Catatan Lapangan Catatan Lapangan Hasil Wawancara Informan

Wawancara dilakukan peneliti, setelah peneliti selesai wawancara dengan WO, semua pertanyaan dijawab oleh HS dengan antusias, cuek dan pelan. Akan tetapi raut muka HS berubah menjadi bewarna merah, terlihat marah dan tidak suka saat ditanya masalah keluarganya yaitu terutama Ayahnya. Walaupun demikian wawancara dapat berjalan dengan baik, tanpa adanya hambatan yang dapat mengganggu proses wawancara.

1. Catatan Lapangan

Wawancara dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2009, peneliti dikenalkan HS dari WO dan YP pada pukul 15.00-16.30WIB wawancara dimulai setelah 30menit peneliti selesai wawancara dengan WO, wawancara juga berada di ruang tamu kost-kostan anak jalanan yang tempatnya tidak jauh dari terminal tirtonadi Surakarta. HS juga duduk bersampingan dengan peneliti di kursi sova panjang bewarna cokelat tua yang kainnya sudah rusak, ini terlihat karena busa yang berada didalam sofa mulai keluar dan terlihat. Semua pertanyaan dari peneliti dijawab HS dengan penuh semangat, antusias tetapi tetap cuek, sesekali HS menjawab pertanyaan dengan senyum kecil sambil merokok. Pertanyaan peneliti semua dijawab HS dengan menggunakan bahasa campuran yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Saat wawancara akan dimulai, aktivitas HS adalah sama dengan WO yaitu istirahat dari selesai mengamen.

2. Hasil Wawancara Informan

Informan berinisial HS, 25 tahun, anak pertama dari dua bersaudara, adiknya laki-laki juga. Mempunyai hobi sepak bola, dan mempunyai cita-cita sebagai pengacara. Riwayat pendidikan HS adalah SD, nama Ayah HS lupa, karena sudah lama sekali tidak ketemu, pekerjaan Ayah adalah sopir pabrik truk ayam bromo. Sedangkan nama Ibu adalah Sumarni bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sejak kecil, kelas 3 SD HS sudah ditinggal Ayahnya kerja di jakarta tidak pernah pulang kerumah, dan ayahnya menikah lagi tanpa sepengetahuan Ibu HS, tanpa adanya surat cerai Ayah HS nekat menikah lagi. ” jadi usia sekarang dua puluh lima tahun..”WIVHS: 6 ” Dua, saya nomer satu, adik saya laki-laki juga..”WIVHS: 8-9 “Bal – balan .. sepak bola kuwi karo konco – konco kampung..”WIVHS: 91-92 ” yo karepku pengacara...”WIVHS: 86 “SMP nggak lulus..”WIVHS: 36 “…..”WIVHS: 16 “Aku luama banget nggak ketemu ayah ok‟.”WIVHS : 18 “Ndek mben sopir truk .. pabrik bromo pitik kuwi lho .. luar kotanan terus ngono lho mbak .. paling muleh ngomah ki seminggu pisan, kadang petang ndino..”WIVHS: 137-140 “Sumarni…”WIVHS: 30 “Pembantu rumah tangga..”WIVHS: 32 “Wis suwe .. kawet cilek ditinggal ok‟ mbak..”WIVHS: 23- 24 “Kelas telu SD..”WIVHS: 26 “Kerjo neng Jakarta … tapi yo akhire nduwe bojo meneh ngono lho mbak. .”WIVHS: 49-50 “Ora pegatan, gor pisah ngono tok ok‟, tanpo surat cerai, nekat..”WIVHS: 54 HS dan adiknya tinggal serta dirawat oleh nenekorang tua dari Ayah sejak kecil, Ibu HS bekerja sebagai pembantu rumah tangga yang pulang sebulan sekali untuk memberikan uang sebagai biaya sekolah. Lingkungan tempat tinggal HS sudah tidak baik, sejak mulai anak kecil sudah mengenal rokok, minuman keras. Penyebab HS menjadi pengamen jalanan adalah merasa kasian terhadap nenek jika harus selalu minta uang. Semua keluarga tau jika HS bekerja sebagai