Informan I A, 24 tahun, Laki-laki

bersekolah hingga STM. HS sudah 6 tahun menjadi pengamen jalanan diajak oleh temannya, hal ini dilakukan karena disamping ikut membiayai adiknya yang masih bersekolah, juga untuk bertahan hidup yang selama ini ditanggung oleh neneknya, sedangkan Ibunya hanya mampu membiayai sekolah saja. Informan ke 5 adalah AP berusia 30 th, mempunyai tujuh saudara dan AP adalah anak keempat. Ayah AP sudah meninggal sejak SD dan setelah itu AP tidak melanjutkan lagi sekolah. Rumah asli AP adalah medan, kemudian sekitar tahun 1979 karena gagal panen selama 2 tahun , tanah tandus sehingga pengairan susah, maka saat AP berusia 3 tahun, Ayah AP menyuruh untuk pindah kesolo sampai sekarang tinggal bersama Ibunya dinusukan yang berjualan pakaian PKL didekat pasar legi. Kondisi ekonomi dalam keluarga AP kurang sejak Ayahnya meninggal sehingga untuk mencukupi kebutuhan dan meringankan beban ibunya, AP memutuskan untuk mengamen. Informan sudah 7 tahun bekerja sebagai pengamen dijalanan dan diajak oleh teman.

2. Deskripsi Informan

Setelah pengambilan data pada 5 orang informan utama selesai dilaksanakan, maka peneliti mendeskripsikan hasil data tersebut dalam bentuk laporan narasi deskripsi. Penjelasan tentang 5 orang informan utama dijabarkan satu persatu dalam laporan, sebagai berikut :

a. Informan I A, 24 tahun, Laki-laki

1 Karakteristik Fisik Informan Informan A berjenis kelamin laki-laki, mempunyai tinggi badan kira- kira 165 cm, berat badan kira-kira 55 kg. Informan memiliki bentuk wajah sedikit oval, mata kecil, alis tebal, rambut pendek agak ikal, hidung mancung dengan bibir yang agak tebal dengan gigi terlihat banyak karang gigi dan berkulit sawo matang. Pada saat wawancara informan mengenakan kaos dengan kondisi kaos yang banyak sobekan pada bagian leher dan lengannya bewarna hitam dengan tulisan warna cokelat bertuliskan ”SKETERS”, kemudian informan mengenakan celana jeans selutut dengan bekas potongan, masih berserabut kain warna biru muda, A membawa tas kecil yang dipakai secara menyamping pada bahu tangan bewarna hitam dan A juga memakai sandal jepit warna putih polos dengan merk swallow. Wawancara dilaksanakan 1 kali saat A selesai ngamen. 2 Hasil Observasi Saat Wawancara Pertemuan pertama kali dilakukan di warung pinggiran yang berada di pintu keluar lewatnya bus, pertemuan ini bertujuan untuk perkenalan dan pembentukan rapport. Sebelumnya peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri dan berbincang-bincang tentang keadaan lingkungan disekitar terminal tirtonadilokasi penelitian. Pertemuan tersebut dilakukan pada tanggal 15 Juli 2009 berlangsung dari pukul 14.00-16.00 WIB, ketika itu A sedang menunggu antrian naik bus untuk mengamen lagi. Setelah peneliti akan pulang, maka peneliti mengadakan janji terlebih dahulu dengan A untuk melakukan wawancara mengenai tujuan peneliti. Selama pertemuan pertama tersebut, A terlihat sebagai individu yang pendiam, tidak banyak kata-kata yang dilontarkannya. Jika A tidak diajak berbicara, maka A memilih diam dan matanya tertuju pada lalu-lalang bus yang lewat dihadapan A dan peneliti, sesekali A minum es teh dalam plastik bening tersebut. A sangat jarang sekali untuk mengawali pembicaraan, namun ketika ditanya tentang kesehariannya A langsung merespon dan menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan kepadanya. Di awal pertemuan A menjadi pusat perhatian dari teman sesama anak jalanan, A hanya merespon dengan senyum dan menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan padanya. Ketika peneliti mengutarakan apa yang ingin dilakukan dan tujuan tentang pertemuan kali ini, A meresponnya dengan anggukan kepala dan menyatakan bersedia membantu peneliti dalam pengambilan data. Wawancara dilakukan di tempat parkiranpenitipan sepeda montor terminal tirtonadi pada hari sabtu, 18 Juli 2009 pada pukul 15.00-17.00 WIB, hal ini dilakukan karena mempertimbangkan kenyamanan dari A dan atas permintaan A sendiri untuk dilakukannya wawancara agar tidak terlalu bising dengan suara bus yang keluar masuk terminal dan aktivitas orang-orang yang berlalu-lalang. Ketika peneliti akan memulai wawancara, peneliti berbicara menggunakan bahasa Indonesia, peneliti melakukan wawancara terhadap A. Sikap A selama wawancara terlihat tenang dalam menjawab pertanyaan dengan bahasa Indonesia juga dan memperhatikan apa yang ditanyakan. Selama berlangsungnya wawancara. A sangat antusias dalam menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan pribadi terutama tentang keluarganya, A menunjukkan sikap tegar dan terlihat ekspresi muka yang berubah dari sebelumnya. Wawancara berlangsung secara lancar, tidak ada hambatan yang berarti ketika wawancara berlangsung.

1. Catatan Lapangan