah ada.

2.2 Sistem

Menurut Turban dan Aronson (2005), sistem adalah kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep dan prosedur yang dimaksudkan untuk melakukan suatu fungsi yang dapat diidentifikasi atau untuk melayani suatu tujuan.

Menurut Prahasta (2005), sistem adalah sekumpulan objek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama.

2.2.1 Karakteristik Sistem

Menurut Ladjamudin (2005), Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu:

a. Komponen Sistem

Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.


(35)

b. Batasan Sistem

Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

c. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan demikian harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

d. Penghubung Sistem

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini, sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.

e. Masukan Sistem

Merupakan segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses.

f. Keluaran Sistem

Merupakan hasil dari pemrosesan sistem, yang bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainnya.


(36)

g. Pengolahan Sistem

Merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna.

h. Sasaran Sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan.

2.3 Pengertian Data dan Informasi 2.3.1 Data dan Informasi

Prahasta (2005) mengatakan bahwa istilah data dan informasi seringkali digunakan secara bergantian dan saling tertukar, meskipun kedua istilah ini sebenarnya merujuk pada masing-masing konsep yang berbeda.

Menurut Kadir (2003), perbedaan antara data dan informasi sering menjadi titik awal untuk memahami sistem informasi.

2.3.2 Data

Menurut Whitten et al. (2004), data adalah fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal yang penting dalam organisasi.

Menurut Prahasta (2005), data merupakan bahasa, simbol-simbol pengganti lain yang disepakati oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia, peristiwa, aktivitas, konsep. Singkatnya data merupakan suatu kenyataan apa adanya.


(37)

2.3.3 Informasi

Menurut Whitten et al. (2004), informasi adalah data yang telah diproses atau diorganisasi ulang menjadi bentuk yang berarti. Informasi dibentuk dari kombinasi data yang diharapkan memiliki arti ke penerima.

Menurut Prahasta (2005), informasi adalah data yang telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang, manajer, staf atau orang lain di dalam suatu organisasi atau perusahaan.

2.4 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan- laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 2005).

Sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi (Whittenet al, 2004).

2.5 Knowledge Management

Knowledge management adalah pendekatan-pendekatan sistematik yang

membantu mengalirkan informasi dan pengetahuan kepada orang yang tepat pada saat yang tepat agar menciptakan sebuah nilai. Menurut Paul L Tobing (2007) ada dua jenis knowledge yaitu explicit knowledge dan tacit knowledge. Explicit knowledge


(38)

sehingga lebih mudah untuk didistribusikan dan dikelola. Sedangkan tacit knowledge

merupakan knowledge yang terletak di dalam pikiran (otak) atau melekat di dalam diri seseorang yang diperolehnya melalui pengalaman dan pekerjaannya.

Knowledge management merupakan sebuah proses sistematis dalam melakukan

pencarian, pemilihan, pengaturan, penyaringan dan penyajian informasi dalam sebuah cara yang dapat meningkatkan pemahaman dari para pekerja dalam sebuah lingkup/area kepentingan yang spesifik (Widayana,2005). Sedangkan menurut Laudon dan Laudon (2002), knowledge management merupakan kumpulan dari proses-proses yang dibangun di dalam perusahaan untuk menciptakan, mengumpulkan, menyimpan, memelihara serta menyebarkan knowledge yang dimiliki oleh perusahaan.

2.5.1 Konsep Dasar Pengetahuan

Sebagai pemahaman awal tentang pengetahuan, secara konseptual pengetahuan

(knowledge), menurut pakar dan ahli, diformulasikan dengan berbagai rumusan yang

berbeda-beda, menurut sudut pandang masing-masing pakar yang bersangkutan. Menurut Probst et al. (2000), pengetahuan adalah keseluruhan kognisi dan keterampilan yang digunakan oleh manusia untuk memecahkan masalah. Sedangkan definisi yang paling sederhana mengenai pengetahuan adalah kapasitas untuk melakukan tindakan.


(39)

2.5.2 Tingkatan Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan digunakan dalam pemetaan dan pengelolaan knowledge di organisasi. Sesuai tingkatannya, Munir (2008) menjelaskan kategorisasi pengetahuan sesuai tingkatannya, yaitu:

Pertama, pengetahuan inti (core knowledge) adalah tingkatan dan cakupan pengetahuan yang dibutuhkan hanya untuk sekedar dapat beroperasi dalam industri atau lingkungan di mana organisasi berada. Pengetahuan jenis ini tidak menjamin keunggulan bersaing organisasi, apalagi kelangsungannya dalam jangka panjang. Namun pada persaingan organisasi sejenis diperlukan sebagai pengetahuan dasar yang tanpa pengetahuan ini organisasi tidak dapat beroperasi dengan efektif. Misalkan suatu perusahaan produsen kue kering harus mempunyai pengetahuan khusus untuk memproduksi kue kering, atau perusahaan pelatihan harus mempunyai pengetahuan dalam menyusun bahan pelatihan dan memberikan pelatihan.

Kedua, pengetahuan lanjut (advance knowledge) merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi yang ingin mempunyai kinerja prima. Pengetahuan ini membuat organisasi bisa melakukan "serangan-serangan" dalam persaingan. Organisasi yang berada dalam satu industri mungkin mempunyai knowledge yang sama tingkat, cakupan dan kualitasnya. Namun ada pengetahuan yang spesifik yang mungkin dimiliki oleh lebih dari organisasi, mungkin pula setiap organisasi berbeda-beda. Dengan mengetahui pengetahuan yang berbeda inilah organisasi dapat melakukan diferensiasi. Misalnya untuk produsen kue kering diperlukan pula pengetahuan dalam jejaring distribusi pemasaran kue kering.


