stimulus yang datang. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo 2003 bahwa sikap seseorang dapat didukung oleh pengetahuannya.
Hasil penelitian yang peneliti dapatkan ini menunjukkan bahwa responden memiliki tingkatan sikap yang baik terhadap perilaku merokok sehingga sikap ini kedepannya diharapkan
dapat memberikan dampak yang positif bagi perkembangan kesehatan responden dan Notoadmodjo 2007 juga memiliki pendapat yang sejalan yaitu pengetahuan dan sikap
mengenai kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka panjang dari pendidikan kesehatan hal itu dikarenakan dari pengetahuan dan sikap itulah akan tercipta
perilaku kesehatan yang akan semakin baik kedepannya dan perilaku merokok juga termasuk kedalamnya.
5.2.3. Tindakan Responden Dalam Perilaku Merokok
Sebuah tindakan merupakan suatu bentuk perilaku yang yang sudah konkrit berupa perbuatan terahadap situasi dan rangsangan dari luar yang dapat dibedakan menjadi bentuk
persepsi, respon terpimpin, mekanisme dan adopsi. Suatu tindakan perlu diamati dan dilakukan penelitian yang dikarenakan sebuah sikap dan pengetahuan yang sudah baik belum tentu
terwujud menjadi suatu tindakan yang baik. Hal ini sesuai menurut Notoadmodjo 2007 yang menyatakan bahwa suatu sikap belum terwujud dalam bentuk tindakan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat dilihat dari tabel 4.12 yang menunjukkan bahwa sebanyak 38 responden 42,7 tidak merokok dan sebanyak 51 responden
57,3 menyatakan merokok. Hasil penelitian yang didapatkan peneliti menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian
antara pengetahuan dan sikap yang baik tentang rokok dengan tindakan yang dilakukan responden yang mayoritas responden masih mengaplikasikan tindakan merokok. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukan bahwa pengetahuan dan sikap yang ditunjukkan oleh responden ternyata berbeda dengan tindakan yang dilakukan oleh mereka. Hal ini sesuai menurut pendapat Notoadmodjo
1993 yang menyatakan untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukungsuatu kondisi yang memungkinkan sehingga dengan adanya faktor pendukung
yang memungkinkan dapat merubah tindakan responden menjadi sebaliknya. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat dilihat dari tabel 4.13 yang
menunjukkan bahwa dari 51 orang responden yang merokok terdapat 37 responden 72,55 yang merokok sebanyak 1-10 batang sehari dan 14 responden 27,45 yang merokok 11-20
batang sehari. Tindakan mayoritas responden yang merokok sebanyak 1-10 batang sehari menunjukkan
bahwa hal ini sudah menjadi suatu kebiasaan bagi responden setiap harinya. Hal ini juga didapatkan dari hasil penelitian Riset Kesehatan Reproduksi tahun 2010 bahwa di Indonesia juga
terdapat 52,3 remaja merokok rata-rata 1-10 batang per hari dan sebanyak 41,1 remaja di Sumatera Utara menyatakan merokok 1-10 batang per hari.
Tindakan yang dilakukan oleh responden dalam mengkonsumi rokok sebanyak 1-10 batang per hari ini menurut peneliti termasuk kedalam kategori tindakan mekanisme. Menurut
Notoadmodjo 2003 bahwa tindakan responden ini termasuk kedalam kategori tindakan mekanisme yaitu jika seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara optimis, atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tindakan mekanisme. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat dilihat dari tabel 4.15 yang
menunjukkan bahwa dari 51 orang responden yang merokok terdapat 34 responden 66,67 yang menyatakan alasan membeli dan mengkonsumsi produk rokok yang diiklankan di
Universitas Sumatera Utara
billboard adalah ingin membuktikan iklan sedangkan 17 responden 33,33 lagi memilih alasan ingin menjadi macho,gaul dan berani.
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan mayoritas responden menyatakan alasan membeli dan mengkonsumsi produk rokok yang diiklankan di billboard adalah ingin
membukt ikan iklan, hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Ayuningtyas 2011 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi iklan rokok dengan perilaku merokok
remaja. Tindakan yang ditunjukkan oleh responden yang masih belum memiliki ketetapan dalam
bersikap ini dapat mempengaruhi tindakannya dalam melakukan suatu hal dan peneliti memasukkan tindakan responden ini kedalam tingkatan tindakan persepsi, hal ini dikarenakan
menurut Notoadmodjo 2003 bahwa tingkatan tindakan persepsi merupakan suatu proses mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. Oleh
karena itu, peneliti berfikirnya tindakan yang dilakukan responden ini termasuk kedalam tindakan persepsi.
5.3. Hubungan Jenis Media Luar Ruang, Efek Media Luar Ruang Dan Efektifitas Media Luar Ruang Dengan Tindakan Merokok Reponden