Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Diklat Kepemimpinan Diklatpim

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik dalam melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan diklat terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai Negeri Sipil Studi Pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Seberapa besar Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai Negeri Sipil Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe”

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pendidikan dan pelatihan diklat di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe 2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kinerja di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan diklat terhadap peningkatan kinerja pegawai negeri sipil di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe. Universitas Sumatera Utara

I.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Secara subjektif, sebagai suatu sarana dalam melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan metodologi dalam menyusun karya ilmiah. 2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam menambah bahan kajian perbandingan bagi yang menggunakannya. 3. Secara praktis, bagi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe, penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai sumbangan saran dan pemikiran.

I.5 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. 10 Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi Dalam penelitian ini, yang menjadi kerangka teorinya adalah : I.5.1 Pendidikan dan Pelatihan I.5.1.1 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan 10 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1995, h.37 Universitas Sumatera Utara dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara Pendidikan berupaya meningkatkan pengetahuan umum, teori-teori yang berkaitan dengan pekerjaan serta menumbuhkan sikap yang positif terhadap pekerjaan para pegawai. Dengan tingkat pendidikan yang baik, maka para pegawai dapat menjawab “how” bagaimana dan “why” mengapa terhadap suatu pekerjaan. 11 Pendidikan dimaksudkan untuk membina kemampuan atau mengembangkan kemampuan berfikir para pegawai, meningkatkan kemampuan mengeluarkan gagasan-gagasan para pegawai sehingga mereka dapat menunaikan tugas kewajibannya dengan sebaik-baiknya. 12 Pendidikan adalah proses pengembangan sumber daya manusia. 13 Pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan kerja pegawai dalam melakukan pekerjaan. Pelatihan pegawai lebih mengarah pada peningkatan teknis operasional pekerjaan. Dengan demikian, pelatihan lebih bersifat praktek terhadap pekerjaan yang akan dilakukan agar mencapai efektivitas, efisiensi dan produktivitas pekerjaan. 14 Pelatihan adalah proses sistematik pengubahan perilaku para pegawai dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasi. Pelatihan penting karena merupakan cara yang digunakan oleh organisasi untuk mempertahankan, 11 Erika Revida, Manajemen Personalia Publik di Indonesia, Medan, 2009, h.113 12 A.W. Widjaja, Administrasi Kepegawaian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995, h.75 13 Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1994, h.56 14 Erika Revida, Manajemen Personalia Publik di Indonesia, Medan, 2009, h.113 Universitas Sumatera Utara menjaga, memelihara pegawai publik dalam organisasi dan sekaligus meningkatkan keahlian para pegawai untuk kemudian dapat meningkatkan produktivitasnya. Pelatihan biasanya dimulai dengan orientasi yakni suatu proses di mana para pegawai diberi informasi dan pengetahuan tentang kepegawaian, organisasi dan harapan-harapan untuk mencapai performance tertentu. Dalam pelatihan diciptakan suatu lingkungan di mana pegawai dapat memperoleh atau mempelajari sikap dan keahlian, dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pegawai. Disamping itu pelatihan diberikan untuk mengembangkan keahlian- keahlian yang dapat langsung terpakai pada pegawai, dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai pada jabatan yang didudukinya sekarang. Menurut Henry Simamora dalam Ambar T. Sulistiyani dan Rosdiah menjelaskan bahwa pelatihan diarahkan untuk membantu karyawan menunaikan kepegawaian mereka saat ini secara lebih baik. 15 Menurut Rae dalam Herman Sofyandi pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya lebih efektif dan efisien. Program pelatihan adalah serangkaian program yang dirancang untk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam hubungannya dalam pekerjaannya. 16 15 Ambar T. Sulistiyani dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogtakarta: Graha Ilmu, 2009, h 219-220 16 Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008, h.113 Universitas Sumatera Utara Pelatihan lebih mengembangkan keterampilan teknis sehingga pegawai dapat menjalankan pekerjaan sebaik-baiknya. Latihan berhubungan langsung dengan pengajaran tugas pekerjaan. 17 Pengertian pelatihan menurut Wursanto adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh manajemen kepegawaian dalam rangka meningkatkan pengetahuan, kecakapan, keterampilan, keahlian dan mental para pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. 18

