108 Nurchalis  ,  Strategi  Indonesia  dalam  Analisis  Hukum  Internasional  Terhadap  Liberalisasi
Perdagangan  Dibidang  Jasa  oleh  Negara-negara  ASEAN  melalui  AFAS,  Skripsi,  Fakultas Hukum Universitas Hasannudin, Makassar, 2013
Sri  Sunardi,  Strategi  Indonesia  dalam  menghadapi  liberalisasi  Jasa  Telekomunikasi  dalam kerangka  Asean  Framework  Agreement  on  Service  AFAS,Tesis,  Fakultas  Teknik  Universitas
Indonesia, Jakarta, 2012 Tereso  S.  Tullao,RTNet  Working  Paper  Series,    Enchanching  the  movement  of  Person  in  the
ASEAN region: Opportunities and constraints, December 2006
Wickramasekara, P. Asian Labour Migration: Issues and Challenges in an Era of Globalization, In:  Report  and  Conclusions:  ILO  Asia-Pacific  Regional  Symposium  for  Trade  Union
Organizations on Migrant Workers, 2000
World Bank. Global Economic Prospects: Economic Implications of Remittances and Migration 2006.
Washington  DC  :  The  International  Bank  for  Reconstruction  and  Development  World Bank, 2006
World Economic Forum, The ASEAN Tourism and Travel Competitiveness Report 2012, 2012 Yoshimi  Fukunaga,  Assesing the Progress of  ASEAN MRAs on  Professional Services,  ERIA
Discussion Paper Series, 2015
C. Konvensi dan Undang-Undang
ASEAN Economic Community Blueprint ASEAN Frameworks Agreement on Services
ASEAN MRA on Architectural Services ASEAN MRA on Engineering Services
109 ASEAN
MRA on Dental Practitioners ASEAN MRA Framework on Accountancy Services
ASEAN MRA  for the Mutual Recognition of Surveying Qualifications,
ASEAN MRA on Medical Practitioners ASEAN MRA on Nursing Services
ASEAN MRA on Tourism Professionals ASEAN Tourism Agreement
Permenkes 47 tahun 2012 tentang Pendayagunaan Perawat ke Luar negeri Permenkes 317 tahun 2010 tentang Tenaga Kerja Warga Negara Asing
Permenkes 1796 tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan Peraturan Presiden nomor 94 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial
Undang-Undang No. 34 tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara
Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Undang-undang No 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial Undang-Undang No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik
Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
110 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran
D. Website
http:apspig.comanggota_aspig_list.php http:www.aseanaccountants.orgabout.htm
http:www.antaranews.comberita3 84830menperin-minta-freeport-taati-u http:www. asean.orgcommunitiesasean-economic-communitycategoryhealthcare-services,
http:www.astti.or.idmediaSERTIFIKASI20NAKER20JASA20KONSTRUKSI 20DAN20IMPLEMENTASINYA.pdf undang-undang-soal-smelter
http:www.asean.orgcommunitiesasean-economiccommunityitemasean-framework- agreement-on-services,
http:www.asean.orgimagesarchive21137.pdf http:www.asean.orgimages2012Economicsectoral_aemserviceagrementASENAGREEME
NTONTHEMOVEMENT20OF20NATURAL20PERSONS.pdf, http:www.asean.orgimages2013economichandbook20mra20tourism_opt.pdf,
http:economy.okezone.comread20111119320531563ri-masuk-anggota-dewan-organisasi- profesi-akuntan-dunia
http:economy.okezone.comread20111119320531563ri-masuk-anggota-dewan-organisasi- profesi-akuntan-dunia
http:balianzahab.wordpress.commakalah-hukummetode-penelitian-hukum http:www.iaiglobal.or.idberitadetail.php?id=344
111 http:www.ifac.orgabout-ifacmembership
https:imedimud.wordpress.com20141217 menuju-mea-mengamati-mra-di-bidang- keinsinyuran
http:infopublik.layanan.go.idread5421yusuf-surachman-deputi-bidang-infrastruktur-data- spasial-badan-koordinasi-survei-dan-pemetaan-nasional-bakosurtanal-.html
http:www.kemlu.go.idDocumentsKerjasamaEkonomiASEAN.doc,diambil  dari  kerjasama ekonomi ASEAN,
http:www.pbpapdi.orgimagesfile_halo_internistHalo20Internis 20Edisi2019;20Harmonisasi20ASEAN20di20Bidang20Kesehatan_8.pdf
http:pii.or.idprofiloverview http:www.scribd.comdoc 83165104 Kerjasama- Ekonomi -ASEAN
https:wisuda.unud.ac.idpdf1103005092-3-Bab2.pdf http:www.wto.org englishtratop_e serv_ew73.doc.
