Data Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan perusahaan property and real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2007-2009 sebagai objek penelitian. Setelah dilakukan penyeleksian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka didapat 14 perusahaan sebagai sampel penelitian dalam tiga tahun penelitian yang berarti 42 unit analisis. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, pengujian asumsi klasik dan regresi berganda. Pengolahan dimulai dari menginput dan mengolah data ke microsoft excel kemudian melakukan pengujian dengan menggunakan software SPSS versi 18. Kemudian didapat output-output yang dihasilkan berdasarkan metode analisis yang telah ditentukan.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran umum mengenai nilai rata-rata mean, minimum, maksimum, dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Hasil analisis statistik deskriptif mengenai data penelitian disajikan dalam tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum KI 42 .6186 .27007 .14 1.00 DK 42 4.9286 2.45340 2.00 12.00 JRKA 42 4.7381 3.02074 1.00 13.00 KOMI 42 .4509 .11994 .17 .75 ML 42 166064124364.9524 583626296399.70720 -460986300567.00 2627245171120.00 Sumber: hasil pengolahan SPSS Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif tersebut, dapat dijelaskan beberapa hal berikut, yaitu: a. Jumlah seluruh sampel dalam penelitian ini adalah 14 perusahaan dikalikan tiga tahun penelitian yang berarti 42 unit analisis. Penelitian ini menggunakan 2 variabel independen dengan skala rasio yaitu kepemilikan institusional dan komisaris independen, dan 2 variabel independen dengan skala nominal yaitu dewan komisaris dan jumlah rapat komite audit. b. Persentase kepemilikan institusional yang dimiliki perusahaan sampel adalah paling kecil 14 , paling besar 100 , rata-rata 61,86 dan standar deviasinya adalah 27,007 . c. Jumlah dewan komisaris yang dimiliki perusahaan sampel adalah paling sedikit 2 orang, paling banyak 12 orang, rata-rata 5 orang dan standar deviasinya adalah 2,45. Universitas Sumatera Utara d. Persentase komisaris independen yang dimiliki oleh perusahaan sampel adalah paling kecil 17 , paling besar 75 , rata-rata 45,09 dan standar deviasinya adalah 11,99 . e. Jumlah rapat komite audit yang dimiliki oleh perusahaan sampel adalah paling sedikit 1, paling banyak 13 , rata-rata 4,73, dan standar deviasinya adalah 3,02.

2. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel dependen dengan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak. Cara yang dilakukan untuk melihat normalitas adalah dengan melihat hasil uji K-S, histogram dan grafik P-P plot. Cara pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah apabila nilai Asymp.Sig 2-tailed lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi secara normal, apabila nilai Asymp.Sig 2-tailed lebih kecil dari 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 42 Normal Parameters a,b Mean .0000610 Std. Deviation 92233720368.54776000 Most Extreme Differences Absolute .144 Positive .144 Negative -.085 Kolmogorov-Smirnov Z .935 Asymp. Sig. 2-tailed .347 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: hasil pengolahan SPSS Dari tabel 4.2 dapat dilihat hasil uji Kolmogorov-Smirnov yang menunjukkan nilai Asymp.Sig. 2-tailed lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti data terdistribusi secara normal. Untuk lebih jelas berikut ini ditampilkan histogram dan grafik P-P plot. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dari grafik histogram dapat dilihat bahwa data terdistribusi secara normal, yaitu grafik histogram tidak menceng ke kanan dan tidak menceng ke kiri. Grafik normal probability plot menunjukkan bahwa data juga terdistribusi secara normal, hal ini dapat diketahui dengan melihat grafik normal probability plot menunjukkan titk-titk menyebar mendekati garis diagonalnya.

