keilmuan yang topiknya menantang dan menyenangkan untuk diwacanakan. Sebagai disiplin ilmu musik yang unik, etnomusikologi mempelajari musik dari
sudut pandang sosial dan budaya. Menurut pengamatan penulis, perkembangan musik tanah air saat ini,
lebih banyak mengusung genre musik pop. Eksistensi radio Suara Dangdut di Medan dengan ciri khasnya mengusung musik dangdut, menjadikanya berbeda
dengan radio lain. Untuk itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti radio ini dan membuatnya menjadi satu tulisan ilmiah. Berdasarkan uraian di atas, maka
penulis tertarik untuk membuat satu tulisan ilmiah yang nantinya akan dikembangkan dalam bentuk skripsi sarjana etnomusikologi, dengan judul: Radio
Bonita Jaya Suara Medan: Analisis terhadap Pengelolaan Organisasi, Produksi, Pemasaran, dan Musik Dangdut yang Disiarkan.
1.2 Pokok Permasalahan
Dari uraian di atas, maka penulis akan membuat batasan masalah agar tidak terjadi kesimpangsiuran ketika malakukan pembahasan nantinya. Selain itu
juga, agar lebih mendapatkan kejelasan yang akurat tentang pokok permasalahan. Adapun pokok pemasalahanya adalah:
1. Bagaimana pengelolaan organisasi, produksi, dan pemasaran di Radio Bonita Jaya Suara Medan?
2. Bagaimana musik dangdut yang disiarkan oleh Radio Bonita Jaya Suara Medan dilihat dari jumlah, genre, struktur, dan repetisi?
Universitas Sumatera Utara
3. Bagaimana apresiasi masyarakat pendengar terhadap Radio Bonita Jaya Suara Medan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Wili Apel dalam Wilda Damanik 1969:298, bahwa penelitian etnomusikologis adalah suatu metode yang
digunakan untuk mengajari musik apapun, tidak hanya dari segi musik nya namun juga melihat hubungan dengan konteks budayanya. Konteks budaya ini
dihubungkan dengan masyarakat dan perkembangannya. Mengacu pada pendapat pakar lainya, yaitu Barbara Krader yang mengatakan bahwa etnomusikologi juga
melakukan studi tarhadap perubahan dan akulturasi yang dapat dilakukan melalui studi musik populer atau musik komersial R. Supanggah 1995:2.
Berdasarkan pendapat
tersebut, penulis membuat tujuan penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana manajemen organisasi, produksi, dan pemasaran Radio Dangdut Bonita Jaya Suara Medan.
2. Untuk mengetahui bagaimana musik dandut yang disiarkan oleh Radio Bonita Jaya Suara Medan dilihat dari jumlah, genre, struktur, dan
repetisi. 3. Untuk bagaimana apresiasi masyarakat pendengar masyarakat umum
dan fans club terhadap Radio Bonita Jaya Suara Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini menurut penulis adalah: 1. Sebagai pemberi informasi kepada masyarakat pembaca secara
umum dan kepada mahasiswa Departemen Etnomusikologi secara khusus tentang manajemen organisasi radio dalam penyiaran musik
dan dapat juga dipakai sebagai bahan acuan. 2. Sebagai suatu proses pengaplikasian ilmu yang diperoleh penulis
selama mengikuti perkuliahan di Departemen Etnomusikologi. 3. Sebagai bahan masukan kepada Radio Bonita Jaya Suara Medan dan
radio lainya dalam penerapan manajemen dalam penyiaranya. 4. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang
memiliki keterkaitan dengan topik penelitian ini.
1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep
Konsep merupakan rancangan ide atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa kongkret Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2005 hal
588. Dalam proposal ini, konsep yang akan penulis uraikan terdiri dari: a radio, b analisis, c manajemen, d organisasi, e siaran, f produksi, g pemasaran,
dan h musik dangdut. Berikut, penulis akan membuat pengertian yang ada pada judul: a Radio
adalah siaran atau pengiriman suara atau bunyi melalui udara Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka 2005 hal 919 Sedangkan menurut Gozali
Universitas Sumatera Utara
Saydan 1990:43 dalam Kamus Istilah Telekomunikasi mengatakan bahwa radio adalah suatu alat komunikasi yang dipancarkan melalui udara yang dapat
mentransfer gelombang elektromaknetik dengan frekuensi 3 KHz sampai dengan 300 KHz. Beliau juga mengatakan bahwa radio adalah seperangkat
elektromagnetik untuk penyaluran informasi tanpa saluran kawat. Dalam hal ini, radio Bonita Jaya Suara Medan adalah salah salah satu alat atau media
komunikasi yang dipancarkan melalui udara yang memberikan informasi, khususnya informasi musik dangdut kepada pendengarnya.
b Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian itu untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan Kamus Besar Bahasa
Indonesia , Balai Pustaka 2005 hal 43. Analisis yang dimaksudkan penulis pada tulisan ini adalah penguraian atau deskripsi atau gambarann tentang bagaimana
manajemen organisasi, produksi, pemasaran dan musik dangdut yang disiarkan radio Bonita Jaya Suara Medan.
c Manajemen atau kata sinonimnya pengelolaan, adalalah penggunaan
sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2005 hal 708. Menurut Terry dalam bukunya yang
berjudul Principles of Management mendefenisikan manajemen sebagai berikut: management is the accomplishing of predetermined objectives through the efforts
of other people yang bila di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan melalui usaha bersama-
sama orang lain. Pakar lainya yaitu Millet dalam bukunya yang berjudul
Universitas Sumatera Utara
Management in the Public Service mendefenisikan manajemen sebagai berikut: Management is the process of directing and facilitating the work of people
organized in formal group to achieve a desired end yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia manajemen adalah sebuah proses pengarahan dan
pemberian fasilitas terhadap pekerjaan orang-orang yang terorganisasi dalam kelompok formal untuk mencapai satu tujuan yang dikehendaki dalam buku
Manajemen Seni oleh Muhhammad Takari. Manajemen yang dimaksud pada tulisan ini adalah bagaimana cara yang digunakan agar tujuan radio Bonita Jaya
Suara Medan tercapai. Manajemen yang dimaksudkan penulis dibagi kedalam tiga bagian yaitu organisasi, produksi, dan pemasaran.
d Organisasi adalah kesatuan susunan dsb yang terdiri atas bagian-
bagian orang dan sebagainya untuk tujuan tertentu. Organisasi juga merupakan kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2005. hal 803. Lebih jauh, menurut Terry dan Rue 2000:82, organisasi adalah proses pengelompokan
kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer, yang mempunyai kekuasaan, yang perlu untuk
mengawasi anggota-anggota kelompok. Yang dimaksudkan penulis dengan organisasi pada tulisan ini adalah bagaimana struktur kepengurusan di Radio
Bonita Jaya Suara Medan dan bagaimana setiap bagian dari struktur itu bekerjasama mengerjakan setiap tugas job deskription yang sudah menjadi
tanggungjawabnya sehingga tujuan radio Bonita Jaya Suara Medan untuk menyiarkan musik dangdut kepada pendengarnya tercapai.
Universitas Sumatera Utara
e Menurut J.B. Wahyudi 1994 dalam Nelia Sihombing, siaran adalah rangkaian mata acara dalam mata acara dalam bentuk suara dan atau gambar yang
dapat diterima oleh khalayak ramai dengan pesawat penerima radio atau televisi, dengan atau tanpa alat bantu melalui gelombang elektromagnetik, kabel, serat,
optik, atau media lainya. Kata lain yang dekat maknanya dengan siaran adalah penyiaran berasal dari kata siar yang artinya meratakan kemana-mana,
memberitahukan kepada umum melalui radio atau surat kabar, dsb. Sedangkan penyiaran adalah proses, cara, perbuatan menyiarkan. Kamus Besar Bahasa
Indonesi, Balai Pustaka, 2005 hal 1060. Yang dimaksudkan dengan penyiaran pada tulisan ini adalah bagaimana materi acara yang disiarkan oleh radio Bonita
Jaya Suara Medan yang disampaikan kepada pendengar melalui suara. f
Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
http:id.wikipedia.orgwikiProduksi . Produksi yang dimaksudkan penulis
adalah hal-hal yang menyangkut kegiatan yang dilakukan radio Bonita Jaya Suara Medan dalam penyiaran nya, dan materi apa yang disiarkan, baik itu musik,
berita, kuis, iklan, dan lain-lain sehingga dapat memenuhi kebutuhan pendengar. g Pemasaran marketing adalah proses penyusunan komunikasi terpadu
yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang dan jasa dalam kaitanya dengan memuaskan kebutuhan manusia
http:id.wikipedia .
