menyampaikan pesan yang berubah-ubah sesuai dengan bergesernya khalayak sasaran yang lalu lalang di jalan raya.
2.1.6. Efektifitas Media Luar Ruang 1. Jangkauan
Kemampuan media menjangkau khalayak sasaran. Pada media luar ruang, faktor ini bersifat local, artinya hanya mampu menjangkau daerah di sekitarnya saja. Hal ini terjadi karena
dalam hal bepergian, ternayata manusia sering hanya menggunakan satu jalan dan tidak pernah
berganti rute kecuali jika ada gangguan. 2. Frekuensi
Kemampuan media mengulang pesan iklan yang sama terhadap khalayak sasaran saat mulai dilupakan.
3. Kontiniuitas
Kesinambungan media menyampaikan pesan iklan sesuai dengan tuntutan strategi periklanan.
4. Ukuran
Kemampuan media memberikan ukuran yang dituntut oleh pesan iklannya. Memiliki kemampuan tampil dengan mencolok dan tiba-tiba.
5. Warna
Kemampuan media menyajikan tata warna yang dituntut oleh suasana yang dikehendaki pada saat pesan iklan disampaikan.
6. Pengaruh
Kekuatan pesan iklan yang kreatif dengan tata letak yang fungsional dalam hal menjual dirinya kepada khalayak sasaran. Pesan harus singkat dan ditampilkan secara jelas. Harus dapat
Universitas Sumatera Utara
dibaca setidaknya dalam tujuh detik. Menggunakan huruf yang mudah terbaca dari jarak relative jauh. Menggunakan warna yang tepat sebagai pembantu.
Beberapa kendala sebagai kelemahan :
1.
Papan reklame efektif bagi pengendara sepeda motor.
2.
Papan reklame efektif bagi mereka yang duduk di jok depan kendaraan roda empat.
3. Papan reklame menjadi sangat efektif di negara maju, karena semakin banyak orang yang
mengemudikan sendiri kendaraannya.
4.
Di Indonesia, sopir terekspose oleh papan reklame sedangkan si boss asyik baca Koran.
5. Bis dan kendaraan umum lainnya tidak memberikan ruang pandang yang cukup bagi
penumpangnya. 2.2.
Perilaku
Menurut pendapat Skinner yang dikutip oleh Notoatmodjo 2005, perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar, dan kemudian organisme
tersebut merespon, maka teori ini disebut “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons. Respon ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Respondent respons atau reflexive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan- rangsangan stimulus tertentu. Stimulus semacam ini disebut elicting stimulation karena
menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. 2. Operant respons atau Instrumental, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian di
ikuti oleh stimulus atau perangsangan tertentu. Perangsangan ini di sebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respons.
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat di bedakan menjadi dua, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Perilaku Tertutup Covert Behavior
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup covert respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan
dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan bel0um dapat di amati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu, disebut covert behavior atau unobservable behavior.
2. Perilaku Terbuka Overt Behavior Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons
terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat di amati atau di lihat. Oleh sebab itu disebut overt behavior.
Menurut teori Bloom 1908 seorang ahli psikologi pendidikan dalam Notoatmodjo 2005, perilaku dibedakan dalam tiga kawasan domain yakni Cognitive Domain, Afektif
Domain, Psycomotor Domain. Ketiga Domain tersebut diukur dari pengetahuan knowledge, sikap attitude, dan tindakan practise.
2.2.1. Pengetahuan