(40)

Ketiga, pengetahuan inovatif (innovative knowledge) merupakan pengetahuan yang membuat organisasi mampu menjadi pemimpin dalam persaingan. Bedanya dengan pengetahuan lanjut adalah pengetahuan ini melakukan diferiansiasi yang sangat berarti dibandingkan para pesaingnya. Misalnya untuk membuat kue yang lezat, mengandung kolesterol rendah, dengan penampilan menarik, dan kemasan yang unik bagi perusahaan kue kering.

2.5.3 Proses Inti Knowledge Management

Menurut Probst et al. (2000) untuk mengatur dan mengelola pengetahuan perusahaan atau organisasi perlu dilakukan pengelompokan dan pengkategorian masalah yang ditemui di perusahaan tersebut. Ini dilakukan untuk mengidentifikasi aktivitas yang dianggap sebagai proses inti knowledge management dan terkait satu dengan lainnya. Dalam proses pengidentifikasi tersebut diperlukan metode analisa yang disebut Core Proccess Knowledge Management (Proses Inti Knowledge

Management). Knowledge management memiliki enam unsur proses inti :

1. Knowledge Identification

Mengidentifikasi pengetahuan eksplisit berarti menganalisa dan menggambarkan lingkungan pengetahuan perusahaan. Banyak sekali perusahaan yang kesulitan untuk mengatur gambaran umum data internal dan eksternal, informasi dan kemampuan. Ketidakjelasan mengakibatkan ketidakefisienan, keputusan yang tidak tersampaikan, dan duplikasi. Knowledge management yang efektif harus memastikan kejelasan internal dan eksternal serta membantu


(41)

karyawan secara individual untuk menentukan apa yang mereka butuhkan.

2. Knowledge Acquisition

Organisasiatau sekolah memasukkan bagian penting pengetahuan mereka dari sumber luar. Hubungan dengan orang tua siswa, kementerian pendidikan, dan pihak lain disadari mempunyai potensi untuk menyediakan pengetahuan yang dimana maksud potensinya adalah jarang secara penuh digunakan. Dalam upaya tersebut Sekolah melakukan berbagai macam cara agar tiap guru mampu dan memahami pengetahuan yang akan bermanfaat bagi sekolah keseluruhan.

3. Knowledge Development

Pembangunan pengetahuan adalah sebagai building block yang melengkapi perolehan pengetahuan. Fokusnya adalah menghasilkan kemampuan baru, produk baru, ide yang lebih baik dan proses yang lebih efisien. Pembangunan pengetahuan meliputi seluruh usaha manajemen yang ditujukan pada cara menghasilkan kemampuan yang belum ada di dalam organisasi atau yang belum ada keberadaannya di dalam organisasi atau di luar organisasi. Secara tradisional, pembangunan pengetahuan dipakai perusahaan dalam melakukan riset pasar dan membangun departemen, padahal pengetahuan penting juga dapat bersemi dari salah satu bagian dalam organisasi.

Dalam building block ini kita memeriksa cara umum yang dilakukan perusahaan dalam berhadapan dengan ide baru dan menggunakan kreativitas karyawannya. Ketika dipertimbangkan dari sudut pandang knowledge


(42)

proses produksi dapat dianalisa dan dioptimalkan sehingga menghasilkan pengetahuan.

4. Knowledge Sharing and Distribution

Pembagian dan distribusi pengetahuan di dalam organisasi adalah kondisi yang vital untuk mengubah informasi yang dikhususkan atau pengalaman menjadi sesuatu yang dapat digunakan oleh organisasi. Penentuan pada siapa saja pengetahuan tersebut dapat diakses dan seberapa luas akses yang diberikan. Pendistribusian pengetahuan memerlukan fasilitas yang menunjang agar pengetahuan yang dimaksud diterima oleh orang yang bersangkutan, langkah yang paling penting adalah menganalisa peralihan pengetahuan dari individual ke group atau organisasi. Distribusi pengetahuan adalah proses membagi dan menyebarkan pengetahuan yang sudah ada di dalam organisasi.

5. Knowledge Utilization

Seluruh inti dari knowledge management adalah memastikan bahwa pengetahuan yang sudah ada dalam organisasi dipakai secara produktif untuk keuntungan organisasi tersebut. Tetapi ada beberapa hal yang tidak menjadi penentu, yaitu identifikasi yang sukses dan distribusi pengetahuan yang penting tidak menjamin bahwa itu akan dipakai oleh perusahaan dalam aktivitasnya sehari-hari. Ada beberapa tantangan yang merintangi penggunaan pengetahuan dari luar. Oleh karena itu langkah-langkah yang harus diambil untuk memastikan bahwa kemampuan yang bernilai dan aset pengetahuan seperti hak paten atau


(43)

6. Knowledge Retention

Penyimpanan informasi yang selektif, dokumen dan pengalaman membutuhkan pengaturan. Organisasi biasanya mengeluh bahwa pengaturan kembali membutuhkan biaya dan tempat dari memori mereka. Proses untuk menyeleksi, memasukkan dan secara teratur memperbaharui pengetahuan yang bernilai bagi masa depan harus dengan hati-hati disusun. Jika ini tidak selesai, keahlian yang berharga dapat begitu saja terbuang. Penyimpanan pengetahuan tergantung pada penggunaan media penyimpanan dalam lingkup yang luas secara efisien. Proses inti knowledge management akan berkembang saat penanganan pengetahuan tergantung pada penggunaan media penyimpanan dalam lingkup yang luas secara efisien. Proses inti knowledge management saat penanganan

knowledge sebagai suatu sumber. Akan ada banyak kesulitan apabila perusahaan

gagal mengimplementasikan knowledge management melalui suatu strategi.