pengamen jalanan. “Aku nyat melu .. sak omah karo mbah mbibis kok mbak .. dadi ibuk‟ku ki neng adoh ngono lho karo aku, dadi sesasi pisan bali, dadi aku karo adikku sing ngopeni mbahku..”WIVHS: 153-157 “Ibuk‟ku, tapi sing ngopeni tiap harine simbahku, neng nek bayaran sekolah dikirimi ibuk‟ku sesasi pisan nek adikku butuh bayaran..”WIVHS: 166-169 “Ora dadi opo – opo mbak, wis genah mbak kan mergo lingkunganku mbak, cilek ngono wis kenal mulai udud .. mendem .. yo karepe ibuk‟ku mbiyen kan sekolah ragate akeh, paribasan gajiane gor piro, durung adik‟ku.”WIVHS: 555-560 “Iyo .. tinimbang nganggur, mesak‟ke mbahku paribasan pengen arep njaluk jajan mosok njaluk mbah‟e..”WIVHS: 196-198 “Ngerti kabeh mbak keluarga ki…”WIVHS: 200 HS sudah 6 tahun berada dijalanan, HS berada dijalanan dari mulai jam 08.00 WIB-16.00 WIB, tapi terkadang tidak tentu menurut keinginan HS sendiri, walaupun tetap masih pulang kerumah. Perasaan HS menjadi pengamen jalanan adalah malu, tapi karena sudah terbiasa maka menjadi cuek. Setelah tidak lulus dari SMP, kemudian HS sempat bekerja di Jakarta dibengkel las dengan temannya selama 6 bulan, karena jauh, maka HS tidak betah dan memutuskan untuk pulang ke Solo, setelah pulang dari Jakarta HS nganggur dan malu, akhirnya HS berada di jalanan diajak ngamen. Hal yang membuat HS tertarik ke jalanan adalah karena bebas, banyak teman. “Yo wis enem taunan mbak ..”WIVHS:65 “Aku ra mesti ok‟ .. aku sak karepku dewe.. nek muleh nang ngomah karo simbah,,WIVHS: 97-98 “Yo jane aku .. perasaanku isen asline no mbak neng gandeng kebiasaanku wis ngene yowes cuek wae .. seumpomo tekan saiki neng ndalan aku yo wis isen ok‟ .. ora mungkin to mbak .. gandeng yo wis kebiasaan s aking suwene to mbak,,”WIVHS: 230- 235 “Sehari .. ya nek umpomo fuul jam wolu tekan jam papat..”WIVHS: 100-101 “aku ndek ben kerjo disek ok‟..WIVHS: 65-66 “Kerjo neng Jakarta, neng bengkel la karo koncoku..”WIV?HS: 68 “Yo .. kan bar lulus sekolah, kerjo neng jakarta .. nganggur, kan yo isen to mbak karo tonggo. Terus dijak koncoku kuwi .. ayo meluk aku wae, isoh dienggo tuku – tuku .. jajan, jak ngamen kuwi..”WIVHS: 105-109 ” Yo maksudte bebas gitu lho mbak kalo dijalanan .. temen- temen juga b anyak..”WIVHS: 240-241 Jika ada masalah HS terbuka dan memilih curhat kepada semua teman tanpa memilih. Teman yang diinginkan HS adalah yang bisa mengerti HS walaupun HS tidak meilih-milih teman. Apabila suasana hati HS sedang sedih, marah atau kesal maka HS memilih tidur di rumah. HS akan membantu teman yang terkena musibah semaksimal mungkin. Tidak ada kode khusus terhadap teman sesama anak jalanan, tapi ada bahasa peraga jika ada rasia mendadak. “Aku kalau curhat nggak pernah milih – milih teman mbak, semua teman tak curhatin seandainya punya keluhan atau punya masalah nggak pernah tak.sembunyiin, malah tak critaiin semua..”WIVHS: 375-379 “Yo konco sing isoh ngerteni aku, tapi aku ra mileh – mileh konco mba, kabeh tak kumpuli neng ndalan , dadi seumpomo bar kumpul karo iki, ngko karo kae .. dadi kabeh, ora mileh – mileh..”WIVHS: 452-456 “Yo ngumpul no .. tetep ngumpul karo konco, aku neng ngomah ki paling gor turu tok sewengi..”WIVHS: 431-433 “Kalau ada musibah, aku langsung memberikan bantuan semaksimalnya, ya.. buat proposal, kemudian dimintakan keteman- teman juga, kalau tidak punya uang ya.. paling tidak kita berdoa untuk kesembuhannya, atau menghiburnya.. paling tidak sakitnya dihati bisa berkurang..”WIVHS: 615-621 “Ora eneng kode, ngomong langsung lha kan misale umpomone garukane soko terminal disek, posisine ndelalah aku neng ngemplak‟kan soko terminal kuwi salah siji mesti eneng sing lolos,ngko ngomong ngono,ndelalahe pas kecekel ora eneng sing ngandani yo .. bejo .. bejan, opo peraga ketemu pegang tangan wis ngerti.”