Mekanisme Good Corporate Governance

pajak yang akan dibayarkan oleh perusahaan yang berarti akan terjadi peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak. 5 Karena dalam praktik good corporate governance karyawan ditempatkan sebagai salah satu stakeholder yang seharusnya dikelola dengan baik oleh perusahaan, maka motivasi dan kepuasan kerja karyawan akan meningkat. Hal ini akan meningkatkan pula produktivitas dan sense of belonging rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan. 6 Dengan baiknya pelaksanaan corporate governance, maka tingkat kepercayaan para stakeholders kepada perusahaan akan meningkat sehingga citra positif perusahaan akan naik. Hal ini dapat pula menekan biaya yang timbul akibat tuntutan para stakeholders kepada perusahaan. 7 Penerapan good corporate governance yang konsisten juga akan meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahaan. Manajemen akan cenderung untuk tidak melakukan rekayasa laporan keuangan, karena adanya kewajiban untuk mematuhi berbagai aturan dan prinsip akuntansi yang berlaku dan penyajian informasi secara transparan.

c. Mekanisme Good Corporate Governance

Menurut Martina 2009 mekanisme good corporate governance meliputi dewan komisaris independen, komite audit dan kepemilikan institusional. Barnhart dan Rosenstein dalam Siallagan dan Machfoedz 2006 menyatakan beberapa mekanisme good corporate governance yaitu mekanisme internal seperti struktur dan dewan komisaris serta mekanisme eksternal seperti pasar untuk Universitas Sumatera Utara kontrol perusahaan. Penelitian ini mengambil mekanisme good corporate governance yang meliputi kepemilikan institusional, dewan komisaris, komisaris independen, dan komite audit. 1 Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain Tarjo,2008.Kepemilikan institusional oleh beberapa peneliti dipercaya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dalam memaksimalkan nilai perusahaan. Investor institusional sebagai pemilik mayoritas dianggap memiliki pendanaan yang sangat kuat sehingga aman bagi pemegang saham maupun calon investor jika membeli saham perusahaan tersebut, dengan demikian investor institusional akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap perusahaan berupa meningkatnya volume dan harga saham yang diperdagangkan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan Praditia, 2010. Menurut Lee et al dalam Rachmawati dan Triatmoko 2007 ada dua pendapat mengenai investor institusional. Pendapat pertama didasarkan pada pandangan bahwa investor institusional adalah pemilik sementara transfer of owner sehingga hanya berfokus pada laba sekarang. Perubahan pada laba sekarang dapat mempengaruhi keputusan investor institusional. Jika perubahan ini dirasakan tidak menguntungkan investor, maka investor dapat melikuidasi sahamnya. Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai investor yang berpengalaman sophisticated. Menurut pendapat ini investor lebih berfokus pada laba masa Universitas Sumatera Utara mendatang yang relatif lebih besar daripada laba sekarang. Investor institusional akan memonitor secara efektif dan tidak akan mudah diperdaya oleh segala tidakan manajer yang melakukan rekayasa laba. 2 Dewan Komisaris Dewan komisaris memegang peranan yang penting dalam perusahaan. Dewan komisaris merupakan suatu mekanisme mengawasi dan mekanisme untuk memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan FCGI, 2002. Namun dalam praktiknya, dewan komisaris hanya bersifat pasif bahkan tidak menjalankan tugas pengawasannya sama sekali. FCGI 2002 menyatakan bahwa fakta di Indonesia menunjukkan banyak dewan komisaris yang memang tidak memiliki kemampuan dan tidak menunjukkan independensinya sehingga dalam banyak kasus, dewan komisaris juga gagal untuk mewakili kepentingan stakeholders lainnya selain daripada kepentingan pemegang saham mayoritas. Kepemilikan saham yang berpusat pada satu kelompok atau satu keluarga, dapat menjadi salah satu penyebab lemahnya posisi dewan komisaris, karena pengangkatan anggota dewan komisaris diberikan sebagai rasa penghargaan semata maupun berdasarkan hubungan keluarga atau kenalan dekat. Oleh karena itu keberadaan dewan komisaris, apalagi dalam jumlah yang besar justru tidak meningkatkan kinerja perusahaan. Universitas Sumatera Utara 3 Komisaris Independen Komisaris independen adalah komisaris yang bukan merupakan anggota manajemen, pemegang saham mayoritas, pejabat atau dengan cara lain yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan FCGI,2002. Keberadaan komisaris independen juga telah diatur oleh Bursa Efek Jakarta tangal 1 Juli 2000. Dikemukakan bahwa perusahaan yang listed di BEJ harus mempunyai komisaris independen yang secara proporsional sama dengan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham yang minoritas. Dalam peraturan ini, persyaratan jumlah minimal komisaris independen adalah 30 dari seluruh anggota dewan komisaris. Beberapa kriteria lainnya mengenai komisaris independen adalah sebagai berikut: a Komisaris independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham mayoritas atau pemegang saham pengendali perusahaan tercatat yang bersangkutan. b Komisaris independen tidak memiliki hubungan dengan direktur danatau komisaris lainnya perusahaan tercatat yang bersangkutan. c Komisaris independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan perusahaan tercatat yang bersangkutan. d Komisaris independen harus mengerti peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Universitas Sumatera Utara e Komisaris independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas yang bukan merupakan pemegang saham pengendali dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. FCGI,2002. 4 Komite Audit Surya dan Yustiavandana 2006 mengemukakan, komite audit adalah organ tambahan yang diperlukan dalam pelaksanaan good corporate governance. Komite audit ini dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam melaksanakan pengelolaan perusahaan serta melaksanakan tugas penting berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan. Tanggung jawab komite audit dalam bidang good corporate governance adalah untuk memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku, melaksanakan usahanya dengan beretika, melaksanakan pengawasannya secara efektif, terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan. Tugas komite audit dalam bidang ini adalah sebagai berikut: a Menilai kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan, etika, benturan kepentingan dan penyelidikan terhadap perbuatan yang merugikan perusahaan. b Memonitor proses peradilan yang sedang terjadi ataupun yang ditunda serta yang mengangkut masalah good corporate governance. Universitas Sumatera Utara c Memeriksa kasus-kasus penting yang berhubungan dengan benturan kepentingan, perbuatan yang merugikan perusahaan dan kecurangan. d Keharusan auditor internal untuk melaporkan hasil pemeriksaan good corporate governance dan temuan-temuan penting lainnya. Selain di bidang corporate governance, komite audit juga memiliki tugas di bidang pelaporan keuangan, yaitu: a Merekomendasikan auditor eksternal. b Menilai kebijakan akuntansi dan keputusan yang menyangkut kebijakan- kebijakan tersebut. c Meneliti laporan keuangan, yang meliputi laporan paruh tahunan, laporan tahunan, dan opini auditor serta mangement letters. FCGI,2002. Maka mekanisme good corporate governance pada dasarnya adalah suatu cara baik itu melaui kepemilikan saham oleh publik atau melalui komponen- komponen dalam perusahaan itu sendiri yang diharapkan dapat mengurangi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajer perusahaan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian mengenai pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap manajemen laba telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Mekanisme-mekanisme good corporate governance yang digunakan peneliti- peneliti terdahulu sebagian besar sama namun ada juga yang berbeda. Hasil yang Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 52 93

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 62 96

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai Variable Permoderasi pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013

1 69 88

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 71

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 5

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 6