55
BAB III IMPLEMENTASI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY AEC 2015 TERHADAP
MOBILITAS TENAGA KERJA TERAMPIL NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN A. Struktur ASEAN Economic Community AEC 2015
Dalam  melaksanakan  proses  intergrasi  ekonomi  ASEAN  menuju  AEC  2015, sesuaidengan Piagam  ASEAN, dibentuk struktur kelembagan ASEAN  yang terdiri dariASEAN
Summit ,  ASEAN  Coordinating  Council,  ASEAN  Community  Council,  ASEAN  Economic
Ministers ,  ASEAN  Free  Trade  Area  Council,  ASEAN  Investment  Area  Council,  Senior
Economic  Officials  Meeting ,  dan  Coordinating  Committee.  Langkah  awal  kesiapan  ASEAN
dalam  menjalankan  integrasi  ekonominya  setelah  diberlakukannya  Piagam  ASEAN  ASEAN Charter
adalah  dengan  ditetapkannya  Wakil  Sekretaris  Jenderal  ASEAN  bidang  ASEAN Economic Community
AEC dengan tugas mengawasi implementasi AEC Blueprint, memantau dan menfasilitasi proses kesiapan kawasan menghadapi perekonomian global, serta mendukung
pelaksanaan inisiatif lainnya dalam rangka integrasi ekonomi ASEAN.
93
1. ASEAN Summit ASEAN  Summit  merupakan  pertemuan  tingkat  Kepala  Negara  Pemerintahan  ASEAN,
yang  berlangsung  2  dua  kali  dalam  setahun  dan  diselenggarakan  secara  bergilir  berdasarkan alfabet  di  Negara  yang  sedang  menjabat sebagai  Ketua  ASEAN.  Secara  rinci  dijelaskan  dalam
Piagam ASEAN Pasal 7 bahwa ASEAN Summit adalah:
94
a. Merupakan badan pengambil kebijakan tertinggi ASEAN
93
Gusmardi Bustami, Menuju ASEAN Economic Community, Jakarta: Departement Perdagangan Indonesia, 2015, 2015,  hal. 11.
94
Ibid.
56 b.
Membahas,  memberikan  arah  kebijakan  dan  mengambil  keptusan  atas  isu-isu  utama  yang menyangkut  realisasi  tujuan-tujuan  ASEAN,  hal-hal  pokok  yang  menjadi  kepentingan
Negara-Negara Anggota dan segala isu yang dirujuk kepadanya oleh ASEAN  Coordinating Council
Dewan  Koordinasi  ASEAN,  ASEAN  Community  Council  Dewan  Komunitas ASEAN dan ASEAN Sectoral Ministerial Bodies Badan Kementerian Sektoral ASEAN.
c. Menginstruksikan  para  Menteri  yang  relevan  di  tiap-tiap  Dewan  Terkait  untuk
menyelenggarakan pertemuan-pertemuan antar-Menteri yang bersifat ad hoc, dan membahas isu-isu  penting  ASEAN  yang  bersifat  lintas  Dewan  Komunitas.Aturan  pelaksanaan
pertemuan  dimaksud  diadopsi  oleh  Dewan  Koordinasi  ASEAN,  dalam  hal  di  Indonesia, koordinasikan  oleh  Departemen  Luar  Negeri  dengan  mengundang  departemen  terkait
dibidang masing-masing. d.
Menangani situasi darurat yang berdampak pada ASEAN dengan mengambil tindakan yang tepat.
e. Memutuskan  hal-hal  yang  dirujuk  kepadanya  berdasarkan  Bab  VII  dan  VIII  di  Piagam
ASEAN f.
