Standard Time = normal time x
100 100
allowance
Sedangkan, waktu standar diperoleh dengan mempertimbangkan allowance operator, yaitu kelonggaran yang dapat diberikan kepada operator.
3.8. Penilaian Performance Kerja
Rating factor adalah faktor yang diperoleh dengan membandingkan
kecepatan bekerja dari seorang operator dengan kecepatan kerja normal menurut ukuran penelitipengamat. Dari faktor ini dapat dilihat bahwa:
1. Apabila operator dinyatakan terampil, maka rating factor akan lebih besar dari pada 1 R
f
l. 2. Apabila operator bekerja lamban, maka rating factor akan lebih kecil dari 1 R
f
l. 3. Apabila operator bekerja secara normal, maka rating factornya sama dengan 1
R
f
= 1. Untuk kondisi kerja dimana operasi secara penuh dilaksanakan oleh mesin operating atau machine time maka waktu yang diukur dianggap waktu
yang normal. Ada 7 sistem penyesuaian yang sering dipergunakan, yaitu
13
: 1. Skill dan Effort.
Kecakapan dan usaha-usaha yang ditunjukkan oleh operator pada saat bekerja perlu diperhatikan, juga mempertimbangkan kelonggaran allowance waktu
lainnya.
13
Ralph.M Bames. Motion and Time Study Design and Measurement og Work. 1980. h. 288-291
Universitas Sumatera Utara
2. Westinghouse System of Rating. Ada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam
bekerja yakni: a. Skill keterampilan. Keterampilan adalah kemampuan untuk mengikuti
cara kerja yang ditetapkan secara psikologis. b. Effort usaha. Usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan oleh pekerja
atau operator ketika melakukan pekerjaannya. c. Condition kondisi kerja. Kondisi kerja adalah kondisi fisik
lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan.
d. Consistency konsistensi. Faktor ini perlu diperhatikan karena angka- angka yang dicatat pada setiap pengukuran waktu tidak pernah semuanya
sama. Tabel besar nilai westinghouse factor dapat dilihat pada Lampiran.
3. Shumard Rating.
14
Cara ini memberikan penilaian melalui kelas-kelas performansi kerja dimana setiap kelas memiliki nilai tersendiri. Faktor ini diperoleh dengan
membandingkan nilai performansi kerja dari kelas yang bersangkutan dengan nilai performansi normal. Dalam hal ini pengukur diberi patokan untuk
menilai performansi kerja dari operator menurut kelas-kelas tertentu. Kelas- kelas tersebut beserta dengan nilai-nilainya tercantum pada Tabel 3.1.
14
Iftikar Z Sutalaksana. Op.cit. h. 140.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Rating Performance Menurut Cara Schumard
Kelas Rating Performance
Super fast Fast +
Fast Fast
– Excellent
Good + Good
Good –
Normal Fair +
Fair Fair-
Poor 100
95 90
85 80
75 70
65 60
55 50
45 40
Sumber : Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja
4. Objective Rating. Cara objektif adalah cara menentukan rating performance yang memperhatikan
dua faktor, yaitu faktor kecepatan dan faktor tingkat kesulitan pekerjaan. Kedua faktor inilah yang dipandang secara bersama-sama menentukan berapa
besarnya R
f
untuk mendapatkan waktu normal. Kecepatan kerja adalah kecepatan dalam melakukan pekerjaan dalam pengertian biasa.
5. Synthetic Rating. Metode ini mengevaluasi kecepatan operator berdasarkan data waktu gerakan
yang telah ditentukan terlebih dahulu. Prosedurnya adalah dengan mengukur waktu penyelesaian dari setiap elemen gerakan kemudian dibandingkan dengan
waktu aktual dari data tabel waktu gerakan untuk kemudian dihitung harga rata-ratanya. Harga rata-rata inilah yang digunakan sebagai faktor penyesuaian.
6. Evaluasi Fisiologis pada Tingkat Kinerja. Denyut jantung per menit dan konsumsi oksigen dalam kalori per menit dapat
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk mengukur pekerjaan fisik. Selain itu, peralatan elektronik yang tersedia untuk memantau dan merekam informasi tersebut dengan
minimum gangguan pada aktivitas orang tersebut. 7. Penilaian Kinerja Performance Rating.
Sejauh ini nilai rating factor yang paling banyak digunakan pada negara ini dipengaruhi oleh kecepatan operator, gerakan, atau tempo. Rating factor dapat
dinyatakan dalam sistem persentase, dalam poin per jam, atau pada unit lain.
3.9. Penetapan Kelonggaran Allowance