(44)

Knowledge identification, knowledge retention, knowledge acquisition, knowledge

developmennt, knowledge distibution, dan knowledge utilization merupakan suatu

kesatuanyang saling terkait satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.

Knowledge goals dan knowledge assesment akan memperkuat konsep knowledge

management serta mengubahnya menjadi suatu sistem manajemen. Knowledge goals

akan mengklarifikasi arah-arah strategis dari knowledge management dan tujuan dari intervensi-intervensi khusus menjadi nyata. Sedangkan proses dari knowledge

assesment akan menyediakan data-data penting bagi pengendalian strategis dari

proyek-proyek knowledge management. 2.5.4 Konversi Pengetahuan

Kedua jenis pengetahuan explicit knowledge dan tacit knowledge (pengetahuan terbatinkan) merupakan jenis pengetahuan yang saling melengkapi serta berperan sangat penting dalam proses kreasi pengetahuan. Kedua jenis pengetahuan ini berinteraksi satu sama lainnya dan berubah dari satu jenis ke jenis lainnya secara dinamis. Menurut Nonaka dan Takeuchi dalam Munir (2008), interaksi dinamis antara satu bentuk pengetahuan ke bentuk lainnya disebut dengan konversi pengetahuan. Oleh Nonaka dan Takeuchi pengetahuan tersebut dapat di konversi dengan empat cara, yang disebut dengan SECI Model, yaitu: Socialization (S),


(45)

Gambar 2.2 SECI Model (Munir, 2008)

Model pertama, yaitu Socialization atau Sosialisasi, merupakan suatu konversi pengetahuan antara tacit ke Tacit (T -> T). Munir (2008) mengartikan istilah sosialiasi untuk menekankan pada pentingnya kegiatan bersama antara sumber pengetahuan dan penerima pengetahuan dalam proses konversi tacit knowledge. Karena pengetahuan tacit (terbatinkan) sangat dipengaruhi oleh konteksnya dan sulit sekali diformalkan, maka untuk menularkan pengetahuan terbatinkan dari satu individu ke individu lain dibutuhkan pengalaman yang terbentuk melalui kegiatan bersama atau hidup dalam lingkungan yang sama dan bisa juga tanpa menggunakan bahasa. Misalkan dengan cara meniru, mencontoh, menggunakan bahasa tubuh maupun pelatihan-pelatihan yang digunakan.

Model kedua, yaitu Externalization atau Eksternalisasi, pengubahan pengetahuan

tacit ke explicit (T -> E). Menurut Sangkala (2007) proses ini terjadi melalui

pengombinasian (menyortir, menambahkan, mengkategorisasikan dan dikontekstualisasikan kembali menjadi pengetahuan baru) beragam explicit


(46)

knowledge yang dimiliki oleh seseorang. Sehingga seseorang dapat mempertukarkan

dan mengombinasikan pengetahuan melalui semacam satu kejadian. Dalam proses ini pengetahuan tacit diekpresikan dan diterjemahkan menjadi metafora, bentuk konsep, hipotesis, diagram, model, atau prototipe sehingga dapat dengan mudah dimengerti pihak lain.

Model ketiga, Combination atau Kombinasi. Suatu proses konversi antara pengetahuan explicit ke pengetahuan explicit (E -> E). Proses ini merupakan pertukaran dan pengkombinasian melalui media seperti dokumen-dokumen, rapat, percakapan telepon maupun komunikasi melalui jaringan komputer dan internet. Munir (2008) menyebutkan ada tiga proses kombinasi yang terjadi dalam praktik konversi kombinasi, yaitu:

 Pengetahuan eksplisit dikumpulkan dari dalam dan luar organisasi, kemudian dikombinasikan.

 Pengetahuan eksplisit disunting atau diproses agar dapat lebih bermanfaat bagi organisasi.

 Pengetahuan-pengetahuan eksplisit tersebut disebarkan ke seluruh organisasi melalui berbagai media.

Model keempat, yaitu Internalization atau Internalisasi. Suatu proses konversi antara Explicit knowledge menjadi Tacit knowledge (E->T). Pengetahuan ini juga bisa disebut dengan pembelajaran mandiri, learning by doing dari dokumen-dokumen, data, informasi maupun knowledge yang sudah didokumentasikan. Suatu


(47)

pembelajaran individu terhadap suatu pengetahuan dan kemudian menjadi pengetahuan tacit individu tersebut.

2.5.5 Pengertian Knowledge Management Systems

Menurut O’Brien (2005), knowledge management systems merupakan sistem informasi berbasis ilmu pengetahuan (knowledge) yang dapat mendukung hasil cipta (kreasi), pengaturan dan penyebaran dari ilmu pengetahuan bisnis kepada para pekerja dan manajer perusahaan.

Tidak berbeda jauh dengan definisi yang dikemukakan oleh O’Brien, Turban et al. (2001) mengemukakan bahwa knowledge management system merupakan sistem informasi berbasis pengetahuan yang mendukung kreasi, pengaturan dan penyebaran dari ilmu pengetahuan bisnis kepada para pekerja dan manajer dalam perusahaan secara keseluruhan.

2.5.6 Parameter Knowledge Management System

Dalam mendesain Knowledge Management beberapa parameter sistem perlu dipertimbangkan yaitu: (Nawawi, 2002)

a. Ketersediaan sistem (availibility) diharapkan mendukung proses dan budaya sharing.

b. Informasi yang ada dalam Knowledge Management harus dapat dijaga keakuratannya.

c. Metode penyimpanan, index dan pencarian harus dapat dilakukan secara mudah dan hasilnya efektif.


(48)

d. Sistem sebaiknya dapat selalu terakses dengan mudah. Dalam hal ini jelas pertimbangan perangkat yang dapat mengaksesnya harus seluas mungkin.

