BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat dihasilkan beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Pengaturan mengenai kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan gas
bumi di Indonesia sejauh ini belum diatur di dalam peraturan perundang- undangan. Maka sebagai salah satu bentuk perjanjian ataupun kontrak,
kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan gas bumi tunduk kepada asas kebebasan berkontrak, yaitu pihak-pihak bebas membuat suatu kontrak sesuai
dengan kesepakatan para pihak sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Asas-asas kontrak operasi bersama yaitu:
asas kebebasan berkontrak, asas konsensualisme, asas daya mengikat kontrak pacta sunt servanda, asas itikad baik, asas kepribadian, asas keseimbangan,
asas persamaan hukum, asas perlindungan, asas kepatutan, asas moral, dan asas kepastian hukum. Sahnya suatu kontrak operasi bersama diperlukan
empat syarat, yakni : sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, cakap untuk membuat suatu perjanjian, mengenai suatu hal tertentu, dan suatu sebab yang
halal. Para pihak dalam kontrak operasi bersama yaitu operator, pihak non- operator, komisi operasi, dan pihak non-partisipasi.
2. Kontrak operasi bersama akan menunjuk operator sebagai pihak yang
bertanggungjawab dalam pelaksanaan operasi bersama. Tanggung jawab para pihak dalam pelaksanaan operasi bersama minyak dan gas bumi adalah para
Universitas Sumatera Utara
pihak bertanggung jawab secara proporsional sesuai dengan saham ataupun participating interest untuk setiap pembiayaan, pengadaan barang dan jasa
yang dibutuhkan untuk operasi bersama, dan juga bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang kemungkinan akan terjadi atau sudah terjadi
sebagai akibat dari pelaksanaan operasi bersama minyak dan gas bumi. Dalam hal dilakukannya operasi atas risiko sendiri, maka hal pertanggungjawaban
menjadi bagian dari masing-masing pihak yang menggabungkan diri dalam operasi atas risiko sendiri tersebut secara proporsional sesuai partisipasi para
pihak tersebut. 3.
Tanggung jawab operator atas kerugian tidak langsung dari pelaksanaan operasi pada kontrak operasi bersama perusahaan minyak dan gas bumi adalah
bahwa operator dalam menjalankan fungsi dan wewenangnya harus bertindak sebagai prudent operator, yaitu operator yang bijaksana, cekatan dan penuh
pertimbangan dalam melaksanakan operasi bersama. Dalam hal operator telah melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan prudent operator maka operator
hanya akan bertanggung jawab jika kerugian atau kecelakaan terjadi sebagai akibat dari kecerobohan besar gross negligence atau kesalahan disengaja
willful misconduct oleh operator. Operator biasanya juga tidak bertanggung jawab atas kerugian tidak langsung consequential damages yang timbul dari
pelaksanaan operasi. Pertanggungjawaban operator akan dibatasi oleh ketentuan dalam kontrak operasi bersama mengenai hal-hal yang
dikategorikan sebagai gross negligencewillful misconduct dan consequential damages.
Universitas Sumatera Utara
B. Saran