orgwikiPemasaran. Dalam hal ini, pemasaran yang dimaksudkan penulis adalah bagaimana cara yang digunakan Radio Bonita Jaya Suara Medan dalam
memasarkan dan memberikan informasi tentang radio mereka, apa yang disiarkan
Universitas Sumatera Utara
terutama informasi musik dangdut sehingga radio ini disenangi oleh pendengar dan memilih radio Bonita Jaya Suara Medan sebagai media untuk mendengarkan
musik dangdut dan mempercayakan radio ini sebagai media promosi dan iklan. h
Musik dangdut adalah adalah salah satu genre musik yang berkembang di Indonesia yang lahir dari perpaduan musik Indiapada penggunaan tabla, Arab
cengkok dan harmonisasi, dan berakar pada musik Melayu pada tahun 1940. Musik dangdut menggunakan instrumen band biasa antara lain gitar melodi, gitas
bas, keyboard dan yang menjadi instrumen khas musik dangdut adalah suling bambu dan dua buah gendang yang menyerupai tabla. Dangdut merupakan
onomatope peniruan bunyi dari suara permainan tabla yang dalam dunia dangdut disebut gendang yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan dut.
Mauly Purba 2006, 77 - 78 . Musik dangdut yang dimaksudkan pada tulisan ini adalah musik dangdut yang disiarkan oleh radio Bonita Jaya Suara Medan,
meliputi genre musik dangdut yang disiarkan, dan lagu dangdut yang bagaimana yang paling diminati oleh pendengar.
1.4.2 Teori
Teori adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, 2005 hal 1177. Sebagai landasan berfikir dalam melihat permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis mempergunakan teori-teori yang relevan, yang
sesuai untuk permasalahan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Takari dalam bukunya yang berjudul Manajemen Seni 9-10, bahwa manajemen memiliki defenisi sebagai berikut: 1 manajemen diperlukan
untuk mencapai tujuan dan pelaksanaan pekerjaan, 2 manajemen merupakan sistem kerjasama yang koperatif dan rasional, 3 manajemen menekankan
perlunya prinsip-prinsip efisiensi, 4 manajemen terikat kepada sistem kepemimpinan atau pembimbingan. Sebuah organisasi kesenian mestilah
memiliki tujuan serta aktivitasnya. Tanpa adanya kerjasama, maka perjalanan sebuah organisasi tidak akan lancar. Manajemen dihubungkan dengan suatu
kelompok. Karena adanya keterbatasan orang-perorangan, maka perlu pendayagunaan kelompok itu demi mencapai tujuan-tujuan yang paling pribadi.
Untuk meneliti manajemen radio ini, penulis juga menggunakan teori Pendekatan Operasional yang dikemukakan oleh George R. Terry 2000 yang
ditulis kembali oleh Muhammad Takari dalam bukunya yang berjudul Manajemen Seni, yang mengkaji titik pandang apa yang diperbuat oleh seorang manajer yang
memusatkan perhatian pada fungsi-fungsi dasar manajemen. Fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, penentuan SDM, pengarahan dan
pengawasan. Radio Bonita Jaya Suara Medan adalah radio yang memiliki banyak kegiatan baik ketika on-air dan off-air. Semua kegiatan ini dilakukan dibawah
pengawasan seorang manajer. Untuk melakukan penelitian terhadap semua kegiatan ini, maka penulis menggunakan teori pendekatan Sistem. Pendekatan ini
dipandang sebagai sebagai sebuah kumpulan atau lebih yang saling memiliki pola hubungan tertentu, dan satu kegiatan menimbulkan reaksi dari pihak lain. Dengan
Universitas Sumatera Utara
kata lain, sebuah sistem adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan dan saling beraksi.
Radio Suara Medan adalah sebuah perusahaan radio yang berbentuk organisasi modern yang sudah memiliki tim-tim kerja yang bekerjasama untuk
mencapai satu tujuan. Teori organisasi oleh Luther Gullick dan L. Urwick 1937 dalam Nelia mengatakan bahwa semakin banyak suatu pekerjaan tertentu dapat
dipecahkan manjadi beberapa bagian komponen yang paling sederhana, maka pekerjaan akan lebih banyak memiliki spesialisai sehingga lebih terampil dalam
mengerjakan bagian pekerjaanya. Semakin terampil seorang pekerja dalam menyelesaikan pekerjaanya, akan ebih efisien pula sistem produksi.
Dalam menganalisis aspek musikologisnya struktur musik, maka penulis akan menggunakan teori Weighted Scale yang dinyatakan oleh Malm 1977 : 8
bahwa dalam menganalisis karakter atau struktur suatu musik, maka harus dikaji tangga nada, wilayah nada, nada dasar, jumlah masing-masing nada, interval, pola
kadensa, formula melodi, dan kontur. Dalam hal ini, penulis akan mengambil dua sampel musik yang disiarkan oleh radio Bonita Jaya Suara Medan.
Penulis juga meneliti bagaimana peran radio Bonita Jaya Suara Medan dalam mensosialisasikan lagu dangdut kepada pendengar setia radio yang
disatukan dalam satu organisasi yang disebut dengan Suara Medan Fans Club SMFC. Fans club radio Bonita Jaya Suara Medan dalam tulisan ini adalah
sekumpulan orang atau masyarakat yang memiliki rasa solidaritas sosial, keseimbangan dan kebersamaan yang tinggi Kottak 1991:245 dalam Irwansyah
Harahap 1999.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Metode Penelitian
Metode adalah adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki melalui cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2005 hal
704. Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahakan
suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip- prinsip umum Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2005 hal 1163.
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Nawawi dan Martini dalam Saridin Sinaga
995:209 penelitian kualitatif adalah rangakian kegiatan atau proses menjaring data informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam aspek
atau bidang kehidupan tertentu pada objeknya. Untuk mendukung penelitian tersebut, penulis menggunakan metode ilmu etnomusikologi yang terdiri atas dua
disiplin yaitu kerja lapangan field work dan kerja laboratorium laboratory work Netll, 1964:62-64. Kerja lapangan meliputi pemilihan informasi,
pendekatan dan pengambilan data, pengumpulan data, dan mempelajari seluruh perilaku yang berkaitan dengan pemakaian musik. Kerja laboratorium meliputi
pengolahan data yang didapat, namun sebelumnya penulis melakukan studi kepustakaan yang membantu penulis yang membantu penulis sebelum terjun ke
lapangan.
Universitas Sumatera Utara
1.5.1 Sudi Kepustakaan
Untuk mencari tulisan-tulisan pendukung, teori dan konsep yang berhubungan dengan tulisan ini, yang dijadikan sebagai landasan dalam
penelitian, penulis terlebih dahulu mengadakan studi kepustakaan. Hal tersebut dilakukan untuk melengkapi dan menambah sumber bacaan yang diambil dari
buku dan internet.
1.5.2 Kerja Lapangan
Kerja lapangan dibagi kedalam dua tahapan yaitu wawancara dan observasi. Wawancara yang dilakukan penulis langsung kepada personalia radio
suara medan. Selain itu, penulis juga melakukan wawancara dengan fans radio, penyiar dan orang-orang yang berada disekitar radio suara medan. Sebelum
melakukan wawacara, penulis terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan. Namun demikian, penulis tidak hanya berpatok pada daftar pertanyaan tersebut, namun
penulis menyambungkan pertanyaan-pertanyaan yang berasal dari jawaban informan. Data-data yang didapatkan oleh penulis, dituliskan kedalam sebuah
buku yang nantinya akan digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini.
1.5.2.1 Wawancara
Menurut Soeharto dalam Wilda Damanik 1995:67, wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara pengumpul data kepada responden informan dan jawaban-jawaban responden akan di catat atau
Universitas Sumatera Utara
direkam dengan alat perekam tape recorder. Wawancara adalah salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh data tentang kejadian yang diamati baik secara
langsung sendiri atau tidak. Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara berfokus Focused
Interview dan wawancara bebas Free Interview. Sebelum melakukan wawacara, penulis membuat daftar pertanyaan dan menentukan siapa yang akan
diwawancara. Sedangkan pada wawancara bebas, pertanyaan tidak hanya berpusat pada pokok permasalahan, namun berkembang pada masalah lain yang tujuannya
adalah untuk menambah data yang dibutuhjkan oleh penulis.