.WIVHS: 327-334 Hubungan HS dengan Ayahnya sangat renggang sejak Ayahnya pergi kerja di Jakarta dan menikah lagi, HS sangat membenci dan jika dapat bertemu lagi maka HS tidak akan menganggap sebagai Ayahnya lagi. Hubungan dengan adik baik-baik saja, tiap hari bertemu dan sering berkomunikasi. HS pernah dan jarang berantem dengan sopir dan kernet bus, jika berantem dengan pedagang warung tidak pernah, hanya terkadang dengan pedagang asongan yang menawarkan dagangannya. HS sering berkomunikasi dengan tetangga. ” Anyel nganggo banget, upomo ketemu yo ra tak anggep pak, tersiksa, suwe lho mbak, kat aku umur 13 taun iki umur 25 taun, berarti kan 12 taun…”WIVHS: 562-565 “Ya baik – baik saja .. tiap hari ketemu..”WIVHS: 281 “Ngobrol terus ok mbak .. tentang kerjaan, adikku ya cari – cari informasi lowongan kerja buat aku supaya aku bisa lepas dan tidak dijalanan,.”WIVHS: 283-286 “yo pernah .. tapi jarang banget…”WIVHS: 530 “Nggak pernah .. tapi yo paling sing dodol neng njero di barengi, kadang ko pas nyebar dagangane .. kene pas nariki, kan otomatiskan penumpange konsentrasine dadi buyar, dadi tuku‟ik opo ngekk iki .. kadang dilok‟ke karo pengamen, mbok keri sek pak .. gentian..”WIVHS: 520-526 “Sering komunikasi mbak, baik hati semua bagiku walaupun individu..”WIVHS: 594-595

e. Informan V AP, 30 tahun, Laki- laki

1 Karakteristik Fisik Informan Informan berinisial AP berjenis kelamin laki-laki, mempunyai tinggi badan 160 cm, berat badan kira-kira 59 kg. Informan memiliki bentuk wajah lonjong, mata bulat, alis tebal, rambut pendek ikal,bewarna pirang, hidung mancung dengan bibir agak tebal, berkulit sawo matang. Pada saat wawancara informan mengenakan kaos berwarna biru dengan corak garis vertikal ditengah bewarna hitam. AP mengenakan celana jeans panjang dengan warna hitam, AP juga memakai kacamata bewarna cokelat. 2 Hasil Observasi Saat Wawancara Peneliti bertemu dengan AP pertama kali saat waktu sore pukul 15.30 WIB setelah selesai mengamen. Kemudian peneliti mencoba dahulu bertanya keberadaan YP, saat itu awalnya memang peneliti mencari YP untuk meminta bantuan agar di kenalkan 1 orang untuk dijadikan informan. Setelah berbincang-bincang dan peneliti mengatakan tujuan dan maksud kedatangan, maka AP menawarkan diri bersedia untuk menjadi informan yang terakhir. Setelah AP menawarkan diri, maka penelitipun segera melakukan wawancara, mengingat kriteria dari pemilihan informan tercukupi. Wawancara berlangsung lancar, walaupun sore itu bersamaan dengan turun hujan, walaupun agak tidak terlalu jelas, tetapi proses wawancara berjalan dengan baik. Semua pertanyaan dijawab dengan baik oleh AP dengan semangat, namun seketika raut muka AP berubah menjadi sedih, dan kedua matanya tampak berkaca-kaca ketika pertanyaan tertuju pada Ayah AP.