I.5.1.2.1 Tujuan Pendidikan dan Pelatihan

Pengertian Pendidikan dan Pelatihan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan pegawai negeri sipil. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah proses memberi bantuan kepada pegawai agar memiliki efektivitas dalam pekerjaannya yang sekarang maupun di kemudian hari, dengan jalan mengembangkan pada dirinya kebiasaan berfikir dan bertindak, keterampilan, pengetahuan, sikap serta pengertian yang tepat untuk melaksanaan tugas dan pekerjaannya.

I.5.1.2 Tujuan dan Manfaat Pendidikan dan Pelatihan

19 Pendidikan dan pelatihan merupakan tanggung jawab bersama dan utamanya manajemen puncak pimpinan serta mendapat dukungan dari berbagai pihak, misalnya : penyelia, departemen SDM, karyawan. Pimpinan mempunyai 17 A.W. Widjaja, Administrasi Kepegawaian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995, h.75 18 Wursanto, Manajemen Kepegawaian, Yogyakarta: Kanisius, 1989, h.60 19 Ambar T. Sulistiyani dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogtakarta: Graha Ilmu, 2009, h.220 Universitas Sumatera Utara tanggung jawab atas kebijakan-kebijakna umum dan prosedur yang dibutuhkan untuk menerapkan program pendidikan dan pelatihan. Untuk itu komitmen pimpinan sangat penting agar berlangsung secara efektif, baik dari perencanaan, proses serta tujuan dari pendidikan dan pelatihan. Adapun tujuan pendidikan dan pelatihan menurut Henry Simamora dalam Ambar T. Sulistiyani dan Rosidah yaitu : 1. Memperbaiki kinerja. 2. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi. 3. Membantu memecahkan persoalan operasional. 4. Mempersiapkan karyawan untuk promosi. 5. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi. 6. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja pegawai dalam mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. 7. Mengorientasikan pegawai tehadap organisasi. Menurut Beach dalam Herman Sofyandi tujuan pendidikan dan pelatihan adalah : 20 1. Reduce learning time to teach acceptable performance, maksudnya dengan adanya pelatihan maka jangka waktu yang digunakan pegawai untuk memperoleh keterampilan akan lebih cepat. Pegawai akan lebih cepat pula menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang dihadapinya. 2. Improve performance on present job, pelatihan bertujuan untuk meningkatkan presatsi kerja karyawan dalam menghadapi pekerjaan- pekerjaan yang sedang dihadapi. 3. Attitude formation, pelatihan diharapkan dapat membentuk sikap dan tingkah laku para pegawai dalam melakukan pekerjaannya. 4. Aid in solving operation problem, pelatihan membantu memecahkan masalah-masalah operasional organisasi. 5. Fill manpower needs, pelatihan tidak hanya mempunytai tujuan jangka pendek tetapi juga jangka panjang, yaitu untuk mempersiapkan pegawai memperoleh keahlian dalam bidang tertentu yang dibutuhkan organisasi. 6. Benefits to employee themselves, dengan pelatihab diharapkan para pegawai akan mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang tinggi sehingga pegawai akan semakin berharga bagi organisasi 20 Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008, h.114 Universitas Sumatera Utara Pendidikan dan Pelatihan yang dimaksud Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000, bertujuan untuk : a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi, b. Menciptakan aparatur yanmg mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan, c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat, d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.