1.5.2.2 Observasi
Observasi adalah peninjauan secara cermat atau mengawasi dengan teliti serta mengamati Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2005 hal 794.
Dalam hal ini, penulis melakukan observasi dengan mendengarkan radio suara medan.
Menurut Suparlan dalam Wilda Damanik 1987:43-45, peneliti yang menggunakan hal-hal sebagai metode pengamatan hendaknya memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:1 ruang lingkup, 2 pelaku, 3 kegiatan, 4 benda-benda atau alat, 5 waktu, 6 peristiwa, 7 tujuan.
1.5.2.3 Kerja Laboratorium
Dalam kerja laboratorium, semua data yang diperoleh dari penelitian lapangan dan studi kepustakaan akan dianalisis selanjutnya akan dilakukan
Universitas Sumatera Utara
penyelesaian agar sesuai dengan pembahasan sehingga menghasilkan suatu tulisan yang baik. Semua data yang dikumpulkan, diklasifikasikan agar data-data yang
digunakan tidak rancu dan timpang-tindih yang dapat menimbulkan kesimpangsiuran. Semua ini dilakukan untuk mempermudah pambaca dalam
memahami dan mengerti tulisan ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM RADIO
2.1 Sejarah Radio
Radio sudah mengalami perkembangan dari masa ke masa dan membuat sejarah perkembangan radio itu sendiri. Berikut, penulis akan membuat sejarah
perkembangan radio baik itu secara mendunia dan sejarah radio di Indonesia. Kesemua data ini diperoleh dari Onong Uchjana Effendy, dalam buku yang
berjudul Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi 156-170. Pada tahun 1860, Duke of Devonshire menghadiahkan sebuah institut riset
baru dalam bidang eksperimental kepada Universitas Camridge dan James Clerk Maxwel terpilih sebagai ketua pertama. Laboratorium itu disebut Cavendish. Dari
hasil penelitian nya, Maxwel kemudian menghasilkan sebuah teori yang mengatakan bahwa gelombang elektromaknetis merambat dari ujung yang satu ke
ujung yang lain dengan kecepatan cahaya. Ketika gelombang ini dilepaskan dari keping metal pada induktor, kedua bola pada celah ressonator dihubungkan
dengan bunga api. Untuk pertama kalinya gelombang elektro magnetis telah dibuat secara sistematis. Namun demikian, tidak semua ahli dan ilmuan yang
percaya akan teori yang dikemukakan oleh Maxwel tersebut. Baru setelah sepuluh tahun Maxwel meninggal dunia, teori nya dibuktikan kebenarananya oleh seorang
ahli fisika bangsa Jerman, Heinrich Hertz. Pada tahun 1887, Hertz menyusun suatu mesin induksi di salah satu sudut laboratoriumnya. Di sudut lainya, ia
membuat suatu resonator, yang terbuat dari cincin kawat konduktor yang
Universitas Sumatera Utara
berbentuk bola dengan jarak celah kira-kira beberapa milimeter. Onong Uchjana, 146-147
Penggunaan awal radio adalah maritim, untuk mengirimkan pesan telegraf dengan menggunakan kode morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna
awal adalah Angkatan Laut Jepang yang memata-matai armada Rusia ketika perang Thusima pada tahun 1901. Radio digunakan juga untuk menyalurkan
perintah dan komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut dikedua belah pihak pada perang dunia 11. Jerman menggunakan komunikasi radio untuk
menyamapikan pesan diplomatik kepada AS ketika perang berlangsung. Setelah perang dunia 11 selesai dan setiap negara kembali menumpahkan
perhatianya kepada pembangunan di dalam negeri masing-masing, radio siaran pun mulai mengalami kemajuan yang pesat. Perang dunia tersebut telah
menghasilkan penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi radio, mulai dari mikrofone dan pesawat penerima sampai pemancar tampak pengembangan yang
jauh lebih maju daripada tahun-tahun sebelum perang. Mikrofon semakin peka, dan pemancar mempunyai daya jangkau yang lebih jauh.
Kemajuan teknologi bidang radio ini mengundang perhatian para pemimpin di berbagai negara untuk mencegah terjadinya pengaruh mempengaruhi
antara satu negara dengan negara yang lain yang bias memimbulkan kerugian Onong Uchjana, 151.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1 Peran Marconi
Dunia inovasi radio mencatat Guklielmo Marconi sebagai penemu radio. Dia lahir di Bologna, Italia, 24 april 1874. Ayahnya, Giuseppe Marconi asli petani
Italia dan ibunya, Annie Jameson adalah anak pemilik Puri Daphne di Irlandia, yang saat itu masuk sebagai wilayah Inggris. Ia bersekolah di Bologna, Florence,
dan Leghorn. Sejak kecil, ia sudah tertarik dengan kerja Maxwell, dan Hertz. Dalam usia
25 tahun yaitu pada tahun 1895, ia membuat laboratorium di rumah ayahnya di Pontecchio dan mengadakan penelitian tentang gelombang radio yang pada saat
itu disebut “Gelombang Hertzian” untuk mengirim sinyal telegraf. Pada saat itu, telegraf hanya bisa lewat kabel. Ia berhasil mengirim sinyal telegraf sejauh 2
kilometer. Namun demikian, Departemen Pos dan Telegraf Italia tidak tertarik akan temuanya tersebut. Hal tersebut tidak membuat Marconi putus asa. Setahun
kemudian, ia menghubungi Dinas Pos Inggris. William Precee, insinyur kepala pos Inggris pada saat itu bersedia untuk bertemu dengan Marconi. Pada saat itu,
Marconi memamerkan kemapuan ciptaanya di dataran Salisbury dan Bristol Chanel dan William tertarik akan temuan Marconi tersebut. Pada akhirnya,
Marconi mendirikan perusahaan The Wireless Telegraph Signal Company Limited pada tahun 1987 yang kemudian diubahnya menjadi Marconis Wireless
Telegraph Company Limited. Pada tahun 1899, Marconi membangun radio antara Perancis dan Inggris
yang disusul kemudian oleh Amerika dan Inggris. Dalam satu dekade hingga tahun 1912, ia mematenkan sejumlah temuan untuk menyempurnakan sistem
Universitas Sumatera Utara
radio yang diciptakanya. Pada tahun 1914, Marconi masuk kedalam angkatan bersenjata Italia dan menjadi diplomat Italia untuk Amerika pada tahun 1917.
Setelah tidak lagi menjadi bagian dari pemerintahan italia, menjelang perang dunia ke 11, pada tahun 1935 ia kembali ke laboratorium dan
mendemonstrasikan temuan terbarunya yaitu Radar. Namun, dua tahun berselang, ia meninggal dunia.
2.1.2 Peran Howard
Edwin Howard Amstrong tercatat sebagai penemu radio FM. Ia lahir pada tahun 18 Desember 1890 di kota New York. Ayahnya adalah seorang penerbit
buku dan ibunya adalah seorang guru. Pada usia 14 tahun, Amstrong membaca buku telegraf karangan Marconi. Ia sangat kagum kepada Marconi dan ingin
menyempurnakan hasil temuan tersebut dan berniat untuk membuat temuan dengan hasil suara yang lebih jernih. Untuk itu, Amstrong masuk Fakultas Teknik
Listrik di Universitas Columbia. Ia lulus sebagai insinyur listrik dan menjadi guru besar.
Pada tahun 1912, Amstrong berhasil membuat sirkuit regeneratif dan sirkuit feedback dan mempelajari tabung hampa buatan De Forest yang bernama
Trioda dan Audion. Kemudian, Amstrong menggabungkan penemuannya, dengan tabung hampa buatan De Forest. Hasil dari tabung tersebut keluar suara beribu-
ribu kali lebih jelas. Sayangnya, De Forest menganggap penemuan itu adalah hak miliknya. Mereka
memperebutkan hak ciptanya, selama 14 tahun di pengadilan. Akhirnya, De
Universitas Sumatera Utara
Forest menjadi pemenangnya, karena para hakim tidak memahami ilmu kelistrikan. Tetapi para ilmuwan tetap menganggap Amstrong-lah penemu sirkuit
dan FM radio. Ia dianugrahi Medali Franklin dan dijuluki “Bapak Sirkuit”. Pada tanggal 1 Februari 1954, Amstrong meninggal di New York. Ia disetarakan
dengan penemu lama, di bidang kelistrikan seperti Amphere dan Bell.
2.1.3 Sejarah Radio di Indonesia 2.1.3.1 Masa Penjajahan Belanda
Radio pertama di Indonesi pada waktu itu bernama Nederland Hindia Belanda ialah Bataviase Radio Vereningin BRV di Batavia Jakarta tempo
dulu yang resminya didirikan tanggal 16 Juni 1925. Radio siaran di Indonesia selama penjajahan belanda dahulu mempunyai status swasta. Setelah munculnya
BRV, maka muncul pula stasiun-stasiun radio yang lain yang bersifat ketimuran seperti Nederlansch Indische Radio Omroeap Mij Nirom di Jakarta, Bandung
dan Medan, Solosche Radio Vereniging SRV di Surakarta, Mataramse Vereniging Voor Oosterse Radio Omroep Luisteraars VOLR di Bandung,
Vereniging Voor Oosterse Radio Omroep VORO di Surakarta, Chieneese en Inheemse Radio Luisteraars Vereniging Oos Java CIRVO di Surabaya, Eerste
Madiunse Radio Omroep EMRO di Madiun, dan lain-lain. Radi sekian banyak radio itu, yang paling besar adalah NIROM karena mendapatkan bantuan dari
pemerintahan Belanda yang lebih bersifat mencari keuntungan finasial dan membantu kukuhnya penjajahan Belanda menghadapi semangat kebangsaan
Universitas Sumatera Utara
kalangan penduduk pribumi yang berkobar sejak tahun 1908, lebih-lebih setelah tahun 1928.
Sebagai pelopor lahirnya radio usaha Indonesia adalah Solosche Radio Vereniging SRV yang didirikan pada tanggal 1 april 1933 yang didirikan oleh
Mangkunegoro V11 seorang bangsawan Solo dan seorang insinyur bernama Ir. Sarsito Mangunkusumo.
Banyaknya siaran radio yang munucul membuat NIROM. NIROM yang pada awalnya adalah radio yang mensubsidi radio yang bersifat ketimuran diatas
menarik dan mengurangi subsidinya. Hal tersebut dilakukan untuk mematikan radio-radio yang bersifaat ketimuran. Hal tersebut menjadi berita yang sangat
mengejutkan bagi radio-radio yang bersifat ketimuran diatas. Pada tanggal 29 maret 1937, atas usaha Volksraad M. Sutarjo
Karthohadikusuma dan Ir. Sarsito Mangunkusumo diselenggarakan sebuah pertemuan diantara radio-radio yang bersifat ketimuran yang bertempat di
Bandung dan hasil dari pertemuan itu melahirkan badan baru bernama Perikatan Perkumpulan Radio Ketimuran PPRK dan yang menjadi ketua adalah Sutardho
Kartohadikusumo. Sejak saat itu, PPRK berusaha agar dapat berjalan sepenuhnya tanpa
bantuan dari NIROM. Pada saat bersamaan, situasi semakin panas karena api perang di Eropa yang menyebabkan Negeri Belanda berada dalam situasi sulit
dan membutuhkan bantuan dari negara jajahannya. Hal tersebut membuat pemerintahan Belanda menjadi lunak. Pada tanggal 1 November 1940, tercapailah
tujuan PPRK untuk menyelenggarakan siaran pertama.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.2 Zaman Penjajahan Jepang
Pada 8 Maret 1942, Belanda menyerah pada Jepang. Sejak itu, bekas kawasan Hindia Belanda beralih ke pemerintahan Jepang. Radio yang tadinya
berstatus perkumpulan swasta dimatikan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku yang merupakan pusat radio siaran yang berkedudukan di
Jakarta. Cabang-cabangnya bernama Hoso Kyoku terdapat di bandung, Purwokerto, Yokya, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Di samping
stasiun-stasiun tadi, setiap Hoso Kyoku memiliki cabang disetiap kabupaten- kabupaten. Semua pesawat disegel, agar masyarakat tidak bisa mendengarkan
siaran luar negeri selain radio yang dimiliki pemerintah jepang. Dalam pemerintahan Jepang ini, kebudayaan dan kesenian mendapat kemajuan yang
pesat, jauh sekali dibandingkan ketika pemerintahan Belanda.
2.1.3.3 Zaman Kemerdekaan
Tanggal 14 Agustus 1945, terdengar berita bahwa Jepang telah menyerah kalah tanpa syarat kepada tentara sekutu, setelah Jepang mengalami serangan bom
atom yang hebat di Hirosiman dan Nagasaki. Seperti yang disebutkan diatas, rakyat tidak diperbolehkan mendengarkan siaran luar negeri. Namun, di kalangan
pemuda terdapat orang yang dengan resiko kehilangan nyawa tetap mendengarkan radio siaran luar negeri dan mengetahui bahwa Jepang telah menyerah.
Tanggal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Pada awalnya, teks proklamasikan akan disiarkan
secara live, namun karena sejak tanggal 15 Agustus stasiun radio dijaga ketat oleh
Universitas Sumatera Utara
tentara Jepang, maka proklamasi itu baru boleh disiarkan pada malam harinya, tepanya pukul 19.00 dan hanya dapat didengar oleh penduduk sekitar Jakarta.
Namun, atas usaha Sachrudin, seorang wartawan kantor berita Domei dan para penyiar Hoso Kanri Kyoku, Jusuf Ronodipuro dan Bachtiar Lubis serta para
petugas teknik Suwardio dan Ismaun Irsan. Baru pada tanggal 18 Agustus 1945, naskah bersejarah itu dapat dikumandangkan di luar batas tanah air dengan resiko
para petugas nya diberondong oleh tentara Jepang. Siaran ini mengudara dengan gelombang-gelombang pendek yaitu 16 meter, 19 meter, 24 meter, 24 meter, dan
45 meter PMH. Namun, walaupun pemerintah Jepang sudah kalah, mereka tetap memerintahkan kepada orang-orang radio agar menghentikan siarannya. Bangsa
Indonesia tidak tinggal diam. Sebuah pemancar gelap telah diusahakan dan tidak lama kemudian berkumandang di udara radio siaran dengan stasiun call Radio
Indonesia Merdeka. Pada tanggal 15 Agustus 1950 jam 08.05, presiden Soekarno menyatakan
bahwa seluruh Indonesia sejak hari itu menjadi Negara Kesatuan dengan nama Republik Indonesia berdasarkan proklamasi 17 Agustus 1945 dan UUD 1945.
sejak itu pula, radio siaran di Indonesia meliputi 22 studio kembali ke call: Di sini Radio Republik Indonesia.
2.1.3.4 Zaman Orde Baru
Sampai akhir tahun 1966, RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintah. Pada tahun itu, terjadi
banyak perubahan dalam masyakarat akibat pergolakan politik, yakni beralihnya
Universitas Sumatera Utara
pemerintahan Soekarno ke pemerintahan Soeharto atau yang lebih dikenal dengan sebutan perubahan orde lama ke orde baru. Situasi peralihan ini merupakan
kesempatan baik bagi mereka yang mempunyai hobi radio amatiran untuk mengadakan radio siaran.
Radio amatiran adalah seperangkat pemancar radio yang dipergunakan oleh seorang penggemar untuk berhubungan dengan penggemar lainnya. Sifatnya
“two way traffic communication” dalam bentuk percakapan. Radio ini tidak mengadakan program acara seperti kesenian, sandiwara, warta berita, dan lain
sebagainya. Seorang amatir adalah seorang pemraktek teknik radio yang melakukan komunikasi dengan rekannya untuk menguji kemampuannya
mengenai daya jangakuan kapasitas pemancar yang dibuatnya. Meskipun dasar hukumnya berbeda, untuk radio amatir PP no.
21TH.1967 tentang amateurisme dan untuk radio siaran UU no.5TH.1964 tentang telekomunikasi, namun mengenai frekuensi pemancar diatur dan
disesuaikan dengan daftar pada International Telecommunication Union ITU. Berdasarkan UU no. 5TH.1964 dalam rangka usaha penertiban dan
pengarahan kepada hal-hal yang positif, maka pada tahun 1970, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah no. 55 tahun 1970 tentang radio siaran non
pemerintah yang mengatakan bahwa radio non pemerintah berfungsi sosial sebagai alat pendidik, alat penerangan dan alat hiburan, dan bukan untuk kegiatan
politik. Dalam peraturan itu ditentukan bahwa radio siaran non pemerintah harus berfungsi sosial sebagai alat pendidik, alat penerangan, dan alat hiburan; bukan
alat untuk kegiatan politik.
Universitas Sumatera Utara
Meskipun bidang radio siaran adalah pendidikan, penerangan dan hiburan, namun operasinya tidak menutup kemungkinan untuk siaran-siaran yang bersifat
komersial. Namun demikian, dalam pelaksanaannya mengikuti ketentuan- ketentuan perundang-undangan yang berlaku mengenai usaha-usaha bersifat
komersial, antara lain dalam bidang perpajakan. Sampai dengan tahun 1980, jumlah stasiun radio non RRI tercatat 948
buah yang terdiri dari 379 stasiun komersial, 26 stasiun non komersial, dan 136 stasiun radio pemerintah daerah. Badan radio non pemerintahan tersebut
terhimpun dalam satu wadah yaitu Persatuan Radio Siaran Swasta Niaga Indonesi PRSSNI. Organisasi yang didirikan pada tanggal 17 Desember 1974
berkedudukan di ibukota Republik Indonesia. RRI sendiri sejak tahun 1975 telah mengembangkan diri terutama dalam
sarana fisik dan mencatac bahwa tahun ini adalah tahun tersibuk yang membentuk suatu sistem jaringan yang dapat menghubungkan pusat dengan daerah dan daerah
dengan daerah. Pada tahun 1974, RRI memiliki stasiun radio sebanyak 47 buah dengan jumlah pemancar 118 yang meliputi 1.113,75 KW, pada tahun 1975
ditambah dengan sebuah stasiun dengan jumlah 130 pemancar dengan kapasitas 1.132,75 KW. Jumlah pemancar pada tahun 1979-1980 tercatat 174 buah meliputi
2.612,75 KW. Dalam bidang elektronika, pada tanggal 17 Agustus 1976 mempunyai arti
yang sangat penting bagi Indonesia dengan diluntucurkannya satelit Komunikasi Palapa. Sistem Komunikasi Satelit Domestik SKSD Palapa ini merupakan media
yang sangan ampuh bagi siaran radio, televisi, telepon, teleks dan lain-lain guna
Universitas Sumatera Utara
mencapai 147 penduduk Indonesia yang menghuni 13.677 pulau di Nusantara. sumber: Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi 156-170
2.1.4 Sejarah Radio Sumatera Utara dan Radio Medan
Secara historis, radio swasta RSS telah melalui perjalanan yang panjang dan penuh dinamika yang terlepas dari bagian sejarah perjalanan polotik bangsa
sejak tumbangnya Orde Lama. Pada awal kelahiranya, radio swasta merupakan intensitas komunikasi bagi perjuangan mahasiswa dan pelajar ketika turut
berperan dalam menumbangkan rezim Orde Lama. Pada masa itu, radio masih berstatus amatir bertebar dalam bentuk radio komunitas.
Sepanjang pemerintahan orde baru, kehidupan radio swasta walaupun berkembang, namun penuh dengan keresahan karena tidak mendapatkan
perlindungan hukum karena undang-undang tentang penyiaran belum ada. Radio swasta terus diawasi dengan dengan dalih “pembinaan”.
Pengendalian yang ketat akan radio, termasuk di Sumatera Utara oleh penguasa atas kehidupan RSS ternyata tidak menghambat laju pertumbuhan siaran
radio. Dari data tahun 2003 yang terdaftar dibalai monitor Ditjen Postel Kelas II Medan jumlah RSS di Sumatera Utara sekarang ini tercatat : 103 Stasiun tidak
termasuk RRI dengan pertumbuhan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Tahun 1980 :Medan : 17 sts Dati II : 3 sts 2. Tahun 1990 :Medan : 19 sts Dati II : 23 sts
3. Tahun 2000 :Medan : 20 sts Dati II : 35 sts 4. Tahun 2003 : Medan :19 sts Dati II :73 sts
Sumber: https:radiotsm.wordpress.comdokumenpotret-radio-iklan-radio-di-
sumut
Dari jumlah di atas yang benar-benar beroperasi hanya sekitar 60. Anggota PRSSNI di Medan sebanyak 19 sts di Dati II sebanyak 35 sts. Di Medan
tercatat 29 sts mengudara pada jalur FM dan 1 sts di jalur AM. Padahal menurut kanalisasi yang disusun oleh Ditjen Postel dengan jarak spasi 800 KHz jatah
frekuensi FM untuk kota Medan adalah 26 Sts. Konsekuensi dari padatnya pengguna jalur FM di Medan membuat tidak terpenuhinya standar spasi : 800
KHz tapi sementara ditetapkan :400 KHz dengan catatan akan diseleksi selama 10 tahun ke depan untuk selanjutnya jumlah RSS disesuaikan agar bisa memenuhi
spasi 800 KHz. Ada perbedaan format antara radio siaran di daerah dengan di kota Medan. Perbedaan ini disebabkan Medan memiliki segmentarsi yang lebih
majemuk dibanding di daerah yang bertumpu pada etnis setempat. Oleh karena itu RSS di Medan lebih bervariatif di dalam menentukan format serta lebih tajam di
dalam memilih dan menentukan segmen. Sebagaimana ilustrasi dapat dilihat perbedaan tersebut sebagai berikut:
1. Daerah Tingkat II Umum Bloking multi format etnik, 2. Medan Umum, Mudik informasi, informasi talkshow, dangdut, hit
kontemporer, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Segmentasi SES semua kelas sosial A-B-C-D-E, umumA-B-C-D-E, menengah keatasB-A, atas ke menengahA-B, menengah kebawahC-D-E.
4. Target Audience : Daerah Tk. II umum, anak muda, etnis setempat Medan umum profesi, remaja dewasa, mahasiswa eksekutif, wanita, etnis,dan
lain-lain.
2.2 Sejarah Singkat Radio Bonita Jaya Suara Medan
Radio Bonita Jaya Suara Medan adalah salah satu radio yang mengusung musik dangdut secara total di Kota Medan. Untuk daerah Sumatera Utara, berada
di tiga wilayah yaitu Radio Bonita Jaya atau Radio Dangdut Medan berada di Kota Medan, radio Pesona Cipta Swara berada di Binjei, dan radio Gelora Remaja
Sibolga berada di Sibolga. Selain di Sumatera Utara, radio ini juga memiliki cabang di luar daerah
Sumatera utara yaitu radio Mercy berada di Jakarta dan radio Musi berada di Palembang. Walaupun berada di beberapa wilayah di Indonesia, radio ini dimiliki
oleh satu orang yaitu bapak Yongki Manalu. Radio Bonita Jaya Suara Medan pertama kali didirikan di Sibolga pada
tanggal 29 Maret 1990. Kemudian didirikan di Binjai pada tanggal 1 Oktober 1991 dan yang terkhir di Medan pada tanggal 26 februari 2000 dan beralamat di
Jalan Setia Budi no. 102 Medan Sumatera Utara. Radio Bonita Jaya Suara Medan didirikan oleh Bapak Yongki Manalu
sekaligus sebagai owner pemilik radio Bonita Jaya Suara Medan. Pada dasarnya, radio Bonita Jaya Suara Medan didirikan untuk mengembangkan indutri musik
dangdut dan memberikan hiburan kepada masyarakat Indonesia pada umumnya
Universitas Sumatera Utara
dan di Sumatera Utara pada khusunnya dan didirikan dengan tujuan komersil. Sasaran utama pendengar Radio Bonita Jaya Suara Medan adalah masyarakat
kalangan menengah ke bawah. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk kalangan menengah ke atas.
Radio ini didirikan karena kecintaan Bapak Yongki Manalu akan musik dangdut dan berniat untuk mendirikan sebuah media yang dapat menyampaikan
musik dangdut tersebut kepada masyarakat. selain cinta akan musik dangdut. Bapak Yongki Manalu juga melihat kesempatan komersil bahwa di kota Medan
radio yang khusus mengusung program utama radio nya sebagai musik dangdut belum ada. Selain alasan tersebut, musik dangdut dipilih untuk menjadikan radio
ini berbeda dari radio lain sehingga memiliki target pendengar. Hal ini membuat Bapak Yongki Manalu selaku owner memilih musik dangdut sebagai program
utama siarannya sehingga sejak berdiri pada tahun 2000 musik dangdut sudah menjadi program utama siar radio Bonita Jaya Suara Medan.
Radio Bonita Jaya Suara Medan menjadi radio pertama di Kota Medan yang mengusung musik dangdut secara total untuk program siarnya. Berdirinya
radio ini mendapat sambutan yang hangat dari pendengarnya. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah penelepon yang bertambah setiap hari dan banyaknya produsen
yang mempercayakan radio ini menjadi sarana untuk beriklan. Radio Bonita Jaya Suara Medan adalah salah satu radio swasta yang
berdiri sendiri tanpa ada kerjasama dengan pihak lain. Radio ini memiliki izin pendirian yang ditujukan kepada Direktorat Jendral Radio, Televisi dan Film
no.261D.D1.4 PM2000, Departemen Perhubungan kantor Wilayah Propinsi
Universitas Sumatera Utara
Sumatera Utara no.PT. 0032102000, surat Rekomendasi untuk Izin Radio Siaran Non-Pemerintah yang ditujukan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat
1 Sumatera Utara Medan no.4823297482.
2.2.1 Visi
Adapun visi dari Radio Bonita Jaya Suara Medan adalah “Pengembangan Industri musik dangdut di Indonesia dan kota Medan”
2.2.2 Misi
Untuk mencapai visi tersebut, maka radio memiliki misi menyiarkan lagu- lagu dangdut di Kota Medan dengan tujuan untuk memberikan hiburan
musik dangdut dan sasaran utama adalah masyarakat kelas menengah dan ke bawah.
2.3 Sejarah Dangdut
Dangdut adalah salah satu ragam seni musik nusantara yang berasal dari seni etnis Melayu, yang didalamnya mengandung unsur musik Arab, India,
Melayu. Selain instrumen band biasa gitar melodi, gitar bas, dan keyboard, instrumen khas dangdut lainnya adalah suling bambu dan dua buah gendang yang
dimainakan oleh seorang musisi mirip tabla dan bongo. Pola ritem gendang yang sarat dengan sinkopasi mengalir terus memberikan warna tersendiri pada musik
ini. Istilah dangdut muncul pada tahun 1970-an yang berasal dari onomatopeik bunyi gendang tabla yang menjadi ciri khas musiknya yang menghasilkan bunyi
Universitas Sumatera Utara
nduut asic. Efek bunyi tersebut memberikan efek psikologis, mempertinggi pesona erotik, dan mengasikan bagi irama musik itu sendiri. Dahulu, musik
dangdut hanya digemari oleh masyarakat menengah kebawah. Di malam hari, pemuda-pemuda dikampung bernyayi dan berjoget bersama.
Pada awal
perkembanganya, musik dangdut disebut Orkes Melayu OM. Musik ini kemudian berkembang mengadopsi unsur-unsur musik barat yaitu rocknroll,
reggae, disko, dan rap. Dalam periode awal itu, muncul beberapa penyanyi dan pencipta lagu terkenal, diantaranya Emma Gangga, Hasnar Tahar, Said Effendi,
Munif Bahaswan dan lain-lain. Selanjutnya, dangdut berbaur dengan musik etnis nusantara lainya seperti: Jawa, Sunda, Batak, dan Minangkabau. Menurun
Manuel, dangdut adalah sebuah genre musik modern hasil dari proses akulturasi, yang populeritas nya lebih besar dari keroncong.
Menurut Manuel 1995:43, dangdut didefenisikan sebagai berikut: Dangdut is an acculturated modern music genre of vastly greater
popularity than Kroncong. Moreover, dangdut is an more of a “pure” populer music, in the sense that its proper evolutions does
not predate the mass media. Its the same time, while dangdut is Indonesia, in origin and audience and audience, it possesses few;
if any, stylistic features which can be identified as distinctively Indonesia. Rather in terms of style, it is a hibrid of imported
features and acculturated Sumatran styles; still, it deserves some mention....because it does incorporate notable non western
attributes, specifically, elements borrowed from Indian populer music.
Dangdut merupakan sebuah genre musik modern hasil dari proses akulturasi, yang populeritasnya lebih besar dibandingkan keroncong. Lebih dari
itu, dangdut merupakan musik populer yang lebih “murni” dalam pengertianya
Universitas Sumatera Utara
bahwa dalam evolusinya tidak ditarik oleh media massa yang pertunjukanya ala Indonesia, baik asal-usul maupun penontonya menpunyai beberapa gaya yang
dapat di indentifikasikan berbeda dengan gaya seni pertunjukan Indonesia pada umumnya. Dalam gaya pertunjukannya, dangdut memperlihatkan tanda-tanda
penting tentang hibridasi dan akulturasi gaya seni pertunjukan Sumatera, menerima beberapa persinggungan budaya yang digabungkan dengan atribut-
atribut non-Barat, khususnya musik-musik India. Pernyataan manuel tentang dangdut yang menekankan pada dua unsur
musik yaitu Sumatra dan musik pop India. Namun dalam kenyataannya, dangdut merupakan seni pertunjukan yang mengakulturasikan berbagai kebudayaan
nusantara, India, Timur Tengah dan termasuk Barat namun tidak didominasi satu budaya di dalamnya.
Defenisi dangdut yang lebik komplek dikemukakan oleh Pioquinto q1998 yang mengatakan bahwa:
As musical style, dangdut is an syncretic blend of Indian populer film music, middle eastrern and indigenous melodies. Along with
this fusion of varied cultural influences is incoporation of modern musical technology such as guitar, piano, electric organ, and
western trap drum set. These instruments are increasingly replacing the early instrumental ensemble. The resulting hibrid
form, along with the populist message of its lyrics, its rhytmic beat, distinctive vocal style and popularity as a dance music, have
given dangdut is widespread appeal. Aided by mass media and burgeoning cassette industry, dangdut is succeeded and continues
to succeed in breaking gegraphical, class Indonesia. In the history of popular music in Indonesia, the popularity dangdut music is
uprecedented.
Sebagai gaya musikal , dangdut merupakan campuran sinkretik antara musik populer film India, timur tengah, dan melodi-melodi masyarakat nusantara.
Universitas Sumatera Utara
Bersama dengan fusi terhadap beberapa variasi kebudayaan, didalam dangdut disatukan musik berteknologi modern seperti piano, gitar elektrik, organ elektrik,
dan perangakat drum trap barat. Alat-alat musik ini ditambahkan kepada ensambel instrumentalnya yang lebih awal, menghasilkan bentuk musik paduan, isi liriknya
yang merakyat, ritmik dan gaya vocalnya yang khas, dan popularitasnya sebagai musik tari membuat dangut berkembang luas. Dibantu dengan media massa dan
industri kaset yang tumbuh pesat, dangdut menghasilkan dan meluaskan geografi penyebaranya, menembus rintangan kelas dan etnis, memasuki daerah perkotaan
dan pedesaan di Indonesia. Dalam sejarah musik populer di Indonesia, tingkat popularitas musik dangdut belum pernah dicapai oleh musik apapun sebelumnya.
Dangut dalam akulturasinya mengalami proses panjang sebelum mencapai bentuknya yang sekarang. Istilah “dangdut” sendiri baru populer di dasawarsa
1970an, yang ditandai ketika Billi Silabumi seorang penulis majalah Aktuil, memperkenalkan istilah dangdut yang mengandung nada ejekan, bagi suatu corak
musik Indonesia yang disertai suara gendang tabla yang khas, seperti lazimnya pada musik-musik di film India. Dangdut dianggap berasal dari musik melayu,
yang dapat ditandai dengan awal penyebutanya sebagai musik irama Melayu, rentak Melayu, Orkes Melayu OM, irama semenanjung Melayu, dan sejenisnya.
Di dalam film-film Melayu, dimasukkan unsur musik Melayu yang menjadi dasar seni dangdut. Pada tahun 1960an, ketika Indonesia sedang hangat-
hangatnya mengembalikan kepribadian budaya bangsa untuk melawan pengaruh budaya barat, jejak said Effendi yang menyanyikan lagu top hits nya Bunga
Seroja dalam film Seroja di ikuti oleh A.Chalik, Husen Bawafie, Hasnah Tahar
Universitas Sumatera Utara
dan Ellya Alwi Khadam di Jakarta.didalam orkestra, lagu-lagu mereka telah diiringi alat musik seruling, seperangkat drum, serta gendang ronggeng melayu.
Dari film-film mereka, pengaruh lagu-lagu melayu semakin tersebar keseluruh nusantara apalagi secara politis lagu-lagu ini didukung oleh para penguasa Takari
dan Fadlin 1995:4. Kebijakan pemerintah Orde Lama dan Orde Baru turut pula mendukung
seni pertunjukan dangdut, seperti yang dideskripsikan oleh Manuel yang mengatakan bahwa:
Under Sukarno’s rules 1949-1965, film composers responded to populist seniment and resentiment againts foreign pop music by
using modernized forms of orkes melayu in their musical. The coup and counter-coup of 1965 brought to power General Suharto, who
renounced the progressive and more closely to western finanscial and political interests. Accordingly, restriction on the import and
broadcast of foreign pop were lifted, and western music soon became the major influence in the world of Indonesian popular
music. The newly refined forms of melayu music came to be regarded as quaint and even elistist, and young pop musicians turn
increasingly to rock for inspiration. The introduction of cassettes and the vogue of social dancing also contributed to the rise of new
musical testes.
Di bawah pemerintahan Presiden Soekarno, para pembuat film merespon konsep sentimen merakyat dan mengkreasikan kembali musik pop asing dengan
bentuk orkes melayu modern. Selanjutnya, terjadi kudeta dan penggagalan kudeta tahun 1965, yang akhirnya menjadikan Soeharto presiden, yang melepaskan
kebijakan progresif dan nasionalistik Soekarno, yang mengarahkan Indonesia untuk lebih bersahabat dengan kepentingan finasial dan kepentingan politik barat.
Sejalan dengan itu, pembatasan impor dan sajian pop asing diangkatm dan musik barat segera menjadi pengaruh besar dalam dunia musik populer Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk-bentuk musik Melayu baru yang sopan menjadi perhatian yang menarik dan tak terkecuali bagi para elit, dan para pemusik pop muda menerjemahkannya
dengan memperbesar minat dalam musik rock. Pengenalan kaset dan tarian populer juga memberikan kontribusi kepada timbulnya cita rasa musikal baru.
Sikap politis tersebut sangat menguntungkan bagi pertumbuhan musik dangdut pula. Elemen-elemen barat sudah mulai dimasukkan oleh beberapa pemusik
dangdut, misalnya, Rhoma Irama, Elvi Sukaesih, Reynold Panggabean, Camelia Malik,dan lainya.
Rhoma Irama lahir 1947 memulai debutnya pada tahun 1968 dalam Orkes Melayu Purnama. Kemudian Rhoma Irama membentuk Soneta Group yang
lebih besar dan modern pada tahun 1971. Mereka turut mendukung pertumbuhan musik melayu bergaya Indonesia tidak hanya berisi irama Sumatra Timur namun
dengan pengaruh Arab India. Irama populer melayu melalui pertunjukan dan rekaman-rekaman kaset mereka lebih cepat tersebar ke seluruh Nusantara. Selain
itu, didukung pula dengan film-film Rhoma Irama seperti Penasaran 1976, Begadang 1978, Perjuangan dan Doa 1980.
Pada dasawarsa 1970an, penggemar danggut sebagian besar berasal dari masyarakat kalangan bawah dan sering diejek sebagai “musik kacang goreng”.
Bahkan pada saat yang sama, sempat tejadi perang antara dangdut dan rock’n rool, yang dikobarkan oleh Bennya Soebardja gitaris rock Giant Step. Walau
diserang dari segala penjuru, dangdut tetap hidup subur. Rhoma Irama adalah seorang tokoh dangdut yang mendirikan Soneta dan menghadapi sikap anti pati
terhadap dangdut dengan memberikan terobosan-terobosan baru. Dia
Universitas Sumatera Utara
memasukkan unsur-unsur rock’n rool kedalam khasanah dangdut. Rhoma melahirkan new dangdut yang oleh para kritikus disebut sebagai rock dangdut.
Alat-alat musik dangdut dilengkapi dengan listrik bertenaga besar. Alat tiup seperti saksopon dan keyboard ia gunakan. Ini tidak pernah tejadi
sebelumnya. Soneta tampil tegar dan tidak kalah dengan group rock. Rhoma tidak berhenti pada inovasi melodi musik rock tetapi pada lirik nya juga, yang menjauhi
kecenderungan “erotis dan merengek-rengek” namun diganti dengan unsur dakwah dan ketegasan sikap. Hal tersebut mempengaruhi beberapa orang untuk
berekspresi dalam seni musik dangdut. Pada akhir tahun 1970an, sebagian besar perkebunan di Sumatera Utara sudah memiliki kelompok-kelompok musik
dangdut. Tema sosial, dakwah dan lingkungan hidup yang dibuat oleh Rhoma Irama
tidak hanya menarik perhatian di nusantara namun sampai ke mancanegara. Majalah Billboard di Amerika Serikat mengirimkan wartawannya dari Singapura
untuk menonton pertunjukan Rhoma Irama di Jakarta. Kemudian, majalah Newsweek juga menulis tentang profil raja dangdut. William H. Frederick,
sosiolog dari Ohio University Amerika Serikat menulis disertasi tentang musik Rhoma Irama sehingga para intelekual Amerika dan Australia dapat mengetahui
dangdit Indonesia. Internasionalisasi dangdut selanjutnya dilakukan oleh Reynold
Panggabean pada tahun 1985 yang bermain dengan O.M. Tarantula dengan menggabungkan unsur musik timur tengah, India, dan Rock kedalam musik
dangdut. Kemudian, Rhoma Irama, Reynold Panggabean dan Tarantulla
Universitas Sumatera Utara
mengadakan konser live di gedung Shibuya, Tokyo, Jepang dan mendapat sambutan yang luar biasa.
Radio yang khusus menyiarkan musik dangdut muncul. Di Jakarta misalnya, Radio Agustina di jalur AM, dan Radio Sakti Budi Bakti di jalur FM.
Pada akhir 1996, pangdam Jaya Mayjen Hendropriono meresmikan FM Muara.
2.3.1 Perkembangan Musik Dangdut pada Tahun 2000-an
Musik dangdut terus mengalami perkembangan sampai tahun 2000an. Pada awal tahun 2000an, muncul penyanyi baru yaitu Inul Daratista yang
mengambil perhatian banyak dikalangan masyarakat. Hal ini dikarenakan goyangannya yang melebihi goyangan dari penyanyi lain. Gerakan berputar-putar
dari atas kebawah merupakan gerakan yang khas yang dimiliki oleh penyanyi ini. Hal ini mengundang reaksi positif dan negative dari kalangan masyarakat.
Pada perkembangan tahun 2000-an sampai sekarang, musik dangdut tidak dipandang sebagai musik kampungan. Hal tersebut karena musik dangdut sudah
ditampilkan di stasiun-stasiun televisi dan kafe-kafe terkenal dan sudah melahirkan penyanyi-penyanyi dangdut terkenal. Musik dangdut juga dipakai
pada acara-acara kampanye.
2.3.2 Dangdut Live
Dangdut live adalah dangdut yang ditampilkan secara langsung tanpa menggunakan media seperti televisi dan radio sebagai perantara. Berikut, penulis
akan mendeskripsikan pertunjukan dangdut secara live yang ada di Sumatera
Universitas Sumatera Utara
Utara khususnya kota Medan dan pertunjukan musik live yang diadakan oleh Radio Bonita Jaya Suara Medan.
2.3.2.1 Dangdut Live Sumatera Utara dan Medan
Dangut live yang ada di Sumatera utara yang dimaksudkan penulis pada
tulisan ini lebih melihat kepada pertunjukan dangdut yang sifatnya menghibur yang diadakan pada resepsi pernikahan. Musik dangdut biasanya ditampilkan
pada acara pernikahan masyarakat yang beragama muslim dan beretnis Melayu, Minang, dan Jawa. Pertunjukan dangdut pada upacara perkawinan ini bersifat
menghibur tamu atau undangan yang datang ke pesta hajatan perkawinan tersebut. Pada pertunjukan musik dangdut tersebut, ada penyanyi yang dipanggil dengan
sebutan biduan. Biasanya biduan ini berjumlah antara satu sampai 3 orang dan berjenis kelamin perempuan atau bencong waria.
Untuk musik pengiring biduan, tidak lagi menggunakan alat musik yang biasa digunakan dalam pertunjukan musik dangdut sebenarnya yaitu dengan
menggunakan sulim dan gendang namun hanya menggunakan sebuah keyboard atau dalam bahasa sehari-hari disebut dengan solo keyboard. Hal ini dilakukan
untuk menghemat biaya dan untuk mempermudah mobilitas pergerakan dari satu tempat ke tempat lain dari suatu group musik dangdut. Selain itu, biasanya
keyboard yang digunakan sudah mempergunakan program musik yang menyimpan suara alat musik lain seperti suara gendang dan sulim yang biasa
digunakan dalam pertunjukan musik dangdut tersebut. Selain itu, keyboard yang biasa digunakan sudah diprogram dengan mempergunakan Midi, Memory Card,
Universitas Sumatera Utara
Flashdisk, dan Kaset sehingga si pengiring atau si pemain keyboard lebih mudah untuk mengiringi lagu yang dinyanyikan.