2.5.7 Arsitektur KMS

Arsitektur KMS dirancang untuk menangkap knowledge dan memungkinkan proses knowledge management menjadi efektif dan efisien. Gambar berikut ini menjelaskan arsitektur dari Knowledge Management System pada umumnya, dan dilengkapi dengan Gambar 2.7 dengan komponen- komponen yang terdapat pada arsitektur Knowledge Management System.


(49)

Dalam aristekturnya, antar knowledge worker’s view saling berkomunikasi, berkolaborasi dan berbagi melalui knowledge portal. Knowledge repository yang berada dalam knowledge presentation layer merupakan penghubung antara knowledge

portal dan knowledge management layer yang berisi proses knowledge management,

proses knowledge management tersebut adalah akuisisi, perbaikan, strategi pencarian kembali, distribusi dan presentasi knowledge.

Knowledge management layer membutuhkan data untuk melakukan proses

tersebut dan data tersebut diambil dari data source layer yang terdiri dari sumber eksternal, web repository, email repository, text repository, relatinal and OO

database dan domain repository.

2.6 Manajemen Pengetahuan Sekolah

Tema utama dari manajemen pengetahuan adalah pembelajaran, pengembangan/sharing, penempatan orang ditempat dan waktu yang tepat, pembuatan keputusan yang efektif, kreativitas, membuat pekerjaan jadi lebih mudah, dan mendorong tumbuhnya bisnis baru dan nilai bisnis.

Dari tema tersebut terkait nampak keterkaitannya dengan manajemen pengetahuan yang memiliki tujuan menyediakan pengetahuan untuk pembelajaran. Sekolah merupakan organisasi pembelajaran terutamanya bagi murid-muridnya, sehingga untuk keperluan tersebut perlu menyediakan pengetahuan dan mendistribusikannnya agar muridnya dapat belajar dengan baik dan kreatif.


(50)

Lebih jauh Petrides & Guiney (2002) menyatakan bahwa dampak dari penggunaan data dan informasi melalui manajemen pengetahuan dalam sistem pendidikan dapat mengaktifkan sekolah untuk berevolusi dari tempaan birokrasi selama era industri ke ekologi pendidikan pengetahuan yang siap untuk bersaing dalam jaringan informasi berbasis masyarakat global. Dalam kerangka ekologi sekolah, manajemen pengetahuan harus menguji sejumlah besar data yang mereka kumpulkan, bagaimana mengubah data menjadi informasi yang bermakna, dan bagaimana informasi menjadi pengetahuan untuk mempertahankan pemikiran pengambilan keputusan pendidikan. Penerapan Knowledge Management akan memfasilitasi (mungkin dapat dikatakan memaksa ) anggota organisasi untuk selalu melanjutkan proses pembelajaran dalam hidupnya.

Pentingnya manajemen pengetahuan dapat dilihat juga dari sisi bergesernya teori pembangunan ekonomi, yaitu dari teori konvensional yang bertumpu pada modal phisik (pabrik dan alat produksi) ke teori kontemporer yang bertumpu modal manusia (human capital / intellectual capital) yang dikenal dengan knowledge based

economy. Dari pergeseran ini pendidikan menempati posisi terpenting dalam upaya

meningkatan produktivitas, karena pendidikan melahirkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan, serta kreativitas yang memadai. Tenaga kerja yang demikian itulah yang dikenal juga sebagai tenaga kerja yang memiliki kapabilitas memadai. Menurut Wibowo (2012), tantangan dalam membangun kapabilitas antara lain: mengubah cara berpikir dan berperilaku, merancang pengalaman yang mendukung penemuan diri, pengalaman sebelumnya merupakan


(51)

bentuk pembelajaran. Oleh karenanya untuk menciptakan pendidikan yang mampu membangun dan menciptakan kapabilitas manusia/tenaga kerja diperlukan manajemen pengetahuan di dunia pendidikan, termasuk sekolah.

Menurut Leung (2010), ada tiga alasan utama mengapa mengadopsi manajemen pengetahuan dalam pendidikan (sekolah), yaitu: Pertama, dapat memakai keahlian guru berpengalaman dan berbagi dengan yang lain, terutama guru baru. Dengan demikian praktek terbaik dapat diperoleh dan dibagi diantara guru, Kedua, dapat meningkatkan efektivitas dalam kaitannya dengan kinerja belajar-mengajar sekolah. Hal ini menyediakan rancangan kerja dan memberi kecerdasan bersaing kepada guru. Untuk Pendidikan, faktor bersaing yang penting adalah untuk mencapai

outcome dan meningkatkan hasil belajar murid, dan Ketiga, manajemen pengetahuan

mendukung pengembangan dari komunitas pengetahuanpada sekolah dan menaruh budaya organisasi pembelajaran. Hal ini akan meningkatkan pembelajaran serta mengelola secara sah hak milik intelektual sekolah.

Berdasarkan hasil diskusi Knowledge Management in Education Summit pada Desember 2002, Petrides & Nodine (2003) menyarankan penerapan manajemen pengetahuan dalam lembaga pendidikan yaitu dengan cara:

1. Membangun daftar data/informasi dan kebiasaan secara organisasional untuk menggunakan data/informasi secara positif melalui pelibatan orang-orang dalam diskusi secara terbuka.

2. Fokus pada orang-orang dan kebutuhan mereka, kemudian melakukan kegiatan melalui managemen pengetahuan untuk memenuhinya.


(52)

3. Susun proses kerja dan pola aliran informasi.

4. Yakinkan adanya teknologi yang dapat mengumpulkan dan sharing informasi. 5. Tingkatkan pembelajaran murid dan jangan membiarkan prosedur tanpa

keahlian.

