Tanggung Jawab Operator dalam Hal Terjadinya Kerugian Tidak Langsung pada Pelaksanaan Operasi

keseluruhan pelaksanaannya dari tanggung jawabnya, mengimplementasikan skala keahlian, ketelitian, kehati-hatian serta pemikiran ke masa depan yang dapat diterima.

B. Tanggung Jawab Operator dalam Hal Terjadinya Kerugian Tidak Langsung pada Pelaksanaan Operasi

Kegiatan sektor hulu upstream merupakan kegiatan operasi minyak dan gas bumi dengan tingkat risiko yang paling tinggi, terutama dalam kegiatan eksploitasi. Risiko yang mungkin dihadapi antara lain semburan liar blowout yang disebabkan major perils Fire, Lightning, Explosion dan kesalahan manusia human error. Risiko dalam fase pembangunan fasilitas produksi terutama fasilitas produksi di lepas pantaioffshore misalkan platformanjungan antara lain constructiondesign defect, subsidence yang dihadapi selama periode konstruksi, korosi, masalah pada pipa, dan lain-lain. 185 1. Semburan liar blowout Berbagai risiko yang dihadapi dalam operasi minyak dan gas bumi apabila terjadi akan menimbulkan kerugian yang besar bagi para pihak dalam operasi bersama, antara lain : Semburan liar Blowout adalah peristiwa mengalirnya fluida formasi dari dalam sumur secara tidak terkendali. Kejadian ini didahului dengan masuknya fluida formasi ke dalam lubang bor well kick. Penyebab terjadinya well kick 185 https:wahyudinsurance.wordpress.com20091027mengenal-risiko-minyak-dan-gas- bumi diakses pada tanggal 12 maret 2016 Universitas Sumatera Utara adalah karena tekanan didalam lubang bor hydrostatic pressure lebih kecil dari tekanan formasi, yang disebabkan oleh : a. Lubang bor tidak penuh b. Swabbing sewaktu trip c. Lumpur yang kurang berat d. Loss Circulation Catatan mengenai Blowout yang pernah terjadi dengan kapasitas yang besar antara lain terjadi di Desa Sumber Kecamatan Mendet Kabupaten Blora Jawa Tengah Sumur tersebut dinamai RBT 01 pada Hari Senin Tanggal 25 Februari 2002 Pertamina 2002. Kejadian tersebut menimbulkan banyak kerugian, kerusakan, menghasilkan semburan api yang besar, menimbulkan kebisingan yang sangat berdampak buruk terhadap lingkungan dan masyarakat disekitar lokasi terjadinya Blowout. Blowout tersebut diawali dengan terjadinya kebocoran dibawah BOP Blow Out Preventer kemudian diperiksa konsentrasi H2S 130 ppm, dilakukan penutupan BOP di top drive dan genset dimatikan ternyata killing line pecah. Sehingga semburan semakin membesar dan terjadi kebakaran dibawah BOP sehingga lokasi Sumur RBT 01 yang berada di tangah persawahan produktif penduduk tebakar hebat.Rig MSH 2000 milik PDSI Pertamina ikut terbakar dan akhirnya roboh. 186 Kerugian yang ditimbulkan dari kecelakaan tersebut tidak hanya menimbulkan korban pekerja saja tetapi juga berdampak pada lingkungan dan 186 Fortries Aurelia Samahi, Identifikasi Bahaya Kecelakaan Blowout pada Drilling Process Menggunakan Metode Cause Consequences Analycis CCA di PT pertamina EP Region Jawa Area Cepu Skripsi, Institut Teknologi Sepuluh November, 2011 diakses dari: http:digilib.its.ac.idpublicITS-Undergraduate-14561-paperpdf.pdf pada tanggal 12 maret 2016 Universitas Sumatera Utara masyarakat di sekitar, selain itu proses produksi juga menjadi terganggu dan merugikan pihak perusahaan, sehingga perlu dilakukan langkah pengendalian guna mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan serta melindungi aset perusahaan terutama keselamatan seluruh karyawan yang merupakan bagian penting dalam proses produksi. 