akandiberikan secara tertulis melalui surat kepada pihak sesuai alamat yang terdaftar atau cara lain yang ditetapkan.
16. Ketentuan lain
Selain hal-hal yang sudah disebutkan diatas, kontrak operasi bersama juga dapat mengatur hal-hal lain yang dianggap perlu untuk mengatur hak, tugas,
kewajiban, dan tanggung jawab para pihak secara efisien.
B. Kontrak Operasi Bersama Tidak Diatur dalam Perundang-Undangan di Indonesia
Guna mempercepat terlaksananya pembangunan ekonomi nasional dalam menuju masyarakat Indonesia yang adil dan makmur materill dan spiritual
berdasarkan Pancasila maka perlulah dikerahkan semua dana dan daya untuk mengolah dan membina segenap kekuatan ekonomi potensiil di bidang
pertambangan menjadi kekuatan ekonomi riil.
37
Indonesia adalah negara yang kaya akan bahan galian
38
37
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Pertambangan, Bagian Menimbang
38
Bahan galian adalah unsur-unsur kimia mineral-mineral, bijih-bijih dan segala macam batuan termasuk batu-batu mulia yang merupakan endapan-endapan alam, lihat Pasal 2 angka 1
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Pertambangan.
. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Hukum Agraria menyatakan bahwa
negara memegang kekuasaan penuh atas bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat. Sejalan dengan hal tersebut maka Negara memegang kekuasaan penuh mengenai kuasa pertambangan.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 11 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1971 tentang Pertambangan menyatakan bahwa kepada perusahaan PERTAMINA disediakan
seluruh wilayah hukum pertambangan Indonesia, sepanjang mengenai pertambangan minyak dan gas bumi. Kata disediakan tersebut mengandung arti
bahwa kepada PERTAMINA hanya disediakan lahan untuk berusaha.Dalam konteks ini berarti hak penguasaan masih berada di tangan Negara.Oleh karena itu
Pertamina selaku penerima kuasa hukum pertambangan minyak dan gas bumi dalam menjalankan kegiatan pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi
tidak dapat bertindak sebagai pemilik wilayah kuasa pertambangan.
39
Mengingat keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh Pertamina untuk melaksanakan pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi secara baik dan
efisien, maka oleh Pasal 12 Undang-Undang No 8 Tahun 1971 kepada Pertamina diberikan kekuasaan untuk melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam bentuk
kontrak production sharing.
40
1. Perkembangan perundang-undangan yang berlaku dan bentuk perjanjian
pengelolaan pertambangan minyak dan gas bumi di Indonesia a.
Indische Mijn wet 1899 Indische mijn wet merupakan landasan hukum bagi segala bentuk kegiatan
pertambangan baik itu pertambangan minyak dan gas bumi ataupun pertambangan lainnya. Dengan kata lain tidak ada perlakuan pengaturan khusus terhadap
kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi sebagaimana sekarang.
41
39
Rudi M Simamora, Op.Cit., hlm. 79.
40
Ibid.
41
Ibid., hlm. 83.
Universitas Sumatera Utara
Indische mijn wet pada mulanya hanya mengatur kegiatan eksplorasi dan eksploitasi pertambangan oleh swasta. Pada tahun 1910 indische mijn wet 1899
ini diubah dengan memberikan wewenang kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk dapat ikut serta dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi pertambangan.
Pemerintah dalam melaksanakannya dapat mengusahakan sendiri atau dengan bekerjasama dengan pihak lain.