6. Berharap proses yang terus maju/dinamis. 7. Pertimbangkan gambaran yang lebih besar/luas.

Dalam penerapan manajemen pengetahuan di organisasi/sekolah seperti tersebut di atas, peran kepala sekolah dalam proses itu sangat penting. Tanpa peran kepala sekolah, sangat sulit manajemen pengetahuan berjalan di sekolah, sebagaimana diungkapkan oleh hasil penelitian Leung (2010) yang menyatakan bahwa kepala sekolah harus dapat menstimulasi knowledge sharing dan menyediakan pelatihan bagi guru, dan yang paling penting, kepala sekolah harus mendorong para guru untuk berpikir dengan cara yang baru dan menekankan bahwa manejemen pengetahuan dapat menyelesaikan masalah yang sebelumnya atau saat ini terjadi di dalam sekolah. Mendasarkan pada pendapat Havelock dan Zlotolow, West-Burnham dan O’Sullivan, serta Beatty, selanjutnya Leung menjelaskan bahwa dalam praktek manajemen pengetahuan kepala sekolah berperan sebagai catalyst, process helper, dan resource

linker, yaitu:

1. Sebagai katalis, kepala sekolah harus memprakarsai perubahan atas praktek implementasi manajemen pengaetahuan di sekolah. Kepala sekolah harus


(53)

mengetahui perilaku para guru dan staf serta budaya pada sekolah yang dapat mendukung perubahan atau bahkan dapat menolak perubahan.

2. Sebagai process helper, kepala sekolah harus membantu guru/staf ketika mereka menemukan masalah dalam mempraktekkan manajemen pengetahuan. Kepala sekolah harus memotivasi para guru dan mencipkana lingkungan kerja yang dapat mendukung praktek baru ini. Sebagai pemimpin dari organisasi pembelajar, kepala sekolah harus mendukung proses pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan kinerja. Kepala sekolah perlu menciptakan koneksi secara emosional dengan para guru untuk dapat menyampaikan secara jelas tujuan dan harapannya serta menyediakan umpan balik yang positif kepada para guru melalui komunikasi yang efektif.

3. Sebagai resource linker, kepala sekolah harus mengalokasikan kembali sumber daya yang tersedia untuk mencapai perubahan yang diharapkan. Beberapa peran personalia maupun kelompok tugas perlu dudukkan kembali untuk memfasilitasi proses perubahan dan menyediakan dukungan teknis dan pedagogik. Untuk ini perlu pengembangan staf melalui pelatihan, mentoring, ataupun partisipasi.

2.7 Metodologi Penelitian

Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan yang digunakan pada berbagai disiplin ilmu (McLeod dan Schell, 2008).


(54)

Penelitian dapat diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan pemberi artian yang terus-menerus terhadap sesuatu. Penelitian juga merupakan percobaan yang hati-hati dan kritis untuk menemukan sesuatu yang baru (Nazir, 2005).

Landasan teori yang digunakan dalam metodologi penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

2.7.1 Metodologi Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Dalam melakukan pengumpulan data, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

1. Observasi

Observasi adalah teknik penemuan fakta dimana analis sistem turut berpartisipasi atau menyaksikan seseorang yang sedang melakukan aktifitas untuk mempelajari sistem (Whitten, 2004). Adapun menurut Jogiyanto (2008), observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya.

2. Wawancara

Wawancara yaitu komunikasi dua arah yang dilakukan untuk mendapatkan data dari responden (Jogiyanto, 2008). Wawancara (interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan data atau fakta (fact finding technique) yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Mengadakan tanya jawab sesuai


(55)

dengan daftar pertanyaan yang telah disusun kepada fungsi yang bersangkutan. (Jogiyanto, 2008)

Sedangkan menurut Whitten (2004), Wawancara adalah teknik penelusuran fakta dimana analis sistem mengumpulkan informasi dari individu-individu melalui interaksi face-to-face. Tujuan dari wawancara adalah menemukan fakta, validasi fakta, kejelasan fakta, antusiasme, mengidentifikasi persyaratan, menyatukan ide dan persyaratan.

3. Studi Pustaka

Untuk menambah referensi akan teori-teori yang diperlukan, dilakukan studi pustaka dengan membaca dan mempelajari secara mendalam literature-literatur yang mendukung penelitian ini. Diantaranya buku-buku, diktat, catatan, makalah dan artikel baik cetak maupun elektronik dan hasil penulisan karya ilmiah lainnya (Gulo, 2002).

Sedangkan menurut Nazir (2005), Studi pustaka adalah mengumpulkan data dan informasi dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku, referensi serta situs-situs penyedia layanan yang berkaitan dengan judul. Adapun Jogiyanto (2005) menjelaskan bahwa studi pustaka ialah cara penelitian yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku pustaka, dan website tertentu yang dijadikan pendukung dalam penelitian yang dilakukan.

4. Studi Literatur

Dilakukan dengan membaca dan menelaah literature dari jurnal-jurnal, tugas akhir atau skripsi, serta tesis yang terkait dengan penelitian yang akan diteliti (Nazir,


(56)

2005). Berikut ini merupakan beberapa penelitian sejenis yang bersumber dari skripsi, dan jurnal:

Tabel 2.1 Studi Literatur Sejenis

No Nama Judul Tahun Kelebihan Kekurangan

1. Muhammad Fahri (Program Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)

Analisa dan Perancangan Sistem Manajemen

Pengetahuan

(Knowledge

Management System)

pada Departemen Sumber Daya Manusia (Studi Kasus PT. Mitra Mega Semesta

(DoctoRabit))

2010 Memiliki fitur forum diskusi yang

memungkinkan

user untuk membaas suatu kasus.

Tampilan aplikasi kurang

user friendly

2. Reza Fatahillah (Program Sarjana UIN Syarif Hidayatullah

Analisa dan Desain Model Knowledge

Management pada

Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus: SMAN 1 Tangsel dan

2012 Membahas detail analisis

knowledge management.