2. Masalah pada pipa Hole problems Proses pemboran tidak selalu berjalan dengan lancar dan aman, seringkali terjadi hambatan yang dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Yang dimaksud dengan hambatan disini adalah hambatan yang terjadi didalam lubang bor downhole problem.Hambatan yang terjadi diatas permukaan tanah dikategorikan sebagai problem mekanis. Hambatan dalam lubang bor disini dapat dikelompokkan dalam kelompok besar sebagai berikut 187 a. Pipa Terjepit Pipe Stuck : Adakalanya pipa bor terjepit didalam lubang bor. Pipa bor dapat terjepit karena benda atau peralatan kecil yang jatuh kedalam lubang bor, namun yang akan dibahas disini terutama jepitan yang timbul karena sifat-sifat formasi. Kalau jepitan tidak dapat dilepaskan mungkin pipa terpaksa dipotong, pipa bor dapat juga patah.Pipa atau barang-barang lain tadi harus dikeluarkan dulu dari dalam lubang bor sebelum pemboran dapat dilanjutkan.Pipa atau barang yang ketinggalan didalam lubang bor biasa disebut sebagai ikan fish, sedang alat untuk mengambilnya disebut sebagai alat pancing fishing tool, dan pekerjaan mengambil ikan disebut sebagai pemancingan. 187 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Hambatan Pengeboran dan Pemancingan diakses dari: bse.kemdikbud.go.iddownloadfullbook20140916115810 pada tanggal 12 maret 2016 Universitas Sumatera Utara b. Sloughing Shale Dinding lubang bor runtuh caving, sloughing biasa terjadi pada formasi shale, dan masalah ini sering disebut sebagai “Shale Problem“.Hal ini terutama berkaitan dengan stabilitas lubang bor selama pemboran. Tidak stabilnya lubang bor ini selanjutnya dapat mengakibatkan masalah-masalah lain, seperti: masalah pembersihan lubang bor, lubang bor membesar karena runtuh, biaya lumpur bertambah besar, penyemenan kurang baik. Pipa bor sering terjepit dapat berakibat : masalah pemancingan, pemboran samping Sidetracking, penutupan sumur Abandonment. Operator dalam menjalankan fungsi dan wewenangnya hanya akan bertanggung jawab jika kerugian atau kecelakaan terjadi sebagai akibat dari kecerobohan besar gross negligence atau kesalahan disengaja willful misconduct oleh operator. Operator biasanya juga tidak bertanggung jawab atas kerugian tidak langsung consequential damages yang timbul dari pelaksanaan operasi. 188 1. Gross negeligencewillful misconduct Dalam sebuah contractagreement, para pihak biasanya berusaha untuk membatasi tanggung jawab liability mereka terhadap pihak lainya.Para pihak selalu mengeluarkan dari batasan tanggung jawab tersebut kerusakan yang disebabkan oleh gross negligence kelalaian yang disengaja atau ada juga yang menerjemahkannya sebagai kelalaian nyata atau kelalaian berat atau willful 188 Rudi M Simamora, Op.Cit.,hlm. 116. Universitas Sumatera Utara misconduct tindakan pelanggaran yang disengaja atau diterjemahkan sebagai perbuatan tercela yang disengaja atau perbuatan kecerobohan. 189 Gross negligencewillful misconduct atau kelalaian berat adalah satu konsep sah yang memaksudkan keacuhan serius.Kecerobohankelalaian berat adalah berlawanan dengan kerajinan, atau telitiseksama. Standar dari kelalaian berat adalah apa yang menyimpang dari pepatah orang bijaksana. Oleh analogi, kalau seseorang nyata sekali lalai, artinya bahwa orang tersebut telah menyimpang dari perilaku yang seharusnya dan tidak ada yang dapat menjamin bahwa ia tidak lalai, ia telah melakukan kelalaian berat. 