1. Catatan Lapangan

Pada tanggal 24 Juli 2009, pukul 15.30WIB peneliti berkenalan dengan AP secara tidak langsung, karena awalnya peneliti bermaksud mencari YP untuk meminta bantuan memperkenalkan pada satu orang lagi untuk mendapatkan data yang terakhir. Saat itu AP telah selesai mengamen dan menawarkan diri untuk membantu. Setelah berbincang-bincang selama 20 menit ternyata AP memenuhi kriteria informan penelitian. Wawancara dilakukan di Tempat Parkiran Sepeda Motor Terminal Tirtonadi Surakarta pada pukul 16.00 WIB, saat itu hujan turun lebat. Peneliti duduk berhadapan dengan AP di kursi plastic tanpa sandaran. Sesekali AP menggerakkan tangannya sambil menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti.

2. Hasil Wawancara Informan

Inisial informan ke lima adalah AP, 30 tahun, anak keempat dari tujuh bersaudara. Mempunyai hobi jalan-jalan dan main PS, cita-cita AP adalah pengacara. AP adalah lulusan tamatan SD. Nama Ayah Karno Nelson Nadean, Ayah AP meninggal saat masih kecil, saat AP masih bersekolah SD, dulu pekerjaannya sebagai penjaga loket bus didalam terminal. Nama Ibu adalah Nurinturus bekerja wiraswasta sebagai pedagang kaki lima baju di sekitar pasar legi. Kegiatan sehari-hari AP mengamen, jika dahulu sebelum mengamen AP membuat kurungan burung, tapi karena harga menurun dan tidak sesuai dengan modal maka berhenti, ditekuni selama satu setengah tahun. “ Usia Sekitar 30 tahun”WVAP: 25 “Tujuh, saya nomer empat”WVAP: 13 “Main-main, jalan-jalan, main PS”WVAP: 18 “Ya…setiap orang pasti punya cita-citanya dulu saya pengen jadi Pengacara..”WVAP: 15-16 “Saya cuma tamatan SD..”WVAP: 23 “Karno Nelson Nadean.”WVAP: 9 “ayah terus almarhum.”WVAP: 27 “Ngurusin bis diterminal, penjagalah didalam terminal bagian loket..”WVAP: 30-31 “Nurinturus..”WVAP: 11 “Ibu wiraswasta….jual pakaian bekas gitu PKL dipinggiran jalan deket arah Pasar Legi itu..”WVAP: 33-35 “Ya cuma itu saja….paling main-main, nggak ada kegiatan lain, ya…dulu pernah buat kurungan dari bambu, buat burung nuri, burung sangkar burung Kenari, aku setor ke pasar burung depok, kadang diambil bakul- bakul itu…tapi karena harganya menurun…sekarang sudah nggak, itu juga karena semenjak tahun 2005 itukan hujan turun…hujan terus gitu, harganya terus menurun, nggak sesuai juga deng an modal sama tenaganya…ya labanya sedikitlah…itu saya tekuni udah satu tahun setengah..”WVAP: 47- 59 AP putus sekolah, cita-citanya kandas dan akhirnya menjadi pengamen untuk mencari uang. AP berada dijalanan sudan 7 tahun dari jam 09.00 WIB sampai jam 16.00 WIB. Perasaan AP malu menjadi pengamen jalanan. Faktor utama turun kejalanan karena faktor ekonomi keluarga yang miskin semenjak ayahnya meninggal. “Dulu ceritanya putus sekolah, cita-cita kandas, ya udah ngamen buat cari uang..”WVAP: 20-21 “Ya kira-kira sudah tujuh taun lebih..”WVAP: 37 “Ya dari jam sembilan pagi sampai jam empat sore..”WVAP: 43-44 ” Ya.. sebenarnya malu mbak, tapi mau gimana lagi, belum dapat kerja lagi yang baik dan halal…”WVAP: 368-370 “Ya dulu yang utama faktor ekonomi keluarga saya itu kurang, dan miskin apalagi setelah ayah meninggal..”WVAP: 95- 97 Awal mengetahui dunia jalanan hanya iseng-iseng, ngumpul, main dengan