42
Bentuk perjanjian pengusahaan dan pengelolaan minyak dan gas bumi berdasarkan Undang-Undang ini adalah konsesi conssesion.Kamus besar bahasa
Indonesia mengartikan konsesi sebagai ijin untuk membuka tambang. Dalam perjanjian konsesi kontraktor diwajibkan untuk membayar pajak tanah vast recht
untuk setiap hektar areal konsesi yang diberikan dan royalti seberas 4 dari produksi kotor.Dalam menjalankan konsesi kontraktor memiliki wewenang
manajemen penuh dan minyak yang dihasilkan sepenuhnya menjadi milik kontraktor karena pembayaran royalti dianggap sebagai pembayaran atas minyak
yang dihasilkan kepada pemilik.Konsekuensinya adalah pemerintah tidak mempunyai akses dan kemampuan untuk menentukan dan mengendalikan harga
jual dan ketersediaan minyak di dalam negeri atas minyak yang dihasilkan.
43
b. Undang-Undang Nomor 44 PRP Tahun 1960 tentang Petambangan
Minyak dan Gas Bumi Sejalan dengan pokok pikiran Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia, yaitu bumi, air dan kekayaan alam adalah milik segenap bangsa Indonesia dan dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,
42
Ibid.
43
Ibid., hlm. 83.
Universitas Sumatera Utara
maka Undang-Undang Nomor 44 PRP Tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi ini mensyaratkan hanya negara yang memiliki kuasa untuk
pengusahaan minyak dan gas bumi yang dalam pelaksanaannya dikerjakan oleh perusahaan Negara. Maka pemerintah dengan berlandaskan Undang-Undang ini
melakukan renegoisasi konsesi yang telah diberikan dan masih berlaku dengan Caltex, Shell dan Stanvac.Hasil dari renegoisasi tersebut adalah kontrak konsesi
menjadi kontrak karya dengan ketiga perusahaan tersebut.
44
Pasal 1 angka 1 keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1614 Tahun 2004 tentang Pedoman Pemrosesan Permohonan Kontrak
Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara dalam Rangka Penanaman Modal Asing menyebutkan pengertian kontrak karya, yaitu perjanjian
antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan berbadan hukum Indonesia dalam rangka penanaman modal asing untuk melaksanakan usaha pertambangan bahan
galian, tidak termasuk minyak bumi, gas alam, panas bumi, radio aktif, dan batu bara.
45
1 Manajemen ada di tangan kontraktor.
Prinsip-prinsip dasar kontrak karya adalah sebagai berikut :
2 Semua peralatan yang dibeli kontraktor tetap menjadi milik kontraktor
sampai berakhirnya masa penyusutan. 3
Pembagian hasil didasarkan pada hasil penjualan minyak dan gas bumi dengan perbandingan 60 untuk Negara dan 40 untuk kontraktor
setelah terlebih dahulu dikurangi biaya-biaya.
44
Ibid.
45
H. Salim HS, Op.Cit., hlm. 128.
Universitas Sumatera Utara
4 Kepemilikian atas minyak dan gas bumi yang dihasilkan berada di
tangan Negara. 5
Kontrak karya mulai berlaku setelah setelah disahkan dengan undang- undang.
c. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1971 tentang Pertambangan
Menjalankan amanat Pasal 3 Undang-Undang Nomor 44 PRP Tahun 1960 tentang Petambangan Minyak dan Gas Bumi yang menyatakan bahwa
pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi dikerjakan oleh perusahaan Negara maka untuk memberikan landasan hukum yang kuat dan pasti atas
pendirian perusahaan Negara tersebut maka dikeluarkanlah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1971 tentang Pertambangan.
46
1 Pertamina didirikan untuk menjalankan pengusahaan minyak dan gas
bumi yang meliputi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi, pemurnian dan pengolahan, pengangkutan dan penjualan, dan bidang-bidang lain
sepanjang masih ada hubungannya dengan pertambangan minyak dan gas bumi.
Prinsip-prinsip dasar yang diatur dalam Undang-Undang No 8 Tahun 1971 tentang Pertambangan adalah sebagai berikut :
2 Kepada Pertamina diberikan kuasa pertambangan atas seluruh wilayah
hukum pertambangan Indonesia, sepanjang mengenai pertambangan minyak dan gas bumi.