190 Pengertian kelalaian berat atau perbuatan salah yang disengaja adalah setiap tindakan yang disengaja atau kecerobohan yang dilakukan oleh manajemen atau pejabat senior dari kontraktor yang 191 189 : a. Konsekuensi diketahui atau patut diketahui dapat mengakibatkan terjadinya kerugian orang atau terancamnya keamanan atau kepemilikan orang atau badan lain; atau b. Secara fatal melanggar standar kehati-hatian yang dalam pengabaiannya atau ketidakpeduliannya yang fatal mengakibatkan konsekuensi yang merugikan https:asro.wordpress.com20141205gross-negligence-willful-misconduct diakses pada 12 maret 2016 190 https:en.wikipedia.orgwikiGross_negligence diakses pada 12 maret 2016 191 Lihat penjelasan pasal 13 huruf r, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi Yang Dapat Dikembalikan Dan Perlakuan Pajak Penghasilan Di Bidang Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi Universitas Sumatera Utara 2. Consequential damages Consequential damages dalam bahasa Indonesia disebut sebagai kerugian tidak langsung, juga dikenal dengan istilah special damages yang artinya adalah suatu kerugian yang timbul sebagai akibat dari ketentuan kontraktual yang disepakati dalam sebuah kontrak. Kerugian ini harus dapat dibuktikan terjadi sebagai akibat dari pelaksanaan kewajiban pihak tertentu berdasarkan kontrak. Kerugian tidak langsung juga diartikan sebagai kerugian yang dapat diperkirakan akan terjadi pada saat pembuatan kontrak, misalnya tambahan biaya akibat dari keterlambatan penyelesaian suatu kegiatan. 192 Masalah pertanggungjawaban merupakan masalah hukum yang kompleks.Para pihak dalam kontrak operasi bersama umumnya tunduk pada sistem hukum yang berbeda-beda.Oleh karena itu kontrak yang dibuat harus dirancang sedemikian rupa untuk menghindari kesulitan dalam penerapannya, terutama yang berkaitan dengan penyelesaian sengketa. 193 Sebagaimana telah disebutkan dalam bab sebelumnya, bahwa dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, operator harus bertindak sebagai prudent operator, dengan prinsip “a diligent, safe, efficient and workmanlike manner in accordance with good and prudent oil field practices and conservation principles generally accepted in international petroleum industry under similar circumtences.” 194 Prinsip tersebut artinya operator dalam menjalankan pelaksanaan operasi harus bertindak sebagai operator yang bijaksana, dengan itikad baik melakukan 192 https:en.wikipedia.orgwikiConsequential_damages diakses pada 12 Maret 2016 193 Rudi M Simamora, Op.Cit.,hlm. 116. 194 Ibid., hlm. 115-116. Universitas Sumatera Utara kewajiban kontraktualnya dan dalam melakukan hal tersebut serta dalam keseluruhan pelaksanaannya dari tanggung jawabnya, mengimplementasikan skala keahlian, ketelitian, kehati-hatian serta pemikiran ke masa depan yang dapat diterima. Sejauh mana operator telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai operator sesuai dengan prudent operator harus diketahui dengan jelas, kontrak operasi bersama akan memberikan batasan dengan jelas mengenai prinsip fiduciary duty yang diterapkan dalam kontrak operasi bersama. Keberadaan prinsip fiduciary duty dalam kontrak operasi bersama akan memberikan hak dan kewajiban dalam perspektif yang berbeda. Untuk itu kepada para pihak diberikan kebebasan untuk memodifikasi prinsip fiduciary duty yang ditetapkan dalam kontrak. 