Sanitasi Lingkungan dan Higiene Perseorangan .1 Sanitasi Lingkungan
17 memberikan prognosis yang baik Harahap, 2000. Pengobatan penyakit skabies
harus dilakukan secara serentak pada daerah yang terserang skabies agar tidak tertular kembali penyakit ini.
2.2 Sanitasi Lingkungan dan Higiene Perseorangan 2.2.1 Sanitasi Lingkungan
Pengertian sanitasi yaitu suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada kegiatan seseorang untuk berusaha memelihara kesehatan
lingkungan hidup manusia. Pencegahan ini dilakukan dengan pemeliharaan makanan, tempat kerja atau peralatan agar sehat dan bebas tercemar dari bakteri, serangga, atau
binatang lainnya. Selain pemeliharaan, pengawasan terhadap faktor – faktor lingkungan juga termasuk dalam pencegahan penyakit. Jadi dalam hal ini sanitasi
ditujukan kepada lingkungannya, sedangkan hygiene ditujukan kepada orangnya. Beberapa manfaat dapat kita rasakan apabila kita menjaga sanitasi di lingkungan kita,
misalnya: mencegah penyakit menular, mencegah kecelakaan, mencegah timbulnya bau tidak sedap, menghindari pencemaran, mengurangi jumlah presentase sakit,
lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman Depkes, 2000. Berdasarkan UU RI No. 23 tahun 1977 tentang pengelolaan lingkungan hidup,
lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Menurut Timmreck 2004, lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga
kondisi luar manusia atau hewan yang bisa menyebabkan akan penularan penyakit.
Universitas Sumatera Utara
18 Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimal, sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Mubarak, 2009. Pemeliharaan lingkungan yang bersih dan sehat
tentunya akan berdampak bagi kesehatan. Apabila lingkungan tidak terawat dan tidak dilaksanakannya kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup sehat sehingga
berbagai penyakit akan ditimbulkannya, mulai dari penyakit yang menyerang sistem pernafasan, sistem pencernaan dan sistem integument seperti penyakit kulit skabies.
Penyakit kulit skabies adalah salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Adapun faktor yang dominan yang paling penting adalah penyediaan air bersih,
kepadatan penghuni kesehatan kamar. Ketiga faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia yang termasuk higiene perseorangan. Apabila faktor
lingkungan tidak sehat karena tercemar tungau skabies serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula maka akan menimbulkan penyakit kulit.
Pemeliharaan lingkungan juga harus disertai dengan kesadaran individu maupun masyarakat dalam berperilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat adalah
perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan masyarakat Dunanti, 2001. Lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya proses penyakit. Secara garis besar,
unsur lingkungan dapat dibagi dalam tiga bagian utama Noor, 2008. a. Lingkungan biologis, seluruh makhluk hidup yang berada di sekitar manusia yang
meliputi berbagai mikroorganisme, serta berbagai jenis binatang dan tumbuhan yang dapat mempengarui kehidupan manusia sebagai sumber kehidupan bahan
Universitas Sumatera Utara
19 makanan dan obat – obatan maupun sebagai reservoir sumber penyakit atau
pejamu antara host intermedia. Lingkungan biologis sangat berpengaruh dan memiliki peranan penting dalam interaksi antara manusia sebagai pejamu dengan
unsur penyebab, baik sebagai unsur lingkungan yang menguntungkan maupun yang mengancam kehidupan kesehatan manusia.
b. Lingkungan fisik, keadaan fisik di sekitar manusia dapat berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan
lingkungan sosial manusia. Lingkungan fisik tersebut terdiri dari udara, keadaan cuaca, geografis dan geologis, air, baik sebagai sumber kehidupan maupun
sebagai sumber penyakit serta berbagai unsur kimiawi serta berbagai bentuk pencemaran pada air.
c. Lingkungan sosial, lingkungan ini meliputi semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, sistem organisasi, serta institusi peraturan yang berlaku bagi
setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut. Usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau
menoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup didalamnya. Menurut
Riyadi 1994 sanitasi lingkungan adalah prinsip – prinsip untuk meniadakan atau setidak – tidaknya mengurangi faktor – faktor pada lingkungan yang dapat
menimbulkan penyakit, melalui kegiatan – kegiatan yang ditunjukkan untuk mengendalikan: sanitasi air, pembuangan kotoran, air buangan dan sampah, sanitasi
udara, vektor dan binatang pengerat, tetapi dalam hal ini yang menjadi prioritas adalah penyediaan air bersih sanitasi air.
Universitas Sumatera Utara
20 a. Penyediaan air bersih
Air adalah komponen lingkungan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup khusunya manusia karena tanpa air manusia tidak dapat
hidup. Air juga bias menjadi malapetaka karena tidak tersedia dalam kondisi yang bagus baik kuantitas maupun kualitasnya. Meningkatnya pertumbuhan penduduk
serta kegiatan manusia menyebabkan pencemaran sehingga kualitas air yang baik dan memenuhi syarat tertentu sulit diperoleh.