Tidak membuat aplikasi dalam penelitian yang dibuat.


(1)

iv

}

echo "</td></tr>

<tr><td colspan=2><input type=submit value=Simpan> <input type=button value=Batal

onclick=self.history.back()></td></tr> <input type=hidden name=act value=input> </table></form>";

break;

case "editberita":

$edit = mysql_query("SELECT * FROM berita WHERE id_berita='$_GET[id]'"); $r = mysql_fetch_array($edit); echo "<h2>Edit Berita</h2> <form method=POST enctype='multipart/form-data'

action=$aksi?module=berita&act=update> <input type=hidden name=id value=$r[id_berita]>

<table>

<tr><td width=70>Judul</td> <td> : <input type=text name='judul' size=60 value='$r[judul]'></td></tr>

<tr><td>Kategori</td> <td> : <select name='kategori'>";

$tampil=mysql_query("SELECT * FROM kategori ORDER BY

nama_kategori");

if ($r[id_kategori]==0){

echo "<option value=0 selected>- Pilih Kategori -</option>";

}

while($w=mysql_fetch_array($tampil)){ if

($r[id_kategori]==$w[id_kategori]){ echo "<option

value=$w[id_kategori]

selected>$w[nama_kategori]</option>"; }

else{

echo "<option

value=$w[id_kategori]>$w[nama_kategori] </option>";

} }

echo "</select></td></tr>

<tr><td>Isi Berita</td> <td> <textarea name='isi_berita' style='width: 600px; height:

350px;'>$r[isi_berita]</textarea></td></tr> <tr><td>Gambar</td> <td> : "; if ($r[gambar]!=''){

echo "<img

src='../foto_berita/small_$r[gambar]'>"; }

echo "</td></tr>

<tr><td>Ganti Gbr</td> <td> : <input type=file name='fupload' size=30> *)</td></tr>

<tr><td colspan=2>*) Apabila gambar tidak diubah, dikosongkan saja.</td></tr>"; $d = GetCheckboxes('tag', 'tag_seo', 'nama_tag', $r[tag]);

echo "<tr><td>Tag (Label)</td><td> $d </td></tr>";

echo "<tr><td colspan=2><input type=submit value=Update> <input type=button value=Batal

onclick=self.history.back()></td></tr> </table></form>";

break; }

} ?> <?php session_start();

if (empty($_SESSION['username']) AND empty($_SESSION['passuser'])){

echo "<link href='style.css' rel='stylesheet' type='text/css'>

<center>Untuk mengakses modul, Anda harus login <br>";

echo "<a

href=../../index.php><b>LOGIN</b></a></c enter>";

} else{

function GetCheckboxes($table, $key, $Label, $Nilai='') {

$s = "select * from $table order by nama_tag";

$r = mysql_query($s);

$_arrNilai = explode(',', $Nilai); $str = '';


(2)

v

$_ck = (array_search($w[$key],

$_arrNilai) === false)? '' : 'checked'; $str .= "<input type=checkbox name='".$key."[]' value='$w[$key]' $_ck>$w[$Label] ";

}

return $str; }

$aksi="modul/mod_diskusi/aksi_diskusi.php ";

switch($_GET[act]){ // Tampil Berita default:

echo "<h2>Diskusi</h2> <form method=get

action='$_SERVER[PHP_SELF]'> <input type=hidden name=module value=diskusi>

<div id=paging>Masukkan Judul Diskusi: <input type=text

name='kata'><input type=submit value=Cari></div>

</form>

<input type=button value='Tambah Diskusi'

onclick=\"window.location.href='?module=d iskusi&act=tambahdiskusi';\">";

if (empty($_GET['kata'])){ echo "<table>

<tr><th>no</th><th>judul</th><th>tgl. posting</th><th>aksi</th></tr>"; $p = new Paging;

$batas = 15;

$posisi = $p->cariPosisi($batas); if ($_SESSION[leveluser]=='admin'){ $tampil = mysql_query("SELECT * FROM diskusi ORDER BY id_diskusi DESC LIMIT $posisi,$batas"); }

else{

$tampil=mysql_query("SELECT * FROM diskusi

WHERE

id_pegawai='$_SESSION[nip]' ORDER BY id_diskusi DESC LIMIT $posisi,$batas");

}

$no = $posisi+1;

while($r=mysql_fetch_array($tampil)){

$tgl_posting=tgl_indo($r[tanggal]); echo "<tr><td>$no</td>

<td>$r[judul]</td> <td>$tgl_posting</td>

<td><a

href=?module=diskusi&act=editdiskusi&id= $r[id_diskusi]>Edit</a> |

<a

href='$aksi?module=diskusi&act=hapus&id =$r[id_diskusi]&namafile=$r[gambar]'>Hap us</a></td>

</tr>"; $no++;

}

echo "</table>";

if ($_SESSION[leveluser]=='admin'){ $jmldata =

mysql_num_rows(mysql_query("SELECT * FROM diskusi"));

} else{ $jmldata =

mysql_num_rows(mysql_query("SELECT * FROM diskusi WHERE

id_pegawai='$_SESSION[nip]'")); }

$jmlhalaman =

$p->jumlahHalaman($jmldata, $batas); $linkHalaman =

$p->navHalaman($_GET[halaman], $jmlhalaman);

echo "<div

id=paging>$linkHalaman</div><br>";

break; } else{

echo "<table>

<tr><th>no</th><th>judul</th><th>tgl. posting</th><th>aksi</th></tr>"; $p = new Paging;

$batas = 15;