b. Uji Multikolinieritas

Tujuan uji multikolinieritas adalah untuk menguji ada tidaknya hubungan antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara varabel bebasnya Ghozali, 2005. Hasil uji multikolinieritas disajikan sebagai berikut: Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -1.274E11 3.787E11 -.336 .739 KI -8.249E11 2.642E11 -.382 -3.122 .003 .978 1.023 DK 6.520E10 2.934E10 .274 2.222 .032 .961 1.041 JRKA 1.051E11 2.383E10 .544 4.409 .000 .961 1.040 KOMI -3.426E10 5.937E11 -.007 -.058 .954 .982 1.018 a. Dependent Variable: ML Sumber: hasil pengolahan SPSS Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF dari 10. Dari tabel 4.3 dapat diketahui variabel kepemilikan institusional memiliki nilai Universitas Sumatera Utara tolerance 0,978 yang berarti lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF 1,023 yang berarti lebih kecil dari 10. Variabel dewan komisaris memiliki nilai tolerance 0,961 yang berarti lebih besar 0,1 dan nilai VIF 1,041 yang berarti lebih kecil dari 10. Variabel komisaris independen memiliki nilai tolerance 0,961 yang berarti lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF 1,040 yang berarti lebih kecil dari 10. Variabel jumlah rapat komite audit memiliki nilai tolerance 0.982 yang berarti lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF 1,018 yang berarti lebih kecil dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen. Tabel 4.4 Koefisien Korelasi Coefficient Correlations a Model KOMI DK KI JRKA 1 Correlations KOMI 1.000 .044 -.104 .081 DK .044 1.000 .081 .172 KI -.104 .081 1.000 -.057 JRKA .081 .172 -.057 1.000 Covariances KOMI 3.525E23 7.734E20 -1.628E22 1.139E21 DK 7.734E20 8.610E20 6.248E20 1.199E20 KI -1.628E22 6.248E20 6.982E22 -3.589E20 JRKA 1.139E21 1.199E20 -3.589E20 5.677E20 a. Dependent Variable: ML Multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat koefisien korelasi antar variabel indepnden. Jika koefisien korelasi yang terjadi antar variabel independen kurang dari 0,95 maka tidak terjadi multikolinieritas, sedangkan jika koefisien korelasi antar variabel independen lebih dari 0,95 maka telah terjadi multikolinieritas. Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa korelasi antar variabel komisaris independen dengan dewan komisaris atau sebaliknya adalah sebesar 4,4 Universitas Sumatera Utara . Korelasi antar variabel komisaris independen dengan kepemilikan institusional atau sebaliknya adalah 10,4 . Korelasi antar variabel komisaris independen dengan jumlah rapat komite audit atau sebaliknya adalah sebesar 8,1 . Maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen karena tidak ada nilai korelasi antar variabel independen yang lebih besar dar 0,95.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain sama, maka dapat disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas. Untuk menguji adanya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati grafik scatterplot yang disajikan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Sumber: hasil pengoalhan SPSS Dasar pengambilan keputusan terjadi atau tidaknya heterokedastisitas adalah sebagai berikut: 1 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, menyebar, kemudian menyempit maka telah terjadi heterokedastisitas. 2 Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik yang menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas. Grafik scatterplot menunjukkan titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk memastikan bahwa analisis regresi terbebas dari kesalahan yang biasanya terjadi akibat dari data yang diambil dari periode bersamaan time series, dimana residual dari data periode sebelumnya akan cenderung berpengaruh terhadap data dalam periode selanjutnya Efferin,Darmadji,dan Tan, 2008. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW-Test. Dasar pengambilan keputusan dalam uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Uji Durbin Watson Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak 0 d dl dl ≤ d ≤ du 4 - dl d 4 4 - du ≤ d ≤ 4 – dl du d 4 – du Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Hasil Uji Durbin-Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .678 a .459 .401 451831112246.72440 2.150 a. Predictors: Constant, KOMI, DK, KI, JRKA b. Dependent Variable: ML Sumber: hasil pengolahan SPSS Dari tabel 4.5 dapat dilihat nilai DW sebesar 2,150 pada tingkat signifikansi 0,05, jumlah sampel N 42 dan jumlah variabel independen 4. Berdasarkan tabel Durbin-Watson nilai du batas atas adalah 1,720 dan nilai dl batas bawah adalah 1,336 . Nilai DW lebih besar daripada nilai du dan kurang dari 4-du, maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.