Volume air dalam tubuh manusia rata – rata 65 dari total berat badannya, dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing – masing orang,
bahkan juga bervariasi antara bagian-bagian tubuh seseorang. Volume rata – rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 100 – 200 liter atau 35 – 40
galon Chandra, 2007. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416 Menkes Per IX 1990
tentang syarat – syarat kualitas air bersih meliputi: 1 Syarat Fisik : tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa serta tidak keruh
2 Syarat Kimia, tidak tercemar secara berlebihan oleh zat – zat kimia maupun mineral karena selain menimbulkan gangguan kesehatan juga merusak
instalasi penyediaan air bersih. 3 Kesadahan, merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion – ion
kation logam valensi dua yang mampu bereaksi dengan sabun sehingga membentuk kerak air. Kesadahan dalam air berasal dari kontaknya dengan
tanah dan permukaan batuan dan umumnya air sadah berasal dari daerah dimana lapis tanah atas topsoil tebal dan ada pembentukan batu kapur.
Universitas Sumatera Utara
21 4 Syarat Mikrobiologi, air sebaiknya tidak mengandung bakteri pathogen dan
tidak boleh mengandung bakteri golongan coli yang mengganggu kesehatan. Standar yang dipakai adalah total bakteri Coliform dengan batas tidak boleh
lebih dari 1 coli100 ml air. 5 Syarat Radioaktif, adanya batas tertinggi yang diperkenankan adanya aktivitas
Alpha Gross Alpha Activity tidak boleh lebih dari 0,1 BqL dan aktivitas Beta Gross Beta Activity tidak boleh lebih dari 0,1 BqL.
Penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang ditularkan melalui air
disebut sebagai waterbone disease atau water related disease. Penyakit yang berhubungan dengan air dapat dikelompokkan berdasarkan cara penularannya,
yaitu : 1 Water borne disease, jika kuman patogen ada dalam air dan diminum oleh
manusia sehinggga terjadi penjangkitan penyakit pada orang yang meminum air dimaksud, misalnya penyakit cholera, thypus, abdominalis, hepatitis, dan
disentri baselir. Pengawasan terhadap penularan penyakit ini sangat diperlukan terutama pengawasan terhadap penggunaan air bersih
2 Water based disease, penularan penyakit akibat dari penggunaan untuk membersihkan alat – alat misalnya alat dapur, alat makan dan pembersihan
alat lain. Penularan penyakit dengan cara water based ini antara lain infeksi saluran pencernaan, infeksi kulit seperti skabies dan selaput lendir.
3 Water washed disease, penyakit yang ditularkan air pada orang lain melalui persediaan air sebagai pejamu host perantara, misalnya schistosomiasis.
Universitas Sumatera Utara
22 4 Water related vector insect, yang berhubungan dengan air, penyakit yang
berkembang biak dalam air, misalnya malaria, demam berdarah, yellow fever dan trypanosomiasis
Ketersediaan air kadang tidak diiringi dengan usaha – usaha dalam menjaga kebersihan lingkungan sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan
terhadap kualitas air sesuai dengan syarat kualitas air yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
b. Kondisi Fisik Rumah 1 Ventilasi
Rumah seharusnya memiliki sistem pertukaran udara yang baik karena udara segar diperlukan untuk menjaga temperatur udara dan kelembaban udara
dalam ruangan serta penghuni memerlukan udara yang segar. Ventilasi adalah usaha untuk memenuhi kondisi atmosfer yang menyenangkan dan
menyehatkan manusia. Ventilasi bermanfaat untuk sirkulasi udara dalam ruangan serta mengurangi kelembaban. Salah satu yang mempengaruhi
kelembaban dalam ruangan adalah kkeringat manusia. Semakin banyak manusia dalam satu ruangan, kelembaban semakin tinggi khususnya karena
uap air baik dari pernafasan maupun keringat. Kelembaban dalam ruangan tertutup dan banyak terdapat manusia di dalamnya lebih tinggi dibanding di
luar ruangan. Secara umum, penilaian ventilasi rumah dengan cara membandingkan antara
luas ventilasi dan luas lantai rumah, dengan menggunakan role meter. Menurut indikator penghawaan rumah, luas ventilasi yang memenuhi syarat
Universitas Sumatera Utara
23 kesehatan adalah
≥ 10 luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah 10 luas lantai rumah Kepmenkes,
1999. Menurut Achmadi 2008, ventilasi mempengaruhi proses dilusi udara, juga dengan kata lain mengencerkan konsentrasi debu ataupun kotoran
terbawa keluar dan mati terkena sinar ultraviolet. Ventilasi juga merupakan tempat untuk memasukkan cahaya ultraviolet ke dalam rumah, hal ini akan
semakin baik apabila konstruksi rumah menggunakan genteng kaca, maka hal ini merupakan kombinasi yang baik.
Menurut Depkes 2002, pengaruh buruk berkurangnya ventilasi adalah berkurangnya kadar oksigen, bertambahnya gas CO
2
, adanya bagu pengap, suhu udara ruangan naik, dan kelembaban udara bertambah. Kecepatan aliran
udara adalah penting untuk mempercepat pembersih udara ruangan. Kecepatan udara dikatakan sedang jika gerak udara 5 – 20 cm per detik atau
pertukaran udara bersih antara 25 – 30 cfm cubic feet per minute untuk setiap yang berada di dalam ruangan.