$posisi = $p->cariPosisi($batas); if ($_SESSION[leveluser]=='admin'){ $tampil = mysql_query("SELECT * FROM diskusi WHERE judul LIKE '%$_GET[kata]%' ORDER BY id_diskusi DESC LIMIT $posisi,$batas");

} else{


(3)

vi

$tampil=mysql_query("SELECT *

FROM diskusi

WHERE id_pegawai='$_SESSION[nip]' AND judul LIKE '%$_GET[kata]%'

ORDER BY id_diskusi DESC LIMIT $posisi,$batas");

}

$no = $posisi+1;

while($r=mysql_fetch_array($tampil)){ $tgl_posting=tgl_indo($r[tanggal]); echo "<tr><td>$no</td>

<td>$r[judul]</td> <td>$tgl_posting</td>

<td><a

href=?module=diskusi&act=editdiskusi&id= $r[id_diskusi]>Edit</a> |

<a

href='$aksi?module=diskusi&act=hapus&id =$r[id_diskusi]&namafile=$r[gambar]'>Hap us</a></td>

</tr>"; $no++;

}

echo "</table>";

if ($_SESSION[leveluser]=='admin'){ $jmldata =

mysql_num_rows(mysql_query("SELECT * FROM diskusi WHERE judul LIKE '%$_GET[kata]%'"));

} else{ $jmldata =

mysql_num_rows(mysql_query("SELECT * FROM diskusi WHERE

id_pegawai='$_SESSION[nip]' AND judul LIKE '%$_GET[kata]%'"));

}

$jmlhalaman =

$p->jumlahHalaman($jmldata, $batas); $linkHalaman =

$p->navHalaman($_GET[halaman], $jmlhalaman);

echo "<div

id=paging>$linkHalaman</div><br>";

break; }

case "tambahdiskusi":

echo "<h2>Tambah Diskusi</h2>

<form method=POST

action='$aksi?module=diskusi&act=input' enctype='multipart/form-data'>

<table>

<tr><td width=70>Judul</td> <td> : <input type=text name='judul'

size=60></td></tr>

<tr><td>Kategori</td> <td> : <select name='kategori'>

<option value=0 selected>- Pilih Kategori -</option>";

$tampil=mysql_query("SELECT * FROM kategori ORDER BY

nama_kategori");

while($r=mysql_fetch_array($tampil)){ echo "<option

value=$r[id_kategori]>$r[nama_kategori]</ option>";

}

echo "</select></td></tr>

<tr><td>Isi Diskusi</td> <td> <textarea name='isi_berita' style='width: 600px; height:

350px;'></textarea></td></tr> <tr><td>Gambar</td> <td> : <input type=file name='fupload' size=40> <br>Tipe gambar harus JPG/JPEG dan ukuran lebar maks: 400 px</td></tr>";

echo "

<tr><td colspan=2><input type=submit value=Simpan> <input type=button value=Batal

onclick=self.history.back()></td></tr> </table></form>";

break;

case "editdiskusi":

$edit = mysql_query("SELECT * FROM diskusi WHERE id_diskusi='$_GET[id]'"); $r = mysql_fetch_array($edit); echo "<h2>Edit Berita</h2> <form method=POST enctype='multipart/form-data'

action=$aksi?module=diskusi&act=update> <input type=hidden name=id

value=$r[id_diskusi]> <table>


(4)

vii

<tr><td width=70>Judul</td> <td> : <input type=text name='judul' size=60 value='$r[judul]'></td></tr>

<tr><td>Kategori</td> <td> : <select name='kategori'>";

$tampil=mysql_query("SELECT * FROM kategori ORDER BY

nama_kategori");

if ($r[id_kategori]==0){

echo "<option value=0 selected>- Pilih Kategori -</option>";

}

while($w=mysql_fetch_array($tampil)){ if

($r[id_kategori]==$w[id_kategori]){ echo "<option

value=$w[id_kategori]

selected>$w[nama_kategori]</option>"; }

else{

echo "<option

value=$w[id_kategori]>$w[nama_kategori] </option>";

} }

echo "</select></td></tr>

<tr><td>Isi Diskusi</td> <td> <textarea name='isi_berita' style='width: 600px; height:

350px;'>$r[isi_diskusi]</textarea></td></tr> <tr><td>Gambar</td> <td> : "; if ($r[gambar]!=''){

echo "<img

src='../foto_berita/small_$r[gambar]'>"; }

echo "</td></tr>

<tr><td>Ganti Gbr</td> <td> : <input type=file name='fupload' size=30> *)</td></tr>

<tr><td colspan=2>*) Apabila gambar tidak diubah, dikosongkan saja.</td></tr>";

echo "<tr><td colspan=2><input type=submit value=Update> <input type=button value=Batal

onclick=self.history.back()></td></tr> </table></form>";

break; }

} ?>

<?php

session_start();

if (empty($_SESSION['username']) AND empty($_SESSION['passuser'])){

echo "<link href='style.css' rel='stylesheet' type='text/css'>

<center>Untuk mengakses modul, Anda harus login <br>";

echo "<a

href=../../index.php><b>LOGIN</b></a></c enter>";

} else{

$aksi="modul/mod_download/aksi_downloa d.php";

switch($_GET[act]){ // Tampil Download default:

echo "<h2>Dokumen</h2>

<input type=button value='Tambah Dokumen'

onclick=location.href='?module=download& act=tambahdownload'>

<table>

<tr><th>no</th><th>judul</th><th>Katego ri</th><th>nama file</th><th>tgl.

posting</th><th>aksi</th></tr>"; $p = new Paging;

$batas = 15;

$posisi = $p->cariPosisi($batas); $tampil=mysql_query("SELECT a.*,b.nama_kategori FROM download a INNER JOIN kategori b ON a.id_kategori = b.id_kategori ORDER BY id_download DESC LIMIT $posisi,$batas");

