Interaksi sosial pengamen dilingkungan keluarga, tempat kerja dan

D. KATEGORISASI

Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil wawancara dan observasi maka dapat dilakukan pengkategorisasian terhadap interaksi sosial pada pengamen disekitar Teriminal Tirtonadi Surakarta. Adapun deskripsi dari kategorisasi tersebut antara lain :

1. Interaksi sosial pengamen dilingkungan keluarga, tempat kerja dan

lingkungan tempat tinggal a. Lingkungan Keluarga Keluarga bukan salah satu tempat yang dipilih para anak jalanan untuk menjalankan aktivitas dan berinteraksi sosial dengan baik. Tempat tinggal atau rumah didalam keluarga hanyalah sebagai persinggahan sesaat untuk sekedar tidur beristirahat dan terkadang makan. Hal ini dilakukan karena anak jalanan sendiri merasa tidak nyaman jika kondisi didalam keluarga sendiri tidak seperti keluarga yang hidup rukun, tenang, tenteram seperti keluarga lainnya Informan1,2,3,4,5. Perceraian, berpisah tanpa sebab, dan meninggal dunia dari orang tua adalah penyebab utama yang sering membuat tidak nyaman anak jalanan berada di dalam rumah Informan 1,2, 4, 5. Pada informan 1 kedua Orang tua bercerai sejak masih bersekolah di SD dan keduanya menikah serta tinggal bersama keluarga yang baru, informan memilih tinggal bersama neneknya. Informan 2 kedua Orang tua juga bercerai sejak kelas 1 SD, keduapun menikah lagi dan tinggal bersama keluarga barunya. Informan memilih tinggal bersama Ayah dibandingkan dengan Ibu kandungnya. Pada Informan 3 kedua Orang tuanya tidak bercerai dan berhungan dengan baik, manum informan 3 jarang pulang dan memilih tinggal dikost. Pada informan 4 Ayah informan berpisah tanpa sebab dan menikah serta tinggal bersama keluarga barunya lagi tanpa menceraikan dan meminta ijin kepada ibu informan, hal itu terjadi saat informan masih bersekolah dasar, dan informan memilih tinggal bersama nenek dan adik kandungnya, karena ibu informan kemudian bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan tinggal dengan majikannya. Pada informan 5, Ayah telah meninggal sejak informan bersekolah dasar, tinggal bersama ibunya yang bekerja sebagai pedagang kaki lima yaitu menjual pakaian. Status keadaan ekonomi dalam keluarga yang kurangInforman 1,2,3,4,5, selanjutnya adalah frekuensi komunikasi yang hampir sudah tidak ada, bahkan menurut informan 1 dirinya dianggap sebagai orang asing didalam keluarganya sehingga interaksi sosial informan 1 dilingkungan keluarga berada pada tahap kontak sosial, yang berarti informan kurang dapat menjalin hubungan dan berkomunikasi dengan saudara dan kedua orang tua yang telah bercerai dan menikah lagi. Informan 2 hanya sebatas tegur sapa, informan 3 dan 5 merasa cuek dan malas untuk berkomunikasi karena semua saudara sudah bekerja dan berkeluarga dan informan 4 hanya sebatas tegur sapa. Pada informan 2 interaksi sosial dalam keluarga yag dilakukan berada pada tahap keintiman. Yang mana Informan dapat menjalin hubungan yang baik dengan ayah, ibu tiri dan satu saudaranya yaitu adik. Pada informan 3 interaksi sosial berada pada tahap keterlibatan, dimana informan mampu mengadakan penjajagan lebih lanjut terhadap keluarganya. Sedangkan Informan 4 dan 5 interaksi sosial berada pada tahap kontak sosial,hal ini berarti bahwa informan hanya berkomunikasi dengan orang sekitar dan terdekat saja. Mencukupi kebutuhan hidup, kebebasan, kemandirian, dan membantu meringankan beban orang tua atau keluarga adalah salah satu alasan yang utama saat memutuskan berada dijalanan Informan 1,2,3,4,5. Informan 3 tertarik kedunia jalanan berawal dari menyukai pergaulan bebas, berbeda dengan Informan ke 1,2,4 dan 5 berada dijalanan untuk mencukupi kebutuhan hidup. Kebebasan disini berarti kebebasan dalam waktu dan tenaga untuk bekerja, yaitu senang bebas tidak terikat dengan orang lain dan target hasil yang diperoleh. 