teman, kemudian AP tertarik karena bisa mandiri dan tidak malu. Sebenarnya AP malu tetapi karena keadaan maka AP menjadi ikut. Ibu AP mengetahui jika pekerjaan AP adalah pengamen jalanan. Kakak dan Adik laki-laki AP sudah menikah dan mempunyai pekerjaan sopir angkutan, sopir bus dan sopir truk. Informan dan semua keluarga masih sering kumpul saat tahun baru dan natal. “Ya awalnya iseng-iseng, ngumpul-ngumpul, main-main sama teman. Istilahnya itu kok pengen….orang-orang itu kok pengen mandiri sendiri, cari uang sendiri kok kayaknya nggak malu gitu, sebenarnya hati kecilku, hati nurani ya malu sebenarnya terjun kesitu, malu…tapi kalau malu kenapa orang keadaan juga…istilahnya kepepet..”WVAP: 73-81 “Ya tau aku ngamen,, aku orangnya jujur..”WVAP: 83 “Mas-mas saya juga sudah menikah semua..”WVAP: 32- 33 “adik-adikku sudah punya keluarga semua yang cowok itu. Jadi pada ikut istri dan suaminya, yang nomor enam kerja di Jambi di travel tiket pesawat itu….yang nomor tujuh jualan pakaian..”WVAP :113-117 “Yang nomor satu sopir angkot, yang nomor dua sopir bis kota Nusa itu…yang nomor tiga sopir truk tronton nomor empat saya…trus adik-adik saya..”WVAP: 119-122 “Itu waktu taun baru sama Natal, nanti adik-adik saya yang diJambi juga pada pulang ke Solo semua..”WVAP: 149-151 Jika ada orang baru datang yang juga sebagai pengamen jalanan, maka AP akan menyambutnya dengan baik dan memberitahukan aturan serta kebiasaan di jalanan. Bahasa yang digunakan oleh AP kepada ibunya adalah bahasa asli medan, jika dengan teman, sopir dan kernet bus bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa. AP mempunyai bahasa gaul tersendiri yang digunakan kepada teman tertentu yang mengerti dan saat ada rasia, namun biasanya jika tidak mengerti maka memberitahukan secara langsung tanpa ada kode khusus, walaupun ada bahasa tubuh atau peraga. ” Malah saya sambut, soalnya kan dia cari nafkah. Seandainya kita kan naik bis duluan malah diajak, biar tau aturan juga dan kebiasaan.”WVAP: 215-218 “Bahasa sana…Medan, tapikan aslinya Batak itu Asli Sumatera Utara..”WV AP: 192-193 “Sama teman biasa Jawa dah dari kecil hampir tiga puluh tah un ok‟…..”WVAP: 195-196 “Ya biasa kayak seperti teman sendiri, bahasa jawa”WVAP : 202 “Ya kalau saya ada…kayak bahasa gaul gitu kalau ngumpul.”WVAP: 248-249 “Ya salah satunya itu tadi..ngomong pake bahasa gaul,jadi misalgropyokan, ngomong langsun g “Ada foda Gofoprofoyokfaan” jadi tinggal nambai sisipan da,di,du, apa fa, fi, fu, tapi ya tertentu banget. Tapi yg nggak bisa ya…ngomong langsung aja, klo tdk peraga tangan kanan pegang tangan kiri..”WV AP: 254-260 Jika bicara dengan teman AP langsung terbuka, akan tetapi jika akan curhat maka AP memilih salah satu teman yang bisa diajak tukar pikiran. Saat AP dalam keadaan sedih, susah maka biasanya langsung diungkapin saja, mungki salah satu teman ada yang memberikan solusi dan akan mengerti kebiasaan kita. Apabila AP sedang marah, maka keinginan untuk berkumpul dengan teman ditunda dulu dan memilih pergi untuk mengisi TTS. Saat mengetahui ada teman yang sedang terkena musibah atau sakit, maka AP akan membantu meringankan beban. “Kalau saya ngomong sama semua teman terbuka langsung…nggak saya pilih-pilih, kecuali curhat masalah pribadi saya pilih ada teman istimewa khusus, bisa diajak tukar pikiran gitu..”WVAP: 241-245 “Ya diungkapin saja ke teman-teman sapa tau ada solusi dari mereka malahan, kan m alah jadi tau juga kebiasaan kita..”WV AP: 313-315 “Aku tahan buat ngumpul aja, jadi pergi dari teman-teman, aku malah ngisi TTS gitu.”WVAP: 317-318 “Kalau saya memberitahu teman-teman langsung ambil. Buat proposal mintain bantuan buat meringankan beban, tapi ya lihat- lihat orangnya, baik nggak….neko-neko nggak gitu. Dulu ada teman kena musibah masuk ke sel, kasusnya mencuri, tapi pas mabuk orangnya baik jadi dibantu, ntah makanan, minuman dibantu pokoknya..”WVAP: 358-360 Hubungan AP dengan ayahnya tidak terlalu dekat, AP lebih dekat dengan Ibu yang selalu membimbing dan menasehatinya, dan AP sangat sayang sekali dengan ibunya. Dahulu sebelum kakak-kakak AP menikah, mereka sering kumpul dirumah dan memberi uang hasil kerja, namun setelah menikah maka kakak dan adik yang sudah menikah tersebut jarang pulang kerumah, mereka pulang saat natal dan tahun baru. Sehabis mengamen dijalanan, AP kadang berkumpul dan ngobrol bersama teman sesama pengamen jalanan. Hubungan yang terjalin dengan sopi dan kernet bus baik, tidak pernah berantem, begitu juga dengan para pedagang semuanya baik. “Sering juga, ibu membimbing, nasehatin saya,kalau almarhum ayah tidak begitu dekat.”WVAP: 146-147 “Anak paling deket sama ibu itu aku…soalnya ya orang tua cuma tinggal satu ya aku harus bisa membahagiakan memang ini belum bisa, tapi aku sayang banget…”WVAP: 299-303 “Abangku yang sopir tronton itu dulu ketemu terus tiap hari waktu masih jomblo sering ngirimi uang aku dan ibuku dirumah, sekarang ya sudah berkeluarga…yang sopir taksi juga begitu pulang kerumah kalau waktu natal itu tadi sama istrinya…”WVAP: 175- 181 “O…ya sering kalau setelah pulang kerja gitu ngobrol- ngobrol biasalah pokoknya,,dapat hasil berapa,curhat gitu.”WVAP: 142-144 ” Nggak….nggak ada. Nggak pernah, baik semua, soalnya kitakan datangnya baik, diapun baik, istilahnya menjagalah satu sama lain. Prinsip saya gitu, ibaratnya kan kita naik bis nggak diundang, naik sendiri, makanya kita juga harus baik, nanti sopirnya pasti juga akan baik…makanya harus koreksi diri…”WVAP: 204- 211 “Sama juga, bagus, saling menghargai..”WVAP: 212 108 Interaksi sosial informan I Bagan I: Interaksi Sosial Informan A Laki-laki 24 tahun lulus SMA sudah menikah anak kelima dari lima saudara Faktor penyebab terjadinya Anak Jalanan  Merasakan kurang kasih sayang di dalam keluarga Tempat Kerja Menjadi pengamen jalanan sudah 6 tahun disekitar terminal tirtonadi Surakarta. Tempat Tinggal Masyarakat Keluarga Ibu Ayah Saudara  Berkomunikasi dengan teman-temannya masalah kehidupan di jalanan  Menjadi pendengar dan memberikan saran jika teman ada yang curhat mengani masalahnya  Membantu jika terkena musibah dengan semaksimal Interaksi yang dilakukan A berada pada tahap keterlibatan, A merasa sangat nyaman karema mendapatkan apa yang dicari yang tidak di dapatkan dari keluarganya. Keterampilan berinteraksi A berada pada tahap komunikasi, artinya A dapat menjalin hub. Di tempat kerja dengan baik, namun A kurang berusaha menjalin hub. yang mendalam dengan keluarga masyarakat Tidak pernah dan jarang untuk berbicara tegur sapa, bahkan ngobrol. Beranggapan tetangga hanya bisa membicarakan kejelekan orang lain. Interaksi sosial yang dilakukan A berada pada tahap kontak sosial, artinya A kurang dapat menjalin hub dan komunikasi dengan tetangga masyarakat. - Bercerai dan tinggal bersama keluarga barunya - Kadang memberi uang - Bercerai dan tinggal bersama keluarga barunya - Sering telefon - Tinggal bersama nenek sebelum nenek meninggal - Setelah nenek meninggal tinggal bersama kakanya - Malu, tidak mengakui informan saudara karena turun kejalanan - Semua sudah bekerja dan menikah - Informan merasa belum pernah merasakan kasih sayang dari kecil sampai dewasa dari orang tua. - Memilih kejalan karena mendapatkan kasih sayang dari teman interaksi yang dilakukan A berada pada tahap kontak sosial, artinya A kurang dapat menjalin hubungan dan komunikasi dengan keluarga dan saudaranya. Hal ini disebabkan karena kurangnya frekuensi interaksi, intensitas interaksi dan popularitas interaksi. 109 INTERAKSI SOSIAL INFORMAN II BAGAN II : INTERAKSI SOSIAL INFORMAN II YP Laki-laki 19 tahun Belum menikah Lulus SMA Anak pertama dari dua bersaudara Faktor penyebab menjadi anak jalanan  Memenuhi kebutuhan hidup dan ingin mandiri Tempat kerja Menjadi pengamen jalanan sudah 6 tahun Keluarga ibu saudarau Ayah - adik informan tinggal bersama ibu kandung dan ayah tirinya sehingga terpisah sejak kecil - masih sering bertemu dan main bersama sebulan sekali. - Bercerai dan tinggal bersama keluarga barunya sebulan sekali informan mengunjungi ibunya - Bercerai dan tinggal bersama informan dan istri barunya - Hubungan dengan ayah sangat dekat, walaupun ibu tiri juga baik dibandingkan ibu kandung Tempat tinggal masyarakat Jarang ngobrol, karena tidak pernah mempunyai waktu lama. Setiap pulang kerumah hanya mandi dan tidur Interaksi sosial yang dilakukan YP Berada pada tahap kontak sosial. Artinya YP kurang dapat menjalin hubungan dengan tetangga Interaksi yang dilakukan berada pada tahap keterlibatan YP karena merasa nyaman Ketrampilan berinteraksi YP berada pada tahap komunikasi, artinya YP dapat menjalin hubungan dengan baik di lingkungan keluarga dan tempat kerja. namunYP kurang berusaha menjalin hubungan dengan masyarakat baik karena intensitas interaksi yang kurang 110 Bagan Interaksi Sosial Informan III Bagan III : Interaksi Sosial Informan III WO Laki-laki 20 tahun Belum menikah Anak keempat dari lima bersaudara Faktor Penyebab terjadinya Anak Jalanan  Suka dgn Pergaulan bebas akhirnya diajak teman kejalanan.  Ingin hidup mandiri. Tempat Kerja Menjadi pengamen jalanan sudah 5 tahun  Berkomunikasi dengan baik  Saling menghargai dan menghormati kepada semua teman.  Membantu menolong teman jika mengalami musibah. Interaksi dengan teman kerja berada pada tahap keterlibatan, dimana terjadi di lingkungan keluarga dan tempat bekerja, serta dilingkungan masyarakat yang dapat berkomunikasi dengan baik . Tempat Tinggal masyarakat  Sering tegur sapa saat bertemu.  Berhubungan komunikasi dengan baik. Interaksi dengan lingkungan masyarakat berada pada tahap kontak sosial, artinya WO mampu berkomunikasi dengan baik. Interaksi dengan anggota keluarga berada pada tahap keterlibatan,dimana WO mampu mengadakan penjajagan lebih lanjut terhadap keluarganya .  