33 satu-satunya yang mencari nafkah dalam keluarga who are sole bread
winners, 4Anak jalanan yang berpendidikan atau tidak berpendidikan atau tanpa ikatan dengan keluarga.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak jalanan terbagi di beberapa kategori, yaitu anak jalanan yang hidup dan tumbuh di jalanan,
anak jalanan yang hidup dan menggelandang di jalanan tetapi secara periodik pulang dan anak jalanan yang berada di jalanan hanya untuk
mencari nafkah. Sedangkan Pengamen itu sendiri adalah bagian dari anak jalanan yang terbagi menjadi enam yaitu : pengamen baik, pengamen tidak
baik, pengamen pengemis, pengamen pemalak, pengamen penjahat dan pengamen cilik.
C. Interaksi Sosial Pengamen di Sekitar Terminal Tirtonadi Surakarta
Pengamen banyak berinteraksi dengan sopir, kernet, dan pedagang kaki lima. Kekerasan hidup, uang, dan bagaimana memenuhi kebutuhan
konsumtif adalah hal-hal yang memenuhi orientasi hidup mereka. Sehingga secara umum perkembangan orientasi pemikiran mereka mengalami
akselerasi dibandingkan dengan anak seusianya. Mereka cenderung teraleniasi dari dunia anak-anak.
Interaksi sosial pengamen dengan lingkungan yang masih mendapat cukup perhatian dari orang tuanya, menampakkan adanya filtrasi dalam
menyerap nilai dan norma lingkungan mereka di jalan. Hal ini nampak dalam tingkat ketahanan diri anak terhadap kecenderungan perilaku menyimpang
34 seperti tindakan asusila maupun tindakan kejahatan lainnya. Dari
pengakuannya, sebagian dari mereka tetap melaksanakan kewajiban agama dan menghindari ajakan teman dari perbuatan asusila. Penulis melihat kuatnya
pertahanan diri ini lebih dikarenakan masih adanya bimbingan orang tua dalam kehidupan mereka. Sedangkan untuk pengamen yang kurang atau tanpa
perhatian orang tua, mereka rentan terhadap pengaruh lingkungannya. Kurangnya perhatian orang tua terutama dalam bentuk bimbingan untuk
bersikap dan berperilaku serta disiplin dan kontrol diri yang baik, membuat pertahanan diri mereka rapuh. Mereka mengadopsi perilaku lingkungan di
terminal tanpa filtrasi. Perilaku sekelilingnya seringkali diadopsi sebagai acuan dalam bersikap dan berperilaku, yang seringkali perilaku acuan yang
mereka dapati adalah perilaku yang kurang dan bahkan bertentangan dengan norma sosial yang ada. Salah satu kasus kesalahan mengadopsi perilaku
lingkungan adalah kebiasaan mengkonsumsi minuman keras dan obat terlarang. Dalam kajian patologi sosial peyimpangan tersebut dinyatakan
sebagai produk dari perilaku detektif anggota keluarga, lingkungan tetangga dekat dan ditambah agresivitas yang tak terkendali dalam diri anak itu sendiri
Tauran, 2007. Kecenderungan pengamen untuk berbuat kerusakan dan melanggar
tatanan hukum dan budaya masyarakat, hal tersebut terjadi akibat semakin sulitnya mencari nafkah di jalan. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya
pandangan masyarakat yang menganggap bahwa anak jalanan sebagai sampah masyarakat dan kemudian mempersempit ruang aksessibilitas mereka
35 terhadap fasilitas-fasilitas umum yang menjadi kebutuhan mereka Fitriani,
2003. Berdasarkan pada beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa dalam berinteraksi sosial pengamen sering mengadopsi perilaku dari orang-orang yang ada disekitarnya. Sedangkan tidak semua
pengamen masih mempunyai tingkat pendidikan yang membuatnya dapat menyaring beberapa perilaku yang didapat dari lingkungannya.
D. Pertanyaan Penelitian