$no = $posisi+1;

while ($r=mysql_fetch_array($tampil)){ $tgl=tgl_indo($r[tgl_posting]); echo "<tr><td>$no</td> <td>$r[judul]</td>

<td>$r[nama_kategori]</td> <td>$r[nama_file]</td> <td>$tgl</td>

<td><a

href=?module=download&act=editdownloa d&id=$r[id_download]>Edit</a> |

<a

href=$aksi?module=download&act=hapus& id=$r[id_download]>Hapus</a>


(5)

viii

</tr>";

$no++; }

echo "</table>";

$jmldata=mysql_num_rows(mysql_query(" SELECT * FROM download"));

$jmlhalaman =

$p->jumlahHalaman($jmldata, $batas); $linkHalaman =

$p->navHalaman($_GET[halaman], $jmlhalaman);

echo "<div

id=paging>$linkHalaman</div><br>"; break;

case "tambahdownload":

echo "<h2>Tambah Download</h2> <form method=POST

action='$aksi?module=download&act=input' enctype='multipart/form-data'>

<table>

<tr><td>Judul</td><td> : <input type=text name='judul' size=30></td></tr>

<tr><td>Kategori</td> <td> : <select name='kategori'>

<option value=0 selected>- Pilih Kategori -</option>";

$tampil=mysql_query("SELECT * FROM kategori ORDER BY

nama_kategori");

while($r=mysql_fetch_array($tampil)){ echo "<option

value=$r[id_kategori]>$r[nama_kategori]</ option>";

}

echo "</select></td></tr>

<tr><td>File</td><td> : <input type=file name='fupload'

size=40></td></tr>

<tr><td colspan=2><input type=submit value=Simpan> <input type=button value=Batal

onclick=self.history.back()></td></tr> </table></form><br><br><br>"; break;

case "editdownload":

$edit = mysql_query("SELECT * FROM download WHERE

id_download='$_GET[id]'"); $r = mysql_fetch_array($edit);

echo "<h2>Edit Download</h2> <form method=POST enctype='multipart/form-data'

action=$aksi?module=download&act=updat e>

<input type=hidden name=id value=$r[id_download]>

<table>

<tr><td>Judul</td><td> : <input type=text name='judul' size=30

value='$r[judul]'></td></tr>

<tr><td>Kategori</td> <td> : <select name='kategori'>";

$tampil=mysql_query("SELECT * FROM kategori ORDER BY

nama_kategori");

if ($r[id_kategori]==0){

echo "<option value=0 selected>- Pilih Kategori -</option>";

}

while($w=mysql_fetch_array($tampil)){ if

($r[id_kategori]==$w[id_kategori]){ echo "<option

value=$w[id_kategori]

selected>$w[nama_kategori]</option>"; }

else{

echo "<option

value=$w[id_kategori]>$w[nama_kategori] </option>";

} }

echo "</select></td></tr> <tr><td>File</td><td> : $r[nama_file]</td></tr>

<tr><td>Ganti File</td><td> : <input type=file name='fupload' size=30>

*)</td></tr>

<tr><td colspan=2>*) Apabila file tidak diubah, dikosongkan saja.</td></tr> <tr><td colspan=2><input

type=submit value=Update> <input type=button value=Batal

onclick=self.history.back()></td></tr> </table></form>";

break; }

} ?>


(6)

ix

<?php

session_start();

if (empty($_SESSION['username']) AND empty($_SESSION['passuser'])){

echo "<link href='style.css' rel='stylesheet' type='text/css'>

<center>Untuk mengakses modul, Anda harus login <br>";

echo "<a

href=../../index.php><b>LOGIN</b></a></c enter>";

} else{

function GetCheckboxes($table, $key, $Label, $Nilai='') {

$s = "select * from $table order by nama_tag";

$r = mysql_query($s);

$_arrNilai = explode(',', $Nilai); $str = '';

while ($w = mysql_fetch_array($r)) { $_ck = (array_search($w[$key], $_arrNilai) === false)? '' : 'checked'; $str .= "<input type=checkbox name='".$key."[]' value='$w[$key]' $_ck>$w[$Label] ";

}

return $str; }

$aksi="modul/mod_notulen/aksi_notulen.ph p";

switch($_GET[act]){ // Tampil Berita default:

echo "<h2>laporan</h2> <form method=get

action='$_SERVER[PHP_SELF]'> <input type=hidden name=module value=notulen>

<div id=paging>Masukkan Judul laporan : <input type=text

name='kata'><input type=submit value=Cari></div>

</form>

<input type=button value='Tambah laporan'

onclick=\"window.location.href='?module=n otulen&act=tambahlaporan';\">";

if (empty($_GET['kata'])){ echo "<table>

<tr><th>no</th><th>judul</th><th>tgl. posting</th><th>aksi</th></tr>"; $p = new Paging;

$batas = 15;

$posisi = $p->cariPosisi($batas); if ($_SESSION[leveluser]=='admin'){ $tampil = mysql_query("SELECT * FROM laporan ORDER BY id_laporan DESC LIMIT $posisi,$batas");

} else{

$tampil=mysql_query("SELECT * FROM laporan

WHERE id_peg='$_SESSION[nip]'

ORDER BY id_laporan DESC LIMIT $posisi,$batas");

}

$no = $posisi+1;

while($r=mysql_fetch_array($tampil)){ $tgl_posting=tgl_indo($r[tanggal]); echo "<tr><td>$no</td>

<td>$r[judul]</td> <td>$tgl_posting</td>

<td><a

href=?module=notulen&act=editnotulen&id =$r[id_laporan]>Edit</a> |

<a

href='$aksi?module=notulen&act=hapus&id =$r[id_laporan]&namafile=$r[file]'>Hapus< /a></td>

</tr>"; $no++;

}