2 Kelembaban Rumah merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme,
antara lain bakteri, spiroket, ricketsia dan virus. Mikroorganisme tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara. Selain itu kelembaban yang tinggi
dapat menyebabkan membran mukosa hidung menjadi kering sehingga kurang efektif dalam menghadang mikrooganisme. Sehingga rumah yang
Universitas Sumatera Utara
24 tidak memiliki kelembaban yang memenuhi syarat kesehatan akan membawa
pengaruh bagi penghuninya. Menurut Suryanto 2003, kelembaban udara akan berpengaruh terhadap
konsentrasi pencemar di udara. Kelembaban berhubungan negatif terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara maka semakin rendah
kelembaban udaranya. Kelembaban yang standar apabila kelembaban udaranya akan semakin rendah. Kelembaban merupakan sarana yang baik
untuk pertumbuhan beberapa mikroorganisme. Kelembaban rumah yang tinggi dapat mempengaruhi penurunan daya tahan tubuh seseorang sehingga
meningkatkan kerentanan tubuh terhadap penyakit terutama penyakit infeksi. Kelembaban juga dapat meningkatkan daya tahan hidup bakteri. Kelembaban
dianggap baik jika memenuhi 40 – 70 dan buruk jika kurang dari 40 atau lebih dari 70.
3 Pencahayaan Sinar matahari berperan langsung dalam mematikan bakteri dan
mikroorganisme lain yang terdapat di lingkungan rumah, khususnya sinar matahari pagi yang dapat menghambat perkembangbiakan bakteri pathogen.
Dengan demikian sinar matahari sangat diperlukan didalam ruangan rumah terutama ruangan tidur. Menurut Prabu 2009, salah satu syarat rumah sehat
adalah tersedianya pencahayaan yang cukup, karena suatu rumah yang tidak mempunyai cahaya selain dapat menimbulkan perasaan kurang nyaman, juga
dapat menimbulkan penyakit.
Universitas Sumatera Utara
25 Pencahayaan alami dan atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan Kepmenkes, 1999. Pencahayaan dibedakan menjadi dua yaitu
pencahayaan alamiah dan buatan. Cahaya alamiah bersumber dari matahari. Oleh sebab itu, jalan masuk cahaya jendela luasnya sekurang – kurangnya
15 – 20 dari luas lantai yang terdapat di dalam ruangan rumah. Jendela yang berfungsi sebagai ventilasi udara, juga sebagai jalan masuk cahaya.
Perlu diperhatikan letak jendela agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan agar sinar matahari lama menyinari lantai bukan menyinari
dinding. Pencahayaan buatan bersumber dari cahaya yang bukan alamiah seperti lampu listrrik, lampu minyak tanah, api dan sebagainya. Kualitas dari
cahaya buatan tergantung dari terangnya sumber cahaya. 4 Kepadatan penghuni
Menurut Sukini 1989, kepadatan hunian sangat berpengaruh terhadap jumlah bakteri penyebab penyakit menular. Selain itu kepadatan hunian dapat
mempengaruhi kualitas udara didalam rumah. Dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin cepat udara dalam rumah mengalami
pencemaran oleh karena CO
2
dalam rumah akan cepat meningkatkan dan akan menurunkan kadar O
2
yang diudara. Kemeterian Kesehatan RI yang menggunakan luas lantai kamar minimal sebesar 4,5 m²
dan anak – anak usia 1 – 10 tahun memerlukan 1,5 m², sedangkan ketentuan luas ruangan untuk
setiap orang di lembaga pemasyarakatan menurut Surat Edaran Dirjen. Pemasyarakatan tahun 2005 adalah 1,80 x 3,00 morang.
Universitas Sumatera Utara
26 5 Lantai bangunan
Menurut Suyono 2005 , lantai rumah jenis tanah memiliki peran terhadap proses kejadian penyakit, melalui kelembaban dalam ruangan. Lantai
merupakan dinding penutup ruangan bagian bawah, konstruksi lantai rumah harus rapat air dan selalu kering agar mudah dibersihkan dari kotoran dan
debu. Selain itu dapat menghindari naiknya tanah yang dapat menyebabkan meningkatnya kelembaban dalam ruangan. untuk mencegah masuknya air ke
dalam rumah, maka lantai rumah sebaiknya dinaikkan 20 cm dari permukaan tanah. Keadaan lantai rumah perlu dibuat dari bahan yang kedap terhadap air
sehingga lantai tidak menjadi lembab dan selalu basah seperti tegel, semen dan keramik. Lantai yang tidak memenuhi syarat dapat dijadikan tempat hidup
dan perkembangbiakan bakteri terutama vektor penyakit lainnya. Menjadikan udara dalam ruangan lembab, pada musim panas lantai menjadi kering
sehingga dapat menimbulkan debu yang berbahaya bagi penghuninya.