46
Rudi M Simamora, Op.Cit., hlm. 88.
Universitas Sumatera Utara
3 Pertamina dapat bekerja sama dengan pihak lain dalam menjalankan
pengusahaan ekplorasi dan eksploitasi pertambangan minyak dan gas bumi dalam bentuk kontrak production sharing.
4 Mengatur struktur perusahaan, permodalan, kepengurusan, dan
pembukuan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin penyelenggaraan pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi
sesuai dengan semangat perundang-undangan yang berlaku. d.
Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi Sejak berlakunya UU MIGAS dan Peraturan Presidem Nomor 9 Tahun
2013 tentang Peyelenggara Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, kegiatan pengawasan dan pembinaan kontrak kerja sama bagi hasil PSC
yang sebelumnya merupakan bagian dari tanggung jawab pertamina dialihkan ke badan pelaksana SKK MIGAS.
47
1 Membina kerja sama dalam rangka terwujudnya integrasi dan
sinkronisasi kegiatan operasional kontraktor kontrak kerja sama Sesuai Pasal 12 UU MIGAS, dalam menjalankan tugasnya badan
pelaksana memiliki wewenang :
2 Merumuskan kebiajakan atas anggaran dan program kerja kontraktor
kontrak kerja sama 3
Mengawasi kegiatan utama operasional kontraktor kontrak kerja sama 4
Membina seluruh asset kontraktor kontrak kerja sama yang menjadi milik negara
47
Benny Lubiantara, Op.Cit., hlm. 50.
Universitas Sumatera Utara
5 Melakukan kordinasi dengan pihak danatau instansi terkait yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan usaha hulu. UU MIGAS menyatakan bahwa kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi
dilaksanakan dan dikendalikan melalui kontrak kerja sama KKS. Kontrak kerja sama adalah kontrak bagi hasil atau bentuk kerja sama lain dalam eksplorasi dan
eksploitasi minyak dan gas bumi.
48
2. Bentuk-bentuk kontrak kerja sama pada pengusahaan pertambangan minyak
dan gas bumi antara badan pelaksana dengan badan usaha atau badan usaha tetap di Indonesia
Bentuk- bentuk kontrak kerja sama pada pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia, diantaranya :
a. Kontrak production sharing production sharing contract
b. Kontrak bantuan teknis Technical assistance contract
c. Usaha patungan joint venture
d. Kerja sama operasi bersama joint operating arrangement
e. Badan operasi bersama joint operating body
f. Kontrak enchanced oil recovery EOR
g. Kontrak operasi bersama joint operating agreement
Karakteristik industri perminyakan adalah padat modal, resiko tinggi dan merupakan penanaman modal jangka panjang. Oleh karena itu, pada umumnya
pelaksanaan operasi minyak dan gas bumi tidak dilaksanakan secara tunggal oleh badan usaha atau badan usaha tetap yang telah mendapatkan kontrak kerja
48
H. Halim. HS, Op.Cit., hlm. 286.
Universitas Sumatera Utara
samaterlebih dahulu dengan badan pelaksana pengusahaan minyak dan gas bumi. Untuk membagi resiko dan biaya yang besar tersebut baisanya akan dibentuk
semacam konsorsium untuk membentuk suatu kerja sama turunan pada pengusahaan minyak dan gas bumi.
49
Joint operating agreement kontrak operasi bersama merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kerja sama melalui konsorsium tersebut. Peraturan
perundang-undangan mengakomodir untuk dilibatkannya pihak lain dalam operasi perminyakan, baik melalui pengalihan, penyerahan, ataupun pemindahtangan
seluruh maupun sebagian hak dan kewajibannya participating interest kepada pihak lain setelah mendapatkan persetujuan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral ESDM, berdasarkan pertimbangan SKK MIGAS.
50
C. Kontrak Operasi Bersama Tunduk pada Asas Kebebasan Berkontrak