195 Istilah fiduciary duty berasal dari 2 kata, yaitu: a. Fiduciary, dan b. Duty. Tentang istilah “Duty” banyak dipakai di mana-mana, yang berarti “tugas”, sedangkan untuk istilah fiduciary berasal dari bahasa latin fiduciarus dengan akar kata fiducia yang berarti kepercayaan trust atau dengan kata kerja fidere yang berarti mempercayai to trust. Sehingga dengan istilah fiduciary diartikan sebagai memegang sesuatu dalam kepercayaan atau seseorang yang memegang sesuatu dalam kepercayaan untuk kepentingan orang lain tersebut disebut dengan istilah trustee sementara pihak yang dipegang untuk kepentingannya tersebut disebut 195 Peter Roberts, Op.Cit.,hlm. 281. Universitas Sumatera Utara dengan istilah beneficiary. Dalam istilah bahasa Indonesia, orang yang memegang kepercayaan seperti itu disebut sebagai orang yang memegang “amanah”. 196 Seseorang mempunyai tugas fiduciary fiduciary duty manakala dia mempunyai kapasitas fiduciary fiduciary capacity.Seseorang dikatakan memiliki fiduciary capacity jika bisnis yang ditransaksikannya atau uangproperti yang ditangani bukan miliknya atau bukan untuk kepentingannya. Melainkan milik orang lain dan untuk kepentingan orang lain tersebut, dimana orang lain tersebut mempunyai kepercayaan yang besar great trust kepadanya. Sementara itu, di lain pihak dia wajib mempunyai itikad baik yang lebih tinggi high degree of good faith dalam menjalankan tugasnya. Istilah “fiduciary” ini dipergunakan, baik untuk perjanjian trustee dalam arti “technical trust” maupun untuk jabatan atau hubungan hukum dengan lawyer dengan kliennya, perwalian guardian, executor, broker, kurator, pejabat publik, atau direktur dari suatu perusahaan antara direktur dengan perseroannya. Antara pihak yang mempunyai kapasitas fiduciary fiduciary capacity dengan pihak yang diasuhnya atau yang harta bendanya diasuh, terdapat suatu hubungan khusus yang disebut dengan hubungan fidusia fiduciary relation. Yang dimaksud dengan fiduciary relation adalah suatu hubungan yang timbul baik dari hubungan fiduciary secara teknikal maupun dari hubungan informal yang timbul manakala seorang percaya trust atau bergantung rely kepada orang lain. Dalam hal ini, seorang percaya kepada orang lain, dimana orang lain tersebut bertindak dengan itikad baik good faith dan 196 Munir Fuady, Doktrin Doktrin Modern Dalam Corporate Law Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002, hlm. 33. Universitas Sumatera Utara dengan penghormatan yang baik due regard dan fair kepada kepentingan orang lain tersebut. 197 Fiduciary duty adalah suatu tugas dari seseorang yang disebut dengan “trustee” yang terbit dari dari suatu hubungan hukum antara trustee tersebut dengan pihak lain yang disebut dengan beneficiary, dimana pihak beneficiary memiliki kepercayaan yang tinggi kepada pihak trustee, dan sebaliknya pihak trustee juga mempunyai kewajiban yang tinggi untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dengan itikad baik yang tinggi, fair dan penuh tanggung jawab, dalam menjalankan tugasnya dan untuk kepentingan beneficiary, baik yang terbit dari hubungan hukum atau jabatannya selaku trustee secara teknikal, atau dari jabatan lain seperti lawyer dengan kliennya, perwalian guardian, executor, broker, kurator, pejabat publik atau direktur dari suatu perusahaan. 198 Direktur Fiduciary DutiesAfter Sarbanes-Oxley mengemukakan ada 4 jenis fiduciary duty, dengan 2 jenis kewajiban pokok yaitu 199 a. Duty of Loyalty : Duty of loyalty is a duty requires a director, affirmatively and in good faith, to protect the interests of the company and its stockholders, and to refrain from doing anything that would injure the company or deprive the company of profit or an advantage that might properly be brought to the company for it to pursue” Untuk memenuhi Duty of Loyalty, “a director must act in a manner that he or she believes in good faith to be in the best interest of the company and its