Mengesahkan  pembentukan  dan  pembubaran  Badan-badan  Kementerian  Sektoral  dan lembaga-lembaga ASEAN
g. Mengangkat Sekretaris Jenderal ASEAN, dengan pangkat dan status setingkat Menteri, yang
akan  bertugas  atas  kepercayaan  dan  persetujuan  para  Kepala  NegaraPemerintahan berdasarkan rekomendasi pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN.
2. ASEAN Coordinating Council ACC. ASEAN  Coordinating  Council  adalah  dewan  yang  dibentuk  untuk  mengkoordinasikan
seluruh  pertemuan  tingkat  Menteri  ASEAN  yang  membawahi  ketiga  ASEAN  Community
57 Council
yaitu  ASEAN  Political  Security  Community  Council,  ASEAN  Economic  Community Council
, dan ASEAN Sociocultural Community Council. ACC melakukan pertemuan sekurang- kurangnya  duakali  setahun  sebelum  ASEAN  Summit  berlangsung.  Berdasarkan  amanat  Piagam
ASEAN Pasal 8 tugas dan fungsi ASEAN Coordinating Council adalah untuk:
95
a. menyiapkan pertemuan ASEAN Summit;
b. mengkoordinasikan pelaksanaan perjanjian dan keputusan ASEAN Summit;
c. berkoodinasi  dengan  ASEAN  Community  Council  untuk  meningkatkan  keterpaduan
kebijakan, efisiensi dan kerjasama antar mereka; d.
mengkoordinasikan laporan ASEAN Community Council kepada ASEAN Summit; e.
mempertimbangkan  laporan  tahunan  Sekretaris  Jenderal  ASEAN  mengenai  hasil  kerja ASEAN;
f. mempertimbangkan  laporan  Sekretaris  Jenderal  ASEAN  mengenai  fungsi-fungsi  dan
kegiatan Sekretariat ASEAN serta badan relevan lainnya; g.
menyetujui  pengangkatan  dan  pengakhiran  para  Deputi  Sekretaris  Jenderal  ASEAN berdasarkan rekomendasi Sekretaris Jenderal; dan
h. menjalankan tugas lain yang diatur dalam Piagam ASEAN atau fungsi lain yang ditetapkan
oleh ASEAN Summit. 3. ASEAN Economic Community Council AEC Council.
ASEAN  Economic  Community  Council merupakan  Dewan  yang  mengkoordinasikan
semua  economic  sectoral  ministers  seperti  bidang  perdagangan,  keuangan,  pertanian  dan kehutanan,  energi,  perhubungan,  pariwisata  dan  telekomunikasi  dan  lain-lain.  Pertemuan  AEC
95
Ibid, hal. 14
58 Council
berlangsung sekurang-kurangnya 2 dua kali dalam setahun yang dirangkaikan dengan pertemuan ASEAN Summit.
Wakil  Indonesia  untuk  pertemuan  AEC  Council  adalah  Menteri  Koordinator  Bidang Perekonomian  dengan  Menteri  Perdagangan  sebagai  alternate.  AEC  Council  bertugas  untuk
melaporkan  kemajuan  di  bidang  kerjasama  ekonomi  kepada  Kepala  Pemerintahan  Negara ASEAN.
4. ASEAN Economic Ministers AEM. ASEAN Economic Ministers AEM merupakan dewan Menteri yang mengkoordinasikan
negosiasi  dan  proses  implementasi  integrasi  ekonomi.  Para  AEM  melakukan  pertemuan  AEM, AEMRe  treat
,  dan  dalam  rangkaian  ASEAN  Summit.  AEM  menyampaikan  laporannya  kepada AEC  Council,  dan  selanjutnya  AEC  Council  melaporkan  semua  hasil-hasil  implementasi
ASEAN Blueprint kepada ASEAN Summit. Di bawah koordinasi AEM, terdapat AFTA Council dan AIA Council, masing-masing dewan Menteri yang membidangi bidang barang dan investasi.
AEM dalam setiap pertemuannya menerima laporan serta membahas isu-isu yang masih pending di tingkat SEOM.
96
AEM selanjutnya menyampaikan laporan secara komprehensif implementasi ASEAN  Blueprint  kepada  AEC  Council  pada  pertemuan  ASEAN  Summit.  Menteri  Ekonomi
yang mewakili Indonesia dalam AEM adalah Menteri Perdagangan. 5. ASEAN Free Trade Area Council AFTA Council.
AFTA  Council  adalah  dewan  menteri  ASEAN  yang  pada  umumnya  diwakili  oleh Menteri Ekonomi masing-masing Negara Anggota bertanggung jawab atas proses negosiasi dan
implementasi  komitmen  di  bidang  perdagangan  barang  ASEAN.  AFTA  Council  melakukan pertemuan tahunan para Menteri Ekonomi ASEAN dalam rangkaian pertemuan sebelum AEM.
96
Ibid hal. 15
59 Dalam  pertemuannya,  AFTA  Council  pada  umumnya  menerima  laporan  dari  Coordinating
Committee on the Implementation on the CEPT Scheme for AFTA CCCA dan membahas isu-
isu  yang  masih  pending  di  tingkat  SEOM.  Koordinator  AFTA  Council  untuk  Indonesia  adalah Menteri Perdagangan.
6. ASEAN Investment Area Council AIA Council .
AIA  Council  adalah  dewan  menteri  ASEAN  yang  bertanggung  jawab  atas  proses negosiasi  dan  implementasi  komitmen  di  bidang  investasi  ASEAN.  Pada  umumnya,  AIA
Council mengadakan  pertemuan  tahunan  dalam  rangkaian  dengan  pertemuan  AEM.  AIA
Council menerima  laporan  dari  pertemuan  Coordinating  Committee  on  Investment  CCI  dan
membahas  isu-isu  yang  masih  pending  di  tingkat  SEOM.  Koordinator  Indonesia  untuk  AIA Council
adalah  Kepala  BKPM  yang  didampingi  oleh  Menteri  Perdagangan  pada  setiap pertemuan.
7. Senior Economic Official Meeting SEOM. SEOM  merupakan  pertemuan  ASEAN  di  tingkat  pejabat  Eselon  1  yang  menangani
bidang ekonomi. Pertemuan diadakan4 empat kali dalam setahun, SEOM 1, 2, 3, dan 4. Dalam 2 dua pertemuan SEOM 1 dan 3, pertemuan fokus pada isu intra ASEAN sedangkan pada 2
dua  pertemuan  SEOM  lainnya  2  dan  4,  ASEAN  mengundang  Negara  Mitra  Dialog  yaitu China,  Jepang,  Korea,  India,  Australia    New  Zealand  untuk  melakukan  konsultasi  dengan
SEOM  ASEAN.  SEOM  dalam  pertemuannya  menerima  laporan  hasil  pertemuan  dari  dan membahas  isu  yang  masih  pending  di  tingkat  Coordinating  Committee  Working  Group.Selain
SEOM, ASEAN membentuk task force tingkat pejabat Eselon 1, High Level Task Force HLTF. HLTF  dalam  pertemuannya  membahas  isu-isu  penting  yang  masih  pending  dan  memerlukan
60 pertimbangan  khusus  untuk  dilaporkan  ke  tingkat  Menteri.  Pertemuan  HLTF  biasanya  hanya
dihadiri oleh SEOM+1. 8. Coordinating Committees  Working Groups.
Coordinating  Committee Working  Groups  merupakan  pertemuan  teknis  setingkat
pejabat  Eselon  2  atau  Pejabat  Eselon  3  di  instansi  terkait  masing-masing  Negara  Anggota ASEAN. Pertemuan ini diadakan 4 empat kali dalam setahun, dimana hasil pertemuannya akan
dilaporkan kepada SEOM untuk diteruskan kepada AEM, AEC Council, ASEAN Coordinating Council
dan ASEAN Summit.
B. Faktor Mobilitas Tenaga Kerja Terampil ASEAN
Mobilitas  tenaga  kerja,  atau  kemampuan  pekerja  untuk  pindah  ke  yang  lokasi  geografis yang  berbeda,  memiliki  banyak  manfaat  yang  telah  banyak  dibahas  dalam  berbagai  artikel
maupun jurnal menyangkut ketenaga kerjaan. Pada  tingkat  pribadi,  pekerja  melihat  keuntungan  dalam  hal  perpindahan  yang  mereka
lakukan jika mereka bisa mendapatkan upah yang lebih tinggi dari satu lokasi daripada di lokasi lain.
97
Motivasi  untuk  pindah  ke  negara  lain  untuk  mendapatkan  lebih  banyak  upah  ini  sangat kuat  di  antara  para  pekerja  dari  negara-negara  yang  memiliki  tingkat  pengangguran  maupun
kemiskinan  yang tinggi.
98
Catatan  Bank  Dunia  menyatakan  bahwa  tingkat  penghasilan  di  negara-negara berpenghasilan  tinggi,  ketika  disesuaikan  dengan  daya  beli  masing-masing  negara,  sekitar  lima
kali  penghasilan  di  negara-negara  berpenghasilan  rendah  untuk  pekerjaan  yang  serupa.  Hal  ini
97
Pritchett, L. 2006. Let Their People Come: Breaking the Gridlock on International Labor Mobility. Center for Global Development: Baltimore, hal.2
98
Wickramasekara, P. Asian Labour Migration: Issues and Challenges in an Era of Globalization. In: Report and Conclusions: ILO Asia-Pacific Regional Symposium for Trade Union Organizations on Migrant
Workers, 2000, hal.6-8
61 tentu  memberikan  insentif  besar  untuk  beremigrasi,  terutama  ketika  kita  menganggap  bahwa
ketika para pekerja migran mengirim sebagian dari gaji mereka kembali ke negara asal mereka, jumlah  yang  dikirimkan  bisa  mencakup  lebih  banyak  barang  dan  jasa  di  negara  penerima
dibandingan dengan di negara pengirim.
99
Wickramasekara menyebutkan  tiga  alasan  lain  mengapa  para  pekerja  akan  ingin pindah kenegara lain dimana mereka bukan merupakan warga negara tersebut, yaitu:
100
a. Mendapatkan  bujukan  oleh  teman-teman,  kerabat  dan  jaringan  sosial  yang  telah  ada  di
negara  yang  akan  menjadi  tujuan  bahwa  mereka  dapat  menjadi  kelompok  pendukung  bagi mereka yang baru ikut bekerja di negara tersebut;
b. Adanya keininginan untuk melakukan petualangan atau rasa ingin tahu tentang negara-negara
yang membutuhkan tenaga kerja; dan c.
Keinginan untuk melarikan diri dari penganiayaan dan konflik bersenjata. Terdapat  pula  faktor  yang  dapat  menghambat  mobilitas  tenaga  kerja  berkeahlian,  yaitu
:
101
a. Kebijakan proteksi yang berlaku di setiap negara;
b. disparitas yang tinggi antara upah dan kesempatan kerja yang tersedia;
c. geographical proximity dan lingkungan sosial budaya serta bahasa;
d. disparitas perkembangan sektor pendidikan di antara negara di ASEAN.
Keuntungan dari mobilitas tenaga kerja juga meluas ke negara yang menjadi tuan rumah penerima para tenaga kerja asing tersebut. Chia mencatat bahwa masuknya TKI memungkinkan
99
World Bank 2006. Global Economic Prospects: Economic Implications of Remittances and Migration 2006.
Washington DC : The International Bank for Reconstruction and Development World Bank, hal.20
100
Wickramasekara, P. Asian Labour Migration: Issues and Challenges in an Era of Globalization, 2000, hal.12
101
M. Ari Sabilah, op.cit hal. 128
62 negara-negara tuan rumah untuk mendorong investasi asing, mengatasi kekurangan tenaga kerja,
dan  memenuhi  komitmen  di  bawah  Organisasi  Perdagangan  Dunia  WTO  dan  kesepakatan mengenai perdagangan lainnya.
102
Arus  migran  juga  menaikkan  pendapatan  warga  negara  yang  berpenghasilan  tinggi, menurut Bank Dunia, yang melakukan simulasi yang menunjukkan bahwa adanya kenaikan tiga
persen  di  kolom  tenaga  kerja  negara  berpenghasilan  tinggi  bisa  meningkatkan  pendapatan penduduk setempat sebesar 0,4 persen.
103
Selain  itu,  negara-negara  berpenghasilan  tinggi  juga  dapat  mengambil  manfaat  dari peningkatan  fleksibilitas  pasar  tenaga  kerja  dimana  hal  ini  akan  menyebabkan  sebuah
peningkatan  angkatan  kerja  karena  didapat  harga  yang  lebih  rendah  untuk  berbagai  layanan seperti halnya perawatan anak, dan mungkin akan menyebabkan peningkatan keragaman tenaga
kerja. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa pengiriman uang yang dikirim oleh pekerja
di luar negeri ke rumah mereka di negara asal mereka akan menjadi nilai yang tergolong diatas rata-rata di negara tersebut. Catatan Bank Dunia bahwa pengiriman uang akan membantu untuk
mengurangi  keparahan  akibat  kemiskinan  di  negara  asal;  langsung  meningkatkan  Pendapatan dari penerima; dan dapat membantu mencegah kekurangan dalam mencukupi kebutuhan rumah
tangga disisi lain, seperti halnya apabila terjadi gagal panen atau adanya anggota keluarga yang sakit.
104
102
Chia, S Y. Towards Freer Movement of Skilled Labour in AEC 2015 and Beyond. Economic Research Institute for ASEAN and East Asia Policy Brief,
2014, hal. 2.
103
World Bank, op.cit.hal. 22
104
World Bank, Loc.cit.
63 Pengiriman  uang  juga  memungkinkan  keluarga  untuk  mendiversifikasi  sumber
pendapatan, meningkatkan tabungan dan sumber investasi di bidang pendidikan, kewirausahaan dan kesehatan, yang keseluruhannya pada umumnya akan meningkatkan keadaan keluarga pada
keadaan  yang  lebih  baik.Laju  pergerakan  bebas  para  pekerja  juga  akan  meningkatkan keuntungan  efisiensi  dalam  ekonomi  global.  Clemens  menunjukkan  perhitungan  yang
menunjukkan  bahwa  menghapus  hambatan  mobilitas  tenaga  kerja  dapat  meningkatkan keuntungan efisiensi dalam ekonomi global antara 67 sampai dengan 122 persen dan menghemat
triliunan  dolar  dengan  asumsi  bahwa  setidaknya  setengah  bagian  dari  orang-orang  di  negara- negara  berpenghasilan  rendah  pindah  ke  negara-negara  yang  berpenghasilan  tinggi  untuk
bekerja.
105
Hal ini sejalan dengan perhitungan Bank Dunia bahwa kenaikan tiga persen saham para pekerja  migran  di  negara-negara  berpenghasilan  tinggi  bisa  menaikkan  upah  dunia  sampai
dengan USD 356 miliar, atau 0,6 persen.
106
Dalam  hal  mobilitas  yang  dilakukan  oleh  tenaga  kerja  terampil  yang  berada  di  ASEAN juga  berkaitan  dengan  pendapatan  lebih  tinggi  yang  akan  didapatkan  oleh  pekerja  tersebut
dengan adanya ketrampilan yang dibutuhkan oleh negara penerima tenaga kerja terampil tersebut seperti  halnya  tenaga  medis  yang  banyak  dibutuhkan  oleh  negara-negara  yang  berpenghasilan
tinggi  di  ASEAN  yang  berbanding  lurus  dengan  kemajuan  teknologi  di  bidang  kesehatan  di negara-negara  tersebut  sehingga  terdapat  simbosis  mutualisme  dimana  negara  penerima  akan
mendapat tenaga kerja terampil dengan biaya yang cenderung lebih murah dan pekerja terampil tersebut akan mendapat upah yang lebih tinggi atas ketrampilan yang dimilikinya.
105
Ibid.
106
Ibid.
64
C. Perkembangan Terkait Mobilitas Tenaga Kerja Antar Negara Anggota   ASEAN