I.5.1.2.2 Manfaat Pendidikan dan Pelatihan

Menurut Wursanto, ada berbagai manfaat pendidikan dan pelatihan pegawai, yaitu : 21 1. Pendidikan dan pelatihan meningkatkan stabilitas pegawai. 2. Pendidikan dan pelatihan dapat memperbaiki cara kerja pegawai. 3. Dengan pendidikan dan pelatihan pegawai dapat berkembang dengan cepat, efisien dan melaksanakan tugas dengan baik. 4. Dengan pendidikan dan pelatihan berarti pegawai diberi kesempatan untuk mengembangkan diri. Menurut Siswanto 2002 : 212, manfaat dan dampak yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan adalah : 22 21 Wursanto, Manajemen Kepegawaian, Yogyakarta: Kanisius, 1989, h.60 Universitas Sumatera Utara 1. Peningkatan Keahlian Kerja 2. Pengurangan Keterlambatan Kerja, Kemangkiran, serta perpindahan Tenaga Kerja 3. Pengurangan Timbulnya Kecelakaan dalam Bekerja, Kerusakan, dan Peningkatan Pemeliharaan terhadap alat-alat kerja 4. Peningkatan Produktivitas Kerja

I.5.1.3. Jenis-jenis Pendidikan dan Pelatihan

23

1. Diklat Prajabatan

Jenis Diklat yang dilakukan terhadap pegawai negeri sipil terdiri dari dua jenis, yaitu : Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan mengacu pada Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1974. Maksud diberikannya Diklat Prajabatan Pegawai Negeri Sipil adalah : a. Melaksanakan pembentukan sikap mental b. Mempersiapkan kematapan fisik c. Menanamkan sikap disiplin d. Memenuhi kebutuhan kemampuan e. Memenuhi kebutuhan keahlain f. Memenuhi kebutuhan keterampilan kerja. Secara umum tujuan Diklat Prajabatan adalah untuk membentuk wawasan kebangsaan, kepribadian, dan etika PNS, serta memberikan pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara dan yang menyangkut 22 Siswanto Sastrohadiwiryo, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2002, h. 212 23 Erika Revida, Manajemen Personalia Publik di Indonesia, Medan, 2009, h.116-126 Universitas Sumatera Utara bidang tugas serta budaya organisasi pemerintahan agar mampu melaksanakan tugas jabatan PNS. Diklat Prajabatan merupakan bagian dari persyaratan pengangkatan Calon PNS menjadi PNS. Adapun jenjang Diklat Prajabatan adalah sebagai berikut : a. Diklat Prajabatan Golongan I merupakan syarat pengangkatan CPNS untuk menjadi PNS Golongan I, yang diselenggarakan selama 75 jam pelajaran; b. Diklat Prajabatan Golongan II merupakan syarat pengangkatan CPNS untuk menjadi PNS Golongan II, yang diselengggarakan selama 112,5 jam pelajaran; c. Diklat Prajabatan Golongan III merupakan syarat pengangkatan CPNS untuk menjadi PNS Golomgan III, yang diselenggarakan selama 150 jam pelajaran.

2. Diklat Dalam Jabatan

Diklat dalam jabatan dilaksanakan untuk mengembangkan pengaetahuan, keterampilan, dan an sikap PNS agar dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-baiknya. Diklat dalam jabatan meliputi tiga hal yaitu diklat kepemimpinan, diklat fungsional dan diklat teknis.

a. Diklat Kepemimpinan Diklatpim

Diklat Kepemimpinan merupakan Diklat untuk memenuhi atau meningkatkan kompetensi PNS yang akan atau telah menduduki jabatan struktural. Diklat kepemimpinan adalah diklat yang memberikan wawasan, pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku dalam bidang Universitas Sumatera Utara kepemimpinan aparatur sehingga mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan dalam jenjang jabatan struktural tertentu. Adapun jenjang Diklat Kepemimpinan yang diberikan kepada pegawai negeri sipil terdiri atas : a. Diklat Kepemimpinan Tingkat I Diklatpim Tingkat I merupakan diklat untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah dalam Jabatan Struktural Eselon I; b. Diklat Kepemimpinan Tingkat II Diklatpim Tingkat II merupakan diklat untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah dalam Jabatan Struktural Eselon II; c. Diklat Kepemimpinan Tingkat III Diklatpim Tingkat III merupakan diklat untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah dalam Jabatan Struktural Eselon III; d. Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Diklatpim Tingkat IV merupakan diklat untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah dalam Jabatan Struktural Eselon IV.

b. Diklat Fungsional