stockholders”. b. Duty of care Duty of care is a duty requires a director to perform his or her responsibilities with a care that a reasonably prudent person would exercise under similar circumstances, while acting in an inform manner”. Untuk memenuhi duty of care ini , “a director must proceed with a 197 Ibid. 198 Ibid 199 Gunawan Widjaja, Risiko Hukum Sebagai Direksi, Komisaris pemilik PT Jakarta: Forum Sahabat, 2008, hlm. 45 Universitas Sumatera Utara “critical eye” in assessing information presented to him or her, and with inquisitive nature in confirmning that he or she has been presented with all material information.” c. Duty of good faith Duty of good faith is duty to act bona fide in the interest of the company, to exercise power for their proper purpose, to retain their discrenatory powers, and to avoid of conflicts of interest. d. Duty of disclosure In U.S. legal procedure, each party to a lawsuit has the duty to disclose certain information, such as the names and addresses of witnesses, and copies of any documents that it intends to use as evidence, to the opposing party. terjemahan bebasnya adalah: a. kewajiban untuk setia, yaitu suatu kewajiban yang menghendaki direktur, dengan persetujuan dan dengan jujur, melindungi kepentingan perusahaan dan pemegang sahamnya, dan untuk menghentikan perbuatan yang dapat merugikan perusahaan atau mencabut dari perusahaan sebuah keuntungan atau suatu keuntungan yang mungkin dibawa ke perusahaan yang dalam proses. Untuk memenuhi kewajiban untuk setia, seorang direktur harus berbuat dalam cara yang ia percaya dengan jujur merupakan kepentingan terpenting dari perusahaan dan pemegang. b. kewajiban peduli, adalah sebuah kewajiban yang menghendaki direktur untuk menjalankan tanggung dengan hati-hati yang mana seorang yang berhati-hati dengan alasan akan menggunakan dibawah keadaan yang sama, ketika bertindak dalam cara yang berbeda. Untuk memenuhi kewajiban berhati-hati ini, seorang direktur harus meneruskan dengan pandangan kritis dalam menilai informasi yang diberikan kepadanya, dan dengan sifat ingin taju dalam memastikan bahwa dia telah diberikan semua materi informasi c. Kewajiban untuk jujur, adalah kewajiban untuk mengelola perusahaan untuk kepentingan dan keuntungan perusahaan, melaksanakan kepengurusan dan wewenang dengan sewajarnya, dapat melaksanakan tugasnya dengan berimprovisasi sepanjang masih sesuai dengan aturan yang disepakati bersama, dan berkewajiban untuk menghindari diadakan, dibuat, atau ditandatanganinya perjanjian atau dilakukannya perbuatan yang akan menempatkan direksi tersebut dalam suatu keadaan yang tidak memungkinkan dirinya untuk bertindak secara wajar demi tujuan dan kepentingan perseroan. d. Universitas Sumatera Utara Kewajiban keterbukaan, yaitu kewajiban untuk memberikan pemberitahuan dan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi hak dan kewajiban para pihak. Pembagian fiduciary duty dapat dibagi ke dalam dua jenis kewajiban pokok sebagaimana disebut di atas, perkembangan selanjutnya ilmu hukum juga memperlihatkan kewajiban-kewajiban tambahan yang terkait dengan fiduciary duty ini.Ada sebagian pihak yang menyatakan perkembangan kewajiban- kewajiban tambahan yang terkait dengan fiduciary duty ini.Ada sebagian pihak yang menyatakan perkembangan kewajiban-kewajiban yang ada sebagai tambahan terhadap fiduciary duty yang sudah ada, namun tidak kurang juga hanya menyatakan tambahan-tambahan tersebut sebagai perkembangan interpretasi dari kedua jenis fiduciary duty yang telah ada. Kontrak