1 Lingkungan Terminal Tirtonadi Surakarta tempat kerja Pekerjaan kelima informan sebagai pengamen jalanan yang berada disekitar terminal tirtonadi surakarta Informan 1,2,3,4,5. Sudah lama berada disekitar Terminal Tirtonadi Surakarta, dari mulai 5tahunInforman3, 6tahunInforman1,2 dan4 dan 7tahunInforman5. Hampir lebih dari 4 jam waktu yang dihabiskan dan digunakan dijalanan Hubungan dan komunikasi para pengamen jalanan baik, dengan orang disekitar terkadang bergurau dengan para pedagang warung dan pedagang asongan. Akan tetapi hubungan yang terjalin dengan sopir dan kernet bus kurang begitu baik. Saat pertama kali berada dijalanan disamping karena faktor kebutuhan hidup ada juga karena diajak oleh teman Informan 1,2,3,4,5 dan ketertarikan berada dijalanan itu bertambah dengan mendapatkan banyak teman, berkomunikasi setiap hari, menghargai dan menghormati sehingga terwujud interaksi yang berada pada tahap keterlibatan. Informan 1,3,4 dan 5,jika ada teman yang mendapat masalah dan ingin bercerita, maka dengan senang hati mendengarkan dan memberi saran jika diminta. Informan 2 karena merasa usia masih kecil jadi belum pernah ada teman yang curhatbercerita masalah yang dihadapi dengan dia. Keterbukaan dalam setiap masalah informan kepada temannya tidak semua akan tetapi tetap ada kriteria jika informan sendiri ingin curhat Informan 1,2,3 dan 5 untuk informan 4 tidak ada kriteria dalam berbagi cerita dan masalah yang dihadapi. Komunikasi dan kedekatan hubungan yang terjalin dengan teman sesama pengamen jalanan sangat erat melebihi keluarga sendiri. Informan 1,2,3,4,5 Saat sepi, jika hasil sedikit dan belum makan, maka seluruh hasil ngamen dikumpulkan dijadikan satu dan dibelikan makanan untuk makan bersama dan itu terjadi juga saat ada salah satu teman mengalami musibah. Kode khusus yang sering dilakukan oleh teman sesama anak jalanan saat terjadi operasi mendadak rasia, maka digunakan kode yang digunakan adalah bahasa tubuhperaga yaitu memegang tangan kanan ke tangan kiri sendiri ada juga yang menggunakan kata ”Damas- Damas”, bahkan informan ke 5 juga mengenal bahasa, kata gaul. Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa yang dimengerti oleh semua teman. Sudah kebiasaan sebagian pengamen jalanan terkadang muncul kata jorok sebagai bentuk kekesalan dan bercanda sesaat Informan 1 dan 2, sedangkan yang lain memilih untuk berlalu dan pergi jika sedang kesal Informan 3,4 dan5. 2 Lingkungan Masyarakat Respon yang diberikan masyarakat disekitar tempat tinggal, memandang bahwa anak jalanan yang bekerja sebagai pengamen merupakan anak yang nakal, brutal yang hanya menjadi sampah sosial dimasyarakat dan mengganggu lingkungan sekitar yang ditempatinya Informan 1,2,3,4,5. Dari pandangan masyarakat tersebut para pengamen jalanan tidak begitu peduli dan memperhatikan, mereka masih bersikap seperti biasa, mulai belajar untuk beradaptasi jika bertemu. Bahkan tidak sedikit dari pengamen jalanan sering berkomunikasi dan ngobrol. Hal ini terjadi karena frekuensi bertemu kurang bahkan jarang. Hasil yang dapat disimpulkan bahwa keterampilan berinteraksi sosial yang dilakukan anak jalanan yang bekerja sebagai pengamen, baik itu interaksi yang dilakukan di lingkungan keluarga, tempat kerja, masyarakat berada pada tahap komunikasi Informan 1,2 dan 4. Tahap kontak sosialInforman 4dan5 serta Tahap keterlibatan Informan3. Walaupun dalam lingkungan terminal Tirtonadi Surakarta tempat informan bekerja interaksi sosial berada pada Tahap keterlibatan Informan 1,2,3,4,5.

E. PEMBAHASAN