Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang mengasilkan bermacam-macam data dengan distribusi nominal, ordinal, rasio, dan interval. Penelitian ini juga menggunakan sampel minimal, bukan maksimal yaitu sepuluh persen dari jumlah populasi. PLS pertama kali dikembangkan oleh Wold tahun 1966 dengan nama nonlinear iterative partial least squares NIPALS. PLS merupakan metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan konstruk variabel dengan indikator banyak. Terdapat dua prosedur iteratif didalamnya yaitu metode estimasi least squares LS untuk singgel dan multi komponen dan untuk canonical correlation. Tahun 1977 PLS disempurnakan dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Lohmoller pada tahun 1984,1989 dan Chin tahun 1996 Ghozali, 2008: 17-18. Metode PLS adalah metode analis distribution free tidak mengasumsikan data berdistribusi tertentu, dapat berupa nominal, kategori, ordinal, interval dan rasio bahkan jumlah sampel kecil sekalipun Ghozali, 2008: 17. Oleh karena itu teknik parametrik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan Chin Ghozali, 2008: 24. Pengukuran prediksi PLS bersifat non parametrik. Dijelaskan berikutnya oleh Ghozali 2008: 19, estimasi dalam PLS diperoleh dengan menggunakan proses iterasi. Ada tiga tahap dalam proses iterasi yaitu iterasi tahap pertama menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi konstanta. Weight estimate merupakan komponen skor estimate dari setiap variabel . Inner model menggambarkan hubungan antar variable berdasarkan substansi teori. Outer model mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variable lainnya. Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian beserta pembahasannya sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan kesimpulan umum bahwa pengaruh kompetensi guru terhadap wawasan kebangsaan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn Sekolah Menengah Pertama SMP di Kabupaten Bogor tahun 2012 pada level cukup kuat. Pengaruh kompetensi guru ini lebih rendah dibandingakan dengan pengarauh covariates yang di dalamnya terdiri dari variabel keluarga, pergaulan siswa di masayarakat dan teman sebaya yang memiliki pengaruh pada kategori besar. Akan tetapi pengaruh kompetensi guru lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan sekolah. Kompetensi guru yang memberikan konstribusi yang besar terhadap tingkat tinggi rendahnya wawasan kebangsaan yang dimiliki siswa adalah kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dibandingkan dengan kompetensi pedagogi dan kompetensi professional yang pernah dipelajari pada waktu belajar di perguruan tinggi khususnya Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan LPTK. Temuan ini sejalan dengan hasil Uji Kompetensi Guru UKG yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan demikian tidak mengherankan hasil tes wawasan kebangsaan siswa pada tingkat rendah sebagai hasil pembelajaran dari kompetensi yang dimiliki guru tersebut. Adapun kesimpulan khusus dari masing masing pertanyaan penelitian sebagaimana tercantum dalam tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Kompetensi guru PKn Sekolah Menengah Pertama SMP di Kabupaten Bogor tahun 2012 secara keseluruhan yang mencakup kompetensi pedagogi, kompetensi professional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial pada level sedang. 2. Wawasan kebangsaan siswa Sekolah Menengah Pertama SMP di Kabupaten Bogor tahun 2012 dalam tingkat rendah. Hasil ini tidak berbeda dengan hasil Mujiono, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Wawasan Kebangsaan Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Studi Deskriptif Korelasional di SMP Kabupaten Bogor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu survei Bank Dunia tentang kegiatan belajar mengajar pada tahun 2011 di beberapa negara termasuk Indonesia yang menyatakan bahwa penguasaan siswa terhadap materi lemah. Kemampuan siswa setelah dan sebelum dilaksanakannya program sertifikasi adalah sama. 3. Pengaruh kompetensi guru terhadap wawasan kebangsaan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn Sekolah Menengah Pertama SMP di Kabupaten Bogor tahun 2012 pada level cukup atau sedang. Namun demikian dilihat dari skor indikator dalam variabel menunjukan bahwa kompetensi pedagogi dan kompetensi profesional di bawah yang lainnya, lebih kecil dibandingkan dengan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Artinya kompetensi guru yang memberikan pengaruh besar terhadap wawasan kebangsaan siswa adalah kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru. 4. Pengaruh covariates yang didalamnya variabel keluarga, pergaulan di masyarakat, dan teman sebaya terhadap sekolah, kompetensi guru, dan wawasan kebangsaan siswa masing-masing kategori sedang, sedang, dan besar. Sedangkan pengaruh sekolah terhadap kompetensi guru dan wawasan kebangsaan siswa masing-masing pada kategori lemah.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan, hasil penelitian, dan kesimpulan berikut ini disampaikan beberapa rekomendasi dalam upaya meningkatkan wawasan kebangsaan siswa, antara lain: 1. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan direkomendasikan untuk membuat kebijakan yang berorientasi pada peningkatan kompetensi guru dan menyelenggarakan pelatihan dan pembinaan guru secara rutin dan berkesinambungan, baik bagi guru yang sudah dan yang belum bersertifikat pendidik agar memiliki kompetensi yang tinggi. 2. Bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan LPTK sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan kurikulum, khususnya mata kuliah