operasi bersama yang memberikan hak kepada operator untuk menjalankan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan operasi merupakan pihak yang diberikan kepercayaan oleh pihak non-operator untuk mengelola haknya untuk kepentingannya, melalui hal ini dapat kita lihat bahwa operator dalam kontrak operasi bersama merupakan pihak yang memiliki fiduciary. Prinsip penerapan fiduciary duty dalam kontrak operasi bersama terdapat dua prinsip area. 200 Yang pertama yaitu pada peran dari operator, operator sebagai pihak yang dipercayakan oleh pihak lainnya untuk bertindak sebagai operator adalah tempat dimana fiduciary duty dapat diterapkan.Dalam hal ini operator bertindak sebagai agen dari pihak lainnya dalam operasi bersama.Operator juga memiliki hak atas properti bersama. 201 200 Peter Roberts, Op.Cit.,hlm. 283. 201 Ibid. Hak yang dimiliki oleh operator tidak serta- Universitas Sumatera Utara merta memperbolehkan operator mencari keuntungan, dalam hal inilah prinsip fiduciary duty diterapkan. Area yang kedua adalah pada mutual interest dari masing-masing pihak dalam kontrak operasi bersama.Tiap-tiap pihak memiliki kepentingan, sehingga sesungguhnya tiap-tiap pihak wajib melaksanakan fiduciary duty sehingga tidak ada pihak yang dapat mencari keuntungan dari pihak lainnya. 202 Aspek lain dalam penerapan fiduciary duty dalam mutual interest ini adalah dalam hal terjadinya permasalahan antara para pihak. Dengan prinsip fiduciary duty,akan lebih mudah melihat siapa yang bertanggung jawab dalam suatu permasalahan yang ada di antara para pihak. 203 Penerapan fiduciary duty dalam kontrak operasi bersama joint operating agreement bukanlah suatu keharusan.Keberadaan doktrin ini juga hingga saat ini masih menjadi perdebatan dalam dunia internasional. AIPN JOA menyatakan bahwa operator bukanlah agen fiduciary dari pihak lain dalam JOA, kecuali dinyatakan sebaliknya oleh kontrak tersebut, demikian juga halnya OGUK JOA. Model OGUK JOA lebih menyarankan untuk membuat ketentuan mengenai pertanggungjawaban operator dalam hal terjadinya kerugian tidak langsung consequential damages untuk menentukan pertanggungjawaban operator bilamana terjadi suatu kerugian tidak langsung dalam pelaksanaan operasi. 204 Kembali kepada asas kebebasan berkontrak, maka para pihak dalam kontrak operasi bersama bebas untuk menentukan hal-hal yang disepakati dalam kontrak operasi bersama sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang 202 Ibid.,hlm. 284. 203 Ibid. 204 Ibid.,hlm. 288. Universitas Sumatera Utara berkaitan dengan itu.Operator sebagai prudent operator bilamana terjadi kerugian tidak langsung consequential damages dalam operasi bersama tidaklah dapat dimintai pertanggungjawaban. Batasan kerugian yang dikategorikan sebagai kerugian tidak langsung harus ditentukan dengan jelas dalam kontrak operasi bersama, sehingga mengenai pertanggungjawaban bukan lagi hal yang sulit untuk diselesaikan.Dalam hal kontrak operasi bersama menerapkan prinsip fiduciary duty terhadap kontrak, maka penting dijelaskan dengan tegas mengenai batasan dan penjelasan mengenai prinsip tersebut dalam kontrak operasi bersama. Namun dalam hal operator telah menjalankan kewajibannya sebagai prudet operator maka ia tidak akan bertanggung jawab atas kerugian tidak langsung yang timbul dari pelaksanaan operasi, kerugian tersebut akan menjadi tanggungan bersama para pihak dalam kontrak operasi bersama secara proporsional sesuai saham masing-masing. Universitas Sumatera Utara BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan