Fasilitas Umum Penduduk Aspek Manfaat Sosial

8 dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status dan kelas. Menurut sistemnya terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah ditingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat pusat kegiatan. Sedangkan sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa di dalam kawasan perkotaan. Jalan umum berdasarkan fungsinya dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan jalan lingkungan. Sedangkan jalan umum berdasarkan statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa. Bagian bagian jalan meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan dan ruang pengawasan jalan. Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamanannya. Ruang milik jalan meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan. Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang ada dibawah pengawasan penyelenggara jalan.

II.3 Aspek Manfaat Sosial

II.3.1 Fasilitas Umum

Fasilitas Umum adalah sarana yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Suatau yang merupakan kepentingan umum adalah apa saja yang kalau tidak terpenuhi dalam suatu komunitasnya, missal komunitas pedesaan, perkotaan ataupun suatu negri, maka komunitas itu akan tercerai-berai guna mendapatkannya Akhmad,2009. Oleh karna itu, benda tersebut dianggap fasilitas umum. Yang merupakan fasilitas umum adalah apa saja yang dianggap Universitas Sumatera Utara 9 sebagai kepentingan manusia secara umum, seperti sekolah, rumah sakit, puskesmas, mesjid, gereja, kantor pemerintahan, pasar dan lain lain.

II.3.2 Penduduk

Keterkaitan Penduduk dan Transportasi sangat erat, dimana transportasi merupakan komponen utama bagi berfungsinya suatu kegiatan penduduk. Transportasi berkaitan erat dengan pola kehidupan penduduk, lokal serta daerah layanan atau daerah pengaruh aktifitas-aktifitas produksi dan sosial serta barang- barang dan jasa yang dapat dikonsumsi. Penilaian penetapan perkiraan dampak penting kependudukan atau sosial mengacu pedoman teknis metode identifikasi dan analisis komponen sosial pada pekerjaan konstruksi jalan Departemen Pekerjaan Umum,2005. II.4 BOK Biaya Operasional Kendaraan Secara teoritis biaya operasi kendaraan dipengaruhi oleh sejumlah faktor yaitu kondisi dan jenis kendaraan, lingkungan, kebiasaan pengemudi, kondisi jalan serta arus lalu lintas. Dalam prakteknya biaya tersebut diestimasi untuk jenis-jenis kendaraan yang mewakili golongannya dan dinyatakan dalam satuan moneter per satuan jarak Rpkm. Pada saat ini terdapat banyak model dan metode dalam menghitung biaya operasi kendaraan BOK. Model tersebut antara lain : Pacific Consultans International PCI, Highway Design and Maintenance HDM World Bank, TRRL, Abelson, Nimpac NAASRA, Indonesian Highway Capacity Manual IHCM dan Central Road Research Institute CRRI. Di Indonesia juga terdapat beberapa model perhitungan BOK, khususnya yang dikembangkan untuk Universitas Sumatera Utara 10 keperluan system pengelolaan pemeliharaan jalan ataupun untuk studi kelayakan jalan, salah satunya Pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum pada Tahun 2005. Pada Tabel 2.1 dapat dilihat rangkuman model-model BOK yang dititik beratkan pada tingkat ketelitian model yang ditinjau. Tabel 2.1 Tingkat Ketelitian Model BOK Sumber : LPM-ITB 1997 Keterangan : = sederhana mudah diterapkan = menengah = sangat detail dan memiliki tingkat kebutuhan data yang tinggi Komponen Model Biaya Operasonal Kendaraan HDM-III PCI TRL Abelson CRRI IHCM NIMPAC Bahan Bakar Oli Ban Suku Cadang Tenaga Kerja Depresiasi t.t t.t t.t t.t Bunga Modal t.t t.t t.t t.t t.t Asuransi t.t t.t t.t t.t t.t t.t Over head t.t t.t t.t t.t t.t Universitas Sumatera Utara 11 t.t = tidak tersedia Semua komponen BOK model PCI, dalam spesifikasinya tidak ekstensif, misalnya geometrik jalan, kekasaran dan lain-lain. Model ini hanya memasukkan kecepatan sebagai variabelnya. Ini merupakan model yang cukup sederhana, dimana faktor-faktor yang berpengaruh terhadap komponen BOK tidak dimodel secara eksplisit. Kemudian berdasarkan hasil studi LPM-ITB 1997, dikembangkan model yang menyempurnakan model yang telah digunakan sebelumnya dengan mereview seluruh model yang ada dan melakukan survey pada beberapa jalan tol maupun non tol dengan kondisi geometrik yang berbeda- beda. Model BOK yang dibuat hanya menggunakan variabel yang sederhana dan mudah diukur seperti jarak, kecepatan dan rasio volume. Komponen-komponen yang diperhitungkan adalah yang berkontribusi besar terhadap BOK dan meskipun masih banyak komponen lain yang perlu diperhitungkan, komponen tersebut tidak terlalu dominan. Model-model komponen BOK yang ada disusun berdasarkan data empiris di negara-negara berkembang di luar Indonesia. Berdasarkan hal tersebut Departemen Pekerjaan Umum pada Tahun 2005 mengeluarkan Pedoman Teknik Nomor : Pd.T-15-2005-B tentang Pedoman Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan untuk biaya tidak tetap running cost. Pedoman tersebut disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puslitbang Prasarana Transportasi dan adaptasi beberapa persamaan dan parameter yang ada di HDM IV tahun 2000.

II.4.1 Komponen Komponen BOK Biaya Operasional Kendaraan