Semua keluarga menerima keadaan jika WO menjadi pengamen jalanan. Keluarga  Mempunyai hubungan yg sangat dekat dgn kedua orang tua.  Semua kakak sudah berkeluarga dan bekerja, sehingga komunikasi kurang.  Hubungan yang terjalin dgn adik baik dan begitu dekat, masih sering main bersama.  Jarang tidur dirumah, memilih tidur dikost.  Interaksi yg dilakukan WO berada pd tahap keterlibatan, WO merasa nyaman dan mampu mengadakan penjajagan. 111 Interaksi Sosial Informan IV Bagan IV : Interaksi Sosial Informan IV HS, Laki-laki 25 tahun Lulus SD Belum menikah Anak Pertama dari Dua bersaudara Faktor Penyebab terjadinya Anak Jalanan  Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mandiri. Tempat Kerja Keluarga Tempat Tinggalmasyarakat Pekerjaan Menjadi pengamen jalanan sudah 6 tahun Jika bertemu, tegur sapa, ngobrol walaupun tidak sering Berkomunikasi dengan baik dan terbuka terhadap semua masalah yg dialami dengan teman- temannya. Membantu menolong jika ada teman mengalami musibah. Interaksi yang dilakukan HS berada pada tahap keterlibatan . HS dapat menjalin hubungan dengan baik kepada teman secara terbuka Keterampilan berinteraksi sosial HS berada pada tahap kontak sosial, artinya HS kurang mampu dalam menjalin hubungan dengan keluarga, dan masyarakat. Interaksi yang dilakukan HS berada pada tahap kontak sosial. Karena HS baru mampu berkomunikasi. Interaksi yang dilakukan HS berada pada tahap kontak sosial. Walaupun tinggal terpisah dengan kedua orang tuanya tetapi HS dapat menjalin komunikasi baik dengan nenek dan adiknya. Ibu  Ibu HS bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pulang 1 bulan sekali  HS tinggal bersama adik dan neneknya  Ibunya sering mengunjungi dan memberi uang Ayah  Pergi meninggalkan istri, HS dan adiknya bekerja di Jakarta dan menikah lagi 112 Interaksi sosial informan v Bagan v : Interaksi Sosial Informan AP laki-laki 30 tahun Lulus SD Belum menikah Anak keempat dari tujuh bersaudara Faktor Penyebab terjadinya Anak Jalanan  ingin hidup membantu meringankan beban dan memenuhi kebutuhan. Tempat Kerja Menjadi pengamen jalanan sudah 7 tahun  Komunikasi sering dan baik  Jika ada musibah yang dialami teman maka segera di bantu  Sering curhat dan dicurhati saat ada masalah. Keterampilan berinteraksi sosial AP berada pada tahap kontak sosial. Artinya AP kurang dapat untuk menjalin hubungan dengan lingkungan keluarga. Tempat Tinggal masyarakat  Sering tegur sapa jika bertemu.  Komunikasi terjalin dengan baik. Interaksi AP dengan masyarakat berada pada tahap kontak sosial Interaksi yang dilakukan AP hanya berada pada tahap kontak sosial, bahkan AP kurang dapat menjalin hubungan dan komunikasi dengan anggota keluarganya. Hal ini disebabkan karena sudah bekerja dan berkeluarga Hubungan yang terjalin dgn saudara biasa karena intensitas ketemu jarang setelah semua saudara bekerja dan berkeluarga AP Tinggal Bersama ibu kandung dirumah Ayah Meninggal Ibu Masih hidup Keluarga Interaksi AP berada pada tahap keterlibatan, yaitu mampu berkomunikasi dan penjajagan.

3. Keterangan Bagan a.