3. Analisis Regresi

Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini digunakan model regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

a. Persamaan Regresi

Pengolahan data dengan menggunakan regresi linier dalam mencari hubungan antara variabel independen yaitu kepemilikan institusional, dewan komisaris, komisaris independen, dan jumlah rapat komite audit terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba disajikan sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -127360293455.854 378701935757.994 -.336 .739 KI -824857995652.524 264225836949.516 -.382 -3.122 .003 DK 65195227225.088 29342750783.061 .274 2.222 .032 JRKA 105062649003.010 23826622151.095 .544 4.409 .000 KOMI -34258767201.695 593684468192.791 -.007 -.058 .954 a. Dependent Variable: ML Sumber: hasil pengolahan SPSS Maka persamaaan regresi yang dihasilkan adalah: ML=-127360293455,854-824857995652,524KI+65195227225,088DK- 34258767201,695KOMI+105062649003,010JRKA +e Universitas Sumatera Utara Keterangan: 1 Konstanta sebesar -127360293455,854 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel indepnden X1=0, X2=0, X3=0, X4=0 maka manajemen laba adalah sebesar -127360293455,854. 2 β1 sebesar -824857995652,524 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan institusional sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan manajemen laba sebesar 824857995652,524 dengan asumsi variabel lain tetap. 3 β2 sebesar 65195227225,088 menunjukkan bahwa setiap kenaikan dewan komisaris sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar 65195227225,088 dengan asumsi variabel lain tetap. 4 β3 sebesar -34258767201,695 menunjukkan bahwa setiap kenaikan komisaris independen sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan manajemen laba sebesar 34258767201,695 dengan asumsi variabel lain tetap. 5 β4 sebesar 105062649003,010 menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah rapat komite audit sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar 105062649003,010 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi bertujuan untuk menentukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol 0 dan satu 1. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai Universitas Sumatera Utara yang mendekati satu 1 berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2005. Uji koefisien determinasi disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.8 Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .678 a .459 .401 451831112246.72440 2.150 a. Predictors: Constant, KOMI, DK, KI, JRKA b. Dependent Variable: ML Sumber: hasil pengolahan SPSS Pada tabel 4.8 dapat dilihat nilai adjusted R square adalah 0,401 yang berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah sebesar 40,1 . Maka dapat disimpulkan bahwa 40,1 manajemen laba dipengaruhi oleh kepemilikan institusional, dewan komisaris, komisaris indepnden dan jumlah rapat komite audit. Sedangkan sisanya sebesar 59,9 dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

c. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Ketentuan yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut: 1 Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi Sig. 0,05 maka model penelitian dapat digunakan atau model tersebut sudah tepat. 2 Jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi Sig. 0,05 maka model penelitian tidak dapat digunakan atau model tersebut tidak tepat. Hasil uji F disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.9 Uji F F Test ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 6.412E24 4 9223372036854776.000 7.852 .000 a Residual 7.554E24 37 9223372036854776.000 Total 1.397E25 41 a. Predictors: Constant, KOMI, DK, KI, JRKA b. Dependent Variable: ML Sumber: hasil pengolahan SPSS Pada tabel 4.9 dapat dilihat nilai F hitung adalah 7,852 dengan probabilitas 0,000, sedangkan F tabel adalah 2,82 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkah hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan institusional, dewan komisaris, komisaris independen dan jumlah rapat komite audit secara simultan berpengaruh terhadap manajemen laba karena F hitung lebih besar dari F tabel Universitas Sumatera Utara 7,852 2,82 dan nilai probabilita lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0,000 0,05.

d. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen Ghozali, 2005. Hasil uji T disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.10 Uji t t Test coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -127360293455.854 378701935757.994 -.336 .739 KI -824857995652.524 264225836949.516 -.382 -3.122 .003 DK 65195227225.088 29342750783.061 .274 2.222 .032 JRKA 105062649003.010 23826622151.095 .544 4.409 .000 KOMI -34258767201.695 593684468192.791 -.007 -.058 .954 a. Dependent Variable: ML sumber: hasil pengolahan SPSS berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa variabel kepemilikan institusional KI memiliki nilai signifikansi 0,03 yang berarti lebih kecil daripada 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan institusional Universitas Sumatera Utara berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Variabel dewan komisaris DK memiliki nilai signifikansi 0,032 yang berarti lebih kecil daripada 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Variabel jumlah rapat komite JRKA audit memiliki nilai signifikansi 0,000 yang berarti lebih kecil daripada 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah rapat komite audit berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Variabel komisaris independen KOMI memiliki nilai signifikansi 0,954 yang berarti lebih besar daripada 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Simultan Berdasarkan hasil dari uji F ,dapat diketahui bahwa F hitung lebih besar dari F tabel 7,852 2,82 dan nilai signifikansi adalah sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil daripada 0,05. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa variabel dalam penelitian ini yaitu kepemilikan institusional, dewan komisaris, komisaris independen dan jumlah rapat komite audit secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba. 2. Pengaruh Parsial a. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba Berdasarkan hasil uji T, variabel kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba dengan nilai koefisien negatif. Hal ini menunjukkan Universitas Sumatera Utara bahwa semakin besar persentase kepemilikan institusional dalam perusahaan maka semakin kecil praktik manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Ningsaptiti 2010 dan Suryani 2010 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori Lee et al 1992 dalam Rachmawati dan Triatmoko 2007 yang menyatakan bahwa banyaknya investor institusional dalam suatu perusahaan dapat meminimalisasi praktik manajemen laba karena investor institusional dianggap lebih berpengalaman dalam memonitor kinerja manajemen perusahaan. Namun hasil penelitian ini kurang konsisten dengan hasil penelitian Sriwedari 2009 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap manajemen laba dan tidak konsisten dengan hasil penelitian Praditia 2010 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. b. Pengaruh Dewan Komisaris terhadap Manajemen Laba Berdasarkan hasil uji T, variabel dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba dengan koefisien positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah dewan komisaris dalam perusahaan justru semakin besar praktik manajemen laba yang dilakukan. Dewan komisaris merupakan suatu mekanisme mengawasi dan mekanisme untuk memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan FCGI, 2002. Namun dalam praktiknya, dewan komisaris hanya bersifat pasif bahkan tidak menjalankan tugas pengawasannya Universitas Sumatera Utara sama sekali FCGI,2002. Pemilihan dewan komisaris yang tidak kompeten karena didasarkan pada kenalan dekat atau hanya karena penghargaan menyebabkan dewan komisaris tidak efektif mengawasi kinerja manajer perusahaan sehingga praktik manajemen laba dapat leluasa dilakukan. Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Suryani 2010 yang menaytakan bahwa dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. c. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Manajemen Laba Berdasarkan hasil uji T, variabel komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini mungkin karena pengangkatan komisaris independen hanya untuk memenuhi regulasi saja tetapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan good corporate governance. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Suryani 2010 , Ningsaptiti 2010 dan Praditia 2010 yang menyatakan bahwa komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap maanjemen laba. Namun hasil penelitian ini kurang konsisten dengan hasil peneelitian Sriwedari 2009 yang menyatakan bahwa komisaris independen berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap manajemen laba. d. Pengaruh Jumlah Rapat Komite Audit terhadap Manjemen laba Berdasarkan hasil uji T, variabel jumlah rapat komite audit berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba dengan koefisien positif. Hal ini berarti semakin banyak jumlah rapat komite audit dalam perusahaan maka semakin besar praktik manajemen laba yang dilakukan. Hal ini mungkin karena komite Universitas Sumatera Utara audit tidak melaksanakan tugas pengawasan dan pemeriksaannya terhadap manajer perusahaan secara efektif dan komite audit dibentuk hanya untuk memenuhi regulasi semata. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Suryani 2010 yang menyatakan bahwa jumlah rapat komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009. Mekanisme good corporate governance diproksikan dengan kepemilikan institusional, dewan komisaris, komisaris independen dan komite audit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, dewan komisaris, komisaris independen dan komite audit berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba sebesar 40,1 yang berarti variabel dalam penelitian ini cukup efektif dalam mengukur seberapa besar manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Berikut adalah hasil dari pengujian hipotesis terhadap seluruh variabel: 1. Variabel kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba yang berarti semakin besar persentase kepemilikan institusional maka semakin kecil praktik manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Ningsaptiti 2010 dan Suryani 2010 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Namun hasil penelitian ini kurang konsisten dengan hasil penelitian Sriwedari 2009 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional memberikan pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap manajemen laba, dan hasil penelitian ini juga Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 52 93

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 62 96

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai Variable Permoderasi pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013

1 69 88

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 71

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 5

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 6