Waktu pertunjukan musik dangdut di pesta perkawinan biasanya bervariatif dimulai pada siang hari antara pukul 11.00 – 21.00. Namun demikian,
pertunjukan musik dangdut ini dapat juga dilakukan sampai larut malam atau subuh tergantung permintaan si empunya pesta atau hajatan. Biasanya, semakin
larut pertunjukan tersebut diadakan, maka bayaran yang diterima oleh grup musik dangdut tersebut akan lebih mahal.
Di acara perkawinan tersebut, tamu mereques lagu kesukaan mereka. Lagu tersebut bisa dinyanyikan oleh orang yang merequest lagu atau dinyanyikan oleh
biduan. Tamu yang menyanyi atau merequest lagu dangdut biasanya adalah orang tua yang memiliki kisaran umur antara 35-60 tahun.
Lagu dangdut yang dinyanyikan mulai dari dangdut yang memiliki tempo lambat yang yang banyak dinyanyikan oleh Rhoma Irama dan lagu-lagu dangdut
lama sampai lagu dangdut yang bertempo cepat. Namun demikian, pada pertunjukan musik dangdut ini, sering juga penyanyi biduan dan tamu
menyanyikan lagu-lagu di luar dangdut misalnya lagu Melayu, lagu India, tembang kenangan dan lagu-lagu daerah yang sedang hits atau ngetrand pada saat
ini. Secara penampilan, penyanyi biasanya berpakaian rapi dengan asesoris
yang tidak mencolok dan goyang yang biasa. Namun, untuk di beberapa daerah di Kota Medan, biasanya di daerah pinggiran, misalnya daerah Tembung, Brayan,
dan lainya, penyanyi tampil dengan sangat mencolok, baik dari segi cara
Universitas Sumatera Utara
berpakaian dan goyangan di panggung yang biasanya mengarah kepada goyang erotis. Kadang, penyanyi ini menggunakan ular sebagai daya tarik pertunjukan
tambahan untuk mendukung pertunjukan musik dangdut tersebut. Lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu-lagu dangdut remix dengan tempo yang cepat dan musik
yang menghentak. Pertunjukan biasanya dilakukan sampai malam atau subuh.
2.3.2.2 Dangdut Live yang Diadakan oleh Radio Bonita Jaya Suara Medan
Selain menyiarkan dan mempromosikan musik dangdut dalam program siarnya, radio ini juga mempromosikan musik dangdut diluar jadwal siar. Hal
tersebut dilakukan dengan mengadakan pertujukan musik dangdut secara live. Untuk mempromosikan musik secara live, radio melakukan kegiatan
berupa festival musik dangdut. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka ulang tahun radio dan ulang tahun fans club. Biasanya, kegiatan ini dilakukan di radio Bonita
Jaya Suara Medan dan dapat juga dilakukan diluar lokasi radio. Dalam beberapa kegiatan yang dilihat oleh penulis di lapangan, penulis
akan mendeskripsikan beberapa kegiatan yang dilakukan radio, di antaranya ulang tahun radio Suara Medan yang ke tujuh 7 yang diadakan di lapangan Zipur
Helvetia pada tanggal 19 Desember 2010 yang dibuat ke dalam beberapa sesi. Sesi pertama dimulai dengan kegiatan jalan santai yang start dari radio
Bonita Jaya Suara Medan dan finish di lapangan Zipur Helvetia Medan. Setelah jalan santai, dilakukan kegiatan lomba joget yang pesertanya berasal dari dalam
dan luar Medan. Kegiatan selanjutnya, peserta menyanyikan lagu dangdut kesukaan mereka. Di sini, semua peserta diberikan kesempatan untuk
Universitas Sumatera Utara
menyanyikan lagu dangdut kesukaan mereka. Lagu dangdut dinyanyikan secara solo, duet atau pun secara bersama-sama dengan beberapa orang sesama fans.
Musik pengiring yang digunkan adalah sebuah keyboard. Lagu-lagu dangdut yang dinyanyikan yaitu lagu-lagu dangdut dengan musik dangdut yang kental dan khas
suara serulingnya atau yang lebih dikenal dengan sebutan dangdut konvensional dan lagu-lagu dangdut remiks atau yang dikenal dengan sebutan dangdut kreatif.
Acara terakhir yaitu membagikan hadiah kepada peserta. Acara dipandu oleh beberapa pembawa acara yang tidak lain adalah
penyiar radio Bonita Jaya Suara Medan. Sama ketika membawakan acara di radio ketika on-air, dalam setiap kegiatan off-air ini juga, penyiar menggunakan
bahasa yang kocak, mudah dipahami, dan bersifat menarik perhatian peserta. Selain untuk ulang tahun radio dan fans club, dangdut live ini
diselenggarakan dengan kerjasama radio dengan pihak lain misalnya dengan pihak TPI. Nama acara yaitu KDI Star Dut. Dalam hal ini, pihak TPI menunjuk
radio sebagai penyelenggara audisi di kota Medan. Kegiatan dilaksanakan di Radio Bonita Jaya Suara Medan. Peserta yang hadir berasal dari dalam dan luar
daerah Medan. Kegiatan ini diikuti lebih kurang 200-300 peserta audisi. Lagu dangdut yang akan dinyanyikan terdiri dari lagu wajib dan lagu
pilihan yang sudah ditentukan oleh pihak radio. Peserta menyanyikan lagu dangdut di depan juri. Penjurian dilakukan di dalam radio. Sedangkan di luar
radio, ada juga kegiatan lain yaitu menyanyikan lagu-lagu dangdut oleh para peserta yang bersifat menghibur peserta lain sambil menunggu waktu untuk di
audisi. Setiap peserta diberi kesempatan untuk menyanyikan lagu-lagu kesukaan
Universitas Sumatera Utara
mereka. Sama seperti kegiatan-kegiatan off-air lainya, kegiatan dipandu oleh pembawa acara yang juga merupakan penyiar radio Bonita Jaya Suara Medan.
2.3.2.3 Dangdut di Radio Bonita Jaya Suara Medan
Dangdut di radio Bonita jaya Suara Medan adalah dangdut yang disiarkan melalui udara dengan cara on-air dengan menggunakan penyiar. Lagu dangdut
yang disiarkan adalah lagu dangdut yang menurut pengklasifikasian radio sudah disinggung diatas adalah lagu dangdut konvensional dan lagu dangdut kreatif.
2.4 Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang dipilih penulis dalam mengumpulkan data dalam penulisan ini adalah di radio Bonita Jaya Suara Medan yang beralamat di
Jalan Setia Budi No. 102, Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Medan.
Namun, untuk mendukung data-data yang dibutuhkan, penulis juga penulis juga mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dari orang-orang yang
mengetahui tentang radio Bonita Jaya Suara Medan, baik itu orang yang berada di sekitar radio dan pendengar radio.
2.5 Jadwal Acara Sepekan
Dari kerja penelitian yang penulis lakukan, jadwal acara sepekan Radio Bonita Jaya ini adalah seperti pada tabulasi berikut. Jadwal tersebut digunakan
Universitas Sumatera Utara
dari kurun waktu ke waktu sejak berdiri sampai sekarang ini, dengan disertai sedikit perubahan-perubahan menurut waktunya.
Tabel 1: Jadwal acara radio Bonita Jaya Suara Medan
Jam Senin Selasa Rabu
Kamis Jumat
Sabtu Minggu
06.00 Opening 06.01 SIROH
Siraman Rohani
06.30 DAKOTA Dangdut
Kota 09.00
NON STOP MUSIK BOLLYWOOD 10.00
PILDANGDUT Pilah Pilih Lagu Dangdut 12.00
DD Rehat
DD Rehat Seni dan
Hiburan [SKSM-
M45] Promosi dan
Referensi Relay Jumat
Dr. Pintar 10 Top Dut
13.00 KAKDUT Karaoke Dangdut
15.00 PADANG BULAN Pilah Pilih Lagu Dangdut Terbaru Koleksi Suara Medan
17.00 DD Rehat
17.30 Liputan 6 SCTV
18.00 Pesona
Minang Pesona
Jawa Pesona
Melayu Pesona Karo
SIROH Live Pesona
Tapanuli DD Rehat
19.00 Pesona Aceh
Astrologi DD 20.00
Dangdut Nostalgia
Pantun Maimoon
BOMBAI Bollywood
Music by Interactive
Pantun Maimoon
Mak Comblang
Goyang Medan
Malam Menggoda
eM-eM 22.00
WATERLEDING Waktu Terlena Dengerin Dangdut